Demen ruet projeck

Filosofi “demen ruet” ST Dharma Laksana merupakan representasi dari setiap perbuatan manusia, bahwa tidak satu pun manusia yang bisa hidup santai, tidak ada manusia yang tanpa masalah dan tidak ada manusia yang tidak bekerja atau diam, karena mereka yang diam dan tidak mau berusaha apalagi lari dari masalah sama dengan mati. Maka hanya dengan menghidupkan ketiga kekuatan tersebut manusia akan berkarya. Sebagaimana dalam kutipan bhagawadgita berikut. BhagavadGitaII.47 karmany eva dhikaras te ma phaleshu kadachana ma karma phala hetur bhur ma tesango ‘stv akarmani Artinya: Kewajibanmu kini hanya bertindak, bekerja tiada mengharap hasil, jangan sekali pahala jadi motifmu, janganpula hanya berdiam diri jadi motifmu. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa semua manusia kewajibannya adalah bekerja, berat dan ringan adalah bagian kecil dalam kehidupan. Tan hana karma tan maphala, berbuatlah karena hasil akan diterima sesuai dengan karma, dan hanya pada saat ketiga kekuatan cipta, rasa dan karsa menyatu akan mengarahkan pada kebenaran sejati.

Proses

Proses adalah tahapan kita mendapatkan yang kita inginkan, seperti saat kita tumbuh menjadi dewasa. Tahap yang perlu kita lalui adalah dari bayi lalu tumbuh menjadi balita, kanak – kanak, remaja dan akhirnya menjadi dewasa. It’s real untuk bisa berjalan saat kita kecil kita pasti akan merasakan sakit saat terjatuh dan itu tidak hanya sekali, kita pasti sering sekali merasakannya, namun dengan demikian kita akhirnya dapat berjalan bahkan sampai berlari. Kepuasaan yang terasa adalah saat proses itu terjadi namun sebagian orang tidak pernah mau mengakuinya, mereka selalu sibuk mengurusi dengan apa yang mereka miliki sekarang dan malas untuk melihat kebelakang. Seberapa penting sieh sebuah PROSES dalam mendapatkan sesuatu?? Bagi saya proses itu sangatlah penting, karena tanpa ada suatu proses apa yang kita miliki sekarang mungkin tidak pernah ada. Orang yang menghargai suatu proses adalah orang yang mengerti bagaimana lika – liku hidup. Rasa dalam proses itu banyak, baik manis, kecut, asam bahkan sampai pahit, sedangkan rasa untuk hasil akhir hanyalah manis. Sesuatu yang dijalani dengan proses yang baik akan menghasilkan hasil yang indah, dan sebaliknya jika kita malas untuk merasakan suatu proses yang lama atau ingin secara instan hasil akhir yang akan diberikan juga mungkin hanya akan memberikan keindahan sesaat. Orang yang melalui proses secara bertahap akan merasakan kepuasan tersendiri yang amat besar, dan akan memberikan banyak pelajaran serta pengalaman yang indah.

Hasil dari proses “GERUNYAM”

Gerunyam Gerunyam diartikan dalam bahasa Indonesia yang berarti usil. Kata gerunyam diambil dari tingkah laku anak kecil yang sedang bermain memukul bambu tanpa ada unsur kesengajaan kemudian muncullah sebuah karya musik yang indah. Konsep ini dituangkan ke dalam sebuah komposisi karawitan dengan instrumen bambu yang di padukan dengan tembang – tembang rare (lagu anak-anak).

Proses pembuatan ogoh-ogoh “TRI DAYA MANUNGGAL”

“TRI DAYA MANUNGGAL” Diambil dari bagian akhir asta dasa parwa yaitu sorga rohana parwa, dimana pada saat itu setiap perbuatan ditentukan. Setiap manusia telah di bekali Tri Daya, Cipta, Rasa dan Karsa. Filosofi “demen ruet” ST Dharma Laksana merupakan representasi dari setiap perbuatan manusia, bahwa tidak satu pun manusia yang bisa hidup santai, tidak ada manusia yang tanpa masalah dan tidak ada manusia yang tidak bekerja atau diam, karena mereka yang diam dan tidak mau berusaha apalagi lari dari masalah sama dengan mati. Maka hanya dengan menghidupkan ketiga kekuatan tersebut manusia akan berkarya. Sebagaimana dalam kutipan bhagawadgita berikut. BhagavadGitaII.47 karmany eva dhikaras te ma phaleshu kadachana ma karma phala hetur bhur ma tesango ‘stv akarmani Artinya: Kewajibanmu kini hanya bertindak, bekerja tiada mengharap hasil, jangan sekali pahala jadi motifmu, janganpula hanya berdiam diri jadi motifmu. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa semua manusia kewajibannya adalah bekerja, berat dan ringan adalah bagian kecil dalam kehidupan. Tan hana karma tan maphala, berbuatlah karena hasil akan diterima sesuai dengan karma, dan hanya pada saat ketiga kekuatan cipta, rasa dan karsa menyatu akan mengarahkan pada kebenaran sejati. Sebuah persembahan dari ST. Dharma Laksana “Tri Daya Manunggal” Selamat Nyepi Saka 1941 Dumogi Rendang Shanti Jagadhita Rahayu ST. DHARMA LAKSANA ( porjapu )

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!