MEMBUAT SKET WAYANG KULIT DAN MENATAH WAYANG KULIT.

This post was written by kadekswidana on Juli 7, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

C360_2014-05-03-22-54-10-801-1

Biasanya sebelum kita membuat wayang atau menatah wayang kita harus melakukan sket wayang (gortenang ) meraupakan proses membut bentuk – bentuk wayang yangdi inginkan seperti tokoh mata sipit, tokoh mata dedeling,dan tokoh yang bermata besar alat – alat yang digunakan dalam proses ngortenang adalah kotak kaca, lampu, jepitan , dan alat tulis. Kalau dahulu kegiatan ngortenang ini dilakukan dengan menempelkan wayang yang sudah jadi pada permukaan kulit yang akan di gambar. Antara wayang dan kulit dikaikan dengan paku. Setelah tertempel , permukaan wayang yang sudah di tempelkan dengan wayang lalu dihadaplan pada sinar matahari. Dengan cara ini bayangan tatahan wayang yang disinari cahaya matahari tampak jelas dari permukaan kulit di baliknya. Bayangan tatahan ini dijiplak seluruhnya,sehingga tergambarlah sebuah sket (ortenak ) tokoh wayang pada sebidang potongan kulit sapi. Dewasa ini kegiatan membuat sket wayang (ngortenang), tidak seperti cara terdahulu . karena semua tokoh – tokoh wayang yangada terlebih dahulu sudah dibuat skeet dari kertas (gambar 9) gunanya untuk mempermudah dalam membuat wayang /menatah bentuk wayang . dengan demikian tidak perlu menggunakan /memakai wayang kulit yang sudah jadi sebagai contoh. Cukup dengan menempelkan sket dari kertas dibawah kulit, akan dapat dilihat dari atas permukaan kulit dengan jelas, kemudian jdijiblak sesuai dengan sket dibawah kulit. Karena proses ini akan lebih cepat dan mudah dalam menghasikan gambar – gambar wayang dan juga mudah dalam menjiplak motif k maupun bentuk wayang jenis dan bentuk motif yang di ingnakan dalam menggambar maupu menyeket wayang. Dengan syarat kualitas kulit harus bagus dalam artian kencang dan bening, agar garis – garis sket dapat dilihat dengan jelas dari permukaan kulit yang akan digambar . kalau kulit tidak bening total atau ada yang kurang jelas pen jiplakan dilakukan dengan cara memberikan penyinaran dengan lampu listerik 75 watt yang di nyalakan dalam sebuah kotak yang bagian atasnya di tutupi dengan kaca ening. Diatas kaca inilah kulit digambar dengan menempelkan sket di bawahnya. Melalui penyinaran lampu tadi maka garis- garis sket yang kabur dapat dilihat dengan mudah untuk dijiplak. Kelebihan cara menyetak ini di bandingkan dengan cara penyeketan terdahhulu adalah lebih cepat, tepat, dan dapat dilakukan siang ataupun pada malam hari. Setelah di sket proses selan jutnya wayang di tatah/menatah ( memahat) supaya menjadi bentuk wayang alat utama yang digunakan adalah pahat merupakan alat utama untuk menatah kulit yang akan dijadikan wayang . seperangkat (seprancak ) pahat jumlahnya kurang lebih 20 buah dengan nama masing – masing pahat sebagai berikut:

  1. Pengetap : ujung pahat berbentuk serong, yang di gunakan khusus untuk memotong berbagai jenis tatahan .pahatini hanya satu dengan ukuran yang paling kecil.
  2. Pemubuk : ujung pahat ini ber bentuk serong yang berfungsi untuk membuat lubang bundar dengan ukuran kecil. Ukuran pahat ini lebih besar dari pengetap danjumlahnya 2 buah.
  3. Penyawi : ujung pahat ini berbentuk serong yang berfungsi membuat cawian periasan wayang .ukurannya lebih besar daripada Pemubug dan jumlahnya 2 buah.
  4. Pengutil : ujung pahat berbenltuk serong, berfungsi untuk membat util pada motif mas-masan .hiasan kain, mulut, rambut, mata,lubang hidung dan sebagainya.ukurannya lebih besar dari pada penyawian dan jumlahnya hanya 2 buah
  5. Penguku : ujung pahat berbentuk serong. Jenis ini ada 7 buah dengan ukuran yang berbeda dan lebih besar daripada pengutil. Berfungsi sebagai membuat sebitan, singket, mata, hidung, ganggong, pemotong pinggir wayang dan sebagainya.
  6. Pengigi : ujung pahat ini berbentuk lurus yang berfungsi untuk membuat gigi wayang di antara pahat yang ujungnya berbentuk lurus, pahat ini ukurannya paling kecil dan jumlah nya hanya 1.
  7. Pengancap : ujung pahat ini berben tuk lurus yang berfungsi untuk membuat garis lurus, memotong pinggiran wayang dan sebagainya. Pahat ini ada 5jenis dengan ukuran yang ber beda.

Selain pahat alat yang di dalam menatah wayang adalah alat Pengotok : sebuah alat berupa palu dari kayu yang berfungsi sebagai pemukul pahat untuk menghasilkan tatahan, selai itu juga memerlukan Malem : guna nya sebagai alat untuk pelican pahat yang menancap pada kulit, selai itu juga perlu Talena : potongan kayu yang pupih dengan tebal 10 cm permukaan nya datar dan bundar, guna nya sebagai alas untuk memahat kulit, sean itu juga memerlukan paku kecil : besi kecil yang ujung nya runcing, dengan ukuran 1,5 cm. berfungsi sebagai penahan kulit yang yang menempel pada talenan agar bagian –bagian yang ditatah merapat dan tidak bergeseran dari tatahan. Sebelum menatah wayang terlebih dahulu harus menguasai jenis jenis tatahan dan motif tataha yang akan di tatah. jenis tathan yang sering di guna kan sebagai berikut :

a)      Bubukan : tatahan yang berbentuk bundar – bundar yang berbaris dengran jarak yang sama.

b)      Semut sadulur : jenis tatahan ini berbentuk /berupa lubang –lubang sempit memanjang dan berbaris vertical atau horizontal.

c)       Buku lantang : merupakan tatahan kombinasi bubukan dengan semut sedulur.

d)      Batun timbul : bentuk tatahan ini menyerupai bentuk biji ketimun yang berbaris.

e)      Cawian : tatahan yang berbentuk lubang kecil melengkung.

f)       Duwi : tatahan ini bagian dalamnya bentuk duri, sedangkan bagian luarnya berbentuk melengkung untuk memperjelas bentuk duri didalamnya.

g)      Sangket : tatahan ini berbentuk kali.

h)      Penanggu : merupakan batasan akhir sebuah garis atau dalam menatah wayang merupakan akhir dari bubukan

i)        Sebitan : artinya pembagian ruang tatahan yang berbentuk melengkung dan kedua ujungnya datar .

j)        Util : tatahan ini berbentuk melingkar seperti ular .

k)      Pemucuk : bentuknya menyerupai bulan sabit.

l)        Dwin pandan : tatahan yang menyerupai duri- duri pada daun pandan.

m)    Reringgitan : bentuk bergelombang berulang –ulang sesuai dengan kebutuhan.

n)      Tampak dara : bentuk seperti tanda tambah.

Selai tahu jenis tataha kita harus tahu dengan motif- motif tatahanwayang motif yang sering diguna kan dalam menatah wayang motif mas-masan, motif giring-giring, motif biasa meembah, motif punggel, motif pepatran, motif don-donan, motif sesocan, motif buah- buahan, motif blangsing, batu –batuan, motif ganggong, motif bebatikan, motif rambut (bok). Itu lah hal yang harus di perhatikan dalam mempelajari menyeket wayang dan menatah wayang.

DAPTAR PUSTAKA.

Sudiana,S.Sn.I Ketut , peratek pembuatan wayang.JL. raya pintu I TMII Jakarta timur, 2002

Comments are closed.

Previose Post: