Anggapan Seniman Muda tentang Tabuh Petegak
Beberapa pendapat seniman muda tentang tabuh petegak
Menurut hasil wawancara penulis _ada beberapa pendapat seniman muda tentang definisi tabuh petegak.
Menurut I Wayan Ari Widyantara: tabuh petegak merupakan ciri-ciri bahwa suatu pementasan akan dimulai atau bias juga diartikan sebagai kata pengantar untk menandakan acara itu akan mulai. Jika tabuh petegak itu tidak ada, maka pementasan itu mungkin kurang diperhatikan karena hal yang membuat perhatian itu tertuju pada panggung itu tidak ada. Mnurut dia tabuh petegak itu harus ada, karenajika tidak ada tabuh petegak , maka pementasanpun kurang mendapatkan perhatian “yen anak ngoaang tabuh petegak to mincing anake pang teke mebalih” (bahasa Bali). Sama halnya apabia ada sesuhunan mesolahan pasti ada tabuh petegak, sama halnya dengan di Daerah Sanur ada yang disebut dengan petangian bebarongan.
Menurut I Putu Arya Deva Surya Negara: tabu petegak ini sering ali disebut dengan tabuh pembuka, mengawali, dan memulai. Didalam konteks sebuah pertunjukan dari kata petegak, kata dasarnya yaitu tegak merupakan kata pasif. Lalu mendapat imbuhan “pe” supaya menjadi kata aktif atau sifat hingga menjadi petegak. Petegak artinya sifat untuk duduk. Mungkin menurut dia analoginya sewaktu ingin duduk itu ada lagu atau gendingnya. Seperti layaknya mengiringi ritul, jadi untuk mngawali ritual tersebut digunakanlah tabuh petegak ini. Dalam konteks lelambatan sekatian, biasanya diawali dengan gineman instrument tromping. Sebagai tanda jika juru tromping itu rajin, karena sekaa yang ain belum dating jadi si juru terompong yang mengkoordinir temannya._
Category: Tak Berkategori 5 comments »