CANDI GUNUNG KAWI

persawahan bertingkat Di sisi utara Gianyar, terdapat sebuah situs arkeologi yang menakjubkan. Di antara areal dengan sistem irigasi tradisional subak, terdapat 10 candi yang dipahat pada dinding tebing batu pasir.

Situs bersejarah bernama Candi Tebing Gunung Kawi ini termasuk dalam wilayah Banjar Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar.

Candi Tebing Gunung Kawi diperkirakan telah dibangun sejak pertengahan abad ke-11 Masehi, pada masa dinasti Udayana (Warmadewa). Pembangunan candi ini diperkirakan dimulai pada masa pemerintahan Raja Sri Haji Paduka Dharmawangsa Marakata Pangkaja Stanattunggadewa (944-948 Saka/1025-1049 M) dan berakhir pada pemerintahan Raja Anak Wungsu (971-999 Saka/1049-1080 M).

Dalam Prasasti Tengkulak yang berangka tahun 945 Saka (1023 Masehi), terdapat keterangan di tepi Sungai Pakerisan terdapat sebuah kompleks pertapaan (kantyangan) bernama Amarawati. Para arkeolog berpendapat, Amarawati mengacu pada kawasan tempat Candi Tebing Gunung Kawi ini berada.

Secara tata letak, kesepuluh candi tersebar di tiga titik. Lima di antaranya berada di sisi timur Sungai Tukad Pakerisan, sementara sisanya tersebar di dua titik di sisi barat sungai. Lima candi yang berada di sisi timur sungai dianggap sebagai bagian utama dari kompleks Candi Tebing Gunung Kawi.

Di sebelah utara dari sisi barat Sungai Tukad Pakerisan, terdapat empat candi yang berderetan dari utara hingga ke selatan dan menghadap ke arah sungai. Sedangkan, satu candi lainnya berada di sisi selatan, kurang lebih berjarak 200 meter dari keempat candi tadi.

Menurut sejarah, Raja Udayana dan permaisuri Gunapriya Dharmapatni memiliki tiga anak, yaitu Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Sang sulung, Airlangga, kemudian diangkat menjadi Raja Kediri menggantikan kakeknya, Mpu Sendok.

Saat Udayana wafat, tahta diserahkan kepada Marakata – yang kemudian diteruskan kepada Anak Wungsu. Kompleks Candi Tebing Gunung Kawi awalnya dibangun oleh Raja Marakata sebagai tempat pemujaan bagi arwah sang ayah, Raja Udayana.

Di antara kesepuluh candi di kawasan ini, diperkirakan bangunan pertama yang dibangun adalah candi yang posisinya paling utara dari rangkaian lima candi di timur sungai. Hal ini didasari atas tulisan “Haji Lumah Ing Jalu” beraksara kadiri kwadrat pada bagian atas gerbang candi.

Tulisan ini bermakna ‘sang raja dimakamkan di jalu (Sungai Tukad Pakerisan)’ yang mengindikasikan candi inilah yang dibangun sebagai tempat pemujaan arwah Raja Udayana. Keempat candi lainnya di rangkaian ini diduga kuat dibangun untuk permaisuri dan anak-anak Raja Udayana.

Sementara, empat candi yang berada di sisi barat, menurut arkeolog Dr. R. Goris, kemungkinan merupakan kuil (padharman) yang didedikasikan bagi keempat selir dari Raja Udayana. Sedangkan, satu candi lainnya yang posisinya lebih ke selatan diduga dibangun untuk salah seorang pejabat tinggi kerajaan setingkat perdana menteri atau penasihat raja.

Dari beberapa referensi sejarah pada zaman tersebut, keberadaan candi ini dapat dikaitkan dengan sosok Empu Kuturan. Empu Kuturan adalah utusan Raja Airlangga untuk adiknya, Raja Anak Wungsu. Di kemudian hari, Empu Kuturan diangkat menjadi penasihat utama raja dan memiliki peran penting dalam perkembangan Kerajaan Bedahulu.

Keseluruhan kompleks candi ini difungsikan sebagai pura, sarana peribadatan keluarga kerajaan oleh Raja Anak Wungsu. Yang menarik, di sekitar candi Hindu ini terdapat sejumlah ceruk yang diidentifikasi oleh para arkeolog sebagai tempat meditasi umat Buddha/vihara.

Ceruk-ceruk ini dipahat pada dinding tebing, sama seperti candi-candi Hindu di sekitarnya. Keberadaan kompleks candi Hindu yang berdampingan dengan pertapaan Buddha ini menunjukkan Kerajaan Bedahulu ketika itu telah menerapkan toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama.

 

  1. Keunikan bangunan

Candi Gunung Kawi Memiliki sekitar 315 anak tangga di tubir Sungai Pakerisan. Suasana asri yang nampak dari rerimbunan pohon di tepi sungai, juga gemericik air dari sungai yang dikeramatkan di Bali ini membuat pengunjung seolah disambut oleh simfoni alam. Anak tangga-anak tangga untuk menuju Candi Gunung Kawi ini terbuat dari batu padas yang dibingkai dengan dinding batu.

Sesampainya di kompleks candi, wisatawan akan menyaksikan dua kelompok percandian yang dipisahkan oleh aliran Sungai Pakerisan. Candi pertama terletak di sebelah Barat sungai, menghadap ke Timur, yang berjumlah empat buah. Sedangkan candi kedua terletak di sebelah Timur sungai, menghadap ke Barat, yang berjumlah lima buah. Pada kompleks candi di sebelah Barat, juga dilengkapi kolam pemandian serta pancuran air. Menyaksikan dua kompleks candi ini, wisatawan akan dibuat takjub oleh pemandangan dinding-dinding batu cadas yang dipahat rapi membentuk ruang-ruang lengkung yang di dalamnya terdapat sebuah candi. Candi-candi ini sengaja dibuat di dalam cekungan untuk melindunginya dari ancaman erosi.

Pada kompleks candi di sebelah Barat terdapat semacam “ruang” pertapaan yang juga disebut wiraha. Wihara tersebut dipahat di dalam tebing yang kukuh dan dilengkapi dengan pelataran, ruangan-ruangan kecil (seperti kamar) yang dilengkapi dengan jendela, serta lubang sirkulasi udara di bagian atapnya yang berfungsi juga untuk masuknya sinar matahari. Ruangan-ruangan di dalam wihara ini kemungkinan dahulu digunakan sebagai tempat meditasi maupun tempat pertemuan para pendeta atau tokoh-tokoh kerajaan lainnya.

Situs lainnya yang masih satu kompleks dengan Candi Gunung Kawi adalah gapura dan tempat pertapaan yang disebut Geria Pedanda. Di tempat ini wisatawan dapat menyaksikan beberapa gapura dan tempat pertapaan. Para ahli menyebut tempat ini sebagai “Makam ke-10”. Penamaan oleh para ahli ini didasarkan pada tulisan singkat dengan huruf Kediri yang berbunyi “rakryan”, yang jika ditafsirkan merupakan tempat persemayaman seorang perdana menteri atau pejabat tinggi kerajaan. Sementara di bagian lain, agak jauh ke arah tenggara dari kompleks Candi Gunung Kawi, melewati persawahan yang menghijau, terdapat beberapa ceruk tempat pertapaan dan sebuah wihara yang nampaknya sebagian belum terselesaikan secara

  1. Fungsi

Candi Gunung Kawi adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat memuliakan roh Raja Udayana beserta keluarganya. Tafsiran ini dihubungkan dengan pahatan prasasti pada salah satu candi. Candi Gunung Kawi dibagi empat kelompok. Kelompok candi lima berada di sebelah timur Tukad Pakerisan. Semua bangunan mengarah ke barat.
Candi Gunung Kawi memiliki fungsi sebagai tempat memuliakan roh suci Raja Udayana Warmadewa, Marakata, dan Anak Wungsu. Di sebelah barat Sungai Pakerisan terdapat kelompok candi empat. diperkirakan empat candi dimaksud sebagai “ padharman ” empat selir Raja Anak Wungsu. Di sebelah barat daya, ada satu candi yang dikenal dengan candi ke-10 (sepuluh). Pada pintu masuk candi gunung kawi terdapat tulisan “ rakryan ”. Mencermati tulisan huruf Kadiri Kwadrat tersebut, besar kemungkinan kelompok candi ke-10 sebagai tempat padharman pejabat atau perdana menteri pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu..

 

 

 

OGOH-OGOH

 

Hari raya Nyepi adalah hari tahun baru bagi umat Hindu di Indonesia. Pada hari ini terjadi pergantian tahun saka. Bagi penganutnya, pada hari itulah diwajibkan untuk melaksanakan suatu swadharma yang disebut sebagai catur berate penyepian,yang terdiri amati geni (tidak menyalakan api), amati karya(tidak bekerja), amati lelanguan (tidak makan), dan amati lelungaan (tidak bepergian). Sejak beberpa hari sebelumnya masyarakat telah sibuk melaksanakan serangkaian upacara yang pada intinya adalah melakukan penyucian alam semesta.Acaranya terdiri dari melasti ke laut atau mata air secara beramai-ramai sambil mengususng segala bentuk pratima. Sehari sebelum nyepi dilaksanakan caru taur kesangan yang merupakan salah satu bentuk upcara bhuta yadnya yang berlokasi lapangan atau daerah pusat kegiatan manusia, seperti tanah lapang atau perempatan jalan.maknanya adalah penyucian makrokosmos (bhuwana agung) dalam raka, 2007.

Sehubungan dengan berate penyepian maka pada hari raya nyepi semua jalan-jalan betul-betul sepi dari lalu lalang kendaraan, atau manusia. Kejadian itu dipertahankan selama 24 jam. Di Bali unsure toleransi agama berjalan baik sehingga semua orang menghormati perayaan hari tersebut. Transportasi darat, laut dan udara saat itu terhenti. Hanya ada beberapa kendaraan petugas dan hanya mereka yang berada dalam keadaaan darurat yang diizinkan ke luar, seperti misalnya orang sakit yang memerlukan pertolongan ke rumah sakit (Raka, 2007).

Bagi umat hindu di Bali, nyepi adalah suatu kebanggaan bagi mereka. Karena, hanya pada saat Nyepi, kota kosong dengan kendaraan, hemat bahan bakar dan alam menjadi bebas polusi, walau hanya sehari (Rahma, 2012).

Tetsirat bahwa pelaksanaan nyepi pasti berdampak secara fisik kepada pencemaran udara. Dapat dibauangkan setiap harinya jumlah bahan bakar minyak yang digunakan dan berapa jumlah produknya di buang ke udara. Sehingga beralasan untuk mengangkatnya menjadi suatu tulisan; sejauh mana Hari raya Nyepi berdampak terhadap kualitas lingkungan hidup manusia? Asumsinya dengan melakukan kewajiban berupa pengendalian keinginan untuk tidak bepergian selama 24 jam maka penggunaan bahan bakar minyak berkurang sehingga cemaran udara berkurang. Kalau hal itu terbukti maka tentunya data tersebut sangat bermanfaat dan terbukti bahwa pelaksanaan hari raya nyepi berdampak positif terhadap kualitas lingkungan hidup (Raka, 2007).

 

Deskripsi tentang judul ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh yang di bikin di banjar saya adalah ogoh-ogoh babi besar. Ogoh-ogoh ini di garap oleh sekhe truna darma bakthi yang berada di namjar timbul. Deskripsi dari ogoh-ogoh ini, ogoh-ogoh diadakan satu hari sebelum hari raya nyepi, yang disebut pengerupukan. Saat pada hari pengerupukan sekhe truna darm bakthi membawa ogoh-ogohnya keliling banjar timbul. Sebelum ogoh-ogohnya di garap keliling banjar. Ada upacara yang di sebut mecaru. Dan ogoh-ogoh juga di upacarakan yang di sebut ngulapin. mitos dari dulu, setiap pengulapan ogoh-ogoh orang-orang bilang ada butha kala yang memasuki badan ogoh-ogoh dan di rasakan olah penyandang ogoh-ogoh, ogoh-ogohnya terasa lebih berat dari pada sebelum pengulapan. Dan yang saya ketahui ogoh-ogoh keliling bajar untuk mengusir roh-roh butha kala. Sehabis ogoh-ogoh keliling bajar ogoh-ogoh di uyeng atau di rusak di per empatan balai banjar. Dan di bakar di setra.

 

 

 

Baleganjur yang mengiringi

Baleganjur yang mengiringi ogoh-ogoh ini adalah baleganjur ngarap biasa. Alat alatnya terdiri dari tujuh instrument

Instrument yang di pakai

  1. Kendang 2
  2. Riong 8
  3. Ceng ceng 8
  4. Gong 2
  5. Tawa tawa 4
  6. Kempul 1
  7. Bebende 1

 

 

Dari instrument tersebut gending baleganjur ini tersusun dari pengawit, pengawak, dan pekaad saja. Di dalam gending ini terisi gending ngarap, pengadeng dan jaipongan. Disini gending ngarap ada dua jenis, yang disebut ngarap ngigel sama ngarap nguyeng. Dan gending pengawaknya seperti pengadeng biasa. Dan gending jaiponganya ada 3 jenis, yang disebut oleh penabuhnya jaipong 1,2,3 . dari gending-gending itu bisa di putar-putar brasa kali saja, dan gending ini tidak di patok, bisa di pertengahan ngambil gending ngarap, dan di bagian pekaadnya, di ambil dari ngarap ngigel dan di tambahkan motif endingnya.

Keterlibatan penulis dalam kegiatan

Disini saya sebagai penulis, keterlibatan saya dalam pembuatan ogoh-ogoh ini, saya diutuskan sebagai seksi kesenian dalam panditia ogoh-ogoh ini. Tidak juga di bidang kesenian saja saya keterlibatan tapi di pembuatan ogoh-ogoh saya juga ikut berpartisifasi dengan cara membantu membuat ogoh-ogoh ini. Disini saya juga menuangkan kreativitas untuk menuangan gending baleganjur, gending ini saya mengarang sendiri da nada juga yang saya menjiplak balaiganjur lainya, disini saya mengarang gendingnya dibagian pengawit, gending ngarap dan jaipoangan 1. Sangat sulit yang saya rasakan untuk mengarang gending. Dengan ini saya mendaptkan kesemptan untuk mencari pengalaman. Untuk pembuatan ogoh-ogohnya saya disini membantu menempel kertas ,mengulat, memasang rambut dan mengecatya. Disini saya tidak terlalu menguasai ilmu untuk membuat ogoh-ogoh.

Proses kegiatan dibuat secara struktur :

  1. Proses pembuatan kerangka ogoh – ogoh, menggunakan bahan – bahan alami seperti bambu, kayu, dan

kertas. Kerangka ogoh – ogoh sendiri dibuat dengan cara dianyam, kemudian dilapisi dengan kertas koran bekas.

  1. Proses pemberian warna pada kerangka ogoh – ogoh. Warna yang diberikan pertama adalah warna putih sebagai warna dasar barulah kemudian diberikan warna tambahan sesuai dengan tema ogoh – ogoh. Cat yang digunakan berupa cat air bukan lagi cat tiner, hal ini dilakukan agar lebih ramah lingkungan.
  2. Ogoh – ogoh yang sudah memasuki tahap setengah jadi. Bagian kepala ogoh – ogoh sudah dipasang dan ornamen hiasan mulai ditambahkan satu persatu. Salah satu anggota karang taruna terlihat sibuk memasang hiasan pada bagian kepala belakang ogoh – ogoh.
  3. Kekompakan anggota karang taruna dalam membuat ogoh – ogoh terlihat dari pembagian tugas, dimana ada yang mengerjakan hiasan bagian atas atau pada bagian badan ogoh – ogoh dan ada yang mengerjakan pemasangan hiasan bagian bawah yaitu bagian pijakan atau panggung tempat ogoh – ogoh berdiri.

 

 

 

 

Kesimpulan kegiatan yang dilakukan

 

Jadi kesimpulanya adalah ogoh-ogoh dilasanakan pada saat satu tahun sekali yang jatuhnya pada bulan maret yang memperingati hari raya nyepi. Ogoh-ogoh disimbulkan sebagai butha kala. Yang digarap oleh berbagai banyak orang yang diiringi dengan gambelan baleganjur.

 

 

Sumber yang mendukung paparan

 

Ogoh-ogoh ini di dukung oleh prejuru banjar yang di rencanakan beberapa hari sebelum pengerupukan. Pendukung pembuatan ogoh-ogoh ini di buat dari salah satu prejuru banjar dan dibantu oleh sekhe truna darma bakti.

 

 

 

A Daftar pustaka

 

Alit putra widura 2018  ogoh-ogoh dalam kehidupan masiarakat di bali: kamis, 22 maret 2018

 

B Daftar informa

 

  1. Nama : I Wayan Pasek Antara
  2. Umur : 28 tahun
  3. Alamat : banjar timbul, pupuan, tegalaang
  4. Pekerjaan : PNS

SENI

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa di lihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit untuk di nilai.

Seni pada awalnya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti pemujaan, persembahyangan dan pelayanan. Kata-kata tersebut memiliki kaitan yang cukup erat dengan upacara keagamaan yang biasa disebut dengan “kesenian”. Menurut Ki Hajar Dewantara seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia juga dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni. Seni dapat dibagi menjadi 6 bagian, yaitu:

  1. Seni Rupa

Seni rupa merupakan salah satu dari cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan menggunakan elemen rupa sebagai salah satu wujud yang dikelompokkan ke dalam bentuk multimedia, gambar, lukis, patung, kerajinan tangan, kriya dan grafis.

Kompetensi dasar yang harus dimiliki dalam bidang seni rupa meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis, kemampuan memahami dan membuat atau memahat patung, kemampuan memahami dan membuat karya grafis ,kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan/hand crafting, serta keahlian memahami dan berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi ini ditetapkan sebagai dasar kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan.

  1. Seni Musik

Unsur suara merupakan elemen utama dari seni musik. Unsur lain dapat berbentuk harmoni, melodi dan notasi musik yang merupakan wujud sarana yang diajarkan di sekolah. Media yang digunakan dalam seni musik adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen bisa berbentuk alat musik yang berasal dari Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain adalah seruling, gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, kolintang dan arumba. Jenis alat musik dari Barat antara adalah piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.

Kompetensi atau kemampuan dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik meliputi kemampuan dalam memahami dan berkarya musik, pemahaman ilmu pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal yang dapat membuat seseorang beradaptasi dengan berbagai perangkat musik secara cepat.

Tidak hanya itu, kamu juga butuh kemampuan untuk memahami dan membuat notasi, kemampuan untuk mengaransemen, serta untuk praktik dasar maupun mahir dalam banyak atau beberapa alat musik atau instrumen secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat karya berbasis multimedia.

  1. Seni Teater

Kompetensi dasar dalam bidang seni teater mencakup kemampuan dalam memahami dan membuat karya teater, kemampuan memahami dan membuat karya naskah, kemampuan memahami bermain peran di bidang casting, kemampuan memahami dalam membuat setting atau tata teknik pentas panggung dan menciptakan suasana sebagai perangkat tambahan yang diperlukan dalam membidangi seni teater.

Disisi lain, kemampuan untuk memahami seni peran di luar dirinya membutuhkan keahlian khusus yang harus dikuasai secara teoiritis maupun teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat sarana dan prasarana untuk perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan aktual yang wajib dikuasai seorang pemain drama dalam kaitannya dengan penyajian teater yang berbasis teknologi. Seni teater juga sebagai bagian dari integral kesenian untuk memiliki media ungkap suara dalam wujud seni peran.

  1. Seni Tari

Tari adalah gerakan halus yang memiliki unsur estetis. Gerak dalam tari memiliki makna tertentu dari koregorafer. Keindahan seni tari terletak pada kepuasaan dan kebahagiaan dari para penonton maupun para penari.
Keahlian yang dibutuhkan dalam menari meliputi keahlian dalam menari tradisional ataupun tari garapan/modern. Kemampuan untuk memahami serta menguasai tujuan dari tari itu sendiri yang diarahkan oleh koreografer. Kemampuan untuk memahami koreografi adalah keterampilan khusus yang memiliki hubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan para penari memiliki kepekaan memahami secara menyeluruh aspek-aspek dalam tari dan aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian dari abad modern, kemampuan untuk memahami dan membuat perangkat multimedia erat hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia yang beradaptasinya dengan teknologi.

  1. Kerajinan Tangan

Kerajinan tangan adalah seni yang berbentuk benda hasil kerajinan. Kerajinan tangan memiliki unsur-unsur bordir, renda, seni lipat, seni dekoratif, serta kegiatan seni yang menekankan pada keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan yang lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam usaha pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu bentuk kehidupan akan terasa datar dan gersang apabila tidak memiliki unsur seni. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala hidup serta keanekaragaman ilmu pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian yang ada dalam berwujud seni musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan multidimensional.

 

Bangsa Belanda Datang Di Indonesia

 

Indonesi adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa. Hal inilahyang membuat banyak bangsa dari penjuru dunia dating ke Indonesia untuk mencari bahan rempah – rempah. Mereka yang dating ke Indonesia sebagian besar para pelaut dan pedagang dari Negara – Negara Eropa. Para pedagang tersebut awalnya hanya berniat berdagang saja dengan penduduk Indonesia, begitu mengetahui kekayaan alam Indonesia mereka berubah niat ingin menguasai Indonesia.

Penjajahan belanada di Indonesia

 

Indonesia pernah mengalami masa penjajahan yang dilakukan olah beberapa Negara asing seperti portugis, sepanyol, ingris, blanda, dan jepang. Namun, blanda adalah penjajah yang paling lama berkuasa di indonesia. Mereka menjajah indonesia selama 350 tahun.

Awal kedatangan bangsa belanda

 

Bangsa blanda datang pertama kali ke indonesia pada tangal 22 juni 1596. Mereka mendarat di belabuhan banten  setelah berlayar di lautan selama 14 bulan armada balanda ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Semula kedatangan mereka ini di sambut baik oleh penduduk banten. Tetapi, lama – lama belanda  menunjukan sikap yang serakah, kasar, dan sombong. Mereka memaksa rakyat banten untuk menyediakan lada dan tidak mau membayarnya. Hal inilah yang menyebabkan rakyat banten mengusirnya. Akhirnya dengan terpaksa belanda harus menyingkir dri banten. Orang – orang belanda kemudian melayar ke bali. Namun armada blanda di bali tidak mendapat sambutan dengan baik. Akhirnya mereka memutuskan kembali ke Eropa dengan tangan hampa serta menangung kerugian yang sangat besar. Tahun 1598 untuk kedua kalinya belanda dating di banten. Armad ini dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Van Warwijck. Sikap merka lebih ramah daripada sebelumnya sehingga kedatangan mereka ini disambut dengan baik. Dan karena sudah bersikap ramah, orang indonesia mengizinkan mereka berdagang. Orang belanda semakin banyak yang dating ke indonesia. Pelayaran bangsa yang ke dua ini berhasil mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Mereka pulang ke negri belanda dengan kapal yang dipenuhi rempah – rempah

 

Pembentukan VOC

Terbentuknya jalur perdagangan di indonesia menyebabkan munculnya persaingan diantara para pedagang, baik dengan belanda sendiri maupun dengan belanda Eropa laninya. Mereka bersaing untuk membeli rempah-rempah sebanyak – banyaknya dari indonesia. Pada 20 maret 1602, belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu yang di singkat VOC. Tujuan utama didirikanya VOC adalah untuk memenangkan persaingan dagang dan mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya. Pimpinan VOC disebut gubernur jendral. Gubernur jendral VOC yang pertama adalah Pieter Both

 

KERAJAAN ACEH                   

 

Kerajaan aceh  berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami kejayaan pada masa pemerintahan sultan iskandar muda. Perkembangan pesat yang dicapai Kerajaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur perdagangan internasional pada masa itu. Ramainya aktivitas pelayaran perdagangan melalui bandar-bandar perdagangan Kerajaan Aceh, mempengaruhi perkembangan kehidupan kerajaan Aceh dalam segala bidang, seperti aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan.

 

Kerajaan Aceh dirintis oleh Mudzaffar Syah pada abad ke-15 M. Pusat kerajaan dibangun diatas puing-puing kerajaan Lamuri, seberah barat samudera Pasai. Status kerajaan penih diraih semasa pemerintahan Ali Mughayat Syah sebagai hasil penyatuan dua kerajaan, yakni Lamuri dan Dar al-Kalam.

 

Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Perkembangan pesat Kerajaan Aceh tidak dapat terlepas dari letak kerajaan Aceh yang strategis, yaitu di pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayar dan perdagangan internasioanal pada saat itu. Ramainya aktivitas pelayaran dan perdagangan melalui Bandar perdagangan kerajaan Aceh mempengaruhi perkembangan kehidupan kerajaan Aceh dalam segala bidang. Seperti di bidang politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Kerajaan Aceh yang terletak di ujung barat pulau Sumatera pernah diperintah oleh raja-raja berikut ini:

 

  1. Sultan Ali Mughayat Syah

 

Ali Mughayat Syah adalah raja pertama kerajaan Aceh. Ia memerintah dari tahun 1514-1528 M. dibawah kekuasaannya Kerajaan Aceh melakukan perluasan ke beberapa daerah yang berada di wilayah Sumatera Utara, seperti di daerah Daya dan Pasai. Bahkan ia mengadakan serangan terhadap kedudukan Portugis di Malaka serta menyerang kerajaan Aru.

 

  1. Sultan Salahudin

 

Setelah Sultan Ali Mughayat Syah meninggal, pemerintahan dilanjutkan oleh putranya yang bernama Sultan Salahudin. Ia memerintah dari tahun 1528-1537 M. selama berkuasa, Sultan Salahudin kurang memperhatikan kerajaannya. Akibatnya, kerajaaan mulai goyah dan mengalami kemunduran oleh sebab itu pada tahun 1537 M sultan Salahudin digantikan saudaranya yang bernama Sultan Alaudin Riayat Syah.

 

 

 

  1. Sultan Alaudin Riayat Syah

Sultan Alaudin Riayat Syah memerintah Aceh sejak tahun 1537-1568 M. dibawah pemerintahannya Aceh berkembang menjadi Bandar utama di Asia bagi pedagang Muslim mancanegara. Sejak Malaka direbut Portugis, mereka menghindari selat Malaka dan beralih menyusuri pesisir Barat Sumatera, ke selat Sunda, lalu terus ke timur Indonesia atau langsung ke Cina. Kedudukan strategis Aceh menjadikan sevagai Bandar transit lada dari Sumatera dan rempah-rempah dari Maluku. Kedudukan itu bukan tanpa hambatan. Aceh harus menghadapi rongrongan Portugis. Guna

memenangkan persaingan, Aceh membangun angkatan laut yang kuat. Kerajaan itupun membina hubungan diplomatic dengan turki ottoman yang dianggap memegang kedaulatan Islam tertinggi waktu itu.

4 sultan iskandar muda

 

Pemerintahan Sultan Iskandar Muda menandai puncak kejayaan kerajaan Aceh. Ia naik tahta pada awal abad ke-17 menggantikan Sultan Alaudin Riayat Syah. Untuk memperkuat kedudukan Aceh sebagai pusat perdagangan Ia memelopori sejumlah tindakan sebagai berikut.

 

  1. Sultan Iskandar Muda merebut sejumlah pelabuhan penting  di pesisir barat dan timur Sumatera, serta pesisir barat semenanjung melayu. Misalnya Aceh sempat menaklukan Johor dan Paahang
  2. Sultan Iskandar Muda menyerang kedudukan Portugis di Malaka dan kapal-kapalnya yang melalui selat Malaka. Aceh sempat memenangkan perang melawan armada Portugis di sekitar pulau Bintan pada tahun 1614.
  3. Sultan Iskandar Muda bekerjasama dengan Inggris dan Belanda untuk memperlemah pengaruh Portugis. Iskandar Muda mengizinkan persekutuan dagang kedua di negara itu untuk membuka kantornya di aceh

 

Sultan Iskandar Thani

 

Berbeda dengan pendahulunya, Sultan Iskandar Thani lebih memperhatikan pembangunan dalam negeri dari pada politik ekspansi. Oleh sebab itu, meskipun hanya memerintah selama 4 tahun, Aceh mengalami suasana damai. Hukum yang berdasarkan syariat Islam ditegakkan, bukannya kekuasaan yang sewenang-wenang. Hubungan dengan wilayah taklukkan dijalan dengan suasana liberal, bukan tekanan politik atau militer.

Masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani juga ditandai oleh perhatian terhadap studi agama Islam. Berkembangnya studi Agama Islam turut didukung oleh Nuruddin Arraniri, seorang ulama besar dari Gujarat yang menulis buku sejarah Aceh yang berjudul Bustanu’s Salatin. Sepeninggalan Iskandar Thani, Aceh mengalami kemunduran. Aceh tidak mampu berbuat banyak saat sejumlah wilayah taklukan melepaskan diri. Kerajaan itupun tidak mampu lagi berperan sebagai pusat perdagangan. Meskipun demikian, kerajaan Aceh tetap berlanjut sampai memasuki abad ke-20.

 

Karena letaknya di jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan selat Malaka, kerjaan Aceh menitik beratkan perekonomiannnya pada bidang perdagangan. Dibawah pemerintahan sultan alaudin riayat syah, Aceh berkembang menjadi Bandar utama di Asia bagi para pedagang mancanegara, buakan hanya bangsa Inggris dan Belanda yang berdagang di pelabuhan Aceh, melainkan juga bangsa asing lain seperti arab, Persia, turki, india, syam, cina, dan jepang.

 

Barang yang diperdagangkan dari Aceh, antara lain lada, beras, timah, emas, perak, dan rempah-rempah (dari Maluku). Orang yang berasal dari mancanegara (impor), antara lain dari Koromandel (India), Porselin dan sutera (Jepang dan Cina), dan minyak wangi dari (Eropa dan Timur Tengah). Selain itu, kapal pedagang Aceh aktif dalam melakukan perdagangan sampai ke laut merah.

Struktur sosial masyarakat Aceh terdiri atas empat golongan, yaitu golongan teuku (kaum bangsawan yang memegang kekuasaan pemerintahan sipil), golongan tengku (kaum ulama yang memegang peranan penting dalam keagamaan), hulubalang atau ulebalang (para prajurit), dan rakyat biasa. Antara golongan Tengku dan Teuku sering terjadi persaingan yang kemudian melemahkan Aceh.

 

Sejak kerajaan Perlak berkuasa (abad ke-12 M sampai dengan abad ke-13 M) telah terjadi permusuhan antara aliran Syi’ah dan Ahlusunnah wal jamaaah. Namun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, aliran Syi’ah mendapat perlindungan dan berkembang ke daerah kekuasaan Aceh. Aliran itu diajarkan Hamzah Fansuri dan dilanjutkan oleh muridnya yang bernama Syamsuddin Pasai. Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, aliran Ahlusunnah wal jamaah berkembang dengan pesat di Aceh.

 

 

Kehidupan budaya di kerajaan Aceh tidak banyak diketahui karena kerajaan Aceh tidak banyak meninggal banda hasil budaya. Perkembangan kebudayaan di Aceh tidak terpusat perkembangan perekonomian. Perkembangan kebudayaan yang terlihat nyata adalah bangunan masjid Baiturrahman dan buku Bustanu’s Salatin yang ditulis oleh Nurrudin Ar-raniri yang berisi tentang sejarah raja-raja Aceh.

 

Penyebab kemunduran kerajaan Aceh:

 

  1. Setelah Iskandar muda wafat tahun 1636, tidak ada raja-raja besar yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas. Dibawah sultan iskandar thani, sebagai pengganti sultan iskandar muda, kemunduran itu mulai terasa dan terlebih lagi setelah meninggalnya sultan iskandar thani.
  2. Timbulnya pertikaian yang terus menurus di Aceh antara golongan bangsawan (Teuku) dengan golongan ulama (Tengku) yang mengakibatkan melemahnya kerajaan Aceh. Antara golongan ulama sendiri pertikaian karena perbedaan aliran dalam agama.
  3. Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri seperti Johor, Pahang, Perak, Minang Kabau, dan Siak. Negara-nagara itu mendirikan daerahnya sebagai negara merdeka kembali, kadang-kadang dibantu oleh bangsa Asing yang menginginkan keuntungan perdaAgangan yang lebih besar.

Kerajaan Aceh berkuasa lebih kurang 4 abad, akhirnya runtuh karena dikuasai oleh Belanda pada awal abad ke-20

 

 

                          KERAJAAN BANTEN (KESULTANAN BANTEN)


         Letak Kerajaan

Dasar-dasar Kerajaan Banten di letakkan oleh Hasanuddin (putra Fatahillah) dan mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Perkembangan Kerajaan Banten yang demikian pesat, tidak lepas dari posisi dan letaknya yang strategis di sekitar Selat Sunda.

Secara geografis, Kerajaan Banten terletak di daerah Jawa Barat bagian utara. Kerajaan Banten menjadi penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang melalui Selat Sunda. Dengan posisi yang strategis inilah, Kerajaan Banten berkembang menjadi sebuah kerajaan besar di Jawa Barat dan bahkan menjadi saingan berat VOC (Belanda) yang berkedudukan di Batavia.

Pada tahun 1525, Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah dari Cirebonmeletakkan dasar-dasar pengembangan agama dan kerajaan Islam, serta perdagangan di Banten. Setelah ia kembali dan menetap di Cirebon, Banten diserahkan kepada putranya, yaitu Hasanuddin.

 

 Kehidupan Politik

Berkembangnya Kerajaan Banten, tidak dapat dipisahkan dari peranan raja-raja yang pernah Kerajaan Banten.

  1. Raja Hasanuddin

Setelah Banten di Islamkan oleh Fatahillah, daerah Banten diserahkan kepada putranya yang bernama Hasanuddin. Ia memerintah Banten dari tahun 1552-1570 M. Ia meletakkan dasar-dasar pemerintahan Kerajaan Banten dan mengangkat dirinya sebagai raja pertama. Pada masa pemerintahannya, agama Islam dan kekuasaan Kerajaan Banten berkembang cukup pesat.

Raja Hasanuddin, juga memperluas wilayah kekuasaannya ke Lampung. Dengan menduduki daerah Lampung, Kerajaan Banten merupakan penguasa tunggal jalur lalu lintas pelayaran perdagangan Selat Sunda, sehingga setiap pedagang yang melewati Selat Sunda diwajibkan untuk melakukan kegiatannya di Bandar Banten.

Hasanuddin menikah dengan putri dari Demk dan kemudian dinobatkan sebagai Panembahan Banten pada tahun 1552. Pada tahun 1568, saat terjadi perebutan kekuasaan dan peralihan kekuasaan ke Pajang. Hasanuddin melepaskan diri dari kekuasaan Demak. Dengan demikian, Hasanuddin merupakan pendiri dan sekaligus sebagai raja pertama Kerajaan Banten.

Di bawah pemerintahannya, Banten berkembang dengan pesat dan banyak dikunjungi pedagang asing, baik dari wilayah Nusantara maupun negeri lain, seperti Gujarat, Persia, Cina, Turki, Pegu (selatan Myanmar), dan Keling. Para pedagang asing tersebut kemudian membentuk perkampungan sesuai dengan asalnya.

Raja Hasanuddin kemudian kawin dengan putri Raja Indrapura. Bahkan Raja Indrapura menyerahkan tanah Selebar yang banyak menghasilkan lada kepadanya.

 

  1. Panembahan Yusuf

Setelah Raja Hasanuddin wafat tahun 1570 M, putranya yang bergelar Panembahan Yusuf menjadi raja Banten berikutnya. Ia berupaya untuk memajukan pertanian dan pengairan. Ia juga berusaha untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaannya. Langkah-langkah yang ditempuhnya antara lain, merebut Pakuan pada tahun 1579 M. Dalam pertempuran tersebut, raja Pakuan yang bernama Prabu Sedah tewas. Kerajaan Pajajaran yang merupakan benteng terakhir kerajaan Hindu di Jawa Barat berhasil dikuasainya. Setelah 10 tahun memerintah, Panembahan Yusuf wafat akibat sakit keras yang dideritanya.

 

  1. Maulana Muhammad

Ketika Panembahan Yusuf sedang sakit, saudaranya yang bernama Pangeran Jepara datang ke Banten. Ternyata Pangeran Jepara yang dididik oleh Ratu Kali Nyamat ingin menduduki Kerajaan Banten. Tetapi Mangkubumi Kerajaan Banten dan pejabat-pejabat lainnya tidak menyetujuinya. Mereka mengangkat putra Panembahan Yusuf yang baru berumur sembilan tahun bernama Maulana Muhammad menjadi raja Banten dengan gelar Kanjeng Ratu Banten. Mangkubumi menjadi wali raja. Mangkubumi menjalankan seluruh aktivitas pemerintahan kerajaan sampai rajanya siap memerintah.

Pada tahun 1596 M Kanjeng Ratu Banten memimpin pasukan Kerajaan Banten untuk menyerang Palembang. Tujuannya untuk menduduki bandar-bandar dagang yang terletak di tepi Selat Malaka agar bisa dijadikan tempat untuk mengumpulkan lada dan hasil bumi lainnya di Sumatera. Palembang akan dikuasainya, tetapi tidak berhasil, malah Kanjeng Ratu Banten tertembak dan akhirnya wafat. Tahta kerajaan kemudian berpindah kepada putranya yang baru berumur lima bulan yang bernama Abu ‘Mufakir.

 

  1. Abu ‘Mufakir

Abu ‘Mufakir dibantu oleh wali kerajaan yang bernama Jayanegara. Akan tetapi, ia sangat dipengaruhi oleh pengasuh pangeran yang bernama Nyai Emban Ragkung.

Pada tahun 1596 M itu juga untuk pertama kalinya orang Belanda tiba di Indonesia di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Mereka berlabuh di pelabuhan Banten. Tujuan awal mereka datang ke Indonesia adalah untuk membeli rempah-rempah.

 

  1. Sultan Ageng Tirtayasa

Setelah Wafat, Abu’Mufakir digantikan oleh putranya dengan gelar Sultan Abu’Ma’ali Ahmad Rahmatullah. Akan tetapi berita tentang pemerintahan sultan ini tidak dapat diketahui dengan jelas. Setelah Sultan Abu’Ma’ali wafat, ia digantikan oleh putranya yanmg bergelar Sultan Ageng Tirtayasa. Ia memerintah Banten dari tahun 1651-1692 M.

Dibawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya. Sultan Ageng Tirtayasa berupaya memperluas kerajaannya dan mengusir Belanda dari Batavia. Banten mendukung perlawanan Kerajaan Mataram terhadap Belanda dari Batavia. Kegagalan Kerajaan Mataram tidak mengurangi semangat Sultan Ageng untuk mencapai cita-citanya.

Sultan Ageng Tirtayasa memajukan aktivitas perdagangan agar dapat bersaing dengan Belanda di Batavia. Di samping itu Sultan Ageng Tirtayasa memerintahkan kepada pasukan Kerajaan Banten untuk mengadakan perompakan terhadap Belanda di Batavia, sedangkan perkembunan tebu milik Belanda di sebelah barat Ciangke dirusak oleh orang-orang Banten. Gerakan yang dilakukan oleh orang-orang Banten atas perintah Sultan Ageng Tirtayasa membuat Belanda kewalahan menghadapinya.

Pada tahun 1671 M Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota menjadi raja pembantu dengan gelar Sultan Abdul Kahar. Sejak saat itu Sultan Ageng Tirtayasa berstirahat di Tirtayasa, tetapi ia tidak melepaskan pemerintahan seluruhnya. Pada tahun 1674 M, Sultan Abdul Kahar berangkat ke Mekkah dan setelah mengunjungi Turki ia kembali ke Banten (1676 M). Sejak saat itu ia lebih dikenal dengan sebutan Sultan Haji.

Ketika memerintah Kerajaan Banten, Sultan Haji menjalin hubungan baik dengan Belanda. Ternyata hubungan ini dijadikan kesempatan yang bagus oleh Belanda untuk memasuki Kerajaan Banten. Melihat terjalinnya huungan antara Sultan Haji dengan Belanda, Sultan Ageng Tirtayasa menarik kembali tahta kerajaan dari tangan dari tangan Sultan Haji. Namun Sultan Haji tetap mempertahankan tahta kerajaannya, sehingga terjadi perang saudara di Kerajaan Banten antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya Sultan Haji yang mendapat bantuan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap dan dipenjarakan di Batavia hingga wafat tahun 1692 M.

Kemenangan Sultan Haji merupakan kehancuran Kerajaan Banten, karena selanjutnya Kerajaan Banten berada di bawah pengawasan pihak Belanda. Dengan demikian, Sultan Haji hanyalah sebagai lambang belaka (raja boneka) dalam pemerintahan Kerajaan Banten, karena seluruh kekuasaan diatur oleh Belanda.

 

  1. Kehidupan Sosial

Sejak daerah Banten di Islamkan oleh Sunan Gunung Jati, kehidupan sosial budaya masyarakatnya secara perlahan mulai berdasarkan ajaran Islam. Bahkan, setelah Kerajaan Banten dapat menaklukkan kerajaan Hindu Pajajaran, pengaruh Islam semakin berkembang di daerah pedalaman. Mereka yang tidak mau menganut agama Islam menyingkir ke daerah pedalaman, yaitu daerah Badui. Kepercayaan mereka disebut Pasundan Kawitan, artinya Pasundan yang pertama. Mereka mempertahankan tradisi lama dan menolak pengaruh luar yang baru.

Banyaknya pedagang asing di Banten, telah menyebabkan berdirinya perkampungan menurut bangsa para pedagang tersebut. Pperkampungan itu antara lain kampung Keling, kampung Arab, kampung Pekojan, kampung Pecinan, kampung Melayu dan kampung Jawa. Ada juga kampung yang berdasarkan pekerjaan atau fungsi penduduknya seperti kampung Pande (untuk para pandai), kampung Panjunan (untuk pembuat barang pecah belah), dan kampung Kauman (untuk tempat para ulama).

 

 

 

Tari Baris Tombak Di Manukaya

Tari baris tombak adalah salah satu di antara sekian banyak tarian baris yang kita jumpai di pulau dewata ini.Identitas tombak itu sendiri memberikan suatu pengertian bahwa tarian ini adalah tarian putra yang pada saat menari memakai senjata tombak. Seperti halnya kebenyakan baris sacral di bali, tari baris di pergunakan sebagai sarana dalam mendukung upacara keagamaan. Di dalam pementasanya diiringi dengan seperangkat gambelan gong gede.

Khususnya tari baris tombak di desa manukaya anyar dalam pementaanya berkaitan dengan upacara ngusaba desa di pura puseh` masyarakat pendukung tarian ini begitu percaya bahwa tari baris tombak adalah tari yang di persembahkan untuk Ida bhatara atau sarana hiburan bagi para dewata, sehingga setiap upacara tarian ini selalu di pentaskan. Tarian ini juga sering di pentaskan di beberapa pura yang ada di desa manukaya sendiri yaitu pada pura khayangan tiga seperti   : pura puseh, pure desa pura dalem da juga di pura tirta empul.

Telah banyak buku-buku yang menginformasikan tentang baris tombak seperti misalnya dalam buku”ensklopedi di tari bali” di katakana bahwa baris tombak adalah tarian baris yang memakai tombak panjangnya kurang lebih 3m yang berfungsi sebagai serana upacara dewa yadnya. Sedangkan di dalam “pengantar dasar beberapa tari bali” di jelaskan bahwa tari baris tombak terdapat di daerah badung dan bangle, dengan membawa senjata tombak yang panjang, di tarikan oleh penari laki yang terdiri dari8 sampai 30.Walaupun demikian tidak satupun mengfokuskan penelitianya.Mengenai tari baris tombak di manukaya anyar tampaksiring.

Oleh karena itu penulis memandang perlu untuk meneliti tari baris tersebut untuk mengadakan langkah-langkah pelestarian kesenian itu lewat karya tulis.

  • Permasalahan

Untuk menunjukan suatu tulisan yang deskriptif maka banyak masalah-masalah yang perlu di ungkapkan. Sehubungan dengan penulisan tugas ini penulis peneliti permasalahanya sebagai berikut :

Pertama, bagaimana asal mula timbulnya tari baris tombak di desa manukaya tampaksiring.

Kedua,bagaimana fungsi tari beris tombak dalam upacara dewa yadnya di manukaya anyar.

Ketiga, bagaimana bentuk pertunjukan, tehnik pementasan dan apa musik pengirimnya.

Dengan melihat mesalah-masalah tersebut di atas yang menjadi pokok dalam penyusunan tugas ini, maka dalam bab-bab berikutnya akan dibahas secara terperinci sesuai dengam data yang ada.

  • Ruang lingkup penelitian

Untuk menghindari kesimpang siuran dalam penyusunan tugas ini, an mengingat terbatasnya kemampuan yang penulis miliki, maka jangkauan penyelidikan tetang tari baris upacara yang ada, penulis khususkan pada penari baris tombak yang berlokasi di desa manukaya anyar , kecamatan tampaksiring, kabupaten daerah tinggkat  II. Gianyar

Aspek-aspek penelitian dalam penyusunan tugas ini akan penulis batasi hanya pada :

Pertama, sejarah asal mula timbulnya tari baris tombak di desa manukaya anyar tampaksiring.

Kedua, fungsi tari baris tombak dalam upacara dewa yadnya di Manukaya Anyar

Ketiga, Bentuk pertunjukan, tehnik pementasan dan music pengiringnya.

Berdasarkan monografi desa Manukaya bahwa jumlah penduduknya ±10.000 jiwa, yang sebagian besar mata pencahariannya, pertanian, dengan batas-batas

Batas-batas wilayah berikut:

  1. Disebelah utara: banjar Penampahan
  2. Disebelah Timur: Istana Presiden 1 Ri
  3. Disebelah selatan: Desa Tampaksiring
  4. Di sebelah Barat: Banjar Manukaya let

 

  • Tujuan penelitian

Segala aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu mempunyai tujuan tersendiri. Demikian halnya penulis mengadakan penelitian terhadap tari baris tombak di desa Manukaya Anyar Tampak siring disamping untuk mendapatkan pengetahuan yang terperinci mengenai tari baris tersebut, juga mempunyai tujuan sebagai berikut:

Dalam penelitian ini penulis tujuan memperoleh data-data empiris mengenai sejarah timbulnya yang meliputi: fungsi, masyarakat pendukung, organisasi dari tari baris tombak tersebut dan untuk mengetahui bentuk pertunjukannya yang meliputi: perbendaharaan gerak tehnik pementasan, tempat pertunjukan dan music pengiringnya.

  • Metode

Tahap-tahap yang di tempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Tahap pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang di perlukan, menulis melakukan penelitian lapangan dan kepustakaan, dimana dalam pelaksanaanya menggunakanya beberapa tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

  • Tehnik observasi.

Teknik observasi dimagsudkan adalah pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang di selidiki untuk mendapatkan gambaran serta pengertian yang lebih kontrip tentang objek tersebut..

Dari hasil pengamatan tersebut penulis mendapatkan gambaran tentang bentuk pertunjukan yang meliputi : perbendaharaan gerak, tehnik pementasan busana dan iringanya.

  • Tehnik wawancara

Pengumpulan data dengan tehnik wawancara, penulis memewawancarai secara langsung informan yang berasal dari daerah objek penelitian dan para tokoh  seniman atau pamong desa yang mempunyai pengetahuan di bidang kesenian tersebut. Di dalam mengadakan wawancara terlebih dahulu penulis mempersiapkan beberapa pertanyaan yang menyangkut tentang data-data yang di perlukan.Sesuai dengan kerangka tugas ini, sehingga wawancara dapat berjalan dengan lancar dan terarah.

  • Teknik pengumpulan dokumen

Dalam teknik ini penulis melakukan pengambialn gambar pada saat penari baris tombak di pertunjukan, sehingga penulis dapat mengabadikan bermacam-macam fase gerak dan kostum yang di pergunakan. Dan kebetulan pada saat itu sedang di langsungkan upacara ngusaba desa di pura puseh manukaya anyar dan secara langsung penulis dapat mengadakan pengamatan sesuai dengan apa yang di rencanakan sebelumnya.

BAB II

ASAL MULA DAN FUNGSI TARI BARIS TOMBAK

 

2.1. Asal mula

Untuk menentukan asal mula adanya tari baris tombak di desa manukaya anyar, tidak berlebihan kiranya kalau penulis bercoba untuk menguraikan beberapa literatul yang membicarakan tari baris secara umum. Kidung sunda yang merupakan sebuah puisi sejarah yang dibuat di jawa timur pada tahun 1550.

Berbicara mengenai timbulnya tari baris tumbak di desa manukaya anyar tampaksiring, penulis mengalami banyak kesulitan menginat kurangnya data-data baik berupa literature maupun prasasti yang menyebutkan tentang tari baris tombak secara pasti.Berdasarkan hasil wawancara dengan dewa ngakan gede darma selaku kelian adat menukaya anyar. Di informasikan bahwa konon ketika kemenangan Sang Hyang Indra dengan maya denawa sebagai penguasa bali pada saat itu, sang hyang indra memerintahkan kepada penduduk setempat untuk kembali menegakkan yadnya. Beserta kelengkapan-kelengkapanya, seperti yang telah di lakukan sebelumnya. Salah satu kelengkapan di maksud asalah tarian-tarian yang merupukan ilen-ilen ida bhatara, termasuk tari baris tombak.

2.2. Fungsi

Kehidupan beragama bagi masyarakat bali adalah merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Agama hindu adalah suatu agama yang sebagian besar dianut oleh masyarakat bali yang mempunyai tradisi yang kuat. Hal ini dapat dilihat dalam upacara-upacara keagamaan, dimana pelaksanaanya tidak pernah lepas dari tarian-tarian seperti: rejang pendet, baris dan sebagainya. Demikian halnya dengan pertunjukan tari baris tombak ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan upacara ngusaba desa di pura puseh manukaya anyar.

2.3 Masyarakat Pendukung.

Kehidupan suatu kesenian di Bali tidak Lepas dari Masyarakat sebagai pendukungnya, sebab perkembangan suatu kesenian sangat tergantung dari perkembangan kehidupan masyaraka, karena kesenian itu  berada dan hidup serta berkembang di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, perkembangan kehidupan masyarakat sangat berpengaruh pada perkembangan kesenian yang ada.

 

 

 

2.4. Organisasi.

Organisasi/ keanggotaan dari tari Baris Tombak ini berdiri dibawah pengawasan Kepala Desa Adat dan didukung oleh segenap masyarakat  Manukaya Anyar. Namun secara intern ( di dalam tubuh organisasi itu sendiri ) memiliki seksi-seksi.

BAB III

BENTUK PERUNJUKAN

 

3.1. Penari/ pelaku

Tari baris \tombak ditarikan 16orang penari lak-laki yang berumur rata-rata 15-25 tahun diutamakan bagi mereka yang belum kawin.Mengapa tari Baris tombak ditarikan leh orang-orang yang masih muda? Hal itu tujunanya adalah untuk  menjaga kesucian tari baris tombak tersebut , kareana tari ini adalah tergolong dalam tari wai yang berfungsi sebagai sarana upacara. Oleh karena itu tari aris ini ditarikan oleh para muda .

Disamping itu menumbuhkan regenerasi dari tarian tersebut, sehingga kesenian seperti ini dapat dimiliki secara turun temurun dan isa berthaan sampai generasi selanjutnya.

Kebiasaan bagi para pemuda didesa Manukaya Anyar  sudah mewarisi secara turun temurun Dimana setiap pemuda yang ada didesa tersebut harus ikut menjadi penari Baris dan pemudinya menjadi rejang

Dengan demikian setiap upacara yang dilakukan tarian baris dan rejang selalu menjadi sarana didalamnya sebab tanpa dipentaskan tari- tarian tersebut  upacara dianggap kurang sempurna menurut bendesa adat Manukaya anyar mengatakan bahwa tari Baris Tombak dipilih berdasarkan keputusan “Peparung”(Rapat) para anggota masyarakatyang menjelang upacara tiba. Sedangkan orang-orang yang menjadi penari Baris adalah Manukaya Anyar seperti tersebut diatas .dan setiap pemuda yang ada didesa ini diwajibkan ikut menjadi penari baris hal ini sudah merupakan tradisi dari jaman sejak dahulu. Hal ini dimaksudkan apabila pementasan umpamanya pada diantara penari yang berhalangan dan tidak dapat menari maka akan diganti oleh yang lain. Ini didasari atas kesadaran  yang tinggi dari masyarakat setempat di dalam pengabdian terhadap tuhannya

 

3.2.Perbendaharaan Gerak            

Seperti yang dijelaskan dalam buku Ensiklopedi tari Bali bahwa tari baris juga mengutamakan memainkan senjata (bandem,1983:27). Demikian juga dengan halnya dengan tari Baris Tombak secara garis berdasarkan adalah  sebagai berikut:

  • Nayog: kombinasi dari gerakan tangan dan kaki yang dilakukan dengan perjalanan lambat, dimana tangan kanan memegang tombak dan posisi badan agak condong ke belakang
  • Miles: gerakan kaki yang dilakukakn dari sikap Tanjek dengan memutar tumit kaki yang metanjek kea rah dalam kemudian dilanjutkan dengan gerakan badan merendah sehingga lutut terbuka kesamping
  • Gandang arep: gerakan lurus kedepan dengan langkah kaki kanan dan kiri berganti-ganti maju kedepan
  • Nengkleng: gerakan yang dilakukan dengan mengangkat kaki setinggi lutut.
  • Nganggut : gerakan kepala yang menekannya pada bagian dagu ditarik kebawah dan kembali kesemula.
  • Seledet: gerakan mata kesamping kanan dan kesamping kiri
  • Nyabit : gerakan tanjek kaki kanan dengan posisi tangan kiri ke dada dan tangan kanan memegang senjata tombak.
  • Nyabit tombak : gerakan tari dengan posisi tombak di selipkan di bawah ketiak.
  • Nameng :gerakan berhadap- hadapan dari menghadap k deoan kemudian saling pandang di sertai dengan gerakan badan yang seoalh olah berperang. Demikian perbendaharaan gerak yang terdapat dalam

 

3.3. Tata Rias dan Busana.

Tata rias yang dimaksud adalah teknik atau cra merias diri pada bagian muka penari sehingga akan kelihatan perubahan karakter tari yang di bawakan. Sedangkan busana adalah segala kostum yang di kenakan dalam penari baris tombak untuk menghiasi tubuhnya pada waktu pentas.Tari baris tombak ini tidak mempergunakan tata rias karena sebelum penari tersebuk menari rterlebih dahulu di perciki “tirta” (air suci ) oleh para pemangku sehingga pada waktu para penari kelihatan sekali pancaran mukanya. Menurut beberapa informan menyatakan bahwa hal semacam ini memang di warisi dari sejak zaman dulu secara turun temurun dan belum pernah di rubah sama sekali namun yang terpenting adalah rasa buktinya terhadap sesuhunanya (tuhanya).

Sedangkan busana yang di pergunakan oleh si penari baris tombak dapat di bedakan menjadi dua yaitu : hiasan kepala dan hiasan badan.

  • Hiasan kepala: dari hiasan kepala penonton akan dapat membedakan karakter atau peranan yang di bawakan oleh seorang penari. Begitu pula tari baris tombak di manukaya mempergunakan sebuah gelungan yang berbentuk kerujut dimana bahanya terbuat dari : bambu, rotan, kawat, seng, kulit sapi, dan kain tertoron, serta untuk menambah keindahanya diisi prada. Keenanm belas penarinya memakai gelungan dalam bentuk yang sama.
  • Hiasan badan : perlengkapan yang di pakai oleh penari baris untuk menutupi badanya pada saat pementasan. Hiasan badan yang di pakai oleh para penari baris tombak sangat sederhana yang terdiri dari :
  • Celana panjang yang terbuat dari kain tertoron berwarna putih
  • Baju dari kain tetoron putih yang berlengan panjang.
  • Setagen atau sabuk yang di pergunakan oleh wanita berfungsi untuk memegang keris
  • Saputnya dari kain tetoron yang berwarna kuning.
  • Awiran yang terbuat dari kain yang berwarna warni yang di potong-potong dan panjangnya 60cm. potongan-potongan ini di hiasi dengan beberbagai motif bunga. Dalam bentuk pepatah dari prada.
  • Lamak di buat dari tetoron berwarna merah dan di beri pepatran sama dengan awiran

 

3.4. Tempat pertunjukan

Tempat pertunjukan di bali di kenal dengan nama “ kalangan”. Kalangan ini biasanya dapat di buat di halaman pura, halaman rumah, dan juga bisa di buat di kuburan,di samping itu bahwa tidak di buatkan tempat khusus untuk keluar masuknya penari (rangki).Dimana penarinya keluar dari selatan ke utara, jadi mereka menari menghadap pelinggih. Hal ini sesuai dengan apa yang di buktikan dalam buku “perkembangan seni tari di bali” bahwa tarian upacara selalu di pentaskan menghadap ke sebuah pelinggih yaitu tempat arca bhatara bhatari.

3.5 Iringan

Iringan yang penulis maksudkan adalah gambelan yang di pakai untuk mengiringi tari baris tombak di desa manukaya anyar tampaksiring adapun iringanya adalah seperangkat gambelan gong kebyar dengan teknik pukulan “keklenyungan” serta beralas pelog.

BAB IV

PENUTUP

 

  • Kesimpulan

Dari apa yang penulis paparkan di atas, maka pada bagian penutup ini akan disajikan beberapa kesimpulan sebagai hsil penelitian. Adapun kesimpulanya adalah sebagai berikut:

  • Bahwasanya tari baris tombak yang ada di desa manukaya anyar tampaksiring sudah ada pada sejak abad ke-9, sungguh pun tidak ada data-data di teratur yang secar pasti menyebutkan demikian. Namun di dasarkan atas di dugaan penulis yang di tinjau dari sejarah baris di bali yang dimuat di dalam lontar buasana bali.
  • Tari baris tombak adalah sebuah tarian upacara yang di tarikan oleh 16 orang penari pria, di tarikan secara masal dengan mengunakan gerak tari yang sangat sederhana dan digarap secara kreografis.
  • Penari baris tombak di desa manukaya anyar di tarikan oleh orang-orang muda rata-rata berumur 15 sampai 25 tahun/ yang belum kawin dan biasanya di pentaskan selama upacara ngusaba desa di pura puseh. Yaitu dari upaca pemendak sampai dengan upacara nyineb.
  • Tari baris tobak tergolong ke dalam seni tari wali, karena tari tersebut berfungsi sebagai sarana upacara keagamaan, dan dalam pertunjukanya tidak memakai lakon.
  • Tempat pertunjukan dari tari baris tombak adalah di jaba tengah halaman pura, dan tidak dibuat secara khusus. Melainkan tempat pertunjukan di bentuk secara tidak sadar oleh penonton yang hadir pada saat itu.
  • Tari baris tombak diiringi oleh seperangkat gambelan Gong Kebyar yang beralas Pelog dengan teknik pukulan keklenyongan, dan gendingnya disebut dengan tabuh Omangan.

 

  • Saran – Saran

 

Saran –saran ini penulis tunjukan kepada pemerintah, yang berkompeten di bidang tari/kebudayaan, hendaknya kesenian yang merupakan warisan leluhur budaya bangsa dapat dilestarikan dan begitu juga penulis himbau kepada akedemi Seni Tari Indonesia Denpasar hendaknya ikut serta dalam melestarikannya dan dapat memberi pembinaan terhadap kesenian yang bersifat wali sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap utuh dan lestari.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Bandem, Dr. I Made, “Ensiklopedia Tari Bali”, Akademi Seni tari Indonesia, Denpasar, 1983

______, MA. I Made, “The Baris Dance” Bali Indonesia, Denpasar 1976.

Holt, Claire, “Art in Indonesia, Continuities dan Change”’New York, Cornel University Pres, 1971.

Proyek Pemeliharaan dan pengembangan Kebudayaan Daerah Bali,”Seminar Seni Sakral dan Provan Bidang Tari Bali”, 24-25 Maret 1971.

ProyekPengembangan Sarana Wisata Bali,” Pengembangan Wayang Wong sebagai seni Pertunjukan”, Denpasar, PT.Masabaru,tth.

Parisada Hindu Dharma, Upadesa, Denpasar, 1 Januari 1980.

Team Survey Akadei Seni Tari Indonesia, “ Pengantar Dasar Beberapa tari Bali”, Proyek akademi Kesenian Bali, Denpasar, 1977.