ANSAMBLE GAMELAN JEGOG
Posted By Bayu Angga on 12 April 2013
ENSAMBLE GAMELAN JEGOG
Jegog adalah gamelan kas Kabupaten Jembrana. Sumber suara jegog berasal dari bilah yang terbuat dari bambu yang berbentuk tabung yang langsung berfungsi sebagai resonator. Setiap instrument memiliki 8 bilah bambu dengan nada yang berbeda, yang digantung pada pelawah menggunakan 4 kaki yang terbuat dari kayu. Bentuk tiap instrumen jegog adalah sama, yang membedakan hanya segi ukuran instrumen dan nada yang dimiliki. Semakin rendah nada yang dimiliki maka diameter dan panjang bambu pun semakin besar.
Satu ensamble gamelan jegog terdiri dari 14 buah instrumen. Adapun nama dan fungsi instrumen tersebut sebagai berikut:
- satu buah Patus Barangan, berfungsi untuk memulai gending, memberi aba-aba atau memimpin seluruh penabuh, pukulannya mengikuti matra.
- dua buah Pengapit Barangan, berfungsi untuk nyandetin Patus Barangan.
- satu buah Patus Kancil, berfungsi untuk memberi variasi, pepaketan, oncang-oncangan,bermain polos.
- dua buah Pengapit Kancil, berfungsi untuk nyandetin Patus Kancil.
- satu buah Patus Suir, berfungsi untuk memberi variasi, pepaketan, oncang-oncangan, bermain polos, menguatkan suasana gending karena nadanya tinggi.
- dua buah Pengapit Suir, berfungsi untuk nyandetin Patus Suir.
- dua buah Celuluk/Kuntung, berfungsi sebagai pembawa melodi.
- dua buah Undir, berfungsi sebagai pembawa melodi, tetapi pukulannya lebih jarang dari Kuntung.
- satu buah Jegog, berfungsi sebagai pembawa melodi hanya saja pukulannya lebih jarang dari Undir dan dimaninkan oleh dua orang penabuh.
Untuk mengiringi tari-tarian digunakan bebarapa instrument tambahan seperti:
- dua buah kendang
- satu buah suling
- satu buah tawa-tawa
- satu buah ceng-ceng
Setiap instrumen memiliki 8 bilah nada dengan 2 oktaf nada dimana terdapat 4 nada dalam satu oktafnya kecuali kuntung, undir dan jegog yang hanya terdiri dari satu oktaf saja. oktaf nada setiap instrumen pun berbeda pula, mulai dari suir yang memiliki oktaf nada tertinggi, kemudian kantil 1 oktaf lebih rendah dari suir, kemudian barangan dan kuntung lebih rendah 1 oktaf dari kantil, kemudian undir lebih rendah 1 oktaf dari barangan, kemudian jegog yang memiliki nada terendah. Apabila kita perhatikan laras Jegog itu maka kita akan mendapatkan hal yang sangat unik, kita bertitik tolak pada laras pelog, akan didapatkan susunan jarak nada sebagai berikut.
- Dong ke deng adalah pendek.
- Deng ke dung adalah panjang, karena melewati satu pamero.
- Dung ke ding paling panjang, karena melewati nada dang dan pamero.
Dong, deng, dung, ding merupakan urutan nada Jegog yang biasa diucapkan di Jembrana. Karena keunikannya inilah laras Jegog cenderung disebut laras Pelog.
Penataan instrumen-instrumen jegog disusun menjadi 4 barisan dengan urutan sebagai berikut:
- Barisan pertama terdiri dari 3 instrumen, yaitu 1 buah patus barangan di tengah dan 2 buah pengapit barangan di sisi kanan dan kiri. Patus barangan diletakkan di tengah-tengah dengan maksud agar mudah ketika memberi aba-aba.
- Barisan kedua terdiri dari 3 instrumen yaitu, 1 buah patus kancil di tengah dan 2 buah pengapit kancil di sebelah kanan dan kiri.
- Barisan ketiga terdiri dari 5 instrumen, yaitu 1buah patus suir di tengah, 2 buah pengapit suir di sebelah kanan dan kiri patus suir, dan 2 buah kuntung di sisi kanan dan kiri.
- Barisan terakhir terdiri dari 3 instrumen, yaitu 1 buah jegog di tengah, dan 2 buah undir di sisi kanan dan kiri.
Dari jumlah personilnya, Jegog merupakan jenis ansamble sedang yang dimainkan oleh 15 orang. Setiap orang memukul 1 instrumen kecuali instrumen jegog, karena ukurannya yang besar mengharuskan instrumen ini dimainkan oleh 2 orang. Cara memainkan gamelan jegog adalah dengan dipukul dengan menggunakan dua buah alat pemukul/panggul yang terbuat dari kayu dengan bentuk memanjang dan pada ujungnya berbentuk bundar menyerupai roda. Khusus pada instrument jegogan, undir, dan barangan yang dipegang oleh tangan kiri, ujung pemukulnya terbuat dari bahan karet. Pemainnnya pun berdiri karena pelawahnya yang tingginya sekitar 1meter. tapi berbeda dengan instrumen undir dan jegog, ukuran pelawahnya yang memiliki tinggi 1,5meter mengharuskan pemainnya untuk duduk di atas instrumen tersebut.
Kesenian Jegog hanyalah berupa tabuh (barung tabuh) yang fungsi awalnya sebagai hiburan para pekerja bergotong royong membuat atap rumah dari daun pohon rumbia, dalam istilah bali bekerja bergotong royong membuat atap dari daun pohon rumbia disebut “nyucuk”, dalam kegiatan ini beberapa orang lagi menabuh gambelan jegog. Dalam perkembangan selanjutnya Gambelan Jegog juga dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi pernikahan, jamuan kenegaraan, dan kini sudah dilengkapi dengan drama tarian-tarian yang mengambil inspirasi alam dan budaya lokal seperti yang namanya Tabuh Trungtungan, Tabuh Goak Ngolol, Tabuh Macan Putih dengan tari-tariannya seperti Tari Makepung, Tari Cangak Lemodang, Tari Bambu, sebagai seni pertunjukan wisata.
DAFTAR PUSTAKA
Rai S, I Wayan, 2001. GONG Antologi Pemikiran. Denpasar : Bali Mangsi.
http://www.babadbali.com/seni/gamelan/ga-jegog.htm