UNSUR INTRINSIK SASTRA

Rabu, Mei 2nd, 2018

Salah satu hasil dari kebudayaan Indonesia yang kerap diterapkan dalam masyarakatnya dengan cara mengungkapkan secara baku apa yang disaksikan, apa yang direnungkan dan apa yang diraskan mengenai segi-segi kehidupan melalui bentuk bahasa dan tulisan disebut dengan sastra. Sastra juga dianggap sebagai bentuk ekspresi dari manusia karena sastra dapat berupa rekaan melalui pengalaman batin ( pemikiran dan imajinasinya) dan pengalaman emperik ( sebuah potret kehidupan nyata). Melaui sastra pengarang, sebagai bagian dari masyarakat dapat secara bebas berbicara tentang kehidupan yang dialami oleh manusia dengan berbagai peraturan dan norma-norma dengan interaksinya dengan lingkungan  sehingga dalam karya sastra terdapat makna tertentu tentang kehidupan. Hal tersebut menyebabkan sastra tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, namun belakangan ini, sastra dianggap kurang penting dan kurang berperan dalam masyarakat. Hal ini terjadi karena masyarakat saat ini sedang mengarah kemasyarakat industri sehingga konsep-konsep yang berhubungan dengan sains, teknologi dan kebutuhan fisik dianggap lebih penting dan mendesak untuk digapai. fenomena tersebut menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai apa itu sastra, bentuk-bentuk sastra, ciri-ciri sastra dan unsur-unsur yang terkandung dalam sastra, bahkan banyak pula yang meyamakan antara sastra dan bahasa. Maka dari itu penting dan perlu dilakukan sebuah analisa yang bertujuan untuk mengkaji sastra tersebut secara mendalam agar nantinya masyarakat benar-benar memahami sastra dan mempermudah dalam mempelajari sastra itu sendiri. Adapun definisi dan unsur-unsur intrinsik sastra adalah sebagai berikut :

DEFINISI SASTRA DAN KESUSASTRAAN

1. Sastra

Secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kehidupan. Akar kata bahasa Sansekerta itu adalah “sas” yang berarti mengarahkan, mengajar, dan memberi petunjuk atau intruksi. Sedangkan akhiran “tra” mengandung arti yang menunjukan alat atau sarana. Dengan demikian sastra berarti alat untuk mengajar atau buku petunjuk dan intruksi. (Emzir dan Rohman, 2015 : 5). Dari keterangan diatas dapat disimpulkan sastra merupakan sebuah ajaran atau pengajaran yang didalamnya mengandung makna-makna dan petunjuk kehidupan.

2. Kesusastraan

Kesusastraan berasal dari kata susastra. Akar “sas” yang berarti mengarahkan, mengajar, dan memberi petunjuk atau intruksi. akhiran “tra” mengandung arti yang menunjukan alat atau sarana. Sedangkan awalan “su” yang berarti keindahan. (Mursal, 2013 : 1). Jadi dari keterangan diatas dapat disimpulkan kesusastraan memiliki arti segala hasil cipta manusia dengan bahasa sebagi alatnya yang indah dan baik isinya sehingga dapat meningkatkan budipekerti manusia.

Dari penjelasan diatas terdapat perbedaan dari pengertian sastra dan kesusastraan yaitu, sastra merupakan sebuah ajaran dan juga cabang kesenian yang menggunakan bahasa sebagai medium atau sarananya, sedangkan kesusastraan merupakan kumpulan karya sastra atau hal-hal yang berkenaan dengan sastra.

BENTUK-BENTUK DAN JENIS-JENIS KESUSASTRAAN

Adapun bentuk dan jenis kesusastraan adalah sebagai berikut :

1. Bentuk kesusastraan  (Mursal, 2013 : 6).

  1. Puisi
  2. Cerita rekaan (fiksi)
  3. Esay dan kritikan
  4. Drama

2. Jenis kesusastraan

  1. Jenis naratif ( novel, cerpen)
  2. Jenis dramatik ( naskah drama)
  3. Jenis puitis

 

UNSUR INTRINSIK SASTRA

Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra itu dari dalam seperti :

  1. Tema
  2. Amanat
  3. Alur atau Plot
  4. Penokohan atau Perwatakan
  5. Latar atau Setting
  6. Sudut Pandang

Tema

Tema atau ide pokok merupakan sesuatu yang menjadi pokok masalah atau pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karya sastranya.

Amanat

Amanat adalah pesan dan kesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karya sastra. Amanat dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan atau sesuatu yang bermakna dalam hidup dimana dapat memberikan kepuasan, dan kekayaan batin terhadap kehidupan.

Alur atau Plot

Merupakan jalan cerita atau rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir.

  • Macam-macam alur
  1. Alur maju yaitu peristiwa-peristiwa yang diutarakan dari awal sampai akhir atau masa kini menuju masa yang akan datang.
  2. Alur mundur (Flash Back) yaitu peistiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan / masa lalu salah satu tokoh.
  3. Alur gabungan ( Campuran ) yaitu peristiwa – peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutaraan peristiwa – peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa – peristiwa yang lampau , kemudian mengenang peristiwa pokok ( dialami oleh tokoh utama ) lagi.

Perwatakan / penokohan, adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh.

Pelaku / tokoh dalam cerita

  1. Pelaku utama adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir / muncul pada setiap satuan kejadian.
  2. Pelaku pembantu, adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita. Bisa bertindak sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.
  3. Pelaku protagonist adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran ( jujur, setia, baik hati, dll)
  4. Pelaku antagonis adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonist ( penipu, pembohong, dll )
  5. Pelaku tritagonis adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah.

Latar / setting, yaitu sesuatu / keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.

Macam – macam latar :

  1. Latar tempat, yaitu latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi ( di sekolah, di kota, di rungan, dll )
  2. Latar waktu, yaitu kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang, malam, kemarin, besok, dll)
  3. Latar suasana, yaitu dalam keadaan dimana cerita terjadi ( sedih, gembira, dingin, damai, sepi, dll)

Sudut pandang pengarang

Sudut pandang adalah posisi / kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.

Sudut pandang dibedakan atas :

  1. Sudut pandang orang kesatu, yaitu pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita , terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya ( aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita)
  2. Sudut pandang orang ketiga, yaitu pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh – tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya ( ia, dia, mereka, kata ganti orang ketiga jamak, nama – nama lain ).

 

 

SIMPULAN

  1. sastra merupakan sebuah ajaran dan juga cabang kesenian yang menggunakan bahasa sebagai medium atau sarananya, sedangkan kesusastraan merupakan kumpulan karya sastra atau hal-hal yang berkrnaan dengan sastra.
  2. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra itu dari dalam seperti :
  1. Tema
  2. Amanat
  3. Alur atau Plot
  4. Penokohan atau Perwatakan
  5. Latar atau Setting
  6. Sudut Pandang

 

PUSTAKAAN

Emzir, Prof. Dr. 2015, Teori dan Pengajaran Sastra, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada

Esten, Mursal.  2013, Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah, Bandung, CV Angkasa.

https://www.google.co.id/amp/s/jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/13/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-karya-sastra/amp/

Comments are closed.