Articles

“2012” Apakah Isu Penting?

Tahun 2009 Indonesia bahkan dunia diguncang dengan kehebohan film yang dirilis oleh Columbia Pictures, bertajuk ‘2012’. Film ini dibesarkan oleh ramalan Suku Maya, yang dipresentasikan lewat film tentang musnahnya dunia yang diwujudkan lewat 3D.

 

Bagi penulis kualitas film 2012, tidaklah sebagus film “Saving Private Ryan” jika dibandingkan sinematografi ataupun ceritanya. Hanya film ini memiliki magnet karena sejarah dari suku maya mengungkapkan penghentian kalender pada tanggal 21 Desember 2012. Lantas, tanpa telaah lebih lanjut, setelah menyaksikan film tersebut, kita pun berkata, kiamat sekitar setahun lagi. Banyak gelitikan terlontar: berhentilah merencanakan hidup, karier, tak usah lagi berpikir untuk punya rumah, segeralah menikah sebelum kiamat, dan bersenang-senanglah menikmati hidup sebelum kiamat, cepatlah wisuda, atau segeralah bertobat. Jangan sampai saat kiamat Anda malah belum bertobat.
Tapi cahaya pencerahan muncul setelah menyaksikan film dokumenter berjudul “2012: The Final Prophecy” yang digarap oleh National Geographic. Phobia kiamat beralih menjadi kekaguman melihat peradaban yang ditinggalkan Suku Maya. Adam Maloof sebagai geologist dari Princeton University mengungkapkan lewat hasil penelitian dan wawancaranya dengan berbagai peneliti bahwa Suku bangsa Maya, memiliki peradaban yang luar biasa kala itu sekaligus misterius. Mereka terkenal karena memiliki kebudayaan tinggi, ditandai dengan tulisan paling dini bangsa Maya yang diukir dibatu prasasti. Lembaran budaya yang digoreskan bangsa Maya untuk sejarah manusia, telah digambarkan lewat keagungan berbagai bangunan nan kokoh. Mereka pun dinilai memiliki tingkat intelektual tinggi, karena mampu menghasilkan kalender untuk astronomi, prediksi hujan serta agriculture (hasil wawancara dengan Nikolai Grube, Etnologist dari University of Bonn). Kemampuan prophecy nya menimbulkan bangsa suku Maya menjadi bangsa yang kaya pengetahuan dan makmur. Namun suku ini dianggap misterius, karena leyap begitu saja dari panggung sejarah. Terlebih jejak peninggalannya menyisakan sebuah kalender prediksi yang berhenti di tanggal 21 Desember tahun 2012. Hal ini pun memunculkan banyak spekulasi, hingga kiamat di tahun 2012.

 

Penulis pun berhak berpendapat bahwa, Maya TIDAK bicara tentang akhir dunia, tetapi akhir sistem dunia, akhir dari sebuah zaman waktu. Mereka memetakan evolusi kesadaran, yaitu kalender mereka adalah prediksi tentang perubahan perilaku manusia yang berdampak pada perubahan iklim. Salah satu keturunan suku maya Mary Coba Cupul menyampaikan “Many people will die”. Benar, banyak manusia akan musnah.. Kiamat… Bencana… ya mungkin terjadi jika manusia tidak sadar lingkungan yang berdampak pada pemanasan global.

 

2012 tidaklah terlalu penting untuk dibahas. 2012 adalah simbol untuk sadar melestarikan lingkungan agar bisa menapak ke 2013. Yang terpenting adalah bagaimana kita wajib menghargai sejarah dan mengungkapkan kebenaran terhadap sejarah itu. Pelajaran penting bagi kaum republik ini bahwa sejarah Suku Maya telah diteliti dan dikaji oleh banyak peneliti, walaupun para peneliti memiliki persepsi berbeda terhadap hasil temuannya pada Suku Maya, namun patut berikan two thumps up karena mereka menghargai sejarah. Bunga Karno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.” Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali sejarah, dari zaman pra-sejarah hingga zaman reformasi sekarang. Namun apakah ada yang peduli untuk menguaknya?
Note:

  • Bagi penulis dan rekan-rekan seperjuangan, 2012 adalah cita-cita untuk wisuda pada program pasca komunikasi UGM.
  • Rasanya tidak perlu menunggu kiamat untuk berbuat baik, tapi teruslah berbuat baik meski tidak mengenal phobia kiamat 2012.