dwiriasta


BIOGRAFI SAYA, MADE DWI RIASTA

⊆ April 25th by | ˜ No Comments »

new

SEKILAS BIOGRAFI SAYA
MADE DWI RIASTA
Perkenalkan nama saya Made Dwi Riasta, seorang Mahasiswa ISI Denpasar Jurusan Karawitan semester II, anak kedua dari pasangan Nengah Kastawa ayah saya dan Putu Sunari ibu saya. Saudara pertama saya perempuan bernama Putu Eka Astari, sekarang sedang menjalani Ko-As di rumah sakit Universitas Kedokteran Gigi Mahasaraswati dan kakak saya tinggal di Denpasar yang beralamat di jalan Hayam Wuruk. Umur saya dan kakak saya bedaa enam tahun, kakak saya sekarang berumur dua puluh empat tahun dan saya berumur delapan belas tahun. Kedua orangtua saya sama-sama bersasal dari desa Bugbug, Karangasem dan sekarang tinggal di Singaraja, Kabupaten Buleleng. Ayah saya sekarang berumur lima puluh tahun dan Ayah saya bekerja di RSUD Buleleng yang beralamat di jalan Ngurah Rai, Singaraja sebagai dokter umum. Ibu saya sekarang berumur empat puluh sembilan tahun dan Ibu saya bekerja di Kantor Keuangan yang beralamat di jalan Kartini, Singaraja.
Saya akan menceritakan bagaimana perjalanan pendidikan saya selama ini dari TK (Taman Kanak-kanak) hingga sekarang. Dulu saya bersekolah di TK Mutiara yang beralamat di jalan Ngurah Rai di sebelah barat RSUD Buleleng tempat ayah saya bekerja. Saya melewati dua tahap kelas saat TK, yakni TK nol kecil dan TK nol besar. Sejak TK saya sudah menyukai dan mengikuti kegiatan Marching Band dan saya memegang salah satu alat dari instrumen Marching Band yang bernama Bassdrum. Kakak saya juga dulu bersekolah di TK Mutiara. Setelah selesai menunjang pendidikan di TK, saya lanjut masuk ke SD (Sekolah Dasar) Mutiara, karena Mutiara itu merupakan Yayasan Pendidikan yang berstatus swasta, jadi ada tingkatan TK, SD sampai SMP. Di Sekolah Dasar saya menggambar. Sebenarnya sejak TK saya suka menggambar, tetapi bakat menggambar itu mulai terlihat sejak saya duduk di bangku SD. Saya pernah mengikuti beberapa lomba menggambar tingkat SD, tetapi sayangnya saya belum bisa meraih juara. Ketika saya kelas enam SD, saya pernah mengikuti Olimpiade Matematika tingkat SD se-Provinsi Bali yang diselenggarakan tepatnya di salah satu SMP Negeri di Denpasar. Tidak disangka ternyata saya lolos ke babak final, dan harus mengikuti lagi test yang kedua kalinya. Tetapi sayang saya hanya bisa sampai di babak final saja, dan bagi peserta yang lolos mendapat juara bisa terbang ke Jakarta untuk menerima penghargaan. Tetapi tidak sia-sia karena saya mendapat sebuah piagam yang menandakan saya lolos ke babak final dan piagam itulah yang saya gunakan untuk mencari sekolah ke tingkat SMP. Target saya adalah mencari SMP Negeri di Singaraja yaitu SMP Negeri 1 Singaraja. Saya akhirnya diterima di SMP Negeri 1 Singaraja dan saya melanjutkan sekolah saya disana. Ketika di tingkat SMP saya mulai mengenal olahraga bola basket dan mulai menggemarinya. Pada saat kelas tiga SMP saya pernah mengikuti kejuaraan bola basket Rektor Cup antar SMP tingkat kabupaten yang diselenggarakan di GOR Singaraja oleh Universitas Pendidikan Ganesha. Pada kejuaraan itu saya dan teman-teman berhasil membawa nama SMP kami hingga mendapat juara satu. Itu merupakan pertama kalinya saya meraih juara dalam perlombaan. Setelah saya menyelessaikan pendidikan saya di SMP, saya melanjutkan pendidikan saya ke SMA Negeri di Singaraja yaitu SMA Negeri 1 Singaraja. Saya diterima disana melalui jalur tes. Di SMA lah saya mulai mengenal yang namanya Seni Karawitan, karena di SMA saya ada pelajaran seni yang namanya seni tabuh atau seni megambel dan saya juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menabuh di SMA N 1 Singaraja. Seiring waktu akhirnya saya mulai mengenal dasar-dasar dari megambel Gong Kebyar, waktu itu tabuh atau gending yang diberikan oleh guru seni saya yang bernama Kadek Sefyan Artawan yang juga seorang Seniman Karawitan di salah satu sanggar ternama di Buleleng, yaitu Sanggar Dwi Mekar adalah gending dari Tari Wirayuda. Pada saat saya akan menginjak kelas dua SMA, entah mengapa Ayah saya membeli seperangkat gambelan Gong Kebyar dan seperangkat gambelan Bleganjur, itu juga karena Ayah saya mendapat rejeki dari hasil mengontrakkan tanah warisan yang ada di daerah Candi Dasa di Karangasem dan seperangkat Gong Kebyar itu disumbangkan di tempat tinggal saya di Singaraja karena itu merupakan cita-cita Ayah saya dari dulu. Sedangkan Bleganjurnya ditaruh di rumah pribadi saya. Kemudian muncul lah ide untuk membuat sanggar yang dinamakan sanggar Candi Darma Duta, yang berarti utusan Dharma dari Candi Dasa, dan itu terinspirasi dari rejeki untuk membeli gambelan tersebut. Dan dirumah pribadi diadakan berbagai kegiatan, mulai dari latihan Bleganjur dan menari. Setelah naik ke kelas dua SMA, saya dan teman sekelas saya yang mengikuti seni tabuh diberi gending Tari Legong Keraton, tetatpi karena saya dan teman-teman saya baru belajar akhirnya gending Legong Keraton itu dibawakan dengan tempo yang agak lambat dan gendingnya tidak sampai selesai hanya kawitan sampai pengawak awalnya saja. Di lain waktu saya mengikuti ekstra menabuh dan dalam kegiatan ekstra itu saya dan peserta ekstra lainnya yang merupakan campuran dari kelas satu, dua sampai kelas tiga mempelajari tari kebesaran SMA N 1 Singaraja yang digarap langsung oleh guru saya Bli Dek dan temannya yang juga satu sanggar dengannya, saya memanggilnya bli karena umurnya masih muda sekitar 20-an. Tari kebearan Smansa ( singkatan SMA N 1 Singaraja sekaligus ) ini berjudul Tri Brahmaputri. Mengapa berjudul Brahmaputri? Karena Brahma itu merupakan salah satu dewa di agama Hindu yang berwujud sebagai Dewa Pencipta, sedangkan putri itu berartikan istri dari Dewa Brahma yang bernama Dewi Saraswati, yatu dewi ilmu pengetahuan. Dalam tarian ini menggambarkan betapa indah dan bijaksananya ilmu pengetahuan itu bagaikan Dewi Saraswati yang memiliki paras yang cantik dan di dampingi oleh seekor angsa dalam gambaran Dewi Saraswati. Pada saat menabuhkan tari kebesaran itu, saya memainkan salah satu instrumen di Gong Kebyar yang bernama Reong. Tarian ini biasanya dipentaskan saat ada pelepasan atau perpisahan sisa-siswi kelas tiga yang akan tamat, saat puncak HUT Smansa yakni tanggal 1 November, saat ada siswa-siswi dari luar Bali atau luar Indonesia yang berkunjung ke Smansa dan pada acara-acara lainnya. Waktu saya mengikuti acara pelepasan siswa-siswi kelas tiga saat saya sudah kelas tiga SMA, tarian ini ditabuhkan oleh adik-adik kesa saya sekaligus penerus di ekstrakulikuler tabuh.
Ketika saya sudah tamat dari SMA, saya awalnya berencana melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, tetapi sayangnya setelah mengikuti tes dua kali, saya tetap tidak lolos. Akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan ke Institut Seni Indonesia, ini juga berkat ada dukungan dari keluarga karena saya diketahui memiliki bakat seni sejak saya masih TK. Akhirnya saya memutuskan untuk melamar kuliah di ISI Denpasar. Setelah melalui beberapa tes akhirnya saya bisa lulus dan diterima di ISI Denpasar.
Tujuan saya kuliah di ISI adalah untuk memajukan kesenian di tempat tinggal saya di Kampung Anyar, Singaraja, Kabupaten Buleleng. Selain itu karena saya suka dengan kesenian-kesenian yang ada di Bali dan ingin memperdalam lagi mempelajari tentang kesenian baik yang ada di Bali maupun di luar Bali. Sekian biografi mengenai saya dan perjalanan pendidikan saya.


Topic: Tak Berkategori | Tags: None

Halo dunia!

⊆ Maret 15th by | ˜ No Comments »

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!


Topic: Tak Berkategori | Tags: None