Sejarah tradisi ngerebeg/mekotek di desa munggu

This post was written by dodikbudimahendra on April 29, 2019
Posted Under: Tak Berkategori

Istilah Ngerebeg berasal dari adanya upacara grebeg yang berarti suatu upacara yang besar yang berfungsi untuk menjaga keselamatan alam semesta terutama sekali demi meniaga keselamatan raja dan rakyat, agar terhindar dari segala gangguan-gangguan penyakit, hama, maupun adanya bencana alam yang mengancam ketentraman dan kesejahtraan masyarakat. Upacara ini kemudian diteruskan di Kerajaan Badung dan Kerajaan Mengwi serta sampai kini di lanjutkan di Desa Munggu Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung (Lontar Sri Jaya Kasunu). Kata I ketut kormi Di samping sumber sumber yang dapat dianggap cukup bisa dipercaya selain lontar Sri Jaya Kasunu masih ada lagi sumber-sumber yang tidak tertulis yang diceritakan turun temurun namun dapat dipercaya dan berkembang sampai kini ialah sebagai apa yang dituturkan oleh Ida Bagus Gede Sidemen yaitu “Pada zaman dahulu kala terjadilah banjir disungai Penet. Tiba-tiba ada sebuah Palinggih yang beratap ijuk hanyut dalam keadaan berdiri dan stana dewa ini kandas di atas batu besar (Batu Jineng). Palinggih itu kemudian diambil oleh seseorang warga yang saat itu ingin mencari ikan, Setelah beberapa waktu terhadi keajaiban saat terkait munculnya palinggih tersebut, Hal ini dilaporkan kepada Ida Pedande Pemaron yang kemudian melaporkan pula masalah ini kepada Cokorda Mengwi, Setelah mendapat restu dari Cokorda Mengwi kemudian dibuatkan fundamen di ujung utara untuk palinggih tersebut dengan segala upacaranya, Pada saat itu pembongkaran fundamen itulah ditemukan sepotong besi yang kemudian besi tersebut diolah menjadi tiga buah senjata, yaitu: tombak lekuk tiga, keris, dan tamiang kulem (perisai). Setelah ketiga senjata itu dipasupatu (dijiwai) oleh Ida Pedanda, maka senjata itu katanya mempunyai kekuatan gaib. lebib-lebih lagi setelah menang perang, waktu pecahnya perang antara Kerajaan Mengwi dengan Kerajaan Blambangan. Dengan adanya peristiwa serius itulah kemudian tiga senjata itu dianggap mempunyai kekuatan gaib yang mampu memberi keselamtan kepada masyarakat Desa munggu, berdasarkan atas kepercayaan itulah setiap ada wabah atau marana mengancam keselamtan desa, maka setiap enam bulan secara rutin senjata tersebut digrebegkan/diparadekan mengelilingi desa, Di samping itu juga schagai peringatan atas kemenangan dharma melawan adharma dan merupakan hari kemenangan, Kerajaan Mengwi terhadap Kerajaan Blambangan Maka dari itu, perlu diadakannya suatu penyuluhan untuk masyarakat agar lebih memahami pentingnya melestarikan tradisi Ngerebeg agar tidak punah dan tetap lestari. Di samping itu, generasi muda sengaja dilibatkan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya asli desa Munggu ini (I ketut darta).

Gambar saya ambil dari akun google

Comments are closed.

Previose Post: