isi denpasar

Desember 29, 2011

Sejarah Gambelan Di Br. Kebon, Singapadu

Filed under: Tak Berkategori —— bagusrismawan @ 10:52 am

Sejarah Singkat Gambelan di Br. Kebon, Singapadu

Di Desa Adat Kebon terdiri dari empat banjar adat, yaitu Banjar Kebon, Sengguan, Mukti, dan Bungsu. Di dalam Banjar Kebon terdapat sebuah barungan gambelan gong  kebyar lengkap yang merupakan peninggal dari zaman ke zaman yang tidak tahu pasti tahun datang atau adanya gong kebyar kuno yang sudah sangat tua usianya, di mana barungan gambelan ini di tempatkan di puri yang pada zaman itu menjabat selaku bendesa adat begitu seterusnya, setiap kepemimpinan di mana barungan gambelan ini digunakan untuk kegiatan uapacara adat yaitu odalan di pura kayangan  tiga yang berada di Desa Adat Kebon dan untuk keperluan kegiatan adat lainnya.

Dalam perkembangan  zaman dirasakan oleh masing-masing anggota krama karena terlalu banyaknya uapacara adat dimasing-masing banjar, maka di putuskan lah membeli barungan gambelan gong kebyar dimasing-masing banjar. Begitu pula dengan Banjar Serongga Kaja sepakat untuk membeli seperangkat barungan gong kebyar sekitar tahun 1989. Sejak datangnya gambelan di Banjar Serongga Kaja mulai aktif mencari tabuh baru yang siap untuk ngayah megambel di pura yang ada di kawasan Desa Serongga maupun di luar Desa Adat Kebon.

Gending-gending Yang Dimainkan

 Gending-gending yang dimainkan sebagian besar adalah gending lelambatan klasik, ada pun tabuh yang dicari adalah tabuh-tabuh lelambatan klasik, seperti buaya mangap, galang kangin, tabuh gari, kala mara, dan gedung melati yang dibimbing oleh Pande Kadek Sudarsana, beliau bukanlah seniman yang mengenyam pendidikan, melainkan belajar dari alam atau berburu pengalaman. Beliau sangat berperan besar di banjar saya sebagai pelatih dan pencetus ada nya sekehe gong, mulai dari sekehe gong anak-anak, sekehe gong pkk, dan sekehe gong remaja. Sekehe di banjar saya lebih menjurus ke ngayah megambel di pura dari pada megambel di luar pura.

 Barungan gong kebyar

Gambelan di Banjar Kebon memiliki instrument seperti berikut :

–         Satu tungguh terompong, dalam barungan gambelan gong kebyar memiliki sepuluh buah pencon/moncol dari nada ndang rendah sampai ndung tinggi. Instrument ini dimainkan dengan dua buah panggul, ada punteknik permainan terompong yaitu ngempyung, ngembat, silih asih, nguluin, nerumpuk, ngantu, niltil, ngunda dan ngoret.

–         Satu tungguh instrument riyong. Instrument riyong memiliki 12 pencon/moncol memiliki nada ndeng rendah sampai ndung tinggi. Instrument ini dimain kan oleh empat orang, masing-masing orang membawa dua panggul. Ada pun teknik pernainan riyong : cecandetan, kotekan, tetorekan yang mengacu pada permainan polos dan slangsih yang dalam lontar Prakempa disebut gegebug (Bandem, 1991:16). Lebih lanjut dalam lontar ini gegebug rereyongan disebut I gajah mina namanya. Riong pertama dan ketiga bermain polos, kedua dan keempat bermain slangsih. Setiap pemain riyong memiliki wilayah nada untuk dapat memainkan teknik-teknik di atas.

–         Dua buah Instrumen Ugal. Instrumen ugal/giying adalah sebuah instrument yang mempunyai jumlah bilah 10 (sepuluh) buah dengan susunan nada-nadanya dari kiri ke kanan. ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang, dan nding. Instrumen ini dimainkan oleh seorang pemain dengan alat pemukul (panggul). Fungsi dalam barungan adalah sebagai pembawa melodi dan memulai sebuah gending yang dibawakan. Selain itu instrument ugal dapat mengendalikan atau memimpin sebuah lagu untuk pemberian keras lirih/nguncab-ngees sebuah gending. Beberapa tehnik pukulannya adalah: Ngoret, Ngerot, netdet, ngecek, neliti, ngucek, gegejer, oncang-oncangan dan ngantung.

–         Gansa pemade dan gangsa kantil. Barungan Gong Kebyar memiliki empat instrument gangsa pemade dan empat instrument gangsa kantil. Instrumen ini memiliki sepuluh nada dalam. tungguhnya, dan urutan nadanya sama dengan instrument ugal.

Hanya saja instrument kantil lebih tinggi oktafnya dari gangsa

pemade. Jadi secara estetika perbedaan oktaf tersebut untuk

seimbangan dan harmonisasi. Kedelapan

instrumen ini berfungsi membuat jalinan-jalinan/kotekan dalam

sebuah gending. Pemberian ilustrasi oleh instrument ini dapat

memperkuat lagu pokok. Beberapa teknik gagebug/pukulan yang diterapkan dalam instrument gangsa seperti: teknik pukulan nyogcag, bebaru, tetorekan, norot, ngoret, niltil, ngucek, oncangoncangan dan lain –lain sesuai dengan kebutuhan gendingnya.

–         Dua instrumen Penyacah: Instrumen ini mempunyai jumlah bilah

sebanyak tujuh buah dengan susunan nada: ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang. berfungsi sebagai pemangku lagu/mempertegas jalannya melodi (pukulannya lebih rapat dari jublag).Secara fisik ukurannya lebih kecil dari instrument Jublag. Teknik permainannya sangat melodis pada setiap matra lagu.

–         Dua instrument Jublag. Instrumen jublag adalah suatu instrument yang memiliki jumlah bilah lima buah, dengan susunan nada nding, ndong, ndeng, ndung, ndang. Besar kecilnya nada diambil dari instrument ugal/giying. Funfsinya dalam sebuah barungan adalah sebagai pemangku lagu, memperkuat/mempertegas melodi pada ruasruas gending. Teknik pukulan yang diterapkan adalah: neliti, magending, nyele/nyelah.

–         Dua instrument Jegogan. Instrumen Jegogan merupakan instrument bilah yang paling besar ukurannya dalam barungan Gong Kebyar. Instrument ini memiliki bilah sebanyak lima buah

dengan susunan nada nding, ndong, ndeng, ndung ndang. Instrumen ini berfungsi sebagai pemangku lagu dan memberikan aksentuasi kuat pada ruas-ruas gending (pukulannya lebih jarang dari jublag)

–         Satu Kempur: Merupakan instrument berpencon yang besarnya

memiliki diameter 50-60 cm. Dengan digantung pada sebuah

sangsangan, instrument ini berfungsi sebagai pemangku irama (ritme) dan sebagai pematok ruas-ruas gending serta sebagai pemberi aksen-aksen sebelum jatuhnya gong. Pola pukulannya dapat memberikan identitas ukuran tabuh yang dibawakannya. Seperti: tabuh pisan satu kempur dalam satu gong, tabuh dua, ada dua kempur dalam satu gongannya, dan seterusnya.

–         Satu instrument Kemong: Instrumen kemong adalah merupakan

instrument berpencon yang dalam settingya digantung pada

sangsangan kecil yang disebut trampa. Fungsinya dalam barungan adalah untuk pengisi ruas-ruas lagu. Biasanya penerapan pukulan kemong pertanda gending yang dibawakan telah mencapai setengah dari gending secara utuh (kecuali pengawak palegongan). Pola pukulannya adalah: Tunjang sari,

–         Dua buah Gong lanang dan wadon: Instrumen gong adalah

instrument berpencon yang ukurannya paling besar dalam Gong

Kebyar. Terbuat dari kerawang dan memiliki ukuran diameter 65 – 90 cm. Dilihat dari fungsinya, instrument ini berfungsi sebagai

finalis lagu (menghakhiri lagu). Sebagai finalis lagu instrument ini memiliki jenis pukulan yang disebut Purwa Tangi.

–         Kendang Lanang Wadon: di atas telah dipaparkan tentang

instrument kendang. Akan tetapi dalam sebuah barungan

kendang berfungsi sebagai pemurba irama. Disamping itu

kendang dapat mengatur tempo, keras liris gending dan lain-lain.

Beberapa pukulan kendang antara lain: Motif bebaton, gegulet,

jejagulan, bebaturan, gupekan, milpil, dan lain-lain.

–         Beberapa suling dengan berbeda ukuran: Suling merupakan

instrument melodis yang dalam komposisi lagu sebagai pemanis

lagu. Teknik permainan bisa simetris dengan lagu ataukah

memberikan ilustrasi gending baik mendahului maupun

membelakangi melodi gending.

–         Satu Cengceng Kecek: Secara fisik cengceng gecek memiliki dua

bagian yaitu: dua alat pemukul (penekep) disebut bungan

                        cengceng, dan cengceng tatakan. Dalam tatakan terdapat kurang

lebih lima buah cengceng yang diikat pada pangkonnya. Untuk

memunculkan suara, cengceng penekep dipegang oleh dua tangan

dan dimainkan dengan dibenturkan sesuai tekniknya. Adapun

beberapa jenis pukulannya adalah: pukulan malpal, ngecek,

ngelumbar dan lain-lain. Sedangkan fungsinya dalam barungan

adalah untuk memperkaya ritme/angsel-angsel tanpa memakai

tehnik jalinan.

–         Satu buah kajar: Instrumen ini merupakan salah satu

inmstrumen bermoncol/pencon yang berfungsi sebagai pembawa

irama. Adapun jenis pukulannya adalah pukulan Penatas lampah

yang artinya pola pukulan kajar yang mengikuti pola ritme yang

ajeg dari satu pukulan ke pukulan berikutnya dalam jangka

waktu serta jarak yang sama.

–         Satu buah rebab: Instrumen rebab merupakan instrument gesek

yang dalam barungan gamelan sebagai penyeimbang/ harmonisasi

lagu. Instrumen ini membutuhkan pengeras suara karena secara

kualitas suara sangat nyaring, namun tidak mampu menimbulkan

suara keras. Sehingga instrument rebab sangat tepat

diharmoniskan dengan suling, dan pada saat pementasan dibantu

oleh pengeras suara.

 

Kegunaan Dan Manfaat

          Ada pun kegunaan dan manfaat gong di banjar saya adalah digunakan untuk latihan dan digunakan juga sebagai ngayah megambel di pura di desa Adat Kebon maupun di luar Desa Adat Kebon. Ada pun kegiatan lainnya adalah pernah mengikuti Pesta Kesenian Bali tahun 2002 yaitu festival gong kebyar anak-anak dan pernah menjadi pendamping uji coba duta Kabupaten Jembrana pada tahun 2005 dan mendampingi uji coba duta Kabupaten Gianyar pada tahun 2003, pernah juga mengikuti gong kebyar dewasa untuk mewakili Kabupaten Gianyar pada tahun 2008

Komentar ditutup.

Powered by WordPress WPMU Theme pack by WPMU-DEV.