Proses pembuatan ogoh-ogoh “TRI DAYA MANUNGGAL”

This post was written by komangwidiasa on Mei 7, 2019
Posted Under: Tak Berkategori

“TRI DAYA MANUNGGAL” Diambil dari bagian akhir asta dasa parwa yaitu sorga rohana parwa, dimana pada saat itu setiap perbuatan ditentukan. Setiap manusia telah di bekali Tri Daya, Cipta, Rasa dan Karsa. Filosofi “demen ruet” ST Dharma Laksana merupakan representasi dari setiap perbuatan manusia, bahwa tidak satu pun manusia yang bisa hidup santai, tidak ada manusia yang tanpa masalah dan tidak ada manusia yang tidak bekerja atau diam, karena mereka yang diam dan tidak mau berusaha apalagi lari dari masalah sama dengan mati. Maka hanya dengan menghidupkan ketiga kekuatan tersebut manusia akan berkarya. Sebagaimana dalam kutipan bhagawadgita berikut. BhagavadGitaII.47 karmany eva dhikaras te ma phaleshu kadachana ma karma phala hetur bhur ma tesango ‘stv akarmani Artinya: Kewajibanmu kini hanya bertindak, bekerja tiada mengharap hasil, jangan sekali pahala jadi motifmu, janganpula hanya berdiam diri jadi motifmu. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa semua manusia kewajibannya adalah bekerja, berat dan ringan adalah bagian kecil dalam kehidupan. Tan hana karma tan maphala, berbuatlah karena hasil akan diterima sesuai dengan karma, dan hanya pada saat ketiga kekuatan cipta, rasa dan karsa menyatu akan mengarahkan pada kebenaran sejati. Sebuah persembahan dari ST. Dharma Laksana “Tri Daya Manunggal” Selamat Nyepi Saka 1941 Dumogi Rendang Shanti Jagadhita Rahayu ST. DHARMA LAKSANA ( porjapu )

Comments are closed.

Previose Post: