SEJARAH GAMELAN DI DESA KEDONGANAN
Posted Under: Tak Berkategori
Latar Belakang
Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung adalah desa kecil yang terletak di kaki Pulau Bali. Desa ini adalah daratan yang memiliki pantai yang memanjang hingga 1.010 meter. Oleh karena itu, penduduknya yang berjumlah 2.917 laki-laki dan 2.711 perempuan umumnya bermatapencaharian sebagi petani dan nelayan. Pantai sepanjang 1.010 meter sangat eksotis, sehingga selain dimanfaatkan oleh nelayan untuk usaha perikanan, juga dibangun untuk pariwisata. Desa kecil ini dahulu hanya desa yang beraktifiaskan nelayan dan petani, aktifitas seperti ini selalu dirutiniaskan oleh warga, tetapi selain itu warga memiliki hobi dan rutinitas kesenimanan yaitu mempelajari seni karawitan, sejak tahun 1930 seni karawitan, di Desa Kedonganan selalu menjadi pekerjaan kedua bagi warga desa yang memang betul-betul mengisi waktu kosong dengan belajar seni karawitan.
Asal Usul
Gamelan yang ada di Desa Kedonganan muncul pada tahun 1930, kesenian yang muncul di Desa Kedonganan yaitu kesenian Telek dan Barong, kesenian Telek dan Barong disakralkan dan tidak dipentaskan sembarang tempat, dalam iringannya iyalah gamelan Smara Pagulingan Saih Lima, perkembangan jaman demi jaman, gamelan smara pagulingan dirubah menjadi gamelan Gong Kebyar pada tahun 1953, dirubahnya gamelan Smara Pagulingan Saih Lima dikarenakan barungan gamelan Smara Pagulingan sangat sedikit dan peminat atau pelaku seni karawitan di Desa Kedonganan semakin berkembang, perkembangan jaman dan populernya gamelan gong kebyar di Bali menjadikan para seniman di Desa Kedonganan memilih untuk merubah gamelan Smara Pagulingan Saih Lima menjadi gamelan Gong Kebyar.
komunitas seniman karawitan di Desa Kedonganan perlu mengulang kembali atau perlu mempelajari gamelan Gong Kebyar, maka dari itu para seniman di Desa Kedonganan mencari guru atau pelatih. Guru atau pelatih tabuh yang melatih di Desa Kedonganan yaitu bapak Nyoman Dendi pada tahun 1953 berasal dari Desa Pemedilan Denpasar. Gending-gending yang dipelajari yaitu gending lelambatan tabuh telu, tabuh pat, tabuh nem, tabuh kembang kuning, dan tabuh kutus. Dari berjalannya waktu dan perkembangan kesenian di Desa Kedonganan berkembang begitu pesat sampai sekarang karena adanya faktor pariwisata yang mendukug kesenian itu menjadi maju dan berkembang.
Reader Comments