Sejarah Singkat Gambelan di Br. Kebon, Singapadu
Di Desa Adat Kebon terdiri dari empat banjar adat, yaitu Banjar Kebon, Sengguan, Mukti, dan Bungsu. Di dalam Banjar Kebon terdapat sebuah barungan gambelan gong kebyar lengkap yang merupakan peninggal dari zaman ke zaman yang tidak tahu pasti tahun datang atau adanya gong kebyar kuno yang sudah sangat tua usianya, di mana barungan gambelan ini di tempatkan di puri yang pada zaman itu menjabat selaku bendesa adat begitu seterusnya, setiap kepemimpinan di mana barungan gambelan ini digunakan untuk kegiatan uapacara adat yaitu odalan di pura kayangan tiga yang berada di Desa Adat Kebon dan untuk keperluan kegiatan adat lainnya.
Dalam perkembangan zaman dirasakan oleh masing-masing anggota krama karena terlalu banyaknya uapacara adat dimasing-masing banjar, maka di putuskan lah membeli barungan gambelan gong kebyar dimasing-masing banjar. Begitu pula dengan Banjar Serongga Kaja sepakat untuk membeli seperangkat barungan gong kebyar sekitar tahun 1989. Sejak datangnya gambelan di Banjar Serongga Kaja mulai aktif mencari tabuh baru yang siap untuk ngayah megambel di pura yang ada di kawasan Desa Serongga maupun di luar Desa Adat Kebon.
Gending-gending Yang Dimainkan
Gending-gending yang dimainkan sebagian besar adalah gending lelambatan klasik, ada pun tabuh yang dicari adalah tabuh-tabuh lelambatan klasik, seperti buaya mangap, galang kangin, tabuh gari, kala mara, dan gedung melati yang dibimbing oleh Pande Kadek Sudarsana, beliau bukanlah seniman yang mengenyam pendidikan, melainkan belajar dari alam atau berburu pengalaman. Beliau sangat berperan besar di banjar saya sebagai pelatih dan pencetus ada nya sekehe gong, mulai dari sekehe gong anak-anak, sekehe gong pkk, dan sekehe gong remaja. Sekehe di banjar saya lebih menjurus ke ngayah megambel di pura dari pada megambel di luar pura.
Barungan gong kebyar
Gambelan di Banjar Kebon memiliki instrument seperti berikut :
– Satu tungguh terompong, dalam barungan gambelan gong kebyar memiliki sepuluh buah pencon/moncol dari nada ndang rendah sampai ndung tinggi. Instrument ini dimainkan dengan dua buah panggul, ada punteknik permainan terompong yaitu ngempyung, ngembat, silih asih, nguluin, nerumpuk, ngantu, niltil, ngunda dan ngoret.
– Satu tungguh instrument riyong. Instrument riyong memiliki 12 pencon/moncol memiliki nada ndeng rendah sampai ndung tinggi. Instrument ini dimain kan oleh empat orang, masing-masing orang membawa dua panggul. Ada pun teknik pernainan riyong : cecandetan, kotekan, tetorekan yang mengacu pada permainan polos dan slangsih yang dalam lontar Prakempa disebut gegebug (Bandem, 1991:16). Lebih lanjut dalam lontar ini gegebug rereyongan disebut I gajah mina namanya. Riong pertama dan ketiga bermain polos, kedua dan keempat bermain slangsih. Setiap pemain riyong memiliki wilayah nada untuk dapat memainkan teknik-teknik di atas.
– Dua buah Instrumen Ugal. Instrumen ugal/giying adalah sebuah instrument yang mempunyai jumlah bilah 10 (sepuluh) buah dengan susunan nada-nadanya dari kiri ke kanan. ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang, dan nding. Instrumen ini dimainkan oleh seorang pemain dengan alat pemukul (panggul). Fungsi dalam barungan adalah sebagai pembawa melodi dan memulai sebuah gending yang dibawakan. Selain itu instrument ugal dapat mengendalikan atau memimpin sebuah lagu untuk pemberian keras lirih/nguncab-ngees sebuah gending. Beberapa tehnik pukulannya adalah: Ngoret, Ngerot, netdet, ngecek, neliti, ngucek, gegejer, oncang-oncangan dan ngantung.
– Gansa pemade dan gangsa kantil. Barungan Gong Kebyar memiliki empat instrument gangsa pemade dan empat instrument gangsa kantil. Instrumen ini memiliki sepuluh nada dalam. tungguhnya, dan urutan nadanya sama dengan instrument ugal.
Hanya saja instrument kantil lebih tinggi oktafnya dari gangsa
pemade. Jadi secara estetika perbedaan oktaf tersebut untuk
seimbangan dan harmonisasi. Kedelapan
instrumen ini berfungsi membuat jalinan-jalinan/kotekan dalam
sebuah gending. Pemberian ilustrasi oleh instrument ini dapat
memperkuat lagu pokok. Beberapa teknik gagebug/pukulan yang diterapkan dalam instrument gangsa seperti: teknik pukulan nyogcag, bebaru, tetorekan, norot, ngoret, niltil, ngucek, oncangoncangan dan lain –lain sesuai dengan kebutuhan gendingnya.
– Dua instrumen Penyacah: Instrumen ini mempunyai jumlah bilah
sebanyak tujuh buah dengan susunan nada: ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang. berfungsi sebagai pemangku lagu/mempertegas jalannya melodi (pukulannya lebih rapat dari jublag).Secara fisik ukurannya lebih kecil dari instrument Jublag. Teknik permainannya sangat melodis pada setiap matra lagu.
– Dua instrument Jublag. Instrumen jublag adalah suatu instrument yang memiliki jumlah bilah lima buah, dengan susunan nada nding, ndong, ndeng, ndung, ndang. Besar kecilnya nada diambil dari instrument ugal/giying. Funfsinya dalam sebuah barungan adalah sebagai pemangku lagu, memperkuat/mempertegas melodi pada ruasruas gending. Teknik pukulan yang diterapkan adalah: neliti, magending, nyele/nyelah.
– Dua instrument Jegogan. Instrumen Jegogan merupakan instrument bilah yang paling besar ukurannya dalam barungan Gong Kebyar. Instrument ini memiliki bilah sebanyak lima buah
dengan susunan nada nding, ndong, ndeng, ndung ndang. Instrumen ini berfungsi sebagai pemangku lagu dan memberikan aksentuasi kuat pada ruas-ruas gending (pukulannya lebih jarang dari jublag)
– Satu Kempur: Merupakan instrument berpencon yang besarnya
memiliki diameter 50-60 cm. Dengan digantung pada sebuah
sangsangan, instrument ini berfungsi sebagai pemangku irama (ritme) dan sebagai pematok ruas-ruas gending serta sebagai pemberi aksen-aksen sebelum jatuhnya gong. Pola pukulannya dapat memberikan identitas ukuran tabuh yang dibawakannya. Seperti: tabuh pisan satu kempur dalam satu gong, tabuh dua, ada dua kempur dalam satu gongannya, dan seterusnya.
– Satu instrument Kemong: Instrumen kemong adalah merupakan
instrument berpencon yang dalam settingya digantung pada
sangsangan kecil yang disebut trampa. Fungsinya dalam barungan adalah untuk pengisi ruas-ruas lagu. Biasanya penerapan pukulan kemong pertanda gending yang dibawakan telah mencapai setengah dari gending secara utuh (kecuali pengawak palegongan). Pola pukulannya adalah: Tunjang sari,
– Dua buah Gong lanang dan wadon: Instrumen gong adalah
instrument berpencon yang ukurannya paling besar dalam Gong
Kebyar. Terbuat dari kerawang dan memiliki ukuran diameter 65 – 90 cm. Dilihat dari fungsinya, instrument ini berfungsi sebagai
finalis lagu (menghakhiri lagu). Sebagai finalis lagu instrument ini memiliki jenis pukulan yang disebut Purwa Tangi.
– Kendang Lanang Wadon: di atas telah dipaparkan tentang
instrument kendang. Akan tetapi dalam sebuah barungan
kendang berfungsi sebagai pemurba irama. Disamping itu
kendang dapat mengatur tempo, keras liris gending dan lain-lain.
Beberapa pukulan kendang antara lain: Motif bebaton, gegulet,
jejagulan, bebaturan, gupekan, milpil, dan lain-lain.
– Beberapa suling dengan berbeda ukuran: Suling merupakan
instrument melodis yang dalam komposisi lagu sebagai pemanis
lagu. Teknik permainan bisa simetris dengan lagu ataukah
memberikan ilustrasi gending baik mendahului maupun
membelakangi melodi gending.
– Satu Cengceng Kecek: Secara fisik cengceng gecek memiliki dua
bagian yaitu: dua alat pemukul (penekep) disebut bungan
cengceng, dan cengceng tatakan. Dalam tatakan terdapat kurang
lebih lima buah cengceng yang diikat pada pangkonnya. Untuk
memunculkan suara, cengceng penekep dipegang oleh dua tangan
dan dimainkan dengan dibenturkan sesuai tekniknya. Adapun
beberapa jenis pukulannya adalah: pukulan malpal, ngecek,
ngelumbar dan lain-lain. Sedangkan fungsinya dalam barungan
adalah untuk memperkaya ritme/angsel-angsel tanpa memakai
tehnik jalinan.
– Satu buah kajar: Instrumen ini merupakan salah satu
inmstrumen bermoncol/pencon yang berfungsi sebagai pembawa
irama. Adapun jenis pukulannya adalah pukulan Penatas lampah
yang artinya pola pukulan kajar yang mengikuti pola ritme yang
ajeg dari satu pukulan ke pukulan berikutnya dalam jangka
waktu serta jarak yang sama.
– Satu buah rebab: Instrumen rebab merupakan instrument gesek
yang dalam barungan gamelan sebagai penyeimbang/ harmonisasi
lagu. Instrumen ini membutuhkan pengeras suara karena secara
kualitas suara sangat nyaring, namun tidak mampu menimbulkan
suara keras. Sehingga instrument rebab sangat tepat
diharmoniskan dengan suling, dan pada saat pementasan dibantu
oleh pengeras suara.
Kegunaan Dan Manfaat
Ada pun kegunaan dan manfaat gong di banjar saya adalah digunakan untuk latihan dan digunakan juga sebagai ngayah megambel di pura di desa Adat Kebon maupun di luar Desa Adat Kebon. Ada pun kegiatan lainnya adalah pernah mengikuti Pesta Kesenian Bali tahun 2002 yaitu festival gong kebyar anak-anak dan pernah menjadi pendamping uji coba duta Kabupaten Jembrana pada tahun 2005 dan mendampingi uji coba duta Kabupaten Gianyar pada tahun 2003, pernah juga mengikuti gong kebyar dewasa untuk mewakili Kabupaten Gianyar pada tahun 2008