a. RITUAL YANG DILAKSANKAN
Puri Agung Bangli, Kabupaten Bangli menggelar ritual pamelaspas dan passupati salah satu senjata pusaka peninggalan kerajaan Bangli yang berupa Belida. Setelah upacara pamlaspasan dan pasupati ini, Ida Bhatara Pasupati nyejer selama sehari di Puri Rum. Keesokan harinya dilaksanakanlah serangkaian tradisi mapeed, Ida Bhatara Pasupati akan diiring dan turut nyejer serangkaian piodalan di Pura Kehen Bangli selama tiga hari mendatang. Setelah mesineb rencananya Ida Bhatara Pasupati akan dipendak , untuk selanjutnya disineb kembali di Puri Rum, Puri Agung Bangli. Memohon taksu di Pura Kehen, memohon kepada Beliau agar diberikan perlindungan serta kemakmuran.
b. SEJARAH BELIDA
Belida dibuat oleh internal puri namun mendatangkan pande emas, yakni Pande Diksa dari Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli. “Belida berlapis emas, jadi kami meminta bantuan seorang pande”.
Belida terbuat dari kayu merbau. Bentuknya semacam alat tenun dengan ukuran sekitar 1 (satu) meter dihiasi dengan emas seberat 75 (tujuh puluh lima) gram.
Diakui pengerjaan tidak terlalu lama, hanya satu bulan. Agung Ardanatha yang juga mantan anggota DPRD Bangli, mengaatkan, pemlaspasan ini bertujuan untuk penyucian dan menjaga kesakralan senjata pusaka tersebut. “Pasupati merupakan proses sakralisasi benda-benda sebagai permohonan yang ditunjukan kepada Sang Hyang Pasupati”, jelasnya.
Setelah upacara pamlaspasan dan pasupati ini, Ida Bhatara Pasupati nyejer selama sehari di Puri Rum. Keesokan harinya dilaksanakanlah serangkaian tradisi mapeed, Ida Bhatara Pasupati akan diiring dan turut nyejer serangkaian piodalan di Pura Kehen Bangli selama tiga hari mendatang. Setelah mesineb rencananya Ida Bhatara Pasupati akan dipendak , untuk selanjutnya disineb kembali di Puri Rum, Puri Agung Bangli. Memohon taksu di Pura Kehen, memohon kepada Beliau agar diberikan perlindungan serta kemakmuran.
c. YANG MENGGUNAKAN SENJATA BELIDA
Pasemeton Puri Agung Bangli adalah Puri Denpasar, Puri Soka Dawanan, Puri Soka Kanginan, Puri Kilian, Puri Kawan Tanggu, Puri Siyulan, Puri Kelodan serta Puri Penida. Berdasarkan cerita turun-menurun, Belida atau semajam alat tenun ini diperoleh Ratu Bangli yang bergelar Dewa Ayu Den Bencingah, setelah mendapat wahyu saat beryoga di Pura Kehen Bangli untuk mengusir musuh sekitar tahun 1700-an silam.
Saat itu, kerajaan Bangli sempat diserang dan diduduki oleh musuh dari kerajaan musuh. Namun berkat wahyu yang diterima Raja Bangli setelah bersemedi di Pura Kehen , dalam hitungan sehari hanya dengan menggunakan senjata Belida tersebut, Raja bersama pasukan berhasil menguasai dan merebut kembali kerajaan Bangli hingga sekarang.
d. WAHYU YANG DITERIMA RAJA BANGLI
Wahyu yang diterima Raja Bangli saat itu, Bangli tidak akan kalah selama bukit Bangli tidak runtuh dan menimpa Pura Kehen Bangli. Oleh karena itu, senjata pusaka tersebut sangat disucikan dan disakralkan hingga sekarang oleh krama adat Puri Agung Bangli dan disungsung dengan gelar Ida Bhatara Pasupati
Diyakini keberadaan pusaka tersebut akan bisa membawa kebaikan dan sebagai tonggak untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Bangli pada umumnya.