Gong Kebyar Bali Utara
Deskripsi Gambelan
Gambelan gong kebyar merupakan tipe atau jenis music gambelan paling umum yang ada dan paling sering di pentasakan di Bali. Disebut gong kebyar krena semua instrumen dipukul serentak dalam waktu bersamaan. Gong kebyarmerupakan ciptaan baru dalam perkembangan music bali yang muncul di bali utara.karena kemunculan di bali utara, membuat gong kebyar gaya bali utara mempunya gaya dan ciri khas tersendiri kekhasan tersebut dapat dilihat dari bentuk pelawah sangatlah sederhana, sedikit ukiranya dan prada,dan jarang ditemukan pandil relief pada gambelan. Penempatan instrument berbilah yang dipasang tanpa ikatan ( dipacek ) membuat getaran suaranya lebih pendek. Perkembangan gong kebyar bali utara masih lestari khususnya di bali utara ( buleleng ). Secara fisik Gong Kebyar adalah penyederhanaan dari Gong Gede dengan pengurangan peranan atau penguragan beberapa buah instrumenya. Kata kebyar secara harfiah bermakna cepat, tiba-tiba, dan keras; merefleksikan jenis musik gambelan Gong Kebyar yang sagat dinamis, keras dan memiliki tempo yang cepat.gambelan gong kebyar memiliki lima nada dasar yang disebut laras pelog yaitu: Nding, Ndong, Ndeng, Ndung, Ndang
Gambelan gong kebyar sebagai seni musik traditional Bali dalam sejarah yang di tulis babad Bali, gong kebyar di perkirakan muncul di Singaraja pada tahun 1915. Desa yang sebut-sebut sebagai asal pemunculan Gong Kebyar adalah Jagaraga (Buleleng) yang juga memulai tradisi tari kebyar .
Ada juga informasi lain yang menyebut bahwa gong kebyar muncul pertama kali di desa bungkulan (Buleleng) perkembangan seni gong kebyar ini mencapai salah satu puncaknya pada tahun 1915 dengan datangnya seorang penari jauk yang bernama I KETUT MARIO dari tabanan. Yang menciptakan tari kebyar duduk dan atau kebyar trompong. Terdapat tiga gambelan kebyar yang berkembang di bali yaitu:
- Gambelan kebyar yang bersumber dari gong gede
- Bersumber dari gambelan pelegongan
- Murni buatan baru
Yang pertama memiliki embat yang sesuai dengan embat gambelan gong gede yaitu agak rendah seperti yang banyak terdapat di bali utara. Kelompok kedua menggunakan embat sama dengan embat gambelan pelegomgan (sumbernya) yaitu agak tinggi seperti yang sebagian beasar terdapat di bali bagian selatan, gambelan-gambelan kebyar yang murni buatan baru sebagian besar berembat sedang seperti yang terdapat di bagian daerah di bali dan di luar bali. Kenyataan ini menunjukan bahwa belum ada standarisasi embat untuk gambelan kebyar di Bali.
Di bali ada dua macam bentuk perangkat dan gaya utama gambelan gong kebyar yaitu gambelan gong kebyar bali utara dan gambelan gong kebyar bali selatan. Kedua gambelan gong kebyar ini perbedaanya terletak pada:
- Tungguhan gangsa, bali utara bentuk bila penjaim dan di pacak sedangkan dali selatan menggunakan bentuk bilah kalorusup dan di gantung.
- Gambelan bali utara kedengaranya lebih besar dari suara gambelan bali selatan, meskipun dalam patutan yang sama
Dalam perkembangan gong kebyar ini munculah istilah gaya bali utara dan gaya bali selatan, meskipun batasan istilah ini juga masih belum jelas sebagai gambaran daerah atau kabupaten yang termsuk daerah bali utara hanyalah kabupaten Buleleng, sedangkan kabupaten Badung, Tabanan, dan lain mengambil gayan bali selatan. Di samping itu penggunaan tungguhan gong kebyar di masing-masing daerah sebelumnya memang selalu berada karena di sesuaikan dengan kebutuhan maupun fungsinya.
Fungsi gong kebyar , sebagaimana kita ketahui lewat literatur dan rekaman telah tampak bahwa gong kebyar itu telah berfungsi sebagai pembaharu dan pelanjut tradisi. Sebagai pembahauru maksudnya adalah lewat gong kebyar para seniman kita telah berhasil menciptakan gending gending baru yang lepas dari tradisi yang sudah ada. Sedangkan sebagai pelanjut tradisi maksudnya adalah gong kebyar telah mampu mempertahankan eksistensi reporter gambelan lainya melalui transpormasi dan adaptasi.
Sistem laras
Gambelan gong kebyar ini memiliki laras yang berlaras pelog dan memiliki lima nada yaitu :
- Nding
- Ndong
- Ndeng
- Ndung
- Ndang
Laras pelog adalah satu dari dua tanga nada pokok di pakai alam music gambelan asli dari masyarakat di pulau bali laras yang lainya adalah slendro. Tanga nada pelog di bentuk dengan cara merangkaikan interval sempurna keempat dengan interval yang cukup lebar sekitar 515 sampai 535 sen. Interpal ini berada pada jarakyang ekstrime yang dapat di dengar sebagai interval ke empat.
Periodisasi
Gong kebyar ini adalah termasuk gambelan olongan baru dan lahirnya Pada tahun 1915 di bali utara ( buleleng ). Gong kebyar adalah barungan gambelan bali sebagi perkembangan terakhir dari gong gede memakai laras pelag lima nada yang awal mulaya tidak mempergunakan instrumen trompong. Selanjutnya gong kebyar dapat diartikan suatu barungan gambelan gong yang didalam permainanya sangat engutamakan kekompakan suara, dinamika, melodi, dan tempo. Keterampilan mengolah melodi dengan berbagai varisi permainan dinamika yang dinamis dan permainan tenpo yang di atur sedemikian rupa serta didukung oleh teknik permainan yang cukup tingi sehinga dapat membedakan style gong kebyar yang satu dengan yang lainya.
Jenis – jenis nama instrumen
Umumnya dalam pementasan gong kebyar terdapat 10 samapai 13 jenis instrumen yang digunakandan masing – masing terdiri dari beberapa buah instrumen jumlah instrumen yang digunakan juga berpariasi, bergantug klompok atau seke dari gong kebyar yang tampil. Instrumen yang digunakan ersebut adalah:
- Gangse
- Jegogan
- Jublag
- Reong
- Trompong
- Gendang besar
- Ceng – ceng
- Kajar
- Gong besar
- Kemong
- Babende
- Suling bambu
- Rebab
- Klompok instrumen dengan bilah tuts
Instrument yang termasuk klompok gangsa merupakan instrumen pokok penyusun gong kebyar. Gangsa merupakan jenis instrumen berbilah atau dilengkapi dengan 10 buah tuts campuran kuniangan yang kemudian dipukul untuk menghasilkan nada . gangsa yang digunaka pada gong kebyar terdiri dari tiga jenis. Jenis pertama yaitu ugal ; merupakan jenis gangsa paling besar dan penyusun melodi utama dari pertunjukan drama gong. Ugal juga berfungsi sebagai pemimpin melodi saat trompong tidak digunakan. Jenis kedua yaitu pemade; yang memiliki bilah tuts lebih kecil dari ugal. Nada pemade lebih tingi dri satu oktaf dari ugal. Jenis ketiga yaitu kantil; yang merupakan gangsa dengan bilas tuts paling kecil dengan nada oktaf terendahnya sama dengan yang dimiliki pemade. Jublag dan jegogan memiliki tampilan yang serupa dengan jenis gangsa, namun dengan ukuran tuts yang lebih besar serta jumlah yang lebih sedikit. Jegogan merupakan instrumen dengan tuts yang memiliki nada terendah pada klompok instrumen gong kebyar. Umun jegogan memiliki bilah tuts 5 – 6 buah.sementara, jublag memilki nada yang lebih tingi serta tempo permainan yang lebih cepat.
- Kompok instrumen gong atau serupa
Instrumen yang berbentuk gong atau menyerupai terdiri dari gong besar, kemong, bebende, kempli, reyong, dan trompog. Gong besar sesuai namanyamerupakan jenis gong yang paling besar pada kelompok instrumen gong kebyar. Biasanya gong besar dibuat sepasang yaitu jenis lanang wadon . gong jenis lanang memiliki nada yang lebih tingi dari wadon. Kemong dan bebende memiliki bentuk serupa dengan gong besar namun dengan bentuk lebih kecil berurutan, sehinga nada yang dimilikpun secara berurutan lebih tingi. Reong dan trompong merupakan alat music yang terdiri dari 10 – 12 blok gong kecil. Reong memiliki 12 blok gong kecil. Rentang nada riong dapat mencapai beberapa oktaf, dan dapat dimainkan oleh dua hinga empat orang. Sementara trompong memiliki 10 buah blok gong kecil dan rentang nadanya mencapai dua oktaf. Trompong merupakan instrumen yang tidak terlalu umum ditampilkan dalam gong kebyar. Reyong dan trompong pada tampilanya menyerupai susunan dari kempli. Kempli merupakan instrumen yang terdiri dari sato blok gong kecil yang berfungsi untuk menandai tempo dari permainangan gangsa.
- Kelompok instrumen lainya
Gendang ( kendhang dalam bahasa bali ) pada pementasan gong kebyar terdiri dari dua jenis yaitu lanang wadon . sama seperti gong besar, gendang jenis lanang memiliki nada yang lebih rendah dari jenis wadon. Instrumen lainya yaitu rebab suling bambu yang digunakan dalam pementasan gong kebyar, secara umum sama dengan rebab dan suling bambu yang bisa ditemukan di nusanta”Aji Gurnita”. Lontar koleksi Gedong Kirtiya Singaraja, Nomor IIIc, 2390.
Artadi, I Ketut. 2005.
Kebudayaan Spiritualitas Nilai Makna dan Martabat
Kebudayaan Dimensi Tubuh Akal Roh dan Jiwa.
Denpasar: Pustaka Bali Post.
Bagus, Lorens. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bandem, I Made. 1983.
Ensiklopedi Musik Bali
. Laporan Penelitian. Denpasar:
Proyek Penggalian, Pembinaan, Pengembangan Seni Klasik/Tradisional dan
Kesenian Baru Pemerintah Daerah Tingkat I Bali.
__________. 1986.
Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali
. Denpasar: ASTI
Denpasar.
__________ dan deBoer, fredrik Eugene. 2004.
Kaja dan Kelod; Tariab Bali dalam
Transisi.
Yogyakarta: ISI Yogyakarta.
__________. 2013.
Gamelan Bali di atas Panggung Sejarah
. Denpasar: BP STIKOM
Bali.
Dharmita, Ida Pandita Mpu Siwa-Budha. 2005.
Tuntunan praktis Meditasi
Adhyatmika menurut kajian Weda dan Lontar.
Surabaya: Paramita.
Dibia, I Wayan. 2012.
Taksu; dalam Seni dan Kehidupan Bali.
Denpasar: Bali
Mangsi.
Djelantik, A.A.M. 1990.
Pengantar Dasar Ilmu Estetika
jilid I Estetika Instrumental
.
Denpasar: STSI Denpasar.
Donder, I Ketut. 2005.
Esensi Bunyi Gamelan dalam Prosesi Ritual Hindu.
Surabaya:
Paramita.
Eiseman J.R, Fred B. 1989.
Bali Sekala and Niskala
. Singapore: Berkeley Singapore.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2006.
Seni dalam Ritual Agama.
Yogyakarta: Pustaka.
Jensen, Gordon D dan Suryani, Luh Ketut. 1992.
The Balinese People; A
Reinvestigation Of Charakter.
Singapore: Oxford University Press.
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA