Identitas diri

April 28th, 2014

IMG_2101

 Nama saya I putu Danika Pryatna Saya lahir pada 5 maret 1995 di Desa Sading. Saya mempunyai adik yang bernama Imade Marco luna dan ayah Iwayan Budha dan ibu saya bernama ni nengah Suneni dan ada juga seorang nenek. Keluarga kami ini dapat di bilang keluarga yang senang berkesenian. Yang pertamakali menjadi seniman di keluarga saya adalah kumpi saya yang bernama i wayan lekok yang berfropesi sebagai seniman dalang . Nah dari situ lah lahir kakek saya yang memiliki kemampuan seni di bidang seni rupa yaitu ukir tetapi bisa juga di seni karawitan walaupun tidak begitu ahli. Kakek saya ini memiliki lima istri dan istrinya yang ke lima melahirkan bapak saya dan seterusnya lahirlah saya.

Awal perjalanan saya di dunia seni adalah di mulai sewaktu saya SD saya sangat senang dengan yang namanya music . Di SD saya itu kebetulan ada ekstrakulikuler menabuh dan dari situ saya mulai belajar megambel. Guru pertama yang mengajar saya menabuh selain bapak saya adalah I Ketut Sukanta dari singapadu , Gianyar. Bliau ini menurut saya guru yang sangat sabar di dalam ia mengajarkan cara bermain gamelan sampai-sampai pada saat itu saya dan teman-teman mengetahui kira-kira 3 tabuh dan 2 tarian dalam waktu sebulan latihan. Nah saya baru tau sekarang setelah saya sekolah di ISI Desnpasar saya baru menyadari bahwa waktu saya SD cara mengajarnya adalah dengan cara yang di sebut meguru panggul. Teknik ini adalah teknik yang lumayan efektif untuk mempelajari sebuah gending. Walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama dan pengulangan yang terus-menerus. Nah dan setelah saya tamat SD sudah pasti saya melanjutkan sekolah ke SMP dan pada saat itu pun sekhe  gong pas waktu SD itupun bubar. Setelah itu saya mencoba membangkitkan kembali sekhe gong saya ini atas perintah dari ayah saya. Namun saya gagal karena kebanyakan teman-teman saya tidak menyenangi yang namanya megambel lagi. Dan sejak saat itulah saya mulai putus asa dan ikut juga mulai tidak menyenangi yang namanya megambel. Saya akhirnya menjadi terjerumus ke dunia motor racing dan anak band pada saat itu. Pada saat saya SMP ini saya hanya mengenal teman-teman yang ada di desa saya dan tidak terlalu bergaul keluar. Dan saya juga memiliki group band yang bernama Roeji Besi yang di bentuk pada waktu saya kelas satu SMP bersama teman-teman saya. Sampai-sampai teman saya ada yang membeli alat music lengkap untuk band kami ini. Band ini lumayan bagus dan saya sudah pernah manggung di wantilan desa dan juga acara-acara ulang tahun pemuda –pemudi. Setelah saya tamat SMP saya berpikir keras akan melanjutkan kemana karena saya belum menemukan hobi saya yang memang benar saya cintai. Ayah saya menyarankan saya untuk bersekolah di KOKAR di sekolahnya dulu. Akan tetapi saya ragu karena saya melihat ayah saya bisa di bilang gagl dalam bidang berkesenian dan saya pun mulai takut itu terjadi kepada saya. Dan pada akhirnya saya memiliki keinginan untuk bersekolah di SMK 5 dan mencari jurusan perhotelan mengikuti saran dari teman saya. Dan saya mempunyai pemikiran juga kalau saya mencari jurusan perhotelan saya takut saya berhenti di tengah jalan karena saya tidak begitu menyenangi yang namanya bersih-bersih maklum saya orangnya memang agak sedikit pemalas. Dan pada akhirnya saya kembali pada hobi saya waktu SD saya pun bersekolah di KOKAR. Nah setelah saya sekolah di KOKAR saya mulai merasa minder karena banyak teman –teman saya yang sudah ahli dalam bermain gamelan. Sehingga saya pun mempunyai pemikiran untuk pindah bersekolah dari sana. Karena saya merasa sangat terlambat untuk mengimbangi permainan dari teman-teman saya. Setelah itu saya menemui guru saya yang pas waktu SD untuk meminta saran dari bliau agar saya bisa tetap bersekolah di KOKAR dan tidak minder. Bliau pun memberikan saya saran begini :apa yang kita cari dahulu kalau kita ingin pintar? Yang kita cari pertama adalah kebodohan dulu .karena kalu kita sudah mencari kebodohan otomatis kita akan mau belajar. Kalau kita mencari kepintaran dulu maka kita tidak akan mau belajar dan kita sebaliknya akan menjadi bodoh dan cuma kita yang merasa diri kita itu pintar. Dan dari perkatan bliau itu lah saya memiliki semangat yang keras untuk belajar dan belajar di dalam bidang seni karawitan. Dan saya mulai semangat saya ini dari mencari sanggar untuk mengisi kegiatan berkesenian saya ini. Pertamakali saya masuk sanggar adalah sanggar yang berada di desa beringkit yang di pelopori oleh teman saya sendiri. Teman saya ini sangat baik karena mau mengajak saya ikut bergabung dalam sanggar ini. Padahal saya belum mempunyai kemampuan yang bagus dalam menabuh. Di sanggar ini pada awalnya adalah sanggar yang pokok dari tabuh-tabuhnya adalah tabuh-tabuh calonarang. Nah dari sanggar ini lah saya mulai mempelajari gending-gending yang di gunakan dalam penyalonarangan. Dan dari waktu ke waktu sanggar ini mulai melakukan pembaharuan seperti mulai mencari tabuh –tabuh untuk iringan tari. Dan saya beserta teman saya mulai belajar melalui kaset-kaset gamelan dan mulai menuangkan materi iringan tari di sanggar. Kami berdua bisa di bilang cukup berhasil di dalam menuangkan materi-materi tabuh untuk iringan tari. Tari-tari yang berhasil kami pentaskan adalah:

  • Tari kasmaran
  • Tari puspanjali
  • Tari margapati
  • Tari wiranata
  • Tari sekar jagat
  • Tari tenun
  • Tari sekar jepun
  • Tari legong masatya
  • Tari belibis
  • Dan tari nelayan.

Dan setelah saya mulai bisa di katakan cukup marih dalam menabuh saya mulai ikut sanggar-sanggar lain. Yaitu sanggar yang berada di desa sibang. Di sanggar ini saya melihat dari kualitasnya cukup aktif dan dari segi kualitas penabuhnya cukup bagus-bagus. Pada awal saya ikut sanggar ini saya menanyakan pada teman saya tetang tabuh-tabuh yang sering di cari di sanggar ini. Dan ternyata tabuh-tabuh yang sering di cari di sanggar ini adalah tabuh kreasi. Dan pada awal saya ikut sanggar ini di pada saat sedang mencari materi tabuh lekesan. Dan saya mulai menyenangi tabuh lekesan ini. Karena menurut saya tabuh lekesn ini sangat manis kedengarannya. Nah setelah saya beberapa bulan saya ikut sanggar ini. Adalah acara di puspem yang di sebut PKB(pesta kesenian badung) dan sanggar ini di tunjuk untuk mewakili kecamatan abiansemal. Dan dari situ lah saya berhenti di sanggar ini. Karena saya sendiri adalah kecamatan mengwi dan otomatis tidak bisa ikut dalam mewakili kecamatan abiansemal. Singkat cerita setelah saya tamat kokar saya juga pernah di ajak oleh teman saya untuk ikut bergabung di sanggar yang ada di blahbatuh yaitu sanggar paripurna. Dan saya ikut sambil mengisi hari libur setelah tamat SMA. Walaupun jarak sanggar ini cukup jauh dari rumah saya saya cukup rajin untuk ikut dalam kegiatan latihan di sanggar ini. Di sanggar ini saya pernah ikut dalam mengisi acara yang cukup besar seperti kuta festival dan word hindu sumbit yang di adakan di Pura Samuan TIga gianyar pada waktu itu. Dan karena jarak tempuh yang cukup jauh saya mulai mundur dari sanggar ini dan juga pada saat itu sudah mulai masa-masa mendaftarkan diri untuk kuliah di ISI denpasar. Dan sekarang ini saya pun sudah mulai kuliah di ISI denpasar. Nah itulah sekilas tentang saya.


Trackback URI | Comments are closed.