Archive for the ‘Tulisan’ Category

SEJARAH GAMELAN SEMARANDANA DI DESA ADAT BUALU

Rabu, Oktober 16th, 2013

SEJARAH GAMELAN SEMARANDANA DI DESA ADAT BUALU KELURAHAN BENOA,KECAMATAN KUTA SELATAN BADUNG.

Gamelan Semarandana yang pertama di Desa Bualu

           Gambelan Semarandana adalah gambelan yang termasuk gambelan golongan ke tiga atau gambelan golongan baru. Gamelan ini berlaras pelog tujuh nada dengan jumlah bilah dua belas bilah yang di ciptakan oleh alm,bapak Wayan Brata pada tahun 2000.gamelan ini di ciptakan dengan menggabungkan dua jenis barungan gamelan,yaitu gamelan Gong Kebyar dan gamelan Semarapegulingan,mulanya pada pertunjukan fragmen tari biasa menggunakan dua barungan gamelan yaitu Semarapegulingan dan Gong Kebyar,sungguh sangat susah untuk mengatur,menempatkan ,dan memainkan gamelan tersebut secara bersamaan.karena dengan menggunakan dua barungan gamelan seperti itu akan menghabiskan banyak tempat dan waktu.dengan mempertimbangkan hal ini akhirnya timbullah ide dari sang pencipta Bapak Wayan Brata pada tahun 2000 untuk membuat sebuah barungan gamelan baru yang menggabungkan gamelan Semarapegulingan dengan gamelan Gong Kebyar dalam satu pelawah,yang di beri nama Gamelan Semarandana,golongan gamelan ini termasuk dalam golongan gamelan anyar/baru.

Tersebutlah di kawasan Nusa Dua,tepatnya di Desa Adat Bualu Kelurahan Benoa Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali, terdapat 4 barungan gamelan Semarandana.barungan gamelan Semarandana pertama kali masuk ke Nusa Dua yaitu pada bulan September tahun 2000 tepatnya di rumah Bapak Nyoman Gandum ,di Jalan Pratama ,Banjar Celuk Desa Adat Bualu .awalnya masuknya gamelan ini ialah karena ada niat si pemilik yaitu I Nyoman Gandum untuk membeli sebuah barungan gamelan jenis baru ,dengan berbagai pertimbangan maka timbullah ke inginannya untuk membeli barungan gamelan Semarandana .Beliau memilih membeli gamelan ini karena praktis,bias di pakai sebagai gamelan Gong Kebyar,bias di pakai sebagai gamelan Semara Pegulingan,bisa juga di pakai sebagai gamelan angklung bahkan bisa juga di pakai untuk mengiringi Tari Nusantara seperti Rantak dan Tari Pakarena.Bapak Nyoman Gandum membeli gamelan ini di salah seorang pande gamelan yang ada diKabupaten Gianyar,tepatnya di rumah Bapak Gabler bliau membeli gamelan ini seharga sekitar 160 juta.dengan saih agak kecil ,pelawah di ukir ,ukirannya bercerita,yaitu bercerita tentang Ramayana ,cerita di pelawahnya nymbung,mulai dari gangsa,ugal, hingga jegogan.pelawah nya di prada Gede.di bagian tengahnya berwarna hitam.pada saat itu bliau membeli intrumen gangsa empat bilah,ugal 1 bilah,penyacah 2 bilah,jublag 2 bilah,jegogan 2 bilah,terompong menggunakan terompong samara pegulingan yang sekaligus bisa di fungsikan sebagai riong.berjumlah 14 pencon mulai dari nada ndeng,ndeung,ndung,ndang,ndaing,nding,ndong,ndeng ,ndeung,ndung,ndang,ndaing,nding,ndong.empat buah kendang,yaitu kendang cedugan berukuran 32,berjumlah 2 buah,lanang dan wadon.2 buah kendang kerumpungan lanang wadon,gong 2 buah lanang wadon,satu buah kempur ,satu buah cengceng penyu.satu buah kemong.

    Pada tahun 2001 di bentuklah sebuah sanggar ,sanggar ini di gerakkan oleh Bapak Nyoman Gandum itu sendiri.anggota dari sanggar ini kebanyakan yang masih berusia muda,anggota dari sanggar ini berasal dari beberapa banjar di desa adat bualu.anggota nya mayoritas dari Banjar Celuk dan Banjar Terora Desa Adat Bualu.karena lokasi sanggarnya berada di tengah-tengah dari kedua banjar ini.sanggar ini mengguanakan gamelan semarandana sebagai sarana untuk ngayah di pura-pura yang ada di Bali.beberapa tahun kemudian di belilah beberapa intrumen pelengkap lagi,yaitu penyacah,gentaoran,kendang bebarongan, 1 tungguh ugal lagi.delapan cengceng cakep,dan satu buah bebende.gamelan ini di beli secara lngsung tanpa mengumpulkan bahan-bahan terlebih dahulu.karena jika membeli secara di cicil atau satu persatu,harganya akan menjadi mahal per instrument.bapak nyoman gandum ini termasuk orang yang mampu dalam bidang ekonomi,makanya berani membeli barungan gamelan semarandana sekaligus.namun saying,beberepa tahun kemudian sanggar ini mulai mengalami kemunduran,satu persatu anggotanya berhenti dari sanggar karena alas an waktu yang kurang cukup,akhirnya gamelan ini di biar kan begitu saja beberapa tahun.karena kasian melihat gamelan yang sudah tidak terwat lagi nyoman gandum pun menjual gamelan semarandana ini dan menggantinya dengan gamelan semarapegulinagan.ia membeli gamelan samara pegulingan di sebuar sanggar di kota denpasar ,yaitu sanggar sunari.ia tertarik pada gamelan samara pegulingan ini karena pernah di gunakan pada PKB tahun 2012,di mana Kabupaten Badung waktu ini di wakili olaeh Sanggar Asti Pradnyaswari Desa Adat Bualu Keluran Benoa,dalam ajang bergengsi yaitu parade Semarapegulingan Antar Kabupaten se Provinsi Bali.pada saat itulah I Nyoman Gandum mulai tertarik dengan gamelan milik Bapak Putu dari Sanggar Sunari itu.karena di rasanya memiliki suara yang tidak di ragukan lagi,akhirnya ia membeli barungan gamelan Semara Pegulingan tersebut.namun tidak di pakai untuk membuat sanggar lagi,melainkan di sewakan untuk pementasan saja.dan gamelan itu masih bagus hingga sekarang.

 

Gamelan Semarandana Yang Kedua di Desa Adat Bualu

Gamelan Semarandana yang kedua terdapat di Desa Adat Bualu ,ialah terdapat di banjar Bualu,gamelan ini di beli dari salah seorang pengrajin di kabupaten Gianyar yang bernama Bapak Pande Sukarta.awal dari ketertarikan membeli gamelan ini ialah untuk kepentingan ngayah di salah satu pura di Desa Bualu, yaitu di pura Dalem Tanjung yang menyungsung petapakan Barong Sampi,pada mulanya iringan sesuunan tarian Barong Sampi ini menggunakan gamelan gong kebyar biasa, oleh karena perkembangan jaman di masa sekarang banyak yang menggunakan gamelan semar pegulingan dan semarandana untuk mengiringi tari Barong. Maka dari itu timbullah ide dari I Wayan Sudiksa dan I Wayan Sumantra untuk membuat inovasi baru gending-gending iringan tari barong. Maka dari itu di belilah barungan gamelan semarandana.  Gamelan ini digunakan untuk mengiringi tari janger,legong lasem, topeng tua, tari telek, tari jauk dan tari Barong. Bilah dari gamelan ini berpelawah di ukir dan di prada gold ( emas ). Dengan jumlah 18 instrument, yaitu : gangsa 4 tungguh, ugal 1 tungguh,kantil 2 tungguh, jublag 2 tungguh, gong lanang wadon, kendang krumpungan lanang wadong, kendang bebarongan ,kendang cedugan lanang wadon, kajar, cengceng penyu, suling dan kemong. Jumlah nada dari instrument gangsa yaitu : 7 nada dan jumblah oktafnya berjumlah 12.

BIOGRAFI SENIMAN

Rabu, Oktober 16th, 2013

I WAYAN MACRING SENIMAN WAYANG WONG DARI DAERAH PARIWISATA

I Wayan Macring adalah seniman tari klasik, dan tetabuhan klasik pewayangan seperti, wayang Wong. Pria yang lahir di Banjar Peken  desa adat Bualu Nusa Dua Badung Bali, pada tahun 1944  ini adalah sosok yang sangat di kagumi,bliau menekuni seni tari wayang wong klasik dan tetabuhan wayang wong klasik.I Wayan Macring mempunyai 3 orang anak laki-laki,bliau hanya tamatan sekolah dasar.pada saat muda bliau bekerja sebagai buruh bangunan di sekolah IMPRES yang sekarang di beri nama STP(sekolah tinggi pariwisata). Bliau menikah pada tahun 1968, Bliau menikah dengan Ni Ketut Rimin, yang juga merupakan wanita dari daerahnya sendiri,awal ke tertarikan I Wayan Macring dengan I ketut Rimin, adalah Ketika I ketut Rimin menari sita pada tarian Wayang Wong tersebut.setelah lama menikah bliau memiliki 3 orang anak laki-laki,anak pertamanya adalah I Wayan Muliarta,hanya tamatan SMA,I Made Suasa tamatan D2 STP Bali,dan I Nyoman Gunatra tamatan D2 STP Bali.sejak masih kecil anak-anaknya sudah di ajak menjadi buruh bangunan yang pada saat itu hanya mendapatkan uang 3000 rupiah perhari. namun, hal tersebut tidak membuat I Wayan Macring menyerah, bliau terus berusaha sampai biasa menamatkan ke tiga anak-anaknya.ketiga anak-anknya tersebut sampai sekarang masih bekerja di hotel –hotel yang ada di Nusa Dua.

pada tahun1974 bliau mulai belajar tarian klasik wayang wong ini sejak ia masih muda ,bliau awalnya di tuntut orang tuanya agar biasa menari tarian klasik wayang wong ini ,tujuannya tidak lain adalah untuk melestarikan seni tari klasik wayang wong yang ada di Bali pada umumnya dan di Nusa Nua pada khususnya.agar tidak tergilas oleh arus globalisasi perkembangan jaman,seperti yang kita ketahui bahwa di IMG00023-20131003-1249  daerah Nusa Dua itu,adalah daerah pariwisata yang hanya memandang hasil di bidang pariwisata khususnya perhotelan,maka tidak heran banyak hotel di sana mengenyampingkan atau memandang sebelah mata tradisi dan budaya masyarakat disana.padahal sebenarnya tanpa Budaya Bali  ,pariwista di Bali tidak akan berjalan dengan baik,karena sebenarnya torist itu kesini untuk menonoton dan menikmati Seni Budaya Bali,namun sayang pihak hotel di Daerah Nusa Dua  ditak terlalu bias menghargai seni,hal itu dapat diliat dari bayaran untuk menari dan menabuh ke hotel hanya setengah dari yang sewajarnya,ujar I Wayan Macring ini.seniman dari Nusa Dua seperti I Wayan Macring jarang  mendapatkan tawaran dari hotel untuk mengisi acara tarian Bali ataupun Tetabuhan Bali,hal itu di karenakan bliau mematok harga yang di anggap tinggi oleh pihak hotel,padahal tujuannya baik yaitu tidak lain adalah untuk meningkatkan daya jual seni Budaya Bali ,dan seni itu tidak slalu di byar murah.agar seni di Nusa Dua bias berkembang,dan penghidupan seniman di Nusa Dua juga bias terjamin.namun harapan bliau tidak terwujud ,pihak hotel selalu mencari seniman dari jauh seperti tabanan dan daerah lainnya di Bali,bahkan dari luar Bali.mereka banyak mendapat tawaran mengisi acara karena berani mematok harga yang relative rendah ,namun kualitasnya sangat lah kurang.seperti contohnya baleganjur hanya membawa 3 orang untuk memainkan ceng ceng ,sedangkan aslinya terdapat 8 orang untuk memainkan cengceng.tentu ini sangat lah jauh dari pakem aslinya.hal ini membuat seniman seperti I Wayan Macring  sedikit kecewa.maka dari itu pada tahun 1997 masyarakat Nusa Dua membentuk himpunan seni yang di beri nama ISAKAWIKSA. Yang di pimpin oleh I nyoman Gorim himpunan ini bergerak di bidang seni,tujuannya untuk menyaring seni yang masuk ke Nusa Dua,mana yang layak tampil dan mana yang tidak layak tampil,berjalan beberapa tahun saja himpunan ini mulai memudar sampai sekarank himpunan ini masih ada ,tpi tidak jelas organisasinya dan kegiatannya.I wayan Macring Sempat putus asa dengan hal ini,bliaupun sampai beralih profesi sebagai tukang jarit baju seragam hotel,yang hasilnya cukup menggiurkan.namun bliau kembali berpikir untuk melestarikan tari klasik Wayang Wong ini,karena tari Wayang Wong ini merupakan sesuunan /kepercayaan di  daerah Nusa Dua ini,karena pernah terjadi sesuatu satu tahun sebelum perang G30 /SPKI ,masyarakat Nusa Dua banyak yang terkena wabah penyakit yang mematikan,namun sampai sekarang tidak di ketahui penyakit apa itu,dan apa penyebabnya.masyarakat Nusa Dua di suruh sembahyang dan menghaturkan pejati selama satu bulan oleh pemangku yang mendapat pewisik disana.hal ini di karenakan masyarakat Nusa Dua mengabaikan kepercayaan  Wayang Wong ini.setelah semua masyarakat Nusa Dua  mengikuti permintaan tersebut,akhirnya mereka semua sembuh.kembali ke I Wayan Macring,bliau pun pernah mengalami kejadian serupa,pada saat itu I Wayan Macring ,di minta untuk menjadi pemangku di pura Wayang Wong tersebut,namun karena mengambil pekerjaan sebagai tukang jarit ,dan banyak mendapatkan order,bliau menundanya sementara,apa yang terjadi,bliau menjadi sakit selama satu bulan,mau tidak mau bliaupun menyanggupinya,bliau tidak berani macam-macam dengan hal itu.sampai sekarang bliau masih menjadi pemangku.bliau menggantikan orang tuanya I Nyoman Soklat karena meninggal.

KIPRAH I WAYAN MACRING

pada tahun 1986bliau ikut bergabung dengan sekhee gong yang ada di desa adat Bualu.sekhee gong ini merupakan sekhee gong yang pertama kali ada di desa adat Bualu.bliau pada saat itu sebagai tukang kendang.bliau mengajarkan tabuh-tabuh klasik yang sudah ada,seperti sekar layu.pada tahun 1989 desa bualu atau yang di wakili oleh banjar Peken,pernah mengikuti lomba gong kebyar Dewasa se Kabupaten Badung,I Wayan Macring sebagai tukang kendang. Pelatih pada saat itu adalah Bapak Tembres dari Blangsinga Gianyar.pada saat pengumuman juara sekhee gong banjar Peken Desa adat Bualu ini mendapatkan juara 1,namun saat pengambilan hadiah Berubah menjadi juara 2,dan juara satunya di raih oleh kuta Utara.tentu itu hal yang sangat aneh,I wayan Macring dan kawan-kawannya sempat kecewa,namun setelah beberapa saat kemudian mereka menerima dengan lapang dada,dan wayan macring mengatakan pasti ada kesempatan di tahun –tahun berikutnya,ujarnya itu terbukti Banjar Peken mendapatkan juara 1 lomba gong kebyar Dewasa sekabupaten Badung pada tahun 2006,dan mendapatkan juara 2 di ajang Pesta Kesenian Bali Pada tahun2007,di kalahkan oleh Gianyar.pada tahun 1997 banjar peken membentuk sekhee gong pkk,dan  tahun 2000 banjar Peken membentuk  sekhee gong anak-anak.banjar ini lah yang pertama kali membentuk sekhee gong pkk dan anak-anak di Nusa Dua.di bawah pimpinan I Wayan Gindul

 sebagai ketua sekhee gong.pada tahun 2000 I Wayan Macring ,meninggalkan sekhee gong tersebut karena harus menjalankan tugas sebagai pemangku dan mengajar tari klasik Wayang Wong.yang berada di pura Wayang Wong di depan Banjar Peken.pura ini tidak di ketehuai kapan di bangunnya.begitu pula tapel-tapel Wayang Wong tidak di ketahui  kapan munculnya sampai sekrang.dari dulu bliau bertanya tanya namun tidak satupun menemukan jawaban yang  pasti.bliau hanya tau tapel yang di aturkan oleh Ida Peranda Made ,Griya Taman Sari Sanur.bliau juga pernah mendengar sekilas tentang munculnya beberapa tapel atau prerai,yaitu tapel Hanoman /Meruti,di temukan/nunas kayu di Pura Tengkulung,dan tidak di ketahui siapa yang membuatnya,prerai Jero Gede Tualen,di temukan di Pura Pagerwesi Nusa Dua.konon katanya ada talenan atau kayu yang bersinar ,dan mendapat pewisik untuk di jadikan tapel Jero Gede Tualen.dan Prarai Rahwana di temukan di Pura Dalem Desa Adat Bualu.semua pererai tersebut tidak ada yang mengetahui siapa yang membuat.prarai tersebut pernah di perbaharui dan sampai sekarang masih bagus.

pada tahun 1967I Wayan Macring dengan sekhee Wayang Wong ini pernah mendapat kehormatan tampil di alun-alun kota Denpasar,di hadapan bapak Presiden Ir.Soekarno.bliau sangat terkesima dengan penampilan skhee Wayang Wong ini,dan mendapatkan penghargaan dari  Provinsi Bali,berupa PRAMANA PATRAM BUDAYA.pada ,saat itu pimpinan sekhe adalah I wayan Gindul ,dan selaku listibya provinsi Bali adalah I Gusti Ngurah Pinda BA.dan juga di tandatangani oleh Prof.Dr Ida Bagus Mantra ,selaku gubernur Bali .setelah pementasan tersebut pada tahun 1998 ,bliau membuat garapan lakon baru tari klasik WayangWong yang berjudul’’GAGAK SIWAMARA”di pentaskan di Pura Dalem Desa Adat Bualu.pada  saat ada karya Agung.namun pada saat itu bliau mempunyai pengalaman yang menarik,saat pementasan itu bliau menjadi Rama ,dan menjadi Gagak Siwamara .bliau menarikan dua karakter yang berbeda.pada saat pementasan ada salah satu penari wenara /ore yang kambennya lepas,karena tidak memakai celana kemaluannya pun keliatan.hal itu membuat I Wayan Macring tertawa dan tidak dapat di lupakannya sampai sekarang.pengalaman yang lainnya ialah ketika bliau mengajar tari dan gending arja di Desa Kutuh .pada saat itu I Wayan Macring tidak di bayar dengan uang,melainkan hanya di bayar dengan ubi dan ayam,karena mereka tidak mempunyai uang.dengan rasa tulus iklas beliau menerimanya,.beliau tidak melihat materi beliau tulus berbagai ilmunya waluapun  tidak di bayar.ujar I Wayan Macring ini.sampai sekarang hubungan bliau dengan msyarakat desa kutuh masih sangat baik,dalam istilah Bali di sebut Braya/Mebraya.tujuan bliau adalah untuk melestrikan seni Budaya Bali Khususnya tari Wayang Wong.sehingga seniman I Wayan Macring ,sangat di kagumi di sana.saat ini I Wayan Macring masih menjadi  seniman Wayang Wong dan sekaligus tukang jarit baju seragam hotel.

demikian sekilas biografi  I Wayan Macring seorangseniman Wayang Wong dari daerah pariwisata.saya mengambil data ini langsung dari narasumber I Wayan Macring.

 

PROFIL:

Nama                                         : I Wayan Macring

Temapat tgl lahir                  :Nusa Dua,2 mei  1944

Alamat                                      : jln pratama 18 Nusa Dua

Menekuni bidang ini dari  :Tahun 1975

DESKRIPSI KENDANG BARONG

Minggu, April 21st, 2013

Kendang  barong

Buku yang sampul depan bergambarkan kepala barong dan sosok seseorang yang memangku sebuah kendang yang pada mulanya adalah publikasi skripsi I Gede Made Sadguna ini membahas berbagai aspek, umumnya tentang Seni Karawitan Bali dan khususnya tentang kendang bebarongan. Kendang merupakan salah satu instrumen musik yang universal, karena hampir di seluruh belahan dunia dipastikan memiliki alat musik yang tergabung dalam alat musik perkusi. Di Bali kendang tidak bisa dipisahkan dari seni karawitan dimilikinya. Dalam buku ini disebutkan bahwa instrumen kendang terdapat pada gamelan golongan madya, yang berfungsi sebagai peminpin dari sebuah barungan gamelan.

Selanjutnya terdapat pada gamelan golongan baru, yang memiliki peranan semakin menonjol dengan teknik dan improvisasi yang semakin kompleks. Di Bali instrumen kendang biasanya dimainkan secara berpasangan dan individu. Jika dimainkan secara berpasangan maka kendang itu dinamakan kendang lanang dan kendang wadon. Kendang lanang ialah kendang yang memiliki suara lebih kecil atau tinggi, sedangkan kendang wadon ialah kendang yang suaranya lebih besar ataupun lebih rendah. Contoh-contoh jenis kendang Bali diantaranya, kendang mebarung, kendang tambur, kendang bedug, kendang cedugan, kendang gupekan, kendang bebarongan, kendang kerumpungan, kendang batel dan kendang angklung.

Salah satu dari kendang tersebut yang memiliki tehnik permainan yang unik dan rumit adalah kendang bebarongan, yang dimana dalam mempermainkannya menggunakan sebuah alat yang disebut panggul kendang, dan tehnik permainannya lebih banyak mempergunakan tehnik mekendang tunggal. Disebut kendang bebarongan karena kendang ini khusus digunakan untuk menyajikan gending-gending bebarongan dan dipergunakakan untuk mengiringi tari barong. Kendang merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam Karawitan Bali. Istilah kendang telah disinggung dalam beberapa literatur yang berasal dari tahun 821 dan 850 Masehi dengan istilah padahi dan muraba. Dalam prasasti bebetin yang berasal dari abad ke-9, kendang disebut dengan istilah papadaha.

Satu diantara sembilan jenis kendang yang terdapat dalam Karawitan Bali bernama kendang bebarongan. Kendang bebarongan adalah kendang yang secara khusus terdapat dalam barungan gamelan bebarongan. Jenis kendang ini mempunyai panjang sekitar 62-65 cm, garis tengah tebokan besar berukuran 26-28cm dan garis tengah tebokan kecil sekitar 21,5-23cm. Kendang bebarongan ini termasuk dalam ukuran kendang yang tanggung (nyalah: Bahasa Bali), karena ukurannya yang tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil. Ada dua cara untuk memainkan kendang bebarongan, yakni bisa dengan mempergunakan panggul dan juga bisa dimainkan tanpa menggunakan panggul. Adanya jenis-jenis kendang seperti tersebut diatas tidaklah luput dari peranan seniman-seniman yang mempunyai daya kreatifitas tinggi dan suatu pemikiran kritis serta nilai seni tinggi yang disertai tahapan-tahapan atau proses yang meski dilewati.

Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan kendang bebarongan adalah mencari dewasa ayu – – hari atau waktu yang baik agar mendapatkan keselamatan dalam bekerja dan kendang yang diciptakan nantinya memiliki kwalitas yang baik. Yang diawali dengan mencari waktu untuk menebang pohon yaitu sasih karo, kawulu dan kesanga yang biasanya disebut sasih berag (kurus) yang biasanya menggunakan sesaji berupa canang sari dan segehan. Setelah kayu dipotong maka tukang kendang akan mencari hari baik untuk bekerja atau nuasen. Menurut informasi dari I Putu Gede Sula Jelantik, hari tersebut adalah hari-hari yang jatuhnya bertepatan engan dewasa : karna sula, kala geger, aswajag turun dan bojog turun. Setelah kendang itu selesai digarap lalu di upacarai yang disebut dengan istilah ngupain atau masupati yang bertujuan untuk menghasilkan suara seperti yang diinginkan sekaligus dapat dipergunakan dalam konteks upacara. Setelah semua prosesi ini terlewati maka ada beberapa hal lagi yang harus dikerjakan seperti, membangun bantang dan nukub kendang (memasang kulit kendang).

Sumber:Membaca buku resensi kendang barong isi denpasar

Tentang Saya

Rabu, April 17th, 2013

Saya adalah seorang anak laki-laki,,yang ber nama I Wayan Pradnya Pitala,saya di lahirkan di Denpasar pada tgl 20 maret tahun1994..saya berasal dari  Bali, tepatnya di jalan Srikandi gg wibisana no 4 Nusa Dua,Kuta Selatan Badung Bali.saya saat ini berumur 19 tahun .saya pernah mengenyam pedidikan di bngku sekolah dasar pada tahun2000 ,dan melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama,dan Sekolah Menengah atas ,saya berhasil tamat bangku SMA pada tahun 2012 ,dan melnjutkan mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan tepatnya di Institut Seni Indonesia Denpasar ,yagng biasa di panggil ISI Denpasar  sampai saat ini.saya sedang mencari gelar SSN,atau Sarjana Seni dengan program s 1(strata 1)Jurusan yang saya ambil saat ini adalah jurusan seni Karawitan ,di ISI Denpasar memiliki beberapa program studi yaitu,seni Tari ,Karawitan,Seni Pedalangan,dan Sendratasik,yang terhimpun dalam satu fakultas yaitu ,Fakultas Seni Pertunjukan,atau sering di sebut dengan FSP ,sedangkan di fakultas seni Rupa dan Disgn memiliki beberapa program studi yaitu,foto grafi,disain komunikasi fisual,seni rupa murni,kriya seni,disain fasion,minat kayu dan kramik.di isi hanya terdapat dua fakultas ,seni rupa dan disain,dan fakultas seni pertunjukan.

Ada pun pengalaman pengalaman dan prestasi yang pernah saya raih di bidang seni,juara 1 tari baris se kuta selatn,juara 2 tari baris se kabupaten badung,juara 2 tari jauk manis se kabupaten badung,juara 2 tari kebyar duduk se kabupaten badung,juara satu gong kebyar anak-anak sekabupaten  badung 2004,juara 1 gong kebyar anak-anak 2006,juara 2 gong kebyar anak-anak se provinsi bali,juara 1 lomba gong kebyar dewasa se kabupaten badung,juara 2 lomba gong kebyar dewasa se provinsi bali.juara 1 lomba melukis,juara 3 lomba melukis.

Pada saat ini saya sedang aktif di sutu sanggar seni yang terletak di nusa dua,yang ber nama sanggar asti pradnya suari,yang pimpinan sanggarnya adalah I wayan sudiksa,sanggar ini mulai berkembang di tahun 2005,sampai saat ini sanggar ini masih tetap aksis,sering mengisi acara di beberapa acara besar,seperti asian sumit,dan beberapa acara resmi lainnya,sanggar ini mendapat job regular di hotel four session .pada hari rabu dan minggu.

Saya sebagai orank seni yang hidup di daerah pariwisata sangat mendukung sanggar tersebut.karena walaupun saya hidup di derah pariwista namun kami tetap mempertahankan budaya kami sendiri,yaitu budayabali.karena tanpa budaya bali,pariwisata tidak akan berjalan dengan lancar,tamu asing ke bali bukan mencari music barat,namun mencari kekentalan budaya bali.yang adi luhung ,maka dari itu kita sebagai orang bail ,wajib mempertahankan budaya bali.

Ada pun kegiatan yang permah di lakukan oleh sanangar ini,saya selalu mengikutinya seperti ngayah di beberapa pura besar yang ada di Bali dan Jawa .seperti di pura gunung payung saya bermain instrumen gangsa,pura luhur Uluwatu saya bermain instrumen gangsa ,pura Besakih saya bermain instrumen gangsa dan riong, Pura Blangbangan,jawa Timur,saya bermain reong.biasanya sanggar ini ngayah beberapa tabuh,seperti di Pura Besakih,sanggar ini ngayah semara pegulingan dan semarandana,dengan beberapa tarian Legong,sepert legong kraton jobog,dan lain –lain.sanggar ini pernah mewakili kabupaten badung ,pada parade semara pegulingan tahun 2012,di Isi Denpasar.saya pun ikut serta dalam kegiatn tersebut,saya pada saat itu memainkan instrumen terompong dan instrumen suling.ada pun beberapa materi yang di bwakan yaitu,tabuh kreasi iringan vokal,tabuh semare pegulingan Langsing Tuban,tari legong Jobog,dan Tari Kreasi yang di beri judul wigna sapa.sanggar ini di pimpin oleh I Wayan Sudiksa Ssn.sanggar ini di beri nama ASTI PRADNYA SWARI.jika anda berniat bergabung di snggar ini,hubungi saja pimpinan sanggar,dan kami selalu menerima siapa saja yang ingin bergabung di sanggar ini,dengan besik seni .

Saya dari kecil memang sangat menyukai seni,karena di lingkungan sekitar saya hampir semua berdarah seni,mulai dari orang tua saya hingga kakek saya.dari kecil saya sangat menginginkan untuk bisa bersekolah di sekolah seni,seperti di isi denpasar .dari sd saya sering mengikuti lomba di bidang seni,salah satunya menari Bali ,saya sering mewakili kecamatan saya pada lomba seni tari se kabupaten badung,pertamanya saya tidak begitu senang menari,saya melihat orang –orang menari saya mulai tertarik,dan saya pun belajar menari di salah satu sanggar tari di nusa dua.setelah beberapa tahun berlatih,saya di tunjuk untuk mewakili desa saya,untuk seleksi menari baris se kecamatan kuta selatan,saya pun mendapatkan juara 1 dan langsung di tunjuk untuk mewakili kuta selatan ,dalam seleksi tari baris se kabupaten Badung.pada saat itu lawan saya sangat besar besar sekali,sedangkan saya masih duduk di bangku kelas 2 SD,pada saat itu saya beradu bakat dengam kecamatan lainnya,namun sayang saya hanya meraih juara 2,karena alasan faktor umur.namun saya menerimanya dengan lapang dada,karena saya kira masih ada kesempatan lain.pada kelas 6 SD saya mulai suka menabuh,saya ikut berlatih di banjar,saya di pilih untuk ikut dalam seleksi gong kebyar anak” se kabupaten badung,pada saat itu saya memainkan instrumen ugal,pada saat itu kecamatan kami meraih juara 1 ,dan berhak untuk mewakili kabupaten Badung dalam lomba gong kebyar pesta kesenian Bali.sejak saat itulah,saya mulai beralih dari menri,menjadi manabuh.

Pada saat saya SMP saya mulai mengikuti extra kurikuler di bidang seni,khususnya menabuh.saya bersekolah di SMP 1 Kuta Selatan,setelah beberapa lama mengikuti extra,saya di pilih untuk ikut lomba baleganjur antar SMP se Kabupaten Badung.pada saat itu saya memainkan instrumen riong,dengan empat teman saya.kami pun berlatih dengan sungguh”.saya berusaha tampil se maksimal mungkin  pada saat itu.dan usaha kami pun tidak sia-sia.kami meraih juara 1 untuk baleganjur,dan juara 2 untuk tariannya.saya pun sangat senang karena dapat mengharumkan nama sekolah saya.beberapa tahun kemudian,Saya kembali ikut dalam lomba baleganjur ,antar SMP,namun kali ini kami kurang beruntung,SMP saya mengalami kemerosotan,kami hanya mampu meraih juara harapan 2.karena pemain instrumen kendang kami masih baru,dan belum berpengalaman.sehingga terjadi mis komunikasi.namun kami tidak patah semangat,kami terus saling membngun.beberpa tahun kemudin di perlombaan yang sama,usaha kami tidak sia2,kami pun meraih juara ke 3.

Namun sayang setelah saya tamat di SMP 1 Kuta Selatan,saya mulai bingung untuk bersekolah di mana,saya sangat ingin bersekolah di sekolah seni,namun orang tua saya melarang saya,karena faktor hasil.saya pun mengikuti kata “ orang tua saya.saya di suruh bersekolah di sekolah pariwisata,saya memilah SMA plus pariwisata Dwijendra Bualu.karena di samping dekat,pasilitasnya juga memadai,awalnya saya sangat menikmati bersekolah di sana,namun pada saat saya menginjak kelas 2 SMA,saya mulai bosan,karena saya harus traning,saya trening di salah satu restaurant milik paman saya ,yang terletak di Bali Colection,Nusa Dua.saya kurang menikmati pekerjaan itu,karena memank bukan besic saya di pariwista.setelah beberpa bulan traning,saya pun mendapatkan sertifikat traning,dan lulus dari SMA Dwijendra Bualu.setelah saya lulus di sana ,saya mulai berfikir kembali untuk bersekolah di sekolah seni,dengan beberapa penjelasan,akhirnya orang tua saya mengijinkan,dan mendukung sepenuhnya saya bersekolah di sekolah seni.saya pun tidak ragu,saya memilh ISI denpasar untuk saya mengenyam pendidikan,Karena di kampus ini,bidang studinya lebih menjurus.saya memilih seni karawitan pada jurusan saya.saya mulai mendaftarkan diri di kampus ini,dengan berbagi persyaratan.saya pun mengikuti test penerimaan mahasiswa baru tahun angkatan 2012.saya berhasil lulus pada test ini.dan saya mengikuti OSPEK.sampai saat ini saya masih menempuh studi di smester 2 karawitan.saya bertekad untuk bisa mencapai gelar sarjana.