banjar bhuana sari

This post was written by asmaraputra on Maret 25, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

BANJAR BHUANA SARI

 Untitled

Saya akan menjelaskan sedikit tentang asal usul terbentuknya banjar Bhuana Sari. Banjar Bhuana Sari ini terbentuk pada tanggal 13 Desember 1993. Banjar Bhuana Sari beralamat di jalan Nangka Gang 5. Warga banjar Bhuana Sari ini sebagiaan besar merupakan penduduk pendatang dari berbagai daerah, seperti : Tabanan, Bangli dan Karangasem. Tetapi anggota banjar kebanyakan berasal dari Kabupaten Karangasem. Banjar saya ini dinamakan banjar Bhuana Sari, karena dulunya di lihat dari penduduk atau warga banjar itu yang sebagian besar dari luar atau pendatang. Bhuana yang berarti alam semesta yang luas dan megah, dan sari yang berarti isi dari pada alam tersebut. Jadi dapat diartikan bahwa nama Bhuana Sari ini berarti alam yang besar atau agung beserta isinya. Perumpamaan ini juga sejalana dengan keberadaan dari banjar saya ini. Dimana banjar yang dalam kehidupan masyarakat Bali dijadikan tempat berkumpulnya masyarakat dalam satu wilayah tertentu ini, mampu menjadi wadah untuk berorganisasi, bersosialisasi dan mengenal warga lain ini terbukti mampu mengumpulkan orang-orang terutama pendatang untuk bersama-sama membangun lingkungan sekitar menjadi lebih baik.

Banjar Bhuana Sari terdiri dari 15 tempek, dimana keseluruhan kepala keluarga (KK) yang berada dalam banjar ini sejumlah… KK. Berperan sebagai Kelian Adat yang membawahi segala urusan adat yang ada di banjar ini adalah Bapak I Nengah Sudarta dan menjabat sebagai Kelian Dinas yang membawahi seluruh urusan administrasi warga banjar serta urusan kedinasan lainya yang menyangkut kesejahteraan warga banjar dipimpin oleh Bapak I Ketut Nadha, Sh. Seperti halnya banjar lainnya di Bali, Banjar Bhuana Sari juga memiliki organisai-organisai yang wajib dimiliki oleh setiap banjar yang ada di Bali. Organisasi ibu-ibu PKK yang bernama PKK Nari Bhuana yang bergerak dibidang kesejahteraan rumah tangga warga banjar dan urusan adat keagamaan. Selain organisasi ibu-ibu PKK, terdapat pula organisasi kepemudaan atau Sekeha Truna-Truni (STT) Yowana Hita Dharma yang berperan aktif mengakomodasi kreativitas pemuda-pemudi yang ada di Banjar Bhuana Sari. Terdapat pula Taman Kanak-kanak (TK) Bhuana Sari yang memfasilitasi kebutuhan edukasi dari anak-anak usia dini untuk diperkenalkan pendidikan sedini mungkin. Kegiatan yang berlangsung di Banjar Bhuana Sari ini tidak hanya kegiatan formal saja tetapi dipadati juga dengan aktivitas adat dan seni budaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa sekhe gong dan sekehe shanti yang dimana anggotanya semua berasal dari warga banjar sendiri.

Sekehe gong Dewasa yang diberi nama Githa Bhuana merupakan sekehe gong yang beranggotakan remaja putra hingga dewasa, sekehe ini juga sudah memiliki struktur organisasi, sistem pendanaan, dan jadwal yang jelas. Kemudian ada sekehe gong ibu-ibu PKK Githa Nari Bhuana, anak-anak warga banjar juga diberikan kesempatan untuk mempelajari seni karawitan Bali yang dimana mereka dibentuk dalam satu sekehe yang diberi nama sekehe gong anak-anak Kumara Yowana. Tidak ketinggalan, warga banjar yang tertarik mempelajari dharma githa berupa sekar alit, sekar madya dan sekar agung juga memiliki wadahnya sendiri yakni sekehe shanti Bhuana Githa. Anggota dari sekehe shanti tersebut merupakan warga banjar dari lintas generasi usia yakni dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Keseriusan semua warga banjar dan aparat terkait untuk pelestasrian kebudayaan ini, membuat seluruh sekehe yang ada di Banjar Bhuana Sari sering mengikuti perlombaan, dan tampil sebagai pengisi acara di berbagai acara baik festival kebudayaan dan acara lainnya. Adapun beberapa pengalaman dan prestasi yang diraih oleh sekehe yang ada di banjar ini antara lain: Juara II Lomba Gong Kebyar ibu-ibu PKK se-Kota Denpasar tahun 2010, Juara II Tari Margapati serangkaian Lomba Gong Kebyar ibu-ibu PKK se-Kota Denpasar tahun 2010 dengan penata tari Bapak I Ketut Merta. Tidak hanya para ibu-ibu PKK yang mendapatkan penghargaan tetapi juga sekeha gong dewasa Githa Bhuana, berhasil meraih Juara I Lomba Mekendang Tunggal se-Kota Denpasar 2013 yang berhak memenagkan Piala Tetap dan Piala Bergilir Wali Kota Denpasar, dalam Fesivas Seni Budaya Denpasar 2013 juga meraih Juara I Lomba Mekendang Tunggal yang diwakili oleh salah satu anggota sekehe atas nama I Kadek Suryantara Asmara Putra.

Tidak hanya berprestasi dalam seni karawitan saja, prestasi lainnya juga berhasil ditorehkan oleh sekehe shanty Bhuana Gita, dalam Lomba Utsawa Dharma Githa antar Kecamatan se-Kota Denpasar 2011. Dalam kompetisi tersebut banjar Bhuana Sari berhasil mengirimkan wakil-wakil terbaiknya untuk menempati Juara I Lomba Utsawa Dharma Githa Tingkat Dewasa yang di wakili oleh I Gede Susila Arsana Putra, Juara I  Lomba Utsawa Dharma Githa Tingkat Remaja yang di wakili oleh I Kadek Suryantara Asmara Putra dan Ni Putu Desi Sintya Dewi, serta Juara Harapan I Lomba Utsawa Dharma Githa Tingkat Anak-anak yang di wakili oleh Ni Komang Suryantari. Dari berbagai macam kegiatan pelestarian budaya yang diikuti oleh sekehe yang ada di Banjar Bhuana Sari, semoga dapat menjadi acuan bagi Banjar Bhuana Sari untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan antar warga banjar sehingga dapat mencapai tujuan  dan prestasi yang lebih baik lagi.

Comments are closed.

Next Post:
Previose Post: