Berbagai industri penting yang bergerak dalam bidang pelayanan dan kebutuhan pokok masyarakat umumnya beroperasi selama 24 jam dalam seminggu. Contohnya, Unit Gawat Darurat (UGD) pada rumah sakit, satpam, polisi, pemadam kebakaran, call center, restoran 24 jam, sebagian besar industri manufaktur dan masih banyak lagi.
Tentunya kegiatan operasional tersebut membutuhkan jumlah SDM yang lebih banyak dibanding industri lainnya. Maka tak heran jika perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang tersebut memiliki karyawan 2 hingga 3 kali lipat dari perusahaan pada umumnya. Hal ini dikarenakan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilakukan secara konstan dan berkelanjutan sehingga dibutuhkan adanya pergantian karyawan yang bertugas.
Pergantian karyawan ini lebih dikenal dengan istilah “shifting”. Shift adalah sistem pembagian jadwal kerja yang dilakukan secara bergantian. Umumnya perusahaan membagi shift 2 sampai 3 kali dalam satu hari. Tentunya pembagian shift ini akan berbeda-beda pada tiap perusahaan dan menyesuaikan kebutuhannya masing-masing.
Ketentuan terkait sistem shifting ini sendiri sudah diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 77. Dengan ketentuan sebagai berikut.
Perusahaan memiliki 2 skema alternatif shift yakni,
- 7 Jam kerja per hari (6 hari kerja dalam seminggu)
- 8 Jam kerja per hari (5 hari kerja dalam seminggu)
Serta perusahaan dilarang mempekerjakan karyawan >40 jam/minggu. Jika lebih, maka perusahaan wajib memberikan kompensasi berupa upah lembur kepada karyawan. Selain 2 skema diatas, setiap perusahaan juga memiliki sistem shift yang berbeda-beda tergantung dengan kebutuhan perusahaan. Terdapat skema fixed shift, rotating shift, split shift, dan weekend/weekday shift.
Dengan jadwal yang tidak pasti, bagaimana cara HR menghitung gaji karyawan shift?
Dahulu, tim HR harus menghitung gaji karyawan secara manual melalui perhitungan akumulasi absensi, gaji dasar, dan berbagai tunjangan lainnya. Belum lagi jika karyawan melakukan long shift dan lain sebagainya.
Namun itu dahulu, kini perusahaan tidak perlu lagi melakukan perhitungan manual untuk pekerja shifting. Dibantu dengan kemajuan teknologi khususnya dalam bidang digitalisasi, kini perhitungan jam kerja shift menjadi sangat mudah. Adalah aplikasi manajemen shift yang membantu tim HR dalam mengkalkulasi gaji karyawan shift.
Apa saja keunggulan dari aplikasi ini?
- Hemat waktu dan biaya untuk operasional karyawan
- Hindari kesalahan dalam pembuatan jadwal shifting
- Meminimalisir resiko kesalahan dalam menghitung gaji karyawan
“Aplikasi manajemen shifting ini telah digunakan oleh berbagai perusahaan baik yang berskala besar seperti PT ataupun sekelas Franchise. Karena memang sangat memudahkan perhitungan gaji karyawan.” ucap Marketing and PR Manager Appsensi, Albi Panatagama.
Tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, aplikasi manajemen shifting juga sangat memudahkan karyawan. Seperti Appsensi yang menyediakan fitur-fitur pendukung tidak hanya bagi perusahaan tapi juga bagi karyawan, diantaranya:
Bagi Perusahaan:
- Dashboard management jadwal kerja shift
- Atur jadwal long shift atau double shift
- Monitoring shifting
- Kelola jadwal cuti shift
- Sinkronisasi database karyawan dan sistem absensi
- Integrasi dengan sistem payroll online
Bagi Karyawan:
- Cek jadwal shift kerja secara mobile
- Pengajuan cuti, klaim dan lembur secara mobile melalui aplikasi
- Isi laporan kerja, aktivitas pekerjaan sehari-hari dan penugasan semakin mudah, dengan menggunakan aplikasi melalui smartphone
“Jika dibandingkan dengan aplikasi serupa lainnya, tentunya Appsensi lebih unggul. Hal ini karena aplikasi ini tidak hanya memanajemen jadwal shift karyawan tetapi juga bisa menghitung besaran gaji karyawan beserta dengan tunjangan dan benefit lainnya.” tambah Ricky.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi tambahan mengenai aplikasi manajemen shift, silahkan klik link berikut. Segera atur jadwal untuk konsultasi dan demonstrasi Anda!