MAJEBLOK DI MASYARAKAT.

1i0nqib

Majeblok kata ini sering dikatakan oleh kalangan anak-anak,anak muda maupun golongan dewasa majeblok ini bagian dari judi. Dikalangan masyarakat judi menjadi hiburan tersendiri karena judi mengandung makna permainan dan juga mengandung unsur taruhan bias berupa uang atau berupa barang, di dalam judi tidak sembarangan orang memainkan, mengelarkan kegiatan hiburan ini karena didalam judi atau jeblok ini memiliki unsur magis bila di kaikan dengan mitos yang ada di masyarakat karena dalam berjudi ada dewa berkaitan dengan judi atau jeblok dewa yang sering dikatakan oleh botoh ( orang yang melakoni judi ) adalah bhagawan bergu, tokoh ini di katakana sebagai dewanya judi karena dulunya di katakana oleh para botoh sangat menyenangi permainan judi. Kartu yangdi gunakan dalam permainan jeblok adalah karto doman ( kartu yang berisi jumlah angka bila dihitung bundaran yang ada di dalamkartu tersebut ) di dalam permainan jeblok juga ada sebagai melandang tugs melandang sebagai orang yang memulai permaina dan melandang juga berhak untuk membuat peraturan permainan sebelum permaina mulai melandang jugaberhak menentukan kalah atau menangnya orang yang memasang angka. Didalam permainan jeblok ini jumlah orang yang memainkan perman ini paling banyak 9/Sembilan orang paling minimal 4/empat orang, permainan majeblok boleh dari 9 orang tetapi bias memasang/bertaruh angka temanya, Yang duduk dari sembilan orang yang duduk di antara sembilan orang tersebut. Dipermaina jeblok ini nilai yang terbesar adalah nilai trepel, yang di maksudkan nilai terepal adalah bilamana pemainan mendapakan nilai palang 3 angka. yang di maksud nilai palang dalam kartu doman, bilamana di gambaran kartu doman ada gambar garis meletang ditengah kartu doman, bilana jumlah angkanya sama itu yang dimaksud sebagai nilai palang, selain nilai palang yang terbesar ada nilai lain selain trepel misalnya aji kelen ( nilai yang berjumlah sembilan biladihitung dalam 2 kartu) angkaini diangap paling terbesar bilamana tidak ada jumlah nilai trepel karena di dalam permainan jeblok jarang muncul angka terbesar seperti trepel. Dan dipermainan jeblok ini nilai yang terkecil dikataka jeblok, yang dimaksud nilai jeblok adalah bilamana pemai mendapatkan nilai 10 atau 1 bilasudah nyari kartu satukali lagi jumlah nyasama itu yang dimaksudkan nilai jeblok, didalam gems jeblok ini yang mengatur orang itu ngukup (menang) atau ecak (kalah) adalah jumlah nilai orang yang jadi melandang. Di masyarakat masakini permainan jeblok sangat popular karena permaian ini seringdijumpai pada sat bila mana masyarakat yang ingin menghiburdiri, selain itu permainan jeblok ini biasanya di jumpai pada saat ada orarang hajatan maupun hari raya tertentu permainan jeblok ini di sukai oleh kalangan anak-anak, anak muda dan golongan orang tua. Karena katangya permainan majeblok ini sangat menghibur bagi masyarakat luas kehususnya bagu seorang bebotoh, walaupun banya’’ menghabiskan uwang’’ bagi seorang bebotoh/ penjudi diangap sudah biasa seperti kalah/menang karena itu resoko sebagai seorang botoh/penjudi. Di kalangan masyarakat permainan ini sangat popular/ sudah biasa bagi masyarakat itu juga untuk meseliahan ( menghiburdiri) walaupun permainan ini mengunakan uwang untuk sebagai taruhannya. Dampak lainya kalau kita berpikir mengenai hukum permaina jeblok ini sangat merugikan bagi kalangan masyarakat karena permaina ini lebih di kenal dengan permainan judi karena di dalam peraturan hukum di Indonesia bahwa permainan ini sangat dicam oleh pemerintah karena ini termasuk permainan judi menggunakan sarana uwang untuk modal dari permainan majeblok ini dan dikatakan menghambur-hamburkan uwang ,danjuga bilamana orang yang melakukan judi akan ditangkap dan diberikan hukuman oleh kepolisian dengan undang-undang yang berlaku, tapi dijaman sekarang ini walaupun sudah dicam/dilarang oleh pemerintah maupun kepolisian permainan ini tetap ada karena bilamana permainan ini tidak ada botoh/penjudi jugatidakada karena didalam permainan bilatidak ada botoh/penjudi permaina yang mengandung unsurjudi maupun sacral jugatidak ada contohnya permainan yang mengadung judi dan ke sakralannya misalnya sabung ayam( tajen ) unsur kesakralannya adapada saat upacara tabuhrah karena di dalam tabuhrah arus ada darah dari manusia karena itu diadaka sabung ayam( tajen ) untuk mengati darah manusia, disisilan sabung ayam ini di katakan sebagai permainan judi karena permaina ini mengadung unsur taruhan. Di sisilai permainan jeblok ini memang sipatnya tersendiri karena permainan ini banyak disukai oleh kalangang masyarakat khususnya bebotoh/ orang penjudi karena permainan ini lebih mudah dari pada permaina ceki permainan ceki pun sudah diperlombakan walaupusn permainan ini dululunya sangat dilarang gunanya diada kan perlombaan ini untuk meng hilangkan unsur judinya . harpankami supaya permainan jeblok/permainin apapun diharapkan diadakan perlombaan atau turnamen bagi jenis permainan yang dianggap meng adung unsure taruhan /judi gunanya untuk supaya permaian yang diagap mengandung judi dihapuskan. Di jaman sekarang memang jaman maju tapi di masyarakat majeblok ini diangap sebagai permainan yang sangat menghubur bagi orang yang memaikan permainan majeblok ini ,selain itu permaian majeblok ini banyak di jumpai di masyarakat .karena sekarang dimasyarakat dalam menghubur selain liburan,piknik dan menenengkan diri /mencari ketenangan selain itu seseorang juga perlu menghibur diri dengan melatih otak dan individual melalui permaina seperti majeblok ,dan permainan lainnya. Karena kalau dibandingkan permaina majeblok ini sama dengan permainan catur karena dalam bermain perluta menyusun setrategi atau rumus dalam menentukan sebuah angka atau menentukan besar kecil jumlahaka maupun mengalahkan lawai yang ada dalam mengikuti permainan ini. Dan kita dimasyarakat jangan pernah mengatakan bahwa permaina judi atau pun jeblok mengadung unsurtaruhan.

DAFTAR INFORMAN

 

Nama : I Wayan landak
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 47 Tahun
Tempat, Tanggal lahir : Gianyar, 10Mei 1965.
Alamat : Br. Mas tarukan.
Pekerjaan : , Petani.bebotoh.

MEMBUAT SKET WAYANG KULIT DAN MENATAH WAYANG KULIT.

C360_2014-05-03-22-54-10-801-1

Biasanya sebelum kita membuat wayang atau menatah wayang kita harus melakukan sket wayang (gortenang ) meraupakan proses membut bentuk – bentuk wayang yangdi inginkan seperti tokoh mata sipit, tokoh mata dedeling,dan tokoh yang bermata besar alat – alat yang digunakan dalam proses ngortenang adalah kotak kaca, lampu, jepitan , dan alat tulis. Kalau dahulu kegiatan ngortenang ini dilakukan dengan menempelkan wayang yang sudah jadi pada permukaan kulit yang akan di gambar. Antara wayang dan kulit dikaikan dengan paku. Setelah tertempel , permukaan wayang yang sudah di tempelkan dengan wayang lalu dihadaplan pada sinar matahari. Dengan cara ini bayangan tatahan wayang yang disinari cahaya matahari tampak jelas dari permukaan kulit di baliknya. Bayangan tatahan ini dijiplak seluruhnya,sehingga tergambarlah sebuah sket (ortenak ) tokoh wayang pada sebidang potongan kulit sapi. Dewasa ini kegiatan membuat sket wayang (ngortenang), tidak seperti cara terdahulu . karena semua tokoh – tokoh wayang yangada terlebih dahulu sudah dibuat skeet dari kertas (gambar 9) gunanya untuk mempermudah dalam membuat wayang /menatah bentuk wayang . dengan demikian tidak perlu menggunakan /memakai wayang kulit yang sudah jadi sebagai contoh. Cukup dengan menempelkan sket dari kertas dibawah kulit, akan dapat dilihat dari atas permukaan kulit dengan jelas, kemudian jdijiblak sesuai dengan sket dibawah kulit. Karena proses ini akan lebih cepat dan mudah dalam menghasikan gambar – gambar wayang dan juga mudah dalam menjiplak motif k maupun bentuk wayang jenis dan bentuk motif yang di ingnakan dalam menggambar maupu menyeket wayang. Dengan syarat kualitas kulit harus bagus dalam artian kencang dan bening, agar garis – garis sket dapat dilihat dengan jelas dari permukaan kulit yang akan digambar . kalau kulit tidak bening total atau ada yang kurang jelas pen jiplakan dilakukan dengan cara memberikan penyinaran dengan lampu listerik 75 watt yang di nyalakan dalam sebuah kotak yang bagian atasnya di tutupi dengan kaca ening. Diatas kaca inilah kulit digambar dengan menempelkan sket di bawahnya. Melalui penyinaran lampu tadi maka garis- garis sket yang kabur dapat dilihat dengan mudah untuk dijiplak. Kelebihan cara menyetak ini di bandingkan dengan cara penyeketan terdahhulu adalah lebih cepat, tepat, dan dapat dilakukan siang ataupun pada malam hari. Setelah di sket proses selan jutnya wayang di tatah/menatah ( memahat) supaya menjadi bentuk wayang alat utama yang digunakan adalah pahat merupakan alat utama untuk menatah kulit yang akan dijadikan wayang . seperangkat (seprancak ) pahat jumlahnya kurang lebih 20 buah dengan nama masing – masing pahat sebagai berikut:

  1. Pengetap : ujung pahat berbentuk serong, yang di gunakan khusus untuk memotong berbagai jenis tatahan .pahatini hanya satu dengan ukuran yang paling kecil.
  2. Pemubuk : ujung pahat ini ber bentuk serong yang berfungsi untuk membuat lubang bundar dengan ukuran kecil. Ukuran pahat ini lebih besar dari pengetap danjumlahnya 2 buah.
  3. Penyawi : ujung pahat ini berbentuk serong yang berfungsi membuat cawian periasan wayang .ukurannya lebih besar daripada Pemubug dan jumlahnya 2 buah.
  4. Pengutil : ujung pahat berbenltuk serong, berfungsi untuk membat util pada motif mas-masan .hiasan kain, mulut, rambut, mata,lubang hidung dan sebagainya.ukurannya lebih besar dari pada penyawian dan jumlahnya hanya 2 buah
  5. Penguku : ujung pahat berbentuk serong. Jenis ini ada 7 buah dengan ukuran yang berbeda dan lebih besar daripada pengutil. Berfungsi sebagai membuat sebitan, singket, mata, hidung, ganggong, pemotong pinggir wayang dan sebagainya.
  6. Pengigi : ujung pahat ini berbentuk lurus yang berfungsi untuk membuat gigi wayang di antara pahat yang ujungnya berbentuk lurus, pahat ini ukurannya paling kecil dan jumlah nya hanya 1.
  7. Pengancap : ujung pahat ini berben tuk lurus yang berfungsi untuk membuat garis lurus, memotong pinggiran wayang dan sebagainya. Pahat ini ada 5jenis dengan ukuran yang ber beda.

Selain pahat alat yang di dalam menatah wayang adalah alat Pengotok : sebuah alat berupa palu dari kayu yang berfungsi sebagai pemukul pahat untuk menghasilkan tatahan, selai itu juga memerlukan Malem : guna nya sebagai alat untuk pelican pahat yang menancap pada kulit, selai itu juga perlu Talena : potongan kayu yang pupih dengan tebal 10 cm permukaan nya datar dan bundar, guna nya sebagai alas untuk memahat kulit, sean itu juga memerlukan paku kecil : besi kecil yang ujung nya runcing, dengan ukuran 1,5 cm. berfungsi sebagai penahan kulit yang yang menempel pada talenan agar bagian –bagian yang ditatah merapat dan tidak bergeseran dari tatahan. Sebelum menatah wayang terlebih dahulu harus menguasai jenis jenis tatahan dan motif tataha yang akan di tatah. jenis tathan yang sering di guna kan sebagai berikut :

a)      Bubukan : tatahan yang berbentuk bundar – bundar yang berbaris dengran jarak yang sama.

b)      Semut sadulur : jenis tatahan ini berbentuk /berupa lubang –lubang sempit memanjang dan berbaris vertical atau horizontal.

c)       Buku lantang : merupakan tatahan kombinasi bubukan dengan semut sedulur.

d)      Batun timbul : bentuk tatahan ini menyerupai bentuk biji ketimun yang berbaris.

e)      Cawian : tatahan yang berbentuk lubang kecil melengkung.

f)       Duwi : tatahan ini bagian dalamnya bentuk duri, sedangkan bagian luarnya berbentuk melengkung untuk memperjelas bentuk duri didalamnya.

g)      Sangket : tatahan ini berbentuk kali.

h)      Penanggu : merupakan batasan akhir sebuah garis atau dalam menatah wayang merupakan akhir dari bubukan

i)        Sebitan : artinya pembagian ruang tatahan yang berbentuk melengkung dan kedua ujungnya datar .

j)        Util : tatahan ini berbentuk melingkar seperti ular .

k)      Pemucuk : bentuknya menyerupai bulan sabit.

l)        Dwin pandan : tatahan yang menyerupai duri- duri pada daun pandan.

m)    Reringgitan : bentuk bergelombang berulang –ulang sesuai dengan kebutuhan.

n)      Tampak dara : bentuk seperti tanda tambah.

Selai tahu jenis tataha kita harus tahu dengan motif- motif tatahanwayang motif yang sering diguna kan dalam menatah wayang motif mas-masan, motif giring-giring, motif biasa meembah, motif punggel, motif pepatran, motif don-donan, motif sesocan, motif buah- buahan, motif blangsing, batu –batuan, motif ganggong, motif bebatikan, motif rambut (bok). Itu lah hal yang harus di perhatikan dalam mempelajari menyeket wayang dan menatah wayang.

DAPTAR PUSTAKA.

Sudiana,S.Sn.I Ketut , peratek pembuatan wayang.JL. raya pintu I TMII Jakarta timur, 2002

PUUN BALE GALA-GALA.

IMG00579-20140228-1106

Di ceritakan Duryodana memiliki rasa iri hati terhadap Panca Pandawa ketika mendengar Sang Panca Pandawa beserta ibunya Dewi Kunti berhasil menjadikan wilayah Warana Wata yang dulunya masih sangat kering,tandus,dan belum terawat menjadi sangat indah. Selain itu berkat kedatangan Sang Panca Pandawa pula, kehidupan rakyat di Warana Wata menjadi sangat tentram dan sejahtera. Sehingga rakyat di Warana Wata sangat hormat bakti terhadap Pandawa. Melihat kejadian seperti itu, rasa iri dan dengki semakin membakar hati Duryodana, dengan didampingi oleh pamannya Sakuni, Duryodana merancang rencana licik untuk membuat para Pandawa sengsara sekaligus membunuh kelima Pandawa. Kemudian Duryodana dan pamannya Sakuni mendatangi keberadaan kakeknya Bhisma, yaitu untuk meminta petunjuk bagaimana dan daya upaya apa saja yang harus dilakukan untuk membuat Pandawa terbunuh. Namun yang didapat Duryodana hanyalah cacian dan kemarahan dari kakeknya, karena Bhisma begitu sayang dengan cucunya Pandawa. Dengan kejadian itu hati Duryodana semakin hancur dan berputus asa, lalu pamannya Sakuni yang dikenal mempunyai seribu satu akal menghibur Duryodana dan menyarankan untuk meminta pertolongan kepada guru besar Drona. Betapa senangnya hati Duryodana setelah Drona bersedia memberikan petunjuk dan membantunya. Atas petunjuk Drona, Duryodana diperintahkan untuk menyuruh Purucana membuat rumah atau istana yang mudah terbakar, dan akan di bantu oleh pasukan raksasa dari Manijoti yang di pimpin oleh raksas Bajra Danta untuk menyerang wilayah Warana Wata.

Sedangkan di Warana Wata, Purucana merasa sangat senang dan tak henti-hentinya berterima kasih kepada Pandawa, karena berkat kedatangan Pandawa, wilayah Warana Wata menjadi sangat tentram dan asri, semua rakyat pun sangat hormat dan bakti terhadap Pandawa. Mengingat berkat kedatangan Pandawa, kehidupan di Warana Wata menjadi sangat sejahtera dengan adanya pembangunan balai desa, jembatan-jembatan,dan lapangan pekerjaan bagi rakyat di Warana Wata.

Ketika sedang berjalan sendirian, Purucana dikejutkan oleh kedatangan Duryodana yang diam-diam masuk ke wilayah Warana Wata tanpa dikawal oleh pasukannya. Disana Duryodana berbicara tentang rencananya semula, yaitu membunuh kelima Pandawa. Purucana bingung, mengingat begitu besar jasa Pandawa terhadap negaranya Warana Wata, Awalnya Purucana menolak permintaan Duryodana karena dia merasa begitu besar hutang negaranya terhadap Pandawa, namun Duryodana yang tahu keadaan Purucana, memberi imbalan harta kekayaan berupa emas, uang, dan menjanjikan sebuah perubahan yang lebih dari yang diperbuat Pandawa terhadap negaranya Warana Wata apabila ia mau membantu Duryodana. Setelah lama berpikir, akhirnya Purucana menyanggupi permintaan Duryodana,dan disanalah kesetiaan dari seorang Purucana hancur, dengan imbalan harta yang melimpah ia rela berkhianat terhadap Pandawa. Setelah melakukan perbincangan mengenai rencana untuk membunuh Pandawa, khirnya Purucana diperintahkan untuk membuat istana yang indah untuk peristirahatan para Pandawa, dan istana itu dibangun dengan bahan-bahan bangunan yang mudah terbakar, seperti lak, minyak kental, dan karung kering. Bahan-bahan yang digunakan untuk melapisi dinding pun dibuat dari bahan yang mudah terbakar. Dengan cerdik ia pasangkan di sudut-sudut istana itu bahan-bahan kering yang mudah tersulut api. Semuanya dipersiapkan dengat sangat rapi supaya para Pandawa tidak menaruh curiga sampai istana itu selesai. Rencananya adalah ketika para Pandawa tertidur lelap, istana itu akan dibakar.

Ditempat lain, untuk mengalihkan perhatian para Pandawa, Duryodana mengirim pasukan raksasa dari Manijoti yang dipimpin oleh raksasa Bajradanta untuk menyerang Warana Wata. Dan akhirnya para Pandawa dikagetkan oleh kedatangan pasukan raksasa yang secara membabibuta menyerang wilayah Warana Wata. Peperangan pun tak dapat dihindarkan, dengan kesaktian yang dimiliki oleh para Pandawa, dengan mudah pasukan raksasa dapat dikalahkan. Bertepatan dengan kalahnya pasukan raksasa, Purucana pun akhirnya selesai membuat istana. Kemudian Purucana mengahadap Yudistira, untuk memberitahukan bahwa ia akan memberikan para Pandawa sebuah istana, mengingat jasanya yang sangat besar terhadap negara Warana Wata. Dan Yudistira menerima dengan senang hati istana pemberian dari Purucana. Dalam pejalanan menuju istana, para Pandawa dikejutkan oleh kedatangan Kenana anak dari Arya Widura, yang telah mendengar bahwa istana pemberian itu adalah sebuah jebakan dari Purucana atas perintah Duryodana. Dan Kenana pun telah membuat terowongan rahasia di bawah tembok yang mengelilingi istana dan terus menjauh menuju hutan belantara untuk para Pandawa melarikan diri, jika suatu saat istana itu dibakar para Pandawa beserta ibunya Dewi Kunti agar melarikan diri melewati terowongan yang dibuatnya. Para Pandawa sangat berterimakasih terhadap Kenana, karena berkat dia para Pandawa tahu rencana busuk Duryodana.

Yudistira yang selalu waspada dapat menangkap sikap Purucana yang mencurigakan. Ia segera memanggil saudara-saudaranya dan mengatakan bahwa saat untuk melarikan diri sudah tiba. Pada hari itu, Purucana mengadakan pesta meriah untuk para Pandawa, maksudnya adalah untuk membuat mereka tertidur karena kekenyangan. Para Pandawa tidak terpengaruh, setelah pesta selesai dan tinggalah beberapa orang penjaga yang sudah tertidur karena kekenyangan. Tengah malam Bima mendahului membakar istana tersebut, para Pandawa beserta Dewi Kunti telah meloloskan diri melalui terowongan rahasia. mereka meraba-raba jalan keluar dalam gelap. Sementara itu api menjalar dengan cepat membakar seluruh istana. Pondok Purucana pun juga terbakar habis berikut dengan penghuninya yang gagal menyelamatkan diri dari rencana jahatnya. Akhirnya Purucana dan lima orang penjaga beserta seorang pembantu perempuan pun mati dalam kejadian itu, rakyat Warana Wata mengira para Pandawa beserta ibunya Dewi Kunti yang sudah menyelamatkan diri ke hutan ikut terbakar bersama Purucana dalam istana itu.

 

Tema                                  : Iri hati Duryadana terhadap panca pandawa.

Amanat                      : Sebagai manusia, kita hendaknya dapat mengendalikan diri dari sifat iri hati, dengki,   dan selalu menjalankan kebaikan.

TAMAT

Daftar perpus

Pakem Wayang parwa Bali

Diterbitkan oleh: Proyek Pengalian/ pemantapan seni budaya

Klasik dan baru tahun 1986/1987

WAYANG GAMBUH.

wayang-gambuhWayang Gambuh mempunyai hubungan erat dengan drama tari Gambuh, terutama sumber lakon,gambelan dan beberapa yang lain. Kapan wayang ini lahir dan berkembang di Bali, sulit di ketahui, karena sumber-sumber tertulis yang menyingung hal itu, hamper tidak ada. Kalau wayang Gambuh dianggap bersamaan lahirnya dengan drama tari Gambuh, maka dapat di kirakan Wayang Gambuh lahir sekitar abad ke XV. Bahwa tari Gambuh dan wayang Gambuh yang ada di Bali ini berasal dari Belambangan ( Jawa Timur ). Pada jaman dahulu raja Mengwi, I Gusti Agung Sakti Belambangan, yang dapat mengalakan Blambangan, memboyong wayang Gambuh beserta Dalangnya ke Bali. keturuna I Gusti Agung Blambangan yang bernama I Gusti Agung Made Munggu yang waktu itu menguasai daerah Blahbatuh, baik sekali hubungan persahabatannya dengan I Gusti Ngurah Jelantik dari Blahbatuh. Demikian baiknya sehingga raja Mengwi tidak berkeberatan menggirimkan Wayang Gambuh sekaligus dengan dalangnya ( yang bernama Arya Tege ,yang berasal dari Blambangan ) ke belahbatuh, atas permitaan I Gusti Ngurah Jelantik. Demikianlah dapat dikatakan Wayang Gambuh lahir dan berkembang pertamakali di Blahbatuh dengan Arya Tege sebagai dalang yang pertama. Selanjutnya wayang Gambuh ini meyebar ke Sukawati dan kedaerah Badung. Disisilan dimasyarakat dikatakan wayang gambuh ini lahirnya setelah tarian gambuh berkembang ada juga yang bilang wayang gambuh duluan ada daripada tariangambuh dan sampai sekarang itu masih di teliti walaupun sudah ada reprensi dari peneliti yang lain. Sarana pentas yang sering digumakan dalam melakoni/ mementaskan wayang gambuh ialah, Wayang, Dasar wayang ( Padamaran), kelir, tali kelir, jelujuh dan pacek kelir, katung, kropak (gedog), Penggeletakan (cepala), Batang pisang (gedebong), Dalang, Tututan Dalang/ketengkong, dan Gambelan. Jenis dan alat-alat gambelan Wayang Gambuh hampir mirib dengan gambelan tariangambuh. seperti Suling gede, Rebab, Kendang, Kajar, Klenang, Rincik, Kangsi, Gentorang, Kemanak, Kempur, dan Cengceng. Biasanya dalam Wayang gambuh cerita yang di gunaka adalah cerita pepanjian, prabhu lasem, Terbakarya alas teratai bang, dan Prabu Gagelang membangun ‘’ karya’’ di Gunung pengebel, nama tokoh dalam wayang Gambuh tidak sama seperti wayang parwa tokoh wayang gambuh diambil dari tokoh tarian gambuh seperti Panji, Mantri pajang , Naranat eng Gegelang, Nrepati jenggala, Mantri Weke, Prabu Pajang, Demang, Tumenggung, Prabhu Wiranantaja, Ratnaningrat, Rangkasari, Raden Arya, Bhagawan Melayu, Raja Kosa, Raja Bintulu, Raja Gwa, Lembu Suranggana, jara dira, Lawe, Nabi, sirikan, singara, Kadiri, Demung, mataram, Gagak Dwinda, Mantring Toker, Kebo pater, Patih, Mantri rangda, Tan mundur, Agun-agun, Katrangan Banyak, Angkawa, prakasa, Demung, Semar, Jabung, togog, Turas, Bayan, dan Sangit. Dialoh-dialoh yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam wayang Gambuh kecuali Penakawan, mengunakan bahasa Kawi tengahan ( kawi Madia), sesuai dengan bahasa Kawi yang di pakai dalam lontar malat, sedangka tokoh penakawan mengunaka bahasa Bali. Dalang yang mementaskan wayang gambuh sebelum mempelajari atau mementaskan wayang gambuh seorang dalang harus mereprensikan darma pewayangan gambuh menjadi panutan kepada dalang yang melakonkan/mementaskan wayang gambuh, darma pewayangan gambuh hampir mirib dengan darma pewayangan parwa. isinya tentang bagaimana sikapseorang dalang seperti bagai mana seorang dalang bila sudahsampai di depan rumah orang yang mengupah pertunjukan wayang, bagaimana sikap seorangdalang dalam sikap duduk dalang pada saat sampai ditempat pentas, sikap dalang padasaat melakonkan wayang dan pada saat dalang memberikan tutur/nasehat (wejangan-wejangan), dan mengetahui perosesi sebelum melakukan pementasan wayang, mempelajari mantramantra. Selain itu dalang dalam berkeluarga dalang harus bias menuntun dan mengayomi keluarga dan bias menjaga sikap bertingkah laku di masyarakat, Gunanya dalang wayang gambuh yang mepelajari darma pewayangan gambuh utuk menguatkan rasa seorang dalang mementaskan wayang gambuh. Dijaman sekarang dikalangan golongan anak muda kurang nya minat mempelajari wayang gambuh karena kurangnya adanya sosialisasi dan pengenalan tentang perkembaan, sejarah tentang wayang gambuh, dan kurangnya adanya pemberdayan bagi dalang wayang gambuh yang dulu-dulu untuk ikut berperan/berpartisipasi dalam melestari kan kesenian wayang gambuh, di jaman sekarang perkembangan wayanggambuh sebenarnya harus berkembang seperti wayang parwa, wayang Ramayana, dan wayang tantri untuk membawa wayang gambuh berkembangan/ exsis di jaman sekarang kita sebagai golongan muda harus mempelajari kesenian yang langka gunanya untuk mempertahankan ke senian tradisi budaya yang ada di Indonesia. Selain itu juga untuk lebih mudah mempelajari kesenian yang hampir punah ini kita sebagai golongan muda yang ingin melestarikan kesenian wayang gambuh ini harus ada yang mengkaji tentang bagai mana mempelajari wayang gambuh tersebut gunanya untuk mempermudah mempelajari kesenian wayang gambuh ter sebut makanya kita sebagai golongan muda yang melestarika kesenian yang langka makanya perlu diadakan pengkajian sesudah itu kita dalam melestarikan kesenian wayang gambuh juga perluada reprensi/buku dariasil pengkajikan tersebut. Permasalahan yang adadi jaman sekarang walaupun sudah ada yang peduli dengan ke senian wayang gambuh ini kita melihat belumjuga masyarakat merespon pementaan wayang gambuhini , karena perkembangan jaman sekarang masyarakat lebih menyukai hiburan bersipat komedian, dijam sekarang kita sulit mengajak masyarakat untuk menyukai kesenian yang sudah hampirpunah, walaupun sudah ada reprensi atau buku sejarah tentang wayang gambuh sulitjuga untuk dimengerti karena kurangnya ada partisipasi masyarakat dan golongan pejabat petinggi untuk mengadakan pementasa wayang gambuh, gunanya untuk memberitahu / supaya masyarakat yanglain tahu bahwa wayang gambuh ini juga bagian dari kesenian yang dimiliki oleh masyarakat bali, walaupun ke senian wayang gambuh ini di datangkan dari Blambangan (jawa timur) oleh raja Mengwi, I Gusti Agung Sakti Belambangan pada abad ke XV. Kita sebagai pencinta seni marilah kita lestarikan kesenian ini jangan biarkan sampai punah marikita pertahanka kesenian ini demi anak cucu kita selanjutnya jangan biarkan sampai kesenian yang ditingalkan oleh nenek moyang kita diambil oleh negaralain demi indonesia maju melalui seni dan budaya.

BANJAR BELAHTANAH.

Camera 360

Banjar Belahtanah adalah bagian Desa Batuan kaler, Br. Belahtanah terletak di bersebelah patung bayi, ( Patung anak kecil) banjar ini berdiri pada tahun 1258 dan Br. Belahtanah memiliki 6 organnisasi yaitu, kelian banjar, pkk, seke gong, pecalang, karang taruna, dan koprasi. Selain itu mempunyai 4 tempeka yaitu tempekan lekawe, tempekan lekangi, tempekan manyar, dan tempekan penyawan. Br. Belahtanah mempunyai 350 kk (ke keluargaan) selain itu juga mempunyai 10 Pura/tempatsuci ( tempat ibadah.) yaitu Pura Dalem tempatnya persemayaman Dewa Siva, Pura Yang tibah pura ini adalah pura peningalan sejarah, patung Bayi/baybi tempat bersemayamnya Brahma Rerare, Pura Banjar purayang di sembah oleh karma Banjar, Pura Melanting tempat persemayaman Dewa dagang/ puranya orang yang suka berdagang( bisnis), Pura Beji tempat persemayaman Dewa Visnu puraini di peruntuan untuk orang yang ingin meminta tirta amerta, Pura nataran pura ini di sung-sung oleh masan/soroh (oleh ke keluargaan.), Pura Panti puraini di sung-sung oleh soroh pasek/soroh keturunan patih-patih jaman dulu, Pura Panti Wasan pura ini juga peningalan jaman purbakala, Pura Desa pura yangdisungsung oleh 4 banjar dan tempat persemayaman dewa manca. Dan di pura memiliki pemangku/sesepuh, di banjar ini memiliki 5 orang pemangku. Selain itu juga memiliki 4 pura subak/puranya para petani. Di banjar belah tanah mempunyai kelian adat 4 orang tugas kelian adat ini adalah untuk menguruskan sarana prasarana yang ada dipura dan 4 orang kelian adat ini tugasnya tidak bersamaan dan memiliki peran masing-masing di pura-pura. Selain itu di pura-pura yang ada di Br. Belahtanah memiliki sinoman tugasnya mempersiakan bilamana ada upacara piodalan, dan juga memiliki juru canang tugasnya untuk mempersiakan banten/sesajen bilamana ada upacara di pura maupun Banjar. Selain itu juga memiliki organisasi seke truna truni pawana suta yang berhulang tahun pada setiap tgl 15 Agustus memiliki kepengurusan pemuda baru dan pemuda pengurus biasanya sesudah masuk menjadi pemuda ada juga pelantikan pengurus, selai itu organisasi pemuda di Br.Belah tanah memiliki program 2 gotongroyong yaitu perogran gotong royong mingguan kegiatan gotongroyong yangdiadakan tiap hari mingu dilingkungan masing masing Banjar, dan gotongroyong ngayah kegiatan ini diperutukan bila ada piodalan di pura semua STT di perutukan untuk membantu Banjar/Warga. Dan setiap menyambut 17 agustusan Seke STT juga sering mengadakan kegiatan lomba untuk menyambut hari kemerdekaan , selai itu di STT juga mendiri kan Warung mini gunanya untuk mencari pengalian dana dan uangkas. STT ini juga memiliki program bilamana ada orang menikah STT harus mengadakan medelokan/ mengucapkan selamat, Seke STT ini juga memiliki program dalam keaktif anagota bilamana angotanya tidak aktif/ tidak mauterlibat dalam kegiataan akan dikenakan denda. Selai itu juja memiliki organisasi PKK organisasi ini di miliki oleh kaum ibuk-ibuk yangdi kordinir biasanya oleh ibuk kelian banjar, organisasi ini juga memiliki organisasi gotongroyong setiap minguan dan memiliki perkumpulan Harisan ibuk PKK, selainitu perkumpulan PKK ini juga memiliki kegiatan seke Gong PKK jadual latihannya kira kira semiggu 3 kali dan seke Gong PKK ini sering ngayah pada saat odalan di Pura-Pura yang ada di Br.Belahtanah, selain itu seke Gong PKK ini juga pernah ngayah diliar banjar,desa, dan pura -pura besar yang ada di bali. Dan kadang-kadang jugapernah keluar bali seperti di jawa didaerah gunung semeru, gunung bromo,lumaja,dan di pura mandaragiri yang ada di jawa. Pkk yang ada di Br.Belahtanah juga pernah mengikut ilomba-lomba kebersihan tingkat desa dan kecamatan . Seke Gong di Br. Belahtanah selai seke Gong Banjar dan seke Gong PKK juga memiliki seke Gong pemuda dan seke Gong anaka-anak , seke Gong anak –anak berdiri pada tahun 2005 seke ini agotanya dari berumu 8s/d 15 latihan setiap mingu 3kali, dan seke Gong ini pentanya hanya di pura-pura yang ada di Br.Belahtanah belum berdiri dua tahun lama kelamaan seke ini bubar pada tahun 2006, dan lanjut lah seke Gong pemuda berdiri pada tahun 2007 dan berjalan sampai tahun 2012 akhirnya bubar lagi dan sampai sekarang seke Gong yang aktif di banjar Br.Belahtanah hanya seke Gong banjar,dan PKK. Selainya di banjar memiliki persatuan pecalang yang lebih dikenal dengan sebutan hansip desa organisasi ini ditugaskan untuk mengawasi dan mengamani jalan nya upacara di pura, maupun pelaksanaan kegiatan yang ada di banjar pecalang ini juga di tugas kan untuk membantu bilamana ada kegiata seperti pemilu, mengankan kegiatan desa maupun penjagan pada saat hariraya nyepi. Selain itu juga mem punyai organisasi koperasi gunanya organisasi ini untuk membantu warga banjar untuk bilamana warga yang ingin membukausaha atau pinjam uang untuk ke butuhan hidup. Koperasi ini laindengan koperasi yg ada di desa koprasi yang ada di banjar bukan menghitungkan bunganya yang di hitung adalah hasil bantuan yang di berikan oleh koprasi. banjar ini juga memiliki tempar sekolah TK dan SD yang berletak di sebelah selatan banjar selai itu di banjar Belahtanah terutamanya tempekan penyawan mempunyai seke cak seke ini di dirikan pada tahun 2013 dan tempat latihannya di jaba wantilan pura Yang tibah, seke ini di latih oleh orang yang luar dari banjar belahtanah dan orang yang menjadi kordinirnya dari nusa dua, seke cak ini yang ada di Br. Belahtanah sidak sering pentas di hotel-hotel yang ada di nusa dua, selain itu seke cak ini juga pernah ngayah di pura-pura yang ada di Br.Belahtanah . dan juga pernah kelurdari banjar ,danpada tahun 2014 banjar belahtanah diajak oleh desa batuan kaler untuk ikut mendukung kegiatan desa dalamrangka Desa Batuan kaler di tunjuk oleh Kecamatan Untuk mewakili kecamatan sukawati dalamrangka pawai di Kabupaten dalamrangka hut kota Gianyar dan dibanjar belahtanah mencari beberapa orang utuk menjadi panitia pawai di desa batuan kaler di desa yang menguruskan kegiatan pawai selain panitia banjar belahtanah ada juga perwakilan panitia lainya seperti Br. Sakah, Br.Cangi, dan Br.Duma. di Br. Belahtanah mendapatkan tugas dalam pawai, di dalam kegiatan pawai ini banjar belahtanah melibatkan para perejuru banjar , PKK banjar, Pawanasuta Banjar, Seke Gong banjar, dan pecalang. Dan pawai ini sudah berjalan proses latihannya sejak sebulan yang lalu dan pada tgl 11 April,akan diadakan refisi/pembinaan dari pakar seni yang ada di Kecamatan , dan pada tgl 14 April , di adakan juga refisi/ pembinaan dari pakar seni yang ada di kabupaten. Gunanya supaya pawai cocok/pas/tepat dengan tema yang di sajikan.pawai ini akan di pentaskan pada tgl 17 April 2014 di depan balai budaya Gianyar .