ensambel besar

April 23rd, 2013

Gamelan Gong Kebyar

Gamelan gong kebyar sebagai seni musik tradisional Bali dalam sejarahnya yang ditulis babad bali, gong kebyardiperkirakan muncul di Singaraja pada tahun 1915.Desa yang sebut-sebut sebagai asal pemunculan Gong Kebyar adalah Jagaraga (Buleleng) yang juga memulai tradisi Tari Kebyar.

Ada juga informasi lain yang menyebutkan bahwa Gong Kebyar muncul pertama kali di desa Bungkulan (Buleleng). Perkembangan Gong Kebyar mencapai salah satu puncaknya pada tahun 1925 dengan datangnya seorang penari Jauk yang bernama I Ketut Mario dari Tabanan yang menciptakan sebuah tari Kebyar Duduk atau Kebyar Trompong.

Perkembangan Gong Kebyar di Bali, seperti yang dikutip dalam catatan sukoco dalam blog http://etno06.wordpress.com terdapat tiga Gamelan kebyar yang berkembang di Bali yaitu :

  1. Gamelan kebyar yang bersumber dari Gong Gede,
  2. Bersumber dari gamelan palegongan.
  3. Murni buatan baru.

Yang pertama memiliki embat yang sesuai dengan embat gamelan gong gede yaitu agak rendah seperti yang banyak terdapat di Bali Utara. kelompok kedua menggunakan embat sama dengan embat gamelan palegongan (sumbernya) yaitu agak tinggi seperti yang sebagian besar terdapat di Bali bagian selatan, Gamelan-gamelan kebyar yang murni buatan baru sebagian besar ber-embat sedang seperti yang terdapat di berbagai daerah di Bali dan diluar Bali. Kenyataan ini menunjukan bahwa belum ada standarisasi embat untuk Gamelan kebyar di Bali.

Juga Dinamakan gong kebyar, menurut kutipan catatan blog ekadarmaputra dalam ISI Denpasar, Gong kebyar ditabuh untuk pertama kalinya menyebabkan terjadinya kekagetan yang luar biasa. Masyarakat menjadi tercengang dan ternak sapi yang sedang diikatkan di ladang dan di kandangnya terlepas dan lari tunggang langgang.

Disebutkan juga dalam catatan blog tersebut, gong kebyar merupakan tabuhan bersama dan serentak yang diikuti oleh hampir semua tungguhan pada perangkatnya kecuali tungguhan suling, kajar, rebab, kempul, bebende kemong, kajar dan terompong.

Bentuk kebyar merupakan salah satu bagian dari satu kesatuan gending yang letaknya bisa di depan, di tengah atau di bagian akhir. Jenis tabuhan kebyar ini sering digunakan pada iringan tarian maupun tabuh petegak (instrumental). Karena itu kebyar memiliki nuansa yang sangat dinamis, keras dengan satu harapan bahwa dengan kebyar tersebut mampu membangkitkan semangat.

Struktur Gong Kebyar
Gong Kebyar merupakan salah satu perangkat/barungan gambelan Bali yang terdiri dari lima nada ( panca nada ) dengan laras pelog, tetapi tiap-tiap instrument terdiri sepuluh bilah.

Gong Kebyar bagi masyarakat Bali sudah tidak asing lagi, karena hampir seluruh desa maupun banjar yang ada di Bali memiliki satu perangkat/ barungan Gong Kebyar.

Oleh karenanya gong kebyar menjadi satu barungan gambelan tergolong baru jika dibandingkan dengan jenis-jenis gambelan yang ada saat ini seperti misalnya, gambelan Gambang, Gong Gde, Slonding, Semara Pegulingan dan masih banyak yang lainnya.

Barungan gong kebyar terdiri dari :

  • Dua buah (tungguh) pengugal/giying
  • Empat buah (tungguh) pemade/gansa
  • Empat buah (tungguh) kantilan
  • Dua buah (tungguh) jublag
  • Dua buah (tungguh) Penyacah
  • Dua buah (tungguh) jegoggan
  • Satu buah (tungguh) reong/riyong
  • Satu buah (tungguh) terompong
  • Satu pasang gong lanang wadon
  • Satu buah kempur
  • Satu buah kemong gantung
  • Satu buah bebende
  • Satu buah kempli
  • Satu buah (pangkon) ceng-ceng ricik
  • Satu pasang kendang lanang wadon
  • Satu buah kajar

Di Bali ada dua macam bentuk perangkat dan gaya utama gambelan gong kebyar yaitu gambelan gong kebyar Bali Utara dan gambelan gong kebyar Bali Selatan. Kedua gambelan gong kebyar ini perbedaannya terletak pada :

  • Tungguhan gangsa, Bali Utara bentuk bilah penjain dan dipacek sedangkan Bali Selatan menggunakan bentuk bilah kalorusuk dan digantung.
  • Gambelan Bali Utara kedengarannya lebih besar dari suara gambelan Bali Selatan, meskipun dalam patutan yang sama.

Dalam perkembangannya gong kebyar munculah istilah gaya Bali Utara dan gaya Bali Selatan, meskipun batasan istilah ini juga masih belum jelas. Sebagai gambaran daerah atau kabupaten yang termasuk daerah Bali Utara hanyalah Kabupaten Buleleng.

Sedangkan Kabupaten Badung, Tabanan, dan lain mengambil gaya Bali Selatan. Disamping itu penggunaan tungguhan gong kebyar di masing-masing daerah sebelumnya memang selalu berbeda karena disesuaikan dengan kebutuhan maupun fungsinya.
Fungsi Gong Kebyar
Sebagaimana kita ketahui lewat literatur dan rekaman telah tampak bahwa Gong Kebyar itu telah berfungsi sebagai pembaharu dan pelanjut tradisi. Sebagai pembaharu maksudnya adalah lewat gong kebyar para seniman kita telah berhasil menciptakan gending-geding baru yang lepas dari tradisi yang sudah ada.

Sedangkan sebagai pelanjut tradisi maksudnya adalah gong kebyar telah mampu mempertahankan eksistensi reporter gambelan lainnya melalui transformasi dan adaptasi.

Seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa gong kebyar memiliki fungsi untuk mengiringi tari kekebyaran. Namun sesuai dengan perkembangannya bahwa gong kebyar memiliki fungsi yang sangat banyak.

Hal ini dikarenakan gong kebyar memiliki keunikan yang tersendiri, sehingga ia mampu berfungsi untuk mengiringi berbagai bentuk tarian maupun gending-gending lelambatan, palegongan maupun jenis gending yang lainnya.

Disamping itu Gong Kebyar juga bisa dipergunakan sebagai salah satu penunjang pelaksanaan upacara agama seperti misalnya mengiringi tari sakral, maupun jenis tarian wali dan balih-balihan.

Karena gong kebyar memiliki multi fungsi maka gong kebyar menjadi sumber inspirasi karya baru. Dengan demikian Gong Kebyar telah berfungsi sebagai pembaharu dan pelanjut tradisi.

Sebagai pembaharu maksudnya adalah lewat Gong Kebyar para seniman kita telah berhasil menciptakan gending-gending baru yang lepas dari tradisi yang sudah ada.

Sedangkan sebagai pelanjut tradisi Gong Kebyar telah mampu mempertahankan eksistensi reporter gambelan lainnya melalui transformasi dan adaptasi. Misalnya dalam gending gong kebyar kita mengenai istilah gegambelan, gender wayang dan gong luang.

Juga disebutkan dengan menggunakan iringan gamelan gong kebyar, dalam sejarah drama klasik di Bali, maka drama tersebut berganti nama menjadi drama gong.dan sejak itulah banyak muncul sekaa-sekaa drama gong baru lainnya.

 

 

 

 

 

 

Bahan dan cara pembuatan gambelan :

Orang yang ahli membuat gamelan disebut dengan pande gamelan atau tukang gamelan.Pande gamelan menghasilkan kerajinan yang berupa bilah tentu memerlukan bahan dan alat-alat sebagai unsur terpenting dalam proses pembuatannya. Sebelum proses pengerjaan bilah berlangsung pande sangat memperhatikan hari baik (dewasa ayu) untuk memulai pekerjaan ini.  Dari pemilihan hari baik ini sangat berpengaruh pada hasil akhir yang diinginkan. Adapun beberapa hari baik untuk memulai pekerjaan membuat gamelan pada dewasa  kala geger dan karna sula.   

Jenis-jenis bahan sangat menentukan dalam menghasilkan kualitas suara dan warna suara yang berbeda tergantung dari bahan pembuatannya.Dalam membuat gamelan terlebih dahulu harus mempertimbangkan jenis bahan yang cocok dipakai demi tercapainya keinginan yang sesuai dengan permintaan pemesan dan pembuatnya.

Krawang telah diketahui oleh masyarakat Bali sebagai bahan pembuat gamelan yang tentunya dapat menghasilkan gamelan dengan karakteristik yang berbeda dengan menggunakan yang memakai bahan selain krawang.Gamelan yang dibuat dari bahan krawang memiliki penampilan dan suara yang khas.

Krawang yang dijadikan bahan gamelan oleh pande gamelan di Banjar Babakan tidak saja terbuat dari bahan yang baru, melainkan dapat mempergunakan pecahan-pecahan gamelan yang dibawa oleh masyarakat dan diolah kembali menjadi gamelan yang diinginkan.Dalam perkembangannya, pande gamelan di Banjar Babakan tidak saja mengandalkan krawang yang sudah jadi yang didatangkan dari pulau Jawa, namun sekarang sudah bisa menghasilkan krawang sendiri yang merupakan hasil dari mengolah bahan-bahan dari logam.

Membuat krawang  pada umumya di Bali  baru ada pada tahun 1966 yang dipelopori I Made Gableran, seorang pengrajin dalam bidang gamelan di Blahbatuh, Gianyar kemampuan ini didapat dari hasil magang di daerah Solo yang dilanjutkan oleh anak beliau sampai sekarang ini.

Dengan menguasai teknik pembuatan krawang mengakibatkan lebih mudahnya didapat bahan baku pembuatan gamelan, yaitu tidak saja mengandalkan krawang yang didatangkan dari Jawa, namun bisa mempergunakan dari pecahan gamelan Bali, serta sekarang sudah dapat memakai krawang buatan tangan pengrajin gamelan di Banjar Babakan. Krawang yang baik ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Dalam memilih bahan baku untuk membuat krawang yang berupa timah dan tembaga, kedua jenis logam tersebut harus berupa logam murni, yaitu tidak tercampur dengan logam lain. Kualitas yang paling baik yaitu dengan mempergunakan timah dan tembaga yang baru yang belum pernah dipergunakan sebelumnya karena jika logam tersebut sudah pernah dipakai sebelumnya seperti kabel, sering kali logam tersebut tercampur dengan logam lain yang dapat mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan oleh gamelan itu sendiri.
  2. Menentukan takaran dan ketepatan berat untuk mengasilkan krawang yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, harus terlebih dahulu melihat akan dijadikan jenis gamelan berbentuk bilah atau pencon. Pencampuran bahan gamelan berbilah harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Kurang tepatnya takaran dapat mempengaruhi kualitas suara dari gamelan itu sendiri.
  3. Tingkat kematangan (lebeng) dan kesempurnaan dalam pencampuran dapat berpengaruh pada kualitas krawang. Krawang yang baik jika peleburannya dalam arti dipanaskan dalam waktu yang cukup lama, dan tergantung juga  dengan berat krawang yang ingin dibuat. Semakin lama pembakarannya dalam tungku peleburan menggunakan pengaturan panas api yang stabil dari awal sampai akhir peleburan, tingkat kematangan dalam peleburan semakin menentukan kualitas krawang untuk mampu menghasilkan suara yang bagus.

Dari pendapat di atas memberi gambaran bahwa kualitas krawang harus selalu diperhitungkan, karena mempergunakan kualitas krawang baik akan berpengaruh pada kesuksesan dalam pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya juga lebih bagus serta berpengaruh pada kualitas suara yang dihasilkan.

Dengan bertambahnya penguasaan teknik dalam penggarapan logam, khususnya pembuatan krawang, maka bahan utama pembuatan gamelan hingga kini berasal dari tiga hal yang telah disebutkan terdahulu, yaitu dari luar Bali yaitu berupa barang rosoan, berasal dari pecahan gamelan Bali dan krawang yang di produksi sendiri.

 

Bentuk, Cara Memainkan, Karakteristik, dan perkembangan

gamelan Gong Kebyar

 

1. Bentuk Fisik

Gamelan Gong Kebyar sebagai perangkat/barungan yang

berlaraskan pelog lima nada, secara fisik dapat dibedakan menjadi dua

model. Pertama, bentuk fisik daun gamelan yang berbentuk bilah dan

berbentuk pencon terbuat dari kerawang. Kerawang adalah campuran

antara timah murni dengan tembaga (Rembang, 1984/1985 : 8).

Kadang-kadang gamelan Gong Kebyar juga dapat dibuat dari besi atau

pelat. Sedangkan kedua adalah tempat dari bilah dan pencon

digantung/ditempatkan disebut pelawah. Khusus untuk instrument

bilah, pada pelawah ditempatkan resonator yang terbuat dari bambo

ataupun paralon. Sedangkan pelawah untuk instrument reyong dan

trompongbentuknya memanjang dan di atasnya ditempatkan

instrument bermoncol/pencon yang dicincang dengan tali pada lubang

gegoroknya. Penempatan nada-nada kedua instrument ini berjejer dari

nada rendah ke nada tinggi (dari kiri ke kanan), sesuai dengan

ukurannya besar ke kecil (nirus). Kedua instrument ini tanpa

mempergunakan resonator. Sedangkan untuk instrument yang lainnya

seperti instrument gong, kempur dan klentong hanya digantung pada

trampayang disebut dengan sangsangan. Selain itu juga instrument

kajar hanya ditempatkan pada atas trampe tanpa resonator, sedangkan

untuk instrument cengceng gecek, cakepannya diikat pada atas pelawah

yang berbentuk kura-kura/empas, angsa ataupun bentuk lainnya.

Pelawah gamelan Gong Kebyar memiliki bentuk yang berbedabeda

tergantung pemesannya. Perbedaan dimaksud terletak pada bagian

panilnya. Panil adalah model ukirang yang terletak pada pelawah bagian

depan dan belakang. Pelawah Gong kebyar ada yang memakai panil, ada

juga tanpa panil. Sedangkan panil yang dipergunakan juga berbedabeda,

ada yang mengambil ceritra pewayangan/parwa (epos Ramayana

dan Mahabrata) ataupun mengambil ceritra tetantrian atau cerita

tentang binatang. Jelas secara bentuk fisiknya telah terjadi perbedaan,

walaupun secara substansi barungan Gong Kebyar memiliki persamaan

dan telah mengakar di masyarakat. Kualitas bunyi sangat tergantung

pada resonator yang dipergunakan. Bahan baku bamboo dipilih secara

selektif untuk dapat menghasilkan suara gamelan yang bagus. Secara

fisik ukuran bilah dan pencon dalam gamelan gong kebyar disesuaikan

dengan fungsi masing-masing instrument dalam barungnya. Sehingga

bagaimanapun bentuk fisiknya jelas telah mempertimbangkan aspekaspek

secara total dalam rancangan keberadaan Gong Kebyar saat ini.

2. Instrumentasi, fungsi dan teknik masing-masing instrument

Gamelan Gong Kebyar memiliki instrumentasi yang cukup besar.

Masing-masing instrument dalam barungan memiliki fungsinya

tersendiri sesuai dengan ciri khas gamelan gong kebyar yaitu

“NGEBYAR”. Sesuai dengan namanya Gong Kebyar, penerapan teknik

juga enerjik. Repertoar gamelan gong kebyar memakai teknik-teknik

yang sangat komplek. Masing-masing instrument telah memiliki teknik

tersendiri dalam sebuah lagu. Begitu juga fungsi alat dalam

perangkat/barungan saat memainkan lagu disesuaikan dengan

kebutuhan lagu yang dibawakan. Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Satu tungguh trompong dalam barungan gong kebyar memiliki

sepuluh buah moncol/pencon yang merupakan nada ndang

rendah sampai nada ndung tinggi. Instrumen ini dimainkan oleh

seorang penabuh dengan dua tangan memakai panggul yang

disebut panggul trompong. Dalam sebuah barungan, instrument

ini berfungsi untuk pembawa lagu, juga membuka/pengawit

sebuah gending yang dalam barungan membawa melodi dengan

tekniknya tersendiri. Gagebug trompong sekar tanjung susun

namanya. Sistem ini adalah gambaran keindahan permainan

trompong yang dalam sub tekniknya seperti: Ngembat,

Ngempyung, Nyilih asih, nguluin, nerumpuk, ngantu, niltil, ngunda

dan ngoret. (Bandem:1991:18).

Gambar Instrumen trompong

Satu tungguh instrument Reyong. Instrumen riyong adalah suatu

instrument yang berbentuk memanjang. Instrumen ini memiliki

jumlahmoncol/pencon sebanyak 12 buah dengan susunan nada

dari nada : 5 7 1 3 4 5 7 1 3 4 5 7 dibaca ndeng, ndung, ndang,

nding, ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, dan

ndung. Reyong dimainkan oleh empat orang penabuh dengan

mempergunakan masing-masing dua buah panggul pada tangan

kanan dan kiri. Teknik permainan yang diterapkan adalah tehnik

ubit-ubitan yang dalam barungan gamelan sepadan dengan

cecandetan, kotekan, tetorekan yang mengacu pada teknik

permainanpolos dan sangsih yang dalam lontar Prakempa disebut

gagebug.(Bandem:1991:16). Lebih lanjut dalam lontar ini gagebug

rereyongandisebut I gajah mina namanya. Pemain reyong pertama

dan ketiga (dari kiri) memainkan pukulan polos, sedangkan

pemain kedua dan keempat memainkan pukulan sangsih. Setiap

pemain reyong memiliki wilayah nada untuk dapat memainkan

teknik-teknik di atas.

Dua buah Instrumen Ugal. Instrumen ugal/giying adalah sebuah

instrument yang mempunyai jumlah bilah 10 (sepuluh) buah

dengan susunan nada-nadanya dari kiri ke kanan. 4 5 7 1 3 4 5 7 1

3 dibaca ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng,

ndung, ndang, dan nding. Instrumen ini dimainkan oleh

seorang pemain dengan alat pemukul (panggul). Fungsi dalam

barungan adalah sebagai pembawa melodi dan memulai sebuah

gending yang dibawakan. Selain itu instrument ugal dapat

mengendalikan atau memimpin sebuah lagu untuk pemberian

keras lirih/nguncab-ngees sebuah gending. Beberapa tehnik

pukulannya adalah: Ngoret, Ngerot, netdet, ngecek, neliti, ngucek,

gegejer, oncang-oncangan dan ngantung.

Gansa pemade dan gangsa kantil. Barungan Gong Kebyar

memiliki empat instrument gangsa pemade dan empat instrument

gangsa kantil. Instrumen ini memiliki sepuluh nada dalam

tungguhnya, dan urutan nadanya sama dengan instrument ugal.

Hanya saja instrument kantil lebih tinggi oktafnya dari gangsa

pemade. Jadi secara estetika perbedaan oktaf tersebut untuk

mendapatkan keseimbangan dan harmonisasi. Kedelapan

instrumen ini berfungsi membuat jalinan-jalinan/kotekan dalam

sebuah gending. Pemberian ilustrasi oleh instrument ini dapat

memperkuat lagu pokok. Beberapa teknik gagebug/pukulan yang

diterapkan dalam instrument gangsa seperti: teknik pukulan

nyogcag, bebaru, tetorekan, norot, ngoret, niltil, ngucek, oncangoncangan

dan lain –lain sesuai dengan kebutuhan gendingnya.

Dua instrumen Penyacah: Instrumen ini mempunyai jumlah bilah

sebanyak tujuh buah dengan susunan nada: 1 3 4 5 7 1 3 dibaca

ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang. berfungsi sebagai

pemangku lagu/mempertegas jalannya melodi (pukulannya lebih

rapat dari jublag).Secara fisik ukurannya lebih kecil dari

instrument Jublag. Teknik permainannya sangat melodis pada

setiap matra lagu.

Dua instrument Jublag. Instrumen jublag adalah suatu

instrument yang memiliki jumlah bilah lima buah, dengan

susunan nada 3 4 5 7 1 dibaca nding, ndong, ndeng, ndung,

ndang. Besar kecilnya nada diambil dari instrument

ugal/giying. Funfsinya dalam sebuah barungan adalah sebagai

pemangku lagu, memperkuat/mempertegas melodi pada ruasruas

gending. Teknik pukulan yang diterapkan adalah: neliti,

magending, nyele/nyelah.

Dua instrument Jegogan. Instrumen Jegogan merupakan

instrument bilah yang paling besar ukurannya dalam barungan

Gong Kebyar. Instrument ini memiliki bilah sebanyak lima buah

dengan susunan nada 3 4 5 7 1 dibaca nding, ndong, ndeng,

ndung ndang. Instrumen ini berfungsi sebagai pemangku lagu

dan memberikan aksentuasi kuat pada ruas-ruas gending

(pukulannya lebih jarang dari jublag)

Satu Kempur: Merupakan instrument berpencon yang besarnya

memiliki diameter 50-60 cm. Dengan digantung pada sebuah

sangsangan, instrument ini berfungsi sebagai pemangku irama

(ritme) dan sebagai pematok ruas-ruas gending serta sebagai

pemberi aksen-aksen sebelum jatuhnya gong. Pola pukulannya dapat

memberikan identitas ukuran tabuh yang dibawakannya. Sepert:

tabuh pisan satu kempur dalam satu gong, tabuh dua, ada dua

kempur dalam satu gongannya, dan seterusnya.

Satu instrument Kemong: Instrumen kemong adalah merupakan

instrument berpencon yang dalam settingya digantung pada

sangsangankecil yang disebut trampa. Fungsinya dalam

barungan adalah untuk pengisi ruas-ruas lagu. Biasanya

penerapan pukulan kemong pertanda gending yang dibawakan

telah mencapai setengah dari gending secara utuh (kecuali

pengawak palegongan). Pola pukulannya adalah: Tunjang sari,

Dua buah Gong lanang dan wadon: Instrumen gong adalah

instrument berpencon yang ukurannya paling besar dalam Gong

Kebyar. Terbuat dari kerawang dan memiliki ukuran diameter 65 –

90 cm. Dilihat dari fungsinya, instrument ini berfungsi sebagai

finalis lagu (menghakhiri lagu). Sebagai finalis lagu instrument ini

memiliki jenis pukulan yang disebut Purwa Tangi.

Kendang Lanang wadon: di atas telah dipaparkan tentang

instrument kendang. Akan tetapi dalam sebuah barungan

kendang berfungsi sebagai pemurba irama. Disamping itu

kendang dapat mengatur tempo, keras liris gending dan lain-lain.

Beberapa pukulan kendang antara lain: Motif bebaton, gegulet,

jejagulan, bebaturan, gupekan, milpil, dan lain-lain.

Beberapa suling dengan berbeda ukuran: Suling merupakan

instrument melodis yang dalam komposisi lagu sebagai pemanis

lagu. Teknik permainan bisa simetris dengan lagu ataukah

memberikan ilustrasi gending baik mendahului maupun

membelakangi melodi gending.

Satu Cengceng Kecek: Secara fisik cengceng gecek memiliki dua

bagian yaitu: dua alat pemukul (penekep) disebut bungan

cengceng, dan cengceng tatakan. Dalam tatakan terdapat kurang

lebih lima buah cengceng yang diikat pada pangkonnya. Untuk

memunculkan suara, cengceng penekep dipegang oleh dua tangan

dan dimainkan dengan dibenturkan sesuai tekniknya. Adapun

beberapa jenis pukulannya adalah: pukulan malpal, ngecek,

ngelumbar dan lain-lain. Sedangkan fungsinya dalam barungan

adalah untuk memperkaya ritme/angsel-angsel tanpa memakai

tehnik jalinan.

Satu buah kajar: Instrumen ini merupakan salah satu

inmstrumen bermoncol/pencon yang berfungsi sebagai pembawa

irama. Adapun jenis pukulannya adalah pukulan Penatas lampah

yang artinya pola pukulan kajar yang mengikuti pola ritme yang

ajeg dari satu pukulan ke pukulan berikutnya dalam jangka

waktub serta jarak yang sama.

Satu buah rebab: Instrumen rebab merupakan instrument gesek

yang dalam barungan gamelan sebagai penyeimbang/ harmonisasi

lagu. Instrumen ini membutuhkan pengeras suara karena secara

kualitas suara sangat nyaring, namun tidak mampu menimbulkan

suara keras. Sehingga instrument rebab sangat tepat

diharmoniskan dengan suling, dan pada saat pementasan dibantu

oleh pengeras suara.

3. Karakteristik Gong Kebyar

Gong Kebyar sebagai barungan gamelan yang tercetus di bali

utara sekitar tahun 1915 memiliki karakter yang multi karakter. Keras,

enerjik, bisa juga lembut, agung, hikmad, dan berbagai karakter bisa di

dapatkan dalam barungan ini. Sehingga barungan gong kebyar

dikatakan sangat pleksibel. Beberapa karakter dan fungsi gong kebyar

dapat di sampaikan sebagai berikut:

Bersifat praktis

Bisa untuk sajian gending pategak instrumental (lelambatan

maupun kakebyaran).

Untuk iringan tari/dramatari: patopengan, bebarongan,

palegongan, pearjan dll.

Kususnya untuk iringan tari kakebyaran

Sanggup mentranspormir repertoar ensamble-ensamble lain

Mengundang aksi penampilan secara tidak terbatas.

Sebagai sarana diplomasi kebudayaan melalui misi kesenian, yang

hampir setiap lawatan ke manca Negara memakai gong kebyar,

bahkan telah banyak Negara lainnya di dunia memiliki perangkat

ini.

Gong Kebyar memiliki sifat pleksibelity yang tinggi.

4. Perkembangan

Gong Kebyar adalah ensamble musik tradisi (Bali) memiliki daya

tarik yang tinggi karena potensi elemen-elemen musik yang

dikandungnya dapat memenuhi persyaratan musikalitas musik tradisi

dunia. Ia memiliki pemegang rekor hegemoni lomba barungan gamelan

tradisi Bali yang paling tinggi kapasitas penampilannya (tahun 1915

sudah dilombakan hingga tahun ini stabilitasnya masih tetap

digenggamnya. Penyebaran Gong Kebyar di Bali, Indonesia dan Luar

Negeri sangat luas dibanding barungan lain sehingga dibutuhkan

tenaga-tenaga professional yang mampu menggambarkan kandungankandungan

elemen musik dalam gong kebyar untuk dipahami oleh para

peminatnya. Mencuatnya reputasi gong kebyar di antara barunganbarungan

gamelan lainnya di Bali tidak menjadi ekses negative bagi

perkembangan barungan lainnya, malahan harus diakui bahwa gong

kebyar memiliki karisma kemampuan berinteraktif yang tinggi di forum

masyarakat musik tradisi dunia secara cemerlang. Sifat-sifat dan

kepribadian Gong Kebyar menentukan dirinya berposisi sangat kuat,

seperti ia: mempesona, menarik, menyentuh, bersahabat dan

bersemangat tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sedikit tentang saya

April 22nd, 2013

Perkenalkan nama saya I KOMANG WIDIANTARA, nama panggilan biasa di panggil MANKNIX tempat tanggal lahir saya Klungkung 3 juli 1992, Br BUCU PAKSEBALI KLUNGKUNG saya anak ke 5 dari 5 bersaudara dari pasangan I MADE CANDRA dengan LUH MADE NURASI, ayah saya tamatan SMP dan ibuk saya tamatan SD. Pekerjaan ayah saya seorang buruh tapi sekarang sudah gak bekerja dan pekerjaan ibuk saya seorang pedagang sesajen/banten. saya mempunyai 4 kakak cowok yang pertama namanya I MADE WIDIARTA yang ke dua I GEDE WIDIANA yang ke tiga I PUTU WIDIASA dan yang ke lima I MADE WIDIARTAWAN dan saya tidak lupa akan menceritakan tentang diri saya, dulu waktu kecil saya bersekolah di SD N2 PAKSEBALI dan waktu di SD saya belajar selama 7 tahun karena saya dapat tidak naik kelas pada waktu itu jiwa saya masih ke kanak-kanakan dan saya sering juga di marahin sama Bapak dan Ibuk guru< setelah saya lulus di SD N2 PAKSEBALI terus saya mendatar di SMP N3 SEMARAPURA astungkara saya di terima di sana. Dari mulai duduk di bangku SMP pemikiran saya mulai dewasa dan saya senang sekolah disana karena mempunyai banyak temen dan di samping itu guru-guru di sana  pun semuanya ramah-ramah, setiap ada porseni antar SMP saya selalu ikut seperti lomba lari dan yang lainnya, saya belajar di SMP selama 3 tahun, setelah saya lu;lus di SMP N3 SEMARAPURA terus saya mendatar ke SMK N3 SUKAWATI karena saya pingin sekolah di sana dan niat. Saya juga dapat tes bakat di sana, astungkara saya di terim a di sana amat senang dan gembira hati saya karena sudah di terima untuk sekolah di sana dan saya mulai lebih berpikir dewasa. Saya di sana mengambil jurusan seni karawitan karena dari kecil saya suka bermain gamelan BALI / MUSIK TRADISIONAL dan saya pingin mengembangkan gamelan BALI, di samping itu saya senang sekolah di sana karena saya banyak punya teman dari luar Kabupaten ada juga yang dari luar BALI seperti LOMBOK dan guru-guru di sana pun semua pada ramah, saya juga pernah ikut pagelaran sendratari kolosal di art centere bersama temen dan guru-guru disana untuk penutupan PKB, saya sekolah di sana selama 3 tahun. Saya lulus di SMK N3 SUKAWATI tahun 2012 tanggal 26 mei, setelah saya lulus di sana terus saya mendatarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi di ISI DENPASAR. Saya juga dapat tes bakat di sana astungkara saya di terima di ISI DENPASAR, saya pun senang sudah di terima di sana mulai di situlah saya berpikir lebih dewasa lagi. Di ISI DENPASAR saya mengambil jurusan seni karawitan di samping itu yang paling berkesan waktu saya ospek dan bakti sosial, waktu saya ospek selama 4 hari dari jam 6 pagi sampai jam 5 sore itu pun sangat melelahkan. Kalo bakti osial selama 1 hari penuh dari jam 5 pagi sampai jam 2 pagi sangat melelahkan bagi saya, tpi di sana lah saya punya banyak temen dan saya lebih akrab kepada kakak kelas dan dosen di sana juga ramah-ramah. Ke depannya saya ingin mengembangkan music gamelan bali dan melestarikan seni dan budaya BALI, itu lah sedikit cerita saya dari mulai SD sampai ke perguruan tinggi. TERIMA KASIH………

 

Halo dunia!

April 9th, 2013

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!