Instumen Reyong Reong adalah instrument yang bentuknya memanjang dan berpencon . Instrument ini pada umumnya memiliki pencon sebanyak 12(dua belas) buah yang diawali dengan nada ndeng dan diakhiri dengan nada ndung. Instrument ini dapat dimainkan atau dipukul oleh empat orang dengan masing-masing ornag memakai dua buah panggul yang dipegang oleh tangan kanan dan tangan kiri. Keempat orang pemain ini masing-masing dinamakan ; penyorang, pengenter, penyelah dan pemetit. Suara yang bisa ditimbulkan oleh instrument ini adalah suara mati yang diberi tanda O dan suara hidup atau ngelumbar diberikan tanda O. Pukulan ini terletak pada masing-masing moncol. Sedangkan pukulan lambe ditangan kanan diberi tanda C sedangkan tangan kiri diberikan tandak. Umumnya reyong dibuat dari bahan kerawang (campuran timah murni dan tembaga) namun ada juga yang dibuat dari bahan besi atau pelat. Warna pencon reyong umumnya berwarna keemasan tergantung bahan yang digunakan.Satu pencon reyong hanya dapat menghasilkan satu nada saja, sehingga pada sebuah instrumen gamelan, satu tungguh reyong terdapat beberapa pencon reyong menyesuaikan dengan banyak nada yang digunakan oleh instrumen gamelan tersebut. Tinggi rendahnya nada yang dihasilkan sebuah pencon reyong ditentukan oleh besar kecil pencon dan cembung cekungnya pencon reyong. Semakin besar pencon reyong maka semakin rendah nada yang dihasilkan, dan semakin cembung pencon reyong maka semakin rendah nada yang dihasilkan. Pada gong kebyar, satu tungguh reyong menggunakan dua belas pencon reyong dengan wilayah nada 3 oktaf, dengan susunan nada dari nada 5, 7, 1, 3, 4, 5, 7, 1, 3, 4, 5, 7, dibaca ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, dan ndung. Dua belas pencon reyong tersebut diletakan pada sebuah penyangga yang biasa disebut “Pelawah”. Semua pencon reyong tersebut diikat dengan tali pada lubang “gegorok” (lubang yang ada pada bagian bawah pencon). Penempatan nada-nada reyong berjejer dari nada rendah ke nada tinggi (dari kiri ke kanan), sesuai dengan ukurannya besar ke kecil (nirus). Pelawah dibuat dari bahan kayu yang dirangkai berbentuk memanjang menyerupai balok dengan kaki yaitu pada samping kiri, kanan, dan tengah. Pada bagian atas diisi sekat-sekat yang lebarnya disesuaikan dengan ukuran pencon masing-masing nada untuk meletakkan reyong agar tidak berpindah-pindah ketika dimainkan. Tinggi pelawah disesuaikan supaya dapat dimainkan dengan senyaman mungkin, pada umumnya tinggi pelawan sekitar +40cm. Penyangga dibuat sedemikian indah dari segi bentuk, dan warna. Sisi kanan dan kiri yang langsung menjadi bagian kaki dibuat dengan menyerupai gapura melengkung dari bagian tengah hingga bagian atas, sama seperti kaki pada bagian samping, kaki tengah dibuat dengan bentuk gapura juga. Diukir dengan ukiran-ukiran khas bali misalnya motif wajah rangda. Pada bagian depan juga diukir dengan ukiran bunga. Ukiran-ukiran diwarna sedemikian indah, kebanyakan menggunakan cat prada (cat warna emas) dengan cat dasar warna merah. Reyong dimainkan dengan cara dipukul menggunakan teknik khusus permainan reyong. Pada gong kebyar, Reyong dimainkan oleh empat orang penabuh masing-masing mempergunakan dua buah panggul pada tangan kanan dan kiri. Setiap pemain reyong memiliki wilayah nadanya masing-masing sesuai dengan teknik pukulan yang dimainkan. Adapun jenis-jenis pukulan pada reong adalah sebagai berikut ;
- Pukulan ngeremteb
Adalah nama dari salah satu pukulan reong yang menggunakan pola pukulan yang lebih mementingkan pada pola ritme daripada pola nada. Untuk mewujudkan pukulan ini moncol reyong di pukul dengan cara bersama. Nadanya bisa berbeda antara nada yang satu dengan nada yang lain. Suara yang muncul dalam pukulan ini adalah suara mati ( ditutup ) dan suara hidup/ ngelumbar ( suara tidak ditutup ).
- Pukulan nerumpuk
Adalah nama dari salah satu pukulan reong yang memukul satu moncol atau satu nada yang dipukul oleh tangan kanan dan tangan kiri secara beruntun. Pukulan ini bisa dilakukan atau disajikan oleh keempat pemainnya.
- Pukulan norot, ngesot dan ngodot
Adalah nama dari salah satu pukulan instrument reong. Pukulan norot, ngosot dan nngodot ada dua macam yaitu ; Pukulan norot cepat ( gencang ) dan pukulan norot pelan ( adeng ).
- Norot cepat ( gencang )
Pukulan tangan kanan dan tangan kiri yang salah satu pemain ( penyorag )yang memukul sambil menutup atau nekes, yang pelaksanaannya bergantian dan tangan kanan lebih sering.
- Norot pelan ( adeng )
Pukulan tangan kanan dan tangan kiri salah satu pemain ( penyorag ) yang memukul sambil menutup/ nekes dimana pelaksanaannya bergantian.
- Pukulan memanjing
Adalah pukulan reong yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian dimana letak pukulan di bagian muka ( mue ) yang sering juga disebut lambe pada waktu akan membuat angsel-angsel
- Pukulan ubit-ubitan ( ngubit )
Adalah sebuah teknik permainan yang dihasilkan dari perpaduan sistem on-beat (polos) dan off-beat (sangsih). Pukulan polos dan sangsih jika dipadukan akan menimbulkan perpaduan bunyi yang dinamakan jalinan atau ubit-ubitan. Pukulan ini biasa juga disebut dengan istilah inter loking. Dalam literatul ubit-ubitan sebuah teknik sebuah teknik permainan gambelan bali yang disusun oleh bapak Dr. I Made Bandem, ada menyebutkan jenis-jenis pukulan ubit-ubitan. Contohnya : Ubit-ubitan nyalimput Perpaduan antara pemain penyorong yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri dengan pemain pengenter juga dilakukan oleh tangan kanan dan kiri. Sehingga membentuk suatu jalinan (kotekan). Jumlah nada yang dipukul adalah empat nada. Nada dan moncol pertama dipukul oleh tangan kiri bagian penyorong sedangkan nada dan moncol keempat dipukul oleh tangan kanan pengenter, sedangkan tangan kanan bagian penyorong dan tangan kiri bagian pengenter memukul nada / moncol kedua dan ketiga sedhingga dapat membuat suatu jalinan atau kotekan. Pukulan ubit-ubitan gegelut Perpaduan antara pemain penyorong yang dilakukan oleh tangan kanan dan kiri sedangkan pemain pengenter juga melakukan dengan tangan kanan dan tangan kiri sehingga membentuk suatu jalinan atau kotekan. Jumlah nada serta moncol yang dipukul berjumlah tiga nada atau tiga moncol yang berbeda. Nada atau moncol pertama dipukul oleh tangan kiri bagian penyorong dan nada atau moncol kedua dipukul oleh tangan kanan penyorong dan tangan kiri pengenter, sedangkan tangan kanan pengenter memukul nada atau moncol ketiga sehingga membentuk suatu jalinan atau kotekan “neluin”.
- Pukulan beburu
Adalah pola salah satu pukulan reong yang membuat suatu pukulan yang saling berkejar-kejaran dengan nada yang beruntun kenada yang lebih tinggi. Pukulan berburu pada instrument reong adalah memukul empat buah nada yang berbeda dipukul oleh dua orang pemain dengan memakai tangan kanan dan tangan kiri. Pukulan tangan kiri penyorong dengan tangan kanan pengenter bertemu sekali dalam waktu yang bersamaan, sedangkan tangan kanan penyorong dan tangan kiri pengenter bertemu sekali tetapi tidak bersamaan. reong dalam gong kebyar juga mempuyai fungsi sebagai membuat angsel-angsel yang jenis pukulannya sama dengan cengceng yang dimana sering menonjol pada tabuh tari-tarian, pada tabuh kreasi terutama pada bagian bapang. Sumber : I GEDE PANDE MUSTIKA S.Skar