identitas diri

This post was written by gedesuastika on Juli 30, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

10314638_638826536207917_8589685578517978519_nPengalaman suastika dibidang seni karawitan
Perkenalkan nama saya I Putu Gede Suastika, tanggal lahir 20,oktober 1995, alamat saya banjar batubidak kerobokan badung bali. Disini saya akan mencritakan awal mula saya belajar bermain gambelan, saya pertama belajar megambel saat saya masih SD, saya di ajari oleh kakek saya ,I Nengah Kundra ,ia adalah seniman di Br BatuBidak Kerobokan. Saat itu saya iseng mendengarkan tabuh lelambatan di tape sambil bermain kendang menirukan suara kendang yang ada dalam tabuh itu dengan asal-asalan kemudian diliatlah oleh kakek saya dan saya pun di ajari bermain kendang , waktu itu saya banyak mempunyai kendang krupung pertama kali saya di ajari yaitu dasar kendang tabuh gilak,kakek mengajari saya dengan sangat halus berbeda dengan Bapak saya yang sangat keras.

Inilah profil kakek saya I Nengah Kudra
Setiap hari saya di ajari oleh kakek saya ,bahkan malem-malem sambil tidur saya memeluk kendang,sesudah saya bisa pukulan kendang tabuh gilak saya di ajari dasar kendang tunggal (megupek),belajar kendang tunggal menurut saya gampang-gampang susah karena memerlukan keuletan tangan dalam bermain kendang tunggal tersebut. Sesudah lama saya belajar bermain kendang,saya di ajak ikut dalam anggota gong kebyar anak-anak di Br Petingan bersama bapak saya yang kebetulan disana ikut membina anak-anak di banjar Petingan, disana banyak hal yang saya dapat,dulu di banjar Petingan saya bermain ganse awal saya kesana saya mersa gugup, karena saya belum pernah bermain gong kebyar sebelumnya ,namun lama kelamaan saya menjadi terbiasa karena sudah di ajarkan. Setelah lama belajar dan ngayah keberbagai tempat, br Petingan pun ditunjuk untuk menjadi duta kecamatan mewakili lomba gong kebyar anak-anak tahun 2008 dan sekaligus pertama kali saya mengikuti lomba gong kebyar tersebut yang di adakan di PUSPEM(Pusat Pemerintahan) kabupaten badung. Dalam rangka latihan untuk lomba tersebut banyak anggota gong kebyar yang sudah besar di diskualifikasi karena melewati batas umur yang ditentukan, lalu didatangkan penabuh-penabuh yang sudah pernah mewakili lomba tersebut untuk ikut menabuh disana dan juga mendatangkan pembina untuk membina, yaitu Bapak I Wayan Ardana S.sn, bukan cuma Bapak Wayan Ardana saja, tapi para pembina yang dulu pun disuruh ikut juga membina yaitu Bapak Ketut Wirata ,dan Bapak I Made Rai Sudarsana. Materi tabuh waktu itu Tabuh Pisan, Tari panji semirang, dan Tari kebyar duduk.
Dalam latihan tidak ada halangan-halangan apa pun, karena sudah di rencanakan dengan baik, banyak orang yang menyumbang pada saat itu mulai dari uang, makanan, jajan, dan air. Setelah latihan berjalan selama 4 bulan dan tabuh-tabuh yang menjadi materi pun sudah selesai dan sudah mantap tiba waktunya lomba yang diselengarakan pada tanggal 26 Oktober 2008, yang menjadi lawan saat itu adalah kecamatan Kuta Selatan. Saat di mau ke panggung ketegangan yang saya rasakan,karena pertama kali saya lomba, namun ketengangan itu lama-lama hilang karena kita saling menyemangati. Saat lomba di mulai saya merasakan kehebohan saya pun menabuh dengan sangat bersemangat. Setelah lomba usai kami pun diminta saling berjabat tangan agar tidak terjadinya permusuhan di luar panggung.
Setelah lama tidak ada berita ternyata sekaa gong anak-anak br Petingan sudah tidak aktif lagi,kemudian saya diajak oleh bapak saya untuk ikut menabuh di sekaa angklung br Batubidak sekaa ini sehari-hari sering mengiringi pementasan wayang kulit , banyak dalang yang pernah saya ikuti dalam mengiringi pementasanya dari dalang Bapak Mangku Kembar, Ida Bagus Alit Arga Patra,Ida Bagus Sudiksa,dan juga dalang I Ketut Nuada yang dikenal dengan dalang Joblar. Pertama saya di ajak latihan waktu itu gambelan angklung tidak di tempatkan di banjar namun di rumah Bapak Nyoman Mandiri, disanalah sekaa angklung latihan. Saat saya di ajak ikut untuk latihan kebetulan sekaa angklung sedang latihan sendratari Ramayana yang tabuhnya di turunkan oleh Bapak I Made Sujendra dan dalangnya Bapak Mangku Kembar, untuk ngayah di Pura Dalem karena ada upacara odalan, pada saat latihan banyak ada kendala masalah pendanaan dan latihan-latihan memadukan antara tari dengan tabuhnya,latihan sendratari Ramayana ini dilakukan selama 3 bulanan. Setelah lama latihan tiba saatnya tampil penampilan pertama ini tidak sukses karena di tengah acara berlangsung, penari dan penabuh ada yang kesurupan lalu acara pun tidak di lanjutkan.
Sendratari tersebut tidak hanya di pakek ngayah di pura dalem saja namun di tempat laen juga seperti di pura Petitenget ,setelah sendratari Ramayana berlalu br batubidak meghidupkan lagi sejarah tari legong tahun 1963 yang sempet tidak pernah aktif lagi, tari legong tersebut terdiri dari legong kraton,oleng tamulilingan,margapati,panji semirang,wiranatha,dan palawakya. Namun yang di tampilkan saat baru berdiri lagi cuma tari oleng tamulilingan, keratin ,dan margapati yang lainya sudah tidak ingat lagi dengan tabuhnya.setelah itu semuanya berjalan dengan lancar saat latihan dan pementasan pun lancer kemudian br batubidak membentuk sekaa anak-anak waktu di bentuknya sekaa anak-anak ini saya masih duduk di kelas 3 SMP. waktu membentuk sekaa ini bapak saya sangat berusaha membuat yang terbaik untuk anak-anak dibnjar, supaya ada generasi di kedepanya, begitu pun dengan tokoh-tokoh tertua juga mendukung adanya sekaa anak-anak ini. Setelah latihan berjalan lama kami sekaa anak-anak purnama budaya pun melakukan latihan keliling di berbgai banjar di kerobokan, seperti banjar babakan, pengubengan kauh,dan juga di tabanan Kediri kami juga sempet di ajak untuk memeriahkan acara di desa belantih ,disana kami beradu dengan penabuh angklung dari desa belantih waktu itu sangat menyenangkan karena bisa berpartisipasi dalam acara tersebut. Kami juga pernah memeriahkan acara ulang tahun Badung di PUSPEM BADUNG.
Bukan sampai di situ saja waktu SMA kelas 1 saya juga pernah di panggil untuk ikut menabuh di banjar Batuculung untuk mewakali Kecamatan Kuta Utara dalam rangka PKB Badung 2011 disana saya di suruh bermain kendang dengan teman saya yg dari banjar BatuBiadak juga, saat latihan saya sempat bermusuhan dengan teman saya itu karena masalah CINTA namu tidak lama lagi kami berbaikan dengan saya mengalah karena saya tidak suka bermusuhan dengan teman. Setelah lama, saat akan geladi resik saya mendapat kenalan cewek yang datng dengan sendirinya “ternyata benar kata orang kalo cinta gak usah dicari pasti dating sendiri”, kebetulan waktu itun saya lagi tidak punya pacar ,setelah 3 hari PDKT saya pun menyatakan perasaan saya ke dia dan dia pun menerima saya sebagai pacarnya dan dari sanalah kisah CINTA saya dimulai sampai saat ini
Pada tahun 2012 angklung Purnama Budaya baru saja pindah kebanjar dan banjar Batubidak pada saat itu angklung Purnama Budaya mendapat tunjukan dari dinas Kebudayaan Kecamatan Kuta Utara untuk mewakili lomba di Puspem Badung. Lomba angklung kebyar ini baru pertama kali di adakan di Puspem, sekaa awalnya tidak ingin menyanggupi lomba tersebut namun karena dari kepala lingkungan menyuruh untuk tampil dan sekaa pun menyanggupinya. Dalam latihan banyak mendapat kesulitan, dari penabuh yang malas latihan dan pendanaan yang kurang namun Bapak I Made Sujendra selaku pembina dan penggarap tidak kuatir dengan hal tersebut, ia percaya bahwa hal-hal tersebut hanya godaan saja.
Dalam lomba angklung kebyar inI materinya yaitu tabuh pat lelambatan, tari panji semirang,dan tabuh kreasi, dalam menggarap tabuh pat lelambatan tersebut Bapak I Made Sujendra mengajak seseorang yaitu Bapak I Gede Mawan S.sn M.si untuk ikut membina, Bapak Mawan adalah seorang dosen di Isi denpasar, dan tabuh kreasinya di garap oleh mahasiswa yang baru lulus di Isi yang bernama I Putu Agus Hardika S A W S.sn dalam menggarap ia juga di bantu oleh Bapak Mawan.
Pada lomba yang diselenggarakan tanggal 5 november 2012 , Kecamatan Kuta Utara berhadapan dengan Kuta Induk Yang diwakili oleh banjar Pelasa, penampilan dari Kuta sangat bagus mereka tampil penuh semangat. Pada penampilan terakhir dari Kuta yaitu tabuh kreasi , mereka sangat baik dan dengan gaya yang sangat enerjik, tapi sekaa angklung Purnama Budaya tidak don mental karena penabuhnya sudah banyak yang mengenal panggung duluan.
Di dalam penilaian dewan juri melihat kekeliruan di penampilan Kuta, kata dewan juri “Kuta terlalu banyak bergaya dalam menabuh, sehingga menabuh seperti menari”. Dan perolehan juara saat itu adalah Abian Semal juara I, Petang juara II, Kuta Utara juara III, Kuta juara IV, Kuta Selatan juara V, Mengwi juara VI.

Profil para penabuh yg mengikuti lomba

Sekeian pengalaman saya di dalam bidang kerawitan, jika ada kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf salam dari saya ‘TERIMAKASIH’

 

Comments are closed.