sistem miking

November 19th, 2013

Sistem Micking Dalam Barungan Gong kebyar
Di dalam barungan gong kebyar biasanya menggunakan 16 mick ada saat berlangsungnya pementasan, mick yang dipakai terdiri dari : mick tom dan condusor. Dan shure vocal Sm 58 khusus untuk vocal dan Sm 57 digunakan untuk instrumen.
Menurut saya system pemakaian micking yang sudah saya buat sudah benar karena dengan penempatan micking dengan posisi demikian semua suara dari instrument akan terdengar merata tanpa terkecuali. Di dalam penempatan micking ada beberapa instrument yang menggunakan mic tom antara lain : Kendang, gong, suling, terompong, reyong, kempur, kempli, bende, dan rebab. Kemudian ada beberapa instrument yang menggunakan mic condusor antara lain : Gangsa, Kantilan, Ugal, Penyacah, Jublag, Jegog, dan kajar. Dengan demikian dalam barungan gong kebyar dapat dikatakan hanya memakai dua jenis mic dan memerlukan 16 buah mic.
Pada instrument kendang yang posisinya seperti pengamatan saya pada muka kanan dan muka kiri masing-masing harus berisi mic, agar suara muka kanan dan muka kiri berimbang. Kemudian pada terompong berisi 2 mic agar suara terompong jelas terdengar. Begitu juga dengan reyong menggunakan 2 mic. Kemudian pada gangsa dan kantilan masing-masing menggunakan satu mic seperti gambar yang sudah saya buat. Dan suling menggunakan dua mic. Kemudian untuk jublag,penyacah dan jegog, masing-masing untuk sepasangnya menggunakan satu mic condusor. Dan gong menggunakan 1 mic yang terletak diantara gong lanang dan gong wadon. Untuk kempur dan kempli juga menggunakan satu mic untuk kempur dan kempli. Dan terakhir bende juga menggunakan satu mic.

KRONOLOGIS PERJALANAN GONG DALEM TAMPUAGAN SENGGUAN KLUNGKUNG

November 6th, 2013

Dari awal perjalanan sekaa gong dalem tampuagan sengguan Klungkung di paparkan melalui cerita orang tua yang saya ketahui sampai saat sekarang. Mula-mula dalam acara Piodalan di pura Dalem Tampuagan Sengguan Klungkung dari tahun 60-an,yang diceritakan mengenai asal-usul gong yang ada saat sekarang sebagai berikut,semenjak melangsungkan upacara piodalan di Pura Dalem Tampuagan tak lepas di iringi dengan tetangguran gong. Maka dari itu orang tua dan Klian pura Dalem Tampuagan mencari sekaa gong yang pertama di tahun 60-an. Datangnya dari desa tetangga yaitu dari desa Sulang. Mengingat tetangga dekat dan sudah mempunyai gong karena setiap hari pujawali Anggar Kasih Prangbakat di dalem Tampuagan di iringi dengan tetangguran yang bernama Gong,yang datangnya hanya selang waktu 6 bulan Bali atau 7 bulan kalender. Mengingat sangat pentingnya di iringi dengan gong karena berjalan dari merajan kami yang terletak kurang lebih 4 km dari tempat kediaman Ida Betara dalem Tampuagan di simpan dalam sehari-harinya,karena saat hari Anggar Kasih Prangbakat Ida Betara dalem Tampuagan katuran wali di Klungkung. Maka dari itu semua dadia dalem Tampuagan ikut berjalan kaki ke pura Dalem yang di idtilahkan dalam sebutan ngiring. Menjelang keberangkatan Ida Betara dalem dari merajan Satria kurang lebih setengah jam untuk menempuh perjalanan maka dari itu setiap puja wali di pura Dalem mencari yang namanya sekaa gong untuk bisa mengiringi Ida Betara Dalem Tampuagan yang katuran wali di kota Klungkung. Dari situlah orang tua kami dan Klian Dadia Tampuagan mencari sekaa gong yang berasal dari desa Sulang. Biar ada yang mengiringi dari merajan Satria sampai di pura Dalem Tampuagan,secara pribadi atas nama I Nyoman Diara selaku klian pura Dalem Tampuagan menyetujui sekaa gong yang berasal dari desa Sulang untuk ngaturang ngayah puja wali ipun di kasi imbalan sekedar dari dadia dalem. Mengingat pentingnya upacara piodalan di iringi dengan tetangguran gong selama berlangsungnya rangkaian upacara piodalan di dalem Tampuagan sampai selesai,walaupun dengan kostum atau busana yang kurang seragam.

Dari waktu ke waktu perjalanan amat lah panjang dengan perjalanan selama 4 tahun lamanya upacara piodalan di pura dalem Tampuagan berjalan dengan lancar. Apa mau di kata ternyata klian sekaa gong tidak bisa ngaturang ngayah karena ada acara lain,maka dari itu paman kami
selaku klian dadia terpaksa tidak mencari gong lain karena waktunya amat mendadak. Setelah selesai puja wali di pura dalem Tampuagan semua pengempon pura Dalem rapat untuk membahas masalah gong karena dari Satria tanpa di iringi dengan tetangguran kurang pas. Dari hasil rapat di sepakati untuk mencari sekaa gong dari desa lain,menginjak tahun 1966 Klian dadia dan dadia dalem mencari sekaa gong yang berasal dari desa lain yaitu desa Tangkas Klungkung untuk mengiringi serangkaian upacara piodalan. Dari mulai dan berakhirnya serangkaian upacara piodalan di pura Dalem,setelah disepakati dari sekaa gong desa Tangkas Klungkung seluruh pengempon merasa senang dan bangga karena sudah mendapatkan sekaa gong dari desa Tangkas untuk bisa mengiringi serangkaian upacara puja wali di pura Dalem Tampuagan. Dari mulainya sekaa gong desa Tangkas ngaturang ngayah merasa senang dan dapat melaksanakan tetangguran dengan nyaman di pura dalem. Karena sudah berjalan dengan mana mestinya menginjak puja wali tahun 1969 barulah terasa ada suatu permasalahan yang bisa dihindarkan lagi,dari pihak dadia merasa was-was. Karena lagi mengingat serangkaian puja wali dengan berjalan dari merajan Satria menuju pura Dalem Tamouagan atau istilah bahasa Balinya mepeed,sudah dari dulu dilaksanakan. Maka dari itulah klian dadia pura Dalem turun langsung menghadap desa Tangkas Klungkung,untuk menanyakan apa permasalahan yang telah di hadapi. Klian sekaa gong desa Tangkas menjawab dengan tegas karena bersamaan di desa Tangkas memerlukan tetangguran untuk serangkaian upacara yang di laksanakan di desa setempat. Klian pura dadia Tampuagan Klungkung memikirkan bagaimana untuk dapat menemui sekaa gong lain yang mau ngaturang ngayah,mengingat upacara puja wali Ida Betara datingnya setiap 6 bulan Bali atau 7 bulan kalender. Dengan keras klian pura Dalem Tampuagan beserta pengurus dengan cepat menghubungi sekaa gong dari desa lain, maka di dapatkanlah sekaa gong dari desa Gunaksa banjar Babung dan bersedia ngaturang ngayah setiap upacara piodalan di pura Dalem Tampuagan yang dating setiap rahinan Anggar Kasih Prangbakat. Mengingat pentingnya dalam rangkaian piodalan di pura Dalem kami dari dadia pura merasa senang karena dapat membangkitkan seni yang ada di seluruh Bali. Apa yang telah kami paparkan dari awal bagaimana jalan yang kita tempuh untuk mendapatkan suatu sekaa yang dapat mengiringi piodalan saat melaksanakan upacara puja wali untuk kita bersama baik dari anak-anak,pemuda dan orang tua. Kembali apa yang telah kami sampaikan lewat goresan ini,selanjutnya di tahun 1970 sekaa gong dari desa Gunaksa banjar Babung mulai ngayah yang pertama. Dari pihak klian sekaa dan dari pihak klian dadia sudah sepakat yang di setujui dari awal berlangsungnya upacara hingga berakhir dan berjalan dengan lancar, namun memasuki di hari kedua mulai dari sekaa gong desa Gunaksa banjar Babung merasa malas berjalan dari merajan Satria menuju pura Dalem Tamouagan, di situlah merasa ada kejenuan sebab dari dulu yang kami ketahui setiap hari piodalan seluruh dadia pengempon pura dalem tampuagan harus berjalan kaki, namun apa tidak bisa di kata perjalanan baru sekaa gong dari desa Gunaksa mengikuti iring-iringan ditanya kenapa di tempat ini (1) mengikuti dengan alasan di jawab karena ada kesibukan,terus dapat di tanggapi dengan (2) walaupun keadaan demikian klian dadia bisa memakluminya,di hari keempat dan kelima piodalan di pura dalem Tampuagan masih juga sekaa gong yang bersangkutan terus demikian,istilahnya mengadang di jalan raya yaitu pada tahun 1972 klian dadia dan seluruh pengempon pura dadia merasa kesal setelah pesangkepan di hari pengitungan laporan di pertanggung jawabkan terus di bahas masalah sekaa gong yang ikut ngaturang ngayah di pura dalem Tampuagan. Mengingat pentingnya serangkaian upacara diiringi dengan tetangguran gong di situlah semua pengempon pura berpikir bagaimana jalan keluarnya,untuk bisa saat upacara bisa di iringi dengan tetangguran gong. Sebab dari desa Gunaksa banjar
Babung jelas kita tidak inginkan lagi,sebab kita menunggu lama dan saat Ida Betara memarga kita baru bisa di ikuti. Hasil rapat untuk menentukan jawaban mengingat awal tahun 1973 bulan Januari hari puja wali semua pengempon dadia Dalem Tampuagan sepakat untuk meminjam seperangkat gong bleganjur. Maka dari itu ada salah satu dadia yang dapat meminjam gong dari banjar Timbrah desa Paksebali, menjelang dua hari lagi Anggar Kasih Prangbakat semua warga pengempon pura dalem belajar menabuh,karena semangat dan memang ada bakat dapatlah di tabuhkan tabuh yang bernama Galang Kangin. Setelah itu timbul rasa percaya diri dari klian pura bagaimana caranya untuk bisa membeli seperangkat gambelan gong bleganjur supaya tidak setiap upacara piodalan meminjam gong di desa lain. Hasil rapat selanjutnya di sepakati untuk membeli seperangkat gong bleganjur dulu biar bisa memudahkan serangkaian kegiatan upacara di pura dalem. Hasil di setujui lewat paruman tahun 1973 pada tanggal 20 Agustus. Dadia Tampuagan bisa membeli seperangkat gong bleganjur dengan harga Rp.175.000 secara mengkredit di desa Tihingan kabupaten Klungkung. Semua warga merasa senang dapat belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh pada saat malam hari. Mengingat pentingnya untuk perawatan gong bleganjur di bentuklah sekaa gong yang diberi nama sekaa gong Sekar Sari di tahun 1973 dengan klian I Made Deresta,dan tempatnya masih di rumah pribadi. Klian sekaa gong dari tahun ke tahun berjalan,timbul lah ide untuk membikin yang namanya tempat gong di rumah pribadi I Nyoman Kramas pada tahun 1978. Kegiatan sekaa gong Sekar Sari mulai aktif belajar setiap hari tidak mengurangi rasa yang kereget. Salah satu dadia mempunyai ide untuk melengkapi gong bleganjur di (3) untuk melengkapi yang namanya gong barungan atau gong gede. Semua pengempon pura dadia mengikuti rapat yang di pimpin oleh klian dadia Dalem yang bernama INyoman Diara terwujud menyikapi hasil pertemuan klian dadia langsung menuju desa tihingan yaitu tempat pembuatan gamelan,tujuan klian dadia ke desa tihingan untuk memesan seperangkat gambelan barungan atau gong gede. Sepulang dari desa Tihingan I Nyoman Diara mencari direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) di kota Klungkung untuk mencari solusi pembiayaan pembayaran nanti. Mengingat pentingnya pinjaman uang dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) harus ada jaminan yang masih berlaku, yaitu berupa tanah karena waktu itu direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang bernama pak Windu dari Singaraja masih merupakan pengempon dadia Dalem Tampuagan. Apa yang telah di sepakati di Bank Rakyat Indonesia (BRI) dari klian dadia yaitu I Nyoman Diara dan direktur Bank Rakyat Indonesia yaitu Pak Windu sepakat memberikan jaminan berupa sertifikat tanah atas nama IMade Mastra. Memasuki di tahun tahun 1980 terwujudlah yang namanya gong barungan atau gong gede di pura Dalem Tampuagan. Mengingat pentingnya tabuh barungan atau gong gede sekaa gong Sekar Sari mulai mengaktifkan diri dengan mengadakan sangkepan di sekaa gong dengan anggota 35 0rang. Zaman mulai berkembang untuk membangkitkan seni dan tabuh perlu diajarkan tarian dan tabuh yang ada kaitannya dengan rangkaian upacara. Di tahun 1987 sekaa gong Sekar Sari mulai berpindah tempat dari utara jalan ke sebelah kiri jalan,karena halaman aekaa gong saat ini lebih lebar dari yang dulu memasuki era di zaman modern sekarang ini dari sekaa gong orang tua bergabung dengan yang muda-muda untuk bisa menyatukan. Di saat mencari tabuh sampai saat ini sekaa gong Sekar Sari tetap aktif belajar menabuh dengan tekun dan bersungguh-sungguh dan kami mempunyai gagasan untuk bisa memacu semangat anak-anak yang ada di lingkungan kami untuk ikut belajar menabuh dan (4) ,mengingat pentingnya upacara piodalan di pura Dalem Tampuagan pada awal tahun 1966 orang tua kita bingung mencari jalan keluar,supaya hari piodalan yang jatuh pada rahina Anggar Kasih Prangbakat selalu bisa di iringi dengan tetangguran gong. Akhirnya klian dadia pura dalem Tampuagan dan pengempon pura
menemukan jalan keluarnya yaitu menyepakati pada setiap upacara piodalan di pura Dalem Tampuagan Tangkas yang jatuh pada rahina Anggar Kasih Prangbakat untuk selalu di iringi dengan tetangguran gong. Tetangguran gong tersebut tidak lagi dari desa lain seperti sekaa gong dari banjar Sulang, dan banjar Gunaksa melainkan dari sekaa gong Sekar Sari baik orang tua,muda-muda (sekaa truna ) dan anak-anak. Demikian lika-liku perjalanan dadia perjalanan Dalem Tampuagan Sengguan Klungkung dari tidak memiliki seperangkat gambelan bleganjur dan gambelan barunagan atau gong gede sampai dengan bisa memiliki seperangkat gambelan bleganjur dan gambelan barungan atau gong gede sampai dengan saat ini.
Barungan yang utama terdiri dari:
1 buah Giying , atau Ugal
4 buah pemade
4 buah Gangse kantilan
1 tungguh reyong berpencon 12

1 tungguh terompong berpecon 10

2 buah kendang besar (lanang dan wadon

1 buah Kempur
1 buah kajar

2 buah gong besar (lanang dan wadon)

1 buah kemong (gong kecil)

1 buah babende (gong kecil bermoncong pipih)

1 buah kempli (semacam kajar)

1 pangkon Ceng-ceng

SUMBER:
I MADE WIDIWRTA.
I MADE SUDARTA.

BIOGRAFI SANG KETUT DHARMAYASA BA/KAKYANG DALANG SADHAR

November 6th, 2013

Kelahiran 1januari 1960, hari jumat umanis wuku menail, di jero satria desa pekraman sampalan desa dinas paksebali, mulai menginjak sekolah dasar pada tahun 1966-1972, sudah ada kiat untuk memplajari sepiritual atau filsapat, saat itu begitu tamat sd tahun 1976 dengan nilai hampir semua mendapatkan nilai 10, seperti bahasa indonesia, sejarah,berhitung, agama, terus melanjutkan di SMP NEGERI 1 SEMARAPURA yang bertempat di MUSIUM SEMARAJAYA sekarang, jugapada saat itu saya tanpa di sadari mempunyai bakat bahasa inggris yang luar biasa, dari awal menginjakkan kaki di SMP 1, saya selalu mendapatkan perhatian guru bahasa inggris/ BAPAK GUSTI NGURAH SAYANG, dan memang nilai saya 9, akhirnya tamat dari smp 1 pada tahun 1975 menuju SMA NEGERI 1 SEMARAPURA. Saat pembagian jurusan saya mendapatkan jurusan IPA / PASPAL. Saat akan berakhir tahun ajaran baru, di rybah oleh menteri pendidikan baru, sehingga saya salah satu siswa yang kena transisi, karena ada perubahan tahun ajaran pendidikan mulai bulan juli, sehingga menunggu lagi enam bulan menuju kelulusan sehingga ujian akhir tahun mundur enam bulan, selama enam bulan kami sebagai kelas 3 di berikan extra sesuai dengan hobby, saat itulah rasa seni saya dan ikut seni tabuh di jumpai di bina oleh BAPAK NYOMAN GIRING (ALM) sehingga mampu menabuhkan tari kreasi, topeng DSB. Munculah niat saya untuk menjadi penari topeng, tapi belum terwujud, baru hanya cita-cita…… 1979 saya tamat dari SMA 1 SEMARAPURA, karena jurusan ipa, nilai ipa saya hanya sekedar lulus, karena salah satu pelajaran ipa / fisika jatuh pada saat ujian nasional, sehingga hlang niat untuk menuruti jurusn, merasa dari SMP bakat bahasa inggris lebih dominan, maka saya cenderung melanjutkan di FAKULTAS SASTRA jurusan bahasa inggris di UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR BALI. Selamat di terima sesuai prosudur , dari tahun 1979 saya mulai kuliah di sastra inggris. Sambil bekrja sebagai translator bahasa inggris-Indonesia, Indonesia- bahasa inggris di foster parent plans. Ya lumayan mendapatkan sekitar Rp. 750.000- 1.500.000 perbulan dengan menukar check di BNI DENPASAR. Juga saya menjadi guru honor di SMP DHARMA WIWEKA di Br AMBENGAN PEDUNGAN DENPASAR selatan. Mengajar bahasa inggris, juga sebagai guru honor di SMP TP jln GADUNG DENPASAR, dan pada tahun 1980 saya sebagai giru honor di SMA NEGERI 1 SEMARAPURA KLUNGKUNG, juga di percayai oleh ibu wahyuni sebagai asisten dosen bahasa Jerman di GEFAKSA UNUD, dan menambah tugas pada tahun 1983 sebagai guru honor di SMA NEGERI 2 GUNAKSA yang sekarang di sebut SMA 1 DAWAN, dan di dirikan SD English Class Saraswati bersama BAPAK MADE SANGKAN di SARAWATI KLUNGKUNG. Ikut mengajar bahasa inggris di SD kawasan NUSA DUA yaitu di Club Med BALI NUSA DUA bagian food and beverage hanya beberapa bulan dan langsung di pindahkan di GRO ( GUEST RELATION OFFIOCER), juga beberapa bulan lalu dijadikan supervisor, dan tahun 1997 diangkan sebagai FRONT OFFICE MANAGER. Padatahun 2000 sebagai korlap untuk mengadakan tuntutan terhadap manajemen club med dan akhirnya berhasil semua karyawan club medmendapatkan service Rp. 1.300.000/ bulan, walaupun tanpa tamu menfhunibhotel tersebut. Pada tahun 2002 tanggal 1 april saya mengundurkan diri dari club med karena harus menuruti titah dari batara dalem ped agar ngiring dalam bidang spiritual. Akhirnya saya berhenti sejak 1 april 2002 di beri pesngon Rp. 80.000.000 lalu lagi menjadi guru honor di SLUA KLUNGKUNG, dan pada tahun 2003, 13 januari saya bersama teman-teman mendirika YAYASAN PUSAT PARIWISATA INDONESIA yang bergerak dalam bidang pendidikan SMK PARIWISATA YAPARINDO dan sampai sekarang sudah ada siswa kelas x9 kelas XI 7 KELAS dan saya masih mengajar sebagai guru FRONT OFFICE dan bahasa inggris hotel, juga sebagai guru guru public relation. Begitu selesai dihotel, juga sebagai guru public relation. Begitu selesai di hotel, saya aktif di desa pekraman sebagain kelian di Br PENIJOAN, sebagai kelian pura paksebali, dan sebagai prajuru baga parhayangan ring desa pekraman sampalan. Juga sebagai ketua parisadha hindhu dharma kecamatan dawan, seagai wakil di PHDI KABUPATEN KLUNGKUNG, juga sebagai penyuluh agama HINDHU non pns di kantor kementrian agama KABUPATEN KLUNGKUNG. Selain sebagai guru di SMK YAPARINDO KLUNGKUNG saya juga sebagai seniman daerah mengembangkan seni topeng: sida karya, topeng babad, juga prembon, selaintopeng saya juga mengembangkan wayang sebagai DALANG: dalang lemah, ngedog, wayang kelir, calon narang, sapu leger, bima swarga dan sebagainya, juga aktif dalam mengembangkan dan melestarikan tari BALI sacral: sang hyang jaran, sebagai dalang dan pelaku jamasan, arja calon narang, arja godogan, arja panji, arja babad, juga aktif dan mengembangkan gita santhi, baik wirama, wakia, maupun sekar alit, juga sudah banyak tulisan saya yang tersebar sebagai buku, juga juga di dunia maya: kakayang dalang menggugah blog spot.com,ki dalang sawdhar blog spot.com,kidalangsadhar wordpress.com juga di yotube: dharmayasa sang ketut youtu.com maupun berupa kaset tape yang sudah tersebar juga termasuk cd audio seperti: kaset produk bali record, sapu leger, sidakarya, satria taman bali, kang cing wie, atman tatwa, tresnane pegat di puncak mangu, wirama brata yuda,bersama NI WAYAN SUDANI, swarga rohana parwa merupa wakia. Klau ayah-ayah melalui gita santhi sudah sering ngayah di pura semru padasaat puncak karya bulan juli yang lalu, pura kahyangan jagat sepaeti: lempuyang puncak, lempuyang madya, ratu pasek, penataran besakih, sri jong tabanan, brengbeng Negara, pamgkung apit Negara, pasek gelgel, sawan buleleng, pura puseh kepakisan buleleng, sekemeneb tianyar pusat gajah para, pasek gelgel desa santhi Karangasem , buda keeling, padang kerta karangasem, pura puseh ulakan manggis, pura puseh bangli, dalem tenggekan bangli, pura dalem pingit bangli, pura dalem purwa bangli, pura pula tarukan peninjoan bangli, pura tarukan pejeng gianyar, pura penataran sasih pejeng gianyar, pura pesamuan tiga, bedulu, pura dalem sapat ubud, pura pusat haurum taman bali bangli, pura dalem tenggaling, pura puseh pundukdawa dawan, pura dalem pikat, pura dalem besan, pura dasar buana glgel, pura kentel bumi banjarangkan KLUNGKUNG, pura batur kintamani bangli, pura dalem balingkang, sakenan kamasan, pura sakenan badung, pura dalem samprangan, pedharman dalem samprangan, pedharman ratu pande, pedarman pasek, ratu pasek, pedarman dalem bakas, pedarman bujangga wisnawa, dadia pasek tohjiwa karangasem, dadia pasek budaga, dadia pasek gaduh gelgel, dalem segening gelgel, dalem batu guling bangli, dadia pulasari besang kawan, dadia pasek tohjiwa, pura bukit sakti tlunwayah sidemen, pura puseh dlod yeh, pura dadia pasek gelgel delod yeh, grya lokasari, grya manduwang, grya pringalot rendang karangasem, grya selat bangli, grya sindhu karangasem, grya sindhu sanur, grya sindhu Lombok barat, grya manuabasakti, grya Kediri paksebali, grya Kediri kamasan, grya Kediri bangli, grya tegalalang bangli, grya bukit bangli, grya bukit sari peliatan ubud, grya batuan, grya buruan, grya kemunuh ketewel paksebali, grya kemunuh di gianyar, grya siduaji buleleng, grya talibeng karangasem, gray celempung bangli, grya kutu kamasan, grya taman klungkung, grya siladan tman bali, grya biau muncan karangasem, grya sri mpu ring payungan, grya ring tegak, grya cucukan, grya jumpung kamasan, gray gede jumping dawan, juga saya sebagai penyebar dan pengembang sastra bali dalam melestarikan cerita kuno agar di minati para pemuda lewat radio bokasi di kota KLUNGKUNG, adapun cerita yang saya pernah sampaikan adalah barmacam-macam sesuain dengan kondisi, agar masyarakat semakin tanggap: cerita masalah kehidupan sehari-hari berupa dharma tula.
Kenapa tuhan tidak bisa di lihat? Siapa sebenarnya shang hayang widhi? Apa saja swadharma /kewajiban peranda, dan bagai mana bila melanggar? Apa yang meningkatkan seorang sulinggih? Yaitu catur bandana, dan 12 swadharman pinandita, kenapa orang masih menyebut sudra? Apa bedanya sudar dengan jaba? Apakah masih ada orang jaba? Apakah ada betara jaba? Siapa sebenarnya paling tinggi statusnya di masyarakat? Adapun cerita yang berupa perbandingan berupa purana: Siwa sarma, sang supala, jara sanda, matinya jayadrata, terbunahnya bishma. Kenapa bhisma masih hidup, kena sentanu tidak berani melarang dewi gangga membunuh anaknya sampai lebih dari satu, kenapa derona marah kepada drupadi, dan masih banyak cerita wayang sebagai pembanding. Juga cerita babad yang sudah saya siarkan di bokasi: Meninggalnya gusti patih sentana arya sukahat gara-gara seorang istri ayu belog, meninggalnya keluwung sakti karena kelalaian seorang raja samara kepakisan babad arya belog yang berasal dari arya pudak, babad tangkas kori agung dari awal sampai berkembang, babad arya kenceng, babad demung yang sebenarnya adalah rangga lawe babad arya penatih, kenapa di kalahkan oleh semut? Babad manik angkeran kenapa dungkung blatung menyerahkan semua arta benda dan keluarga? Babad orang bali? siapa yang mempunyai status paling tinggi di BALI? Kenapa sebab pada saat purnama kedasa betara turun kabeh, ratu pande tak bisa di dahului? Kenapa kita buat danggsil pada saat ngusaba nini? Siapa saja sentanan para sakti? Apa alas an berahmana welaka tidak menyembah tri kahyangan tiga? Juga cerita lucu yang pernah saya siarkan : pan angklung gadang, pan jempenit, bagus diarsa, lombang kori, rare angon, belog, tuwung kuning, arya buru, arya tutuan, asal mula danau toba, asal mula nama desa-desa yang menggunakan serba batu, batu bulan, batu hyang, hyanh batu, balig, batu mejan, batu licin, batuan. Juga saya sampaikan beberapa cerita science: Apa sebab manusia punya indra ke enam. Apa yang di maksud dengan futari? Bagaimana proses aktivitas otak tengah?
Termasuk filsapat terhadap sulinggih: Kenapa harus menutup mantram dengan agnir-agnir jyotir-jyotir nama-nama suwaha. Apa sebabnya setiap menghaturkan pekelem di segsra dengan menggunakan serba hitam? Sedangkan laut adalah lambing brahma? Kenapa saat di pucak goa lawah menghaturkan serba putih? Apa saja 12 dharmaning pandita, apa yang di maksud catur bandana dan bagai mana aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

suling

Juni 4th, 2013
  1. A.   Bentuk dan Pengertian Suling Secara Umum

 

Suling sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Musik adalah flute tradisional yang umumnya terbuat dari bambu. Secara fisik, suling yang terbuat terbuat dari bambu memiliki 6-7 lobang nada pada bagian batangnya dan lubang pemanis (song manis) pada bagian ujungnya. Sebagai salah satu instrumen dalam barungan gamelan Bali, terdapat berbagai bentuk ukuran dari yang panjang, menengah dan pendek. Dilihat dari ukurannya tersebut, suling dapat dibedakan jenisnya dalam beberapa kelompok yaitu: Suling Pegambuhan, Suling Pegongan, Suling Pearjan, Suling Pejangeran dan Suling Pejogedan . Dari pengelompokan tersebut masing-masing mempunyai fungsi, baik sebagai instrumen pokok maupun sebagai pelengkap. Penggunaan suling sebagai instrumen pokok biasanya terdapat pada jenis barungan gamelan Gambuh, Pe-Arjan, Pejangeran dan Gong Suling.

 

  1. B.   Kemunculan suling pada gamelan kekebyaran

 

Dalam seni karawitan kekebyaran, hingga saat belum diketahui secara pasti kapan instrumen suling masuk sebagai bagian barungan gamelan tersebut. Munculnya gamelan gong kebyar sebagai salah satu bentuk ensambel baru dalam seni karawitan Bali pada abad XIX, tidak dijumpai adanya penggunaan suling dalam komposisi-komposisi kekebyaran yang diciptakan. Penyajian komposisi ”kebyar” yang dinamis, menghentak-hentak serta pola-pola melodi yang ritmis tidak memungkinkan bagi suling untuk dimainkan di dalamnya. Sebagai salah satu contoh, dalam komposisi ”Kebyar Ding”, yang diciptakan pada tahun 1920-an tidak terdengar tiupan suling. Ini dapat dijadikan salah satu indikator bahwa pada awal munculnya gamelan gong kebyar, suling masih berfungsi sebagai instrumen sekunder dan belum menjadi bagian yang penting dalam sebuah komposisi.

 

C. Fungsi Suling.

 

Dewasa ini, telah terjadi pergeseran atau perubahan fungsi beberapa instrumen yang terdapat dalam barungan gamelan gong kebyar. Salah satu perubahan tersebut adalah semakin berkembangnya fungsi instrumen suling dalam barungan gamelan tersebut,dan pada beberapa barungan gamelan lainnya termasuk gamelan gong kebyar suling berfungsi sebagai instrumen ”pemanis” lagu dan memperpanjang suara gamelan, sehingga kedengarannya tidak terputus. Dalam fungsinya itu, suling hanya menjadi instrumen pelengkap dalam arti bisa dipergunakan ataupun tidak sama sekali.

Sebagai salah satu tonggak penting perkembangan fungsi suling dalam komposisi kekebyaran, dapat disimak dari salah satu komposisi yaitu Tabuh Kreasi Baru Kosalia Arini, yang diciptakan oleh I Wayan Berata dalam Mredangga Uttsawa tahun 1969, dimana dalam komposisi tersebut mulai diperkenalkan adanya penonjolan permainan suling tunggal. Terjadinya perkembangan fungsi suling tersebut merupakan salah satu fenomena yang sangat menarik dimana suling yang pada awalnya memiliki fungsi sekunder yaitu instrumen pendukung, berkembang menjadi instrumen primer yaitu instrumen utama.

Sebagaimana terjadi dalam perkembangan komposisi tabuh kekebyaran saat ini, suling memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan komposisi kekebyaran dimana melodi yang dimainkan tidak hanya terpaku pada permainan laras pelog lima nada, namun oleh para komposer sudah dikembangkan sebagai jembatan penghubung hingga mampu menjangkau nada-nada atau melodi menjadi lebih luas melingkupi berbagai patet seperti tembung, sunaren bahkan mampu memainkan nada-nada selendro. Dari pengembangan fungsi tersebut komposisi tabuh kekebyaran yang tercipta pada dua dekade belakangan ini menjadi lebih inovatif dan kaya dengan nada atau melodi.

Adanya pengembangan fungsi instrumen suling dalam komposisi kekebyaran terkadang menimbulkan fenomena yang lebih ekstrim dimana dalam sebuah karya komposisi instrumen ini muncul sebaga alat primer dan vital, tanpa kehadiran instrumen tersebut sebuah komposisi tidak akan dapat dimainkan sebagaimana mestinya.

 

  1. D.   Teknik Permainan Suling     

 

Sebagai salah satu alat musik tradisional, suling tergolong alat musik tiup (aerophone) dimana dalam permainan karawitan Bali dimainkan dengan teknik ngunjal angkihan yaitu suatu teknik permainan tiupan suling yang dilakukan secara terus menerus dan memainkan motif wewiletan yang merupakan pengembangan dari nada-nada pokok atau melodi sebuah kalimat lagu.

 

Bunyi suling dihasilkan melalui sebuah teknik pernafasan dari proses pemompaan dari rongga perut , kemudian udara disalurkan melalui rongga mulut yang diatur pengeluaranya oleh perubahan bentuk bibir yang seterusnya udara masuk melalui sebuah lubang suling yang telah dibingkai oleh seutas tali rotan kemudian masuk kedalam rongga bambu (resonator), yang akhirnya suara atau bunyi dapat didengar melalui lobang-lobang nada, serta lobang pembuangan. Untuk menghasilkan warna-warna suara, baik itu suara tinggi sedang atau rendah, sangat tergantung pada tekanan udara yang disalurkan melalui lubang sumber suara pada suling, selain itu posisi mulut dan bibir memiliki peran untuk menghasilkan perbedaan dinamika atau warna suara.Dengan demikian teknik tiup yang dilakukan dengan baik dan benar akan berpengaruh terhadap kualitas bunyi yang dihasilkan dengan baik pula.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. E.   Gambaran Suling Bali

 

 

Kalau dilihat secara umum suling tradasional Bali memiliki 3 bentuk yakni suling kecil (suling cenik), suling menengah ( suling sedang), suling besar( suling gede). Memiliki 6 lubang nada tutupan serta satu lubang pemanis. Dalam permainan Gong kebyar tutupan (tetekep) suling yang digunakan adalah tetekep Deng   : Deng , Dung  ,Dang, Ding, Dong (laras pelog)

 

 

 

Tetekep Deng  :  Nada deng ( menutup semua lubang nada).

Nada dung ( membuka  Lubang 5 dan 6 saja)

Nada dang ( membuka Lubang 4,5,dan 6 saja)

Nada ding ( menutup  Lubang 1dan3 saja yang lainnya di buka)

Nada dong( membuka Lubang 1 dan 4 saja yang lainnya di tutup)

Ket      : lubang 1 mulai dari lubang atas suling

 

Suling merupakan instrument melodis yang dalam komposisi lagu sebagai pemanis lagu. Teknik permainan bisa simetris dengan lagu atau memberikan ilustrasi gending baik mendahului maupun membelakangi melodi gending. Tetekep dan cara meniup akan berubah itu tergantung kebutuhan dari pada nada lagu yang dimainkan  sebagai melodi atau ilustrasi lagu serta ketika ada suling yang dipakai memiliki saih gamelan lain, sehingga haru menyesuaikan dengan nada gamelan dengan mengubah tetekep, sepeerti menggunakan tetep Ding, Dong ,dan tetep yang lainnya.

 

  1. F.    Cara pembuatan suling

 

1. Pemilihan Bambu
Bambu yang digunakan Untuk membuat suling di desa saya Umumnya memkai Bambu semat , karena memiliki tekstur yang tipis dan mudah dilobangi,

 

2. Pengambilan bambu


Pengambilan bambu sebagai bahan suling mempunyai tata-cara yang telah turun-temurun, kebiasaan ini masih dilakukan sampai sekarang ini. Bambu yang di ambil haruslah berumur lebih kurang lima tahun hal ini dimaksudkan agar bambu itu benar-benar tua dan tidak akan keriput ketika telah dikeringkan, waktu pengambilan bambu, yaitu setiap bulan Juni, Juli dan Agustus karena bulan ini adalah bulan kemarau.Sehingga kadar air pada bambu sedikit, lebih baik lagi pertengahan bulan Agustus sebab merupakan puncak dari musim kemarau. Selain itu ada jam-jam khusu dalam pengambilan bambu ini, yaitu : jika pengambilan dilakukan pada pagi hari haruslah dilakukan pada jam 10 pagi sampai jam 12 siang dan waktu berikutnya adalah jam 14 sampai 16 sore.  Sebagai logikannya adalah watu jam 10 sampai 12 dan 14 sampai 16 tersebut merupakan saat dimana kadar air didalam bambu berkurang. Kemudian penebangan tidak dilakukan dari akarnya, namun disisakan satu sampai dua ruas dari akar, ini dimaksudkan agar bambu tersebut tumbuh kembali.
3. Pengolahan Bahan Baku
Bambu yang telah ditebang kemudian direndam di dalam lumpur sawah atau kolam ada juga cara lain yaitu menggunakan cairan tembakau. Lama perendaman ini dilakukan satu sampai dua minggu dengan tujuan agar bahan menjadi kuat. Setelah perendaman bahan selesai maka mulailah dilakukan pengeringan yaitu dengan cara di jemur. Teknik penjemuran bahan inipun bermacam-macam, ada beberapa cara dalam pengeringan bahan ini, cara pertama yaitu : dengan di jemur di panas matahari, cara ini adalah cara yang paling baik karena sumber panas yang alami sehingga warna bambu akan lebih muncul namun jika waktu pengeringannya tidak tepat bahan akan cepat pecah. Kemudian cara kedua adalah : bambu di garang yaitu dipanaskan diatas tungku perapian tempat masak orang kampong, kelemahannya tekstur bambu akan mengalami noda berwarna hitam karena disebabkan oleh asam atau percik api dari tungku, sehingga keindahan warna suling akan tidak terlihat, hal ini bisa di atasi dengan cara di ampelas namun membutuhkan waktu lama, hal baiknya adalah karena faktor pengasapan tadi bamboo akan tahan terhadap serangga, cara ketiga, yaitu : bahan di angin-angin di beranda rumah, kekurangannya cara ini membutuhkan waktu yang lama kelebihannya bahan akan tahan terhadap kemungkinan pecah dan yang terakhir adalah di open, cara ini memang tidak alami namun produksi dalam pembuatan suling lebih efektif karena proses pengeringannya tidak memerlukan waktu yang lama.

 

PENGERTIAN BUNYI

April 23rd, 2013

Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran.
Apabila sebuat senar gitar kita petik maka akan terjadi getaran pada senar gitar yang menimbulkan bunyi. Jika senar dawai gitar tersebut kita pegang, maka getaran dan bunyi pada senar akan hilang.