LEAK MEYOGA DISAAT PURNAMA
Secara umum purnama dan tilem di yakini sebagai hari suci, di mana banyak aktifitas rerahinan , ritual yadnya di lakukan pada hari ini termasuk upaya penyucian diri / menghening hening, amupug raga wighna ring sarira, metirta gocara dan berbagai bentuk pemujaan kehadapan hyang widhi. Purnama dikaitkan dengan payogan sang hyang wulan/ candra, sedangkan tilem di hubungkan dengan hari payogaan sang hyang surya. Surya candra atau purnama tilem, kedua nya ini sering pula di sebut hari pesucian sang hyang rwa bhineda.
salah satu ritual unik yang secara tradisional di percaya di lakukan oleh pengikut wama marga atau penganut black magic ( penekun aji ugig) pada saat bulan purnama melakukan latian mengasah daya cipta yang sangat di perlukan untuk mempertajam kemampuan aji pengacep yang di miliki nya. Hal ini di lakukan dengan menatap bentuk sang hyang candra ( bulan ) saat tengah malam, kemudian memvisualnya dalam selaning lelata. Tentu saja ritual khusus ini di lakukan secara sembunyi sembunyi agar tidak mengundang perhatian. Bahkan tidak jarang kriya tersebut dilakukan terlebih dahulu ngereh( menebar semacam daya hipnotik , pesirep) agar aman dan tidak terlihat oleh siapa . kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat juga menyebutkan bahwa pada saat melakukan ritual menatap sanghyang candra itu. Menganut leak pada tingkatan tertentu dahulu malin rupa menjadi bojog atau kera atau semacamnya mungkin atas dasar kepercayaan tersebut ada mitos yang berkembang di tengah masyarakat ada bojog mebalih bulan.
sebenarnya latian memfokuskan daya cipta seperti menatap obyek ( bulan, api, dupa dan lain sebagainya ) itu merupakan salah satu krya dalam ajaran astaga yoga yang disebut dharanam. Salah satu cara untuk melakukan dharanam ini adalah dengan jalan menatap obyek tunggal tanpa berkedip untuk mengikat pikiran mencapai pemusatan konsentrasi. Latian ini disebut tranaka. Ungkapan ‘ bojog mebalih bulan’ itu juga bias di makna I sebagai leak meyoga nunggahang idep amuja sang hyang candra yang sangat bermanfaat bagi peningkatan daya cipta bathin. Karena, apakah itu ilmu hitam , apalagi ilmu putih sangat bertumpu pada kekuatan daya batin pelakunya.
Pada saat tilem teristimewa yang terkait dengan mitos pengeleakan adalah tilem kesanga. Tilem kesanga ini di percayai sebagai hari pasucian bhatara baruna dan kekuatn kekuatan beliu lain nya yang beristana di pusat samudra. Jika bhatara baruna berhasil di puaskan dengan yadnya pada saat itu, beliau akan membawakan srining amerta kamandanu kepada pemujaannya. Amerta kamandanu adalah inti sari air hidup yang sangat kekal. Mencapai hidup yang kekal ( sukha tanpa wali duhka ) adalah dambaan setiap ingsan hindu sesuai dengan ajaran sastra agama mungkin atas dasar ini pula, penganut liak pun medewasraya pada saat tilem dengan tujuan yang sama yakni untuk mendapatkan waranugraha keabdian hidup.
pada saat tilem kesanga tersebut di lakukan upacara semacam ujian skripsi dan wisudha dalam jagat pengeleaakan . pada saat itu lah sang guru leak dalam struktur hirarki tertinggi, di ikuti oleh para elit pengeleakan dalam istilah aguron guron mereka, menggelar rapat pleno tertutup . dalam siding pleno itu murid murid leak nyihnayang bhakti ring ida nabe leak dengan menampilkan sesolahan ( semacam atraksi kehalian , malin rupa ) pada tingkatan nya masing masing dan khusus kepada mereka yang menjalankan aji pedestyan , akan menunjukan sertifikat atau bukti bukti kesuksesannya ( berupa data jumblah korban manusia yang berhasil termangsa melalui aji pedestyan yang di milikinya ) selama beroprasi mengamalkan ilmunya, tentu saja ada penilaian atau sertifikat sehingga ada yang lulus dan ada juga yang tidak lulus , yang lulus akan di wisuda dan mendapakat kenaikan pangkat , sedangkan yang gagal harus siap menerima sangsi atau mendapat dispensasi tertentu . bukankah keesokan hari nya umat hindu akan merayakan hari raya nyepii jadi pada saat itu ang murid melakukan tawur agung mempersembahkan guru daksina sebagai bentuk dedikasi kepada sang guru jagat pengeleakan . percaya atau tidak percaya entah suatu kebetulan atau memang demikian adanya ada pendapat yang mengsosiasikan energi tawur agung jagat pengelekan itu dengan prilaku binatang ( anjing,kuluk) saat sasih kesanga konon pada saat sasih kesanga ada berbagai atraksi ( adu birahi) sehingga menebarkan energy birahi yang dasyat sampai ke dunia sekala makluk hewaniah yang paling sensitive dengan aroma khas pengeleakan adalah anjing. Karana itu begitu energi birahi di indera oleh binatang yang bernama anjing itu, sepontan nafsu birahi mereka tidak terkendali alhasil , seluruh bangsa anjing tanpa rasa malu melakukan demo besar besaran ( bersenggama) ketika sasih kesanga tiba.
manusia memiliki sumber kekuatan gaib yang tersembunyi di dalam diri nya kekuatan gaib itu sering disebut juga tenaga dalam daya sepritual , daya metafisika atau kekuatan bhatin . meskipun demikian , tidak semua orang dapay memanipulasinya . demikian pula untuk dapat melakukan ilmu sihir atau penestyan . untuk memiliki kemampuan penestyan misalnya, tentu memerlukan proses pematangan bahtin dengan menjali ritual tertentu , melengkapi berbagai persyaratan terkait dengan ritual disebut dengan bantel dll disamping itu, ada hari hari istimewa yang di yakini dapat memberikan keberhasilan dalam melakukan ritual khusus untuk tujuan tujuan tertentu beberapa contohnya adalah : untuk memasang aji pengedeg desti atau malasang anak mekurenan biasa nya di pilih dari sukra paing atau sukra umanis , dimana pekerjaan masang srana yang di perlukan untuk tujuan itu, biasanya dilakukan pada saat waraspati wage sedangkan pada saat seseorang mulai belajar ilmu biasanya memilih hari redite atau sukra pon atau redite kliwon untuk ngerangsuk lan ngegepang guna sida mandi.
Dalam komonitas social yang bercorak relegio magis, kehidupan masyarakat tidak bias dilepaskan dari keyakinan akan adanya kekuatan gaib baik yang bersumber dari alam kesaktian roh leluhur ,magig serta kuasa supranatural lainya telah tumbuh subur sejalan dengan paham dinamisma dan animism.
Masyarakat Bali yang memiliki corak budaya relegio magis yang sangat kental, juga tidak luput dari kepercayaan akan kekuatan gaib yang disebut magig . jika di daerah lain kita mengenal istilah seperti santet, sihir , selak,suanggi dan sebagainya masyarakat bali tidak asing dengan istilah leak, guna guna, desti teluh dan teranjana. Istilah istilah ini memang berkonotasi negative dan secara tradisional pepuler disebut dengan pengiwa . sedangkan kekutan magig yang bersifat kebalikannya sering disebut dengan penengen .
Pada dasar nya, kekuatan megig tidsk lah besifat putih atau hitam . motivasi manusia yang berbeda dalam mengaolah dan menggunakan magig dalam kehidupan itulah yang membuat magig bersifat hitam atau putih beraliran kiwa dan penengen . keberadaaan paham magig kiwa dan penengen ini telh melengkapi hubungan bipolar dalam kehidupan masyarakat sejalan dengan garis kebijaksanaan hindu purba (satana dharma) yang disebut dengan RWA BHINEDA.
SUMBER : BUKU LEAK MEYOGA DIKALA PURNAMA.
KADEK YUDHIANTARA.