- MEGERET PANDAN
Megeret pandan adalah merupakan suatu rangkaian upacara persembahan untuk menhormati dewa indra dan para leluhur . megeret pandan atau perang pandan dalam bahasa balinya disebut mekere – kere , tradisi perang pandan ini terletak di desa tenganan ,kabupaten karangasem. dalam prosesi upacara perang pandan tersebut peserta yang boleh ikut perang yaitu di lihat dari bagian inti dan juga bagian pendukung , kalau bagian inti di laksanakan oleh para teruna – teruna dan bisa krama desa tenganan tersebut . kemudian bagian pendukung di luar dari inti upacara baru boleh di meriahkan itu di dukung oleh siapa pun boleh ngayah , bukan berarti dengan terbukanya harus komunikasi untuk orang yang datang . dulunya lelehur orang desa tenganan berasal dari desa peneges gianyar ceritanya ditugaskan mencari kuda raja yang hilang , yang dapat menemukan di berikan hadiah . perang pandan ini orang luar mengenalnya hanya pentas sekali , kalau itu sebenarnya dalam setahun rangkaianya pada sasih purnama kelima. Tradisi upacara perang pandan tidak putus, karena bagi anak takut tapi bagaimana cara mereka mengajak kalau sudah turun sekali setahunya lagi tidak disuruh lagi . sebulum purnama kelima ada juga purnama kapat perang pandan tersebut dilakukan empat kali .tempat pelaksanaan acara perang pandan di adakan yang pertama depan bale agung , di depan petemu kelod , di depan petemu kaje dan depan petemu tengah . pementasan yang empat kali tersebut di ramaikan dua kali . jadi pertemuan yang akan datang tanggalnya tidak akan percis , karena itu semua mengacu pada kalender tenganan. kalender tenganan sebenarnya sama dengan kalender sistim sasih di bali , tpi penempatan dan dasarnya beda kalau sistim sasih di bali yang namanya purnama pasti bulanya penuh , kalau di bali sekarang sasih kepitu , kalau di tenganan sudah pada satu tahunya 12 bulan. Dalam pementasan megeret pandan memakai iringan musik yang dipakai dalam pementasan tradisi perang pandan ini ada 2 yaitu berupa gamelan dan bersorah sorai . perkembangan perang pandan memana tetap begitu saja , tidak ada perubahan dari dulu tetapi perang pandan saat ini sudah mulai makin terbuka dan orang – orang lain boleh ikut dalam pelaksanaan perang pandan ini atau bisa disebut juga ngayah bahkan orang – orang asing atau oaring yang menonton perang pandan ini bisa ikut langsung dengan ketentuan perang harus memakai pakaian adat endek pegerinsingan . perang pandan berfungsi sebagai tari wali tari sacral yang bisa di pentaskan atau di adakan pada saat yang sudah di tentukan , tidak boleh di geser , kemudian di tambah , acara ini merupakan salah satu rangkaian persembahan tari persembahan khususnya kepada dewa indra juga terhadap ida sang hyang widi wasa , secara umum mengapa dewa indra ? karena upacara ini di tenganan ini menganut agama hindu aliran indra sudah di ketahui bahwa dewa indra sebagai dewa kemakmuran juga di kenal sebagai dewa perang , walopun tari perang adung dengan gerak karena dia bersifat perang bagaimana caranya untuk mengenai musuhnya itu , jadi mengenai musuhnya itu dalam arti tidak ada kalah ataupun menang , dijauhkan dari rasa dendam yang penting intinya itu secara jelas untuk melengkapi upacara perang pandan . makna goresan pandan satu durinya cepat patah tidak menyebabkan luka kalau durinya sampai tertanam tidak di obatipun tidak akan infrksi . untuk mempercepat proses pengeringan diobati dengan cuka , kunyit , isen itu mempercepat , malah pada waktu kena goresan pandan tidak terasa , pada waktu diobati memang terasa perih , tapi tidak lama hanya berapa menit saja.
- KERAJINAN SENI TENUN KAIN GRINGSING
Kain gringsing berasal dari kata gring yang berarti sakit dan sing berarti tidak bila di gabung menjadi tidak sakit . kata gringsing dalam kata tersebut adalah bala atau bahaya . kain gringsing satu – satunya kain tradisional Indonesia yang menggunakan tehnik double ikat dan memerlukan jangka waktu sekian lama . kain gringsing berasal dari desa tenganan , umumnya masyarakat desa tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun dan itu di gunakan dalam upacara khusus. Berdasarkan info kain tenun gringsing bwrawal dari dewa indra sebagai pelindung dan guru dan kehidupan masyarakat desa tenganan Dewa indra kagum dengan keindahan langit di malam hari dan Dewa indra memaparkan keindahan tersebut melalui motif tenunan kepada rakyat pilihanya yaitu rakyat desa tenganan . Dewa indra mengajarkan para wanita untuk menguasai tehnik menenun kain gringsing yang melukiskan keindahan matahari ,bulan dan bintang . kain tenun berwarna gelap alami dipercaya memiliki kekuatan magic bisa menyembuhkan penyakit serta dapat digunakan dalam acara ritual , agama atau adat . proses pembuatan kain gringsing dari awal hingga akhir di kerjakan dengan tangan , benang yang digunakan merupakan hasil dengan pintalan tangan bukan dari mesin . untuk mendapat hasil tenunan sejumblah benang di dorong menggunakan alat dari tulang kelelawar , kain yang sudah jadi akan di ikat mengikuti pola yang sudah di tuntukan .proses pengikatan menggunakan tali raffia , setiap ikatan akan di buka sesuai proses pencelupan warna untuk menghasilkan motif dan pewarnaan yang sesuai . pewarna untuk pencelupan , Pewarna celupan kain gringsing ada yang menggunakan tiga warna yaitu: merah , putih , hitam , pewarna alami yang bahan yang digunakan adalah babakan yaitu kelopak dari pohon buah yang bernama buah kepundung putih yang di campur dengan kulit akar mengkudu , sebagai warna merah adalah minyak buah kemiri yang tua kemudian di campur dengan air serbuk kayu sebagai warna kuning , dan pohon taum untuk warna hitam . adapun motif dari kain gringsing tersebut yaitu *Motif Lumbeng dicirikan sebagai gambar kalajengking dan berfungsi sebagai busana adat yang digunakan dalam upacara agama . *Motif Sanan Empeg yaitu dicirikan dengan 3 bentuk kotak – kotak poleng warna merah dan hitam . *Motif Cecempakaan yaitu motif bunga cempaka untuk upacara keagamaan . *Motif Cemplog dicikan dengan bunga besar diantara bunga yang kecil terlihat ada kekosongan antara bunga yang menjadi cemplog. *Motif Wayang , dan *Motif Batun Tuung. Ada pun motif kuno yang masih di kenal Teteledan , Enjekan Siap , Pepara , Gegonggangan , Sitan Pegat , Dinding Ai , Dinding Sigading dan Tali dandan . motif kuno sekarang di pelajari oleh masyarakat tenganan untuk membat tenunan kain gringsing hingga tetep lestari .
- SENI LUKIS LONTAR
Seni lukis lontar adalah seni yang menggunakan daun lontar dengan gambar wayang ilustrasi di dalamnya . seni lukis merupakan salah satu karya seni tradisional bali dan termasuk warisan nenek moyang yang mempunyai karakter seni lukis lontar tersendiri .seni lukis lontar bahanya yang digunakan adalah daun . jenis pewayangan dijadikan dalam ilustrasinya dengan naskah atau cerita kidung , kekawin dan lainya caranya dengan menggunakan pisau khusus sebagai alat tulis yang disebut pengrupak . dalam cara pengkajian pembuatan seni lukisan prasi lontar dengan mengkaji , mencermati proses keseluruhan , mulai dari bahan – bahan pengolahan , daun laontar serta dengan pewarnanya .Pengolahan dari bahan membuat lontar , bahan sebagai dasar seni prasi adalah daun lontar . Lontar adalah bentuk matatesis dari kata rontal , kata ron dan tal termasuk bahasa jawa kuno , Ron yang artinya daun dan Tal yang artinya pohon . adapun sebutan daun rontal dipakai untuk menyebut daun dari pohon lontar yang sebelum dipergunakan sebagai alat tulis , tulisan naskah , kidung , kekawin dan gambaran dan itu disebut lontar .pohon rontal berada di suatu desa di kabupaten karangasem ada 2 kecamatan yaitu kecamatan Abang dan kecamatan Kubu dan adapun di desa karangasem memiliki pahon rontal yaitu Desa Datah dan Desa Tianyar . Daun rontal yang baik untuk melukis prasi adalah rontal taluh yaitu dari Ental yang mempunyai serat yang halus , lebih lebar dan panjang . Daun rontal biasanya dijual ketempat pembuatan seni lukis perasi oleh penduduk desa penghasil daun rontal salah satunya desa tenganan pegeringsingan . masih ada lagi cara pembuatan atau pengolahan dalam pembuatan seni prasi lontar tentunya yang ada di desa tenganan kabupaten karangasem …
Sumber : I Komang Sutama .
alamat : Banjar Karanganyar, Desa Nyuh Tebel , Kabupaten Karangasem.
Umur :45 th