GAMELAN ANGKLUNG

This post was written by primaaditya on Juli 11, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

 Gamelan angklung adalah gamelan berlaras slendro, tergolong barungan madya yang dibentuk oleh instrument berbilah dan pencon dari krawang, kadang – kadang ditambah angklung bambu kocok (yang berukuran kecil). Dibentuk oleh alat – alat gamelan yang relative kecil dan ringan (sehingga mudah dimainkan sambil berprosesi). Permainan gamelan angklung biasanya dilakukan saat upacara – upacara yadnya di Bali. Gamelan angklung bagi masyarakat Bali memiliki arti yang sentimental dan tidak dapat tergantikan untuk member arti pada upacara adat Bali. Kata angklung sendiri untuk menyebutalat berupa bambu yang digunakan sebagai media keluarnya sumber bunyi – bunyian. Di era belakangan ini gamelan angklung mengalami perubahan yang bukan saja dari bentuk fisik instrumentasi, tetapi juga terjadi perkembangan repertoar dan fungsi, di dalam konteks kehidupan social masyarakat di Bali. Dan saat ini gamelan angklung telah diangkat untuk ajang sebuah kreativitas, lahan seni artistic bagi seniman – seniman kreatif dengan tampil sebagai angklung kebyar dan angklung dengan kreativitas seni modern. Dan di beberapa Daerah di Bali baik organisasi, maupun pemaksan dadya dan sebagainya tidak jarang gamelan angklung juga mengiringi tari – tarian untuk menggantikan gamelan lainnya dalam rangka upacara Dewa Yadnya termasuk juga gamelan kekebyaran yang dewasa ini sedang digemari di Bali.  Sekhe angklung sekar emas merupakan salah satu sekhe yang ada di kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Menurut, Bapak I Wayan Semur selaku ketua sekhe Angklung sekar emas sejarah gamelan angklung yang ada di kabupaten Tabanan, angklung tersebut pertama kalinya muncul di sanggar seni mas putra baru sekitar tahun 2002. Awalnya sekitar tahun 1980, sanggar seni mas putra baru hanyalah sekhr tarian saja. Setelah berselang beberapa tahun kemudian permintaan masyarakat atau pengupah mencari tarian langsung penabuh untuk melaksanakan upacara panca yadnya, supaya gamelan tersebut  bisa digunakan pada semua upacara yadnya, untuk mengiringi tari – tarian tersebut maka, sanggar – sanggar seni mas putra baru berinisiatip membeli angklung kebyar. Mengapa sanggar mas putra baru memilih angklung kebyar, karena angklung kebyar bisa digunakan untuk mengiringi tarian walau lebih sulit, dapat digunakan di pura dan juga dapat digunakan di tempat orang yang sedang melaksanakan upacara pitra yadnya atau manusa yadnya. Gamelan angklung adalah gamelan berlaras slendro, tergolong barungan madya yang dibentuk oleh instrument berbilah dan pencon dari krawang, kadang – kadang ditambah angklung bambu kocok (yang berukuran kecil). Dibentuk oleh alat – alat gamelan yang relative kecil dan ringan (sehingga mudah dimainkan sambil berprosesi). Permainan gamelan angklung biasanya dilakukan saat upacara – upacara yadnya di Bali. Gamelan angklung bagi masyarakat Bali memiliki arti yang sentimental dan tidak dapat tergantikan untuk member arti pada upacara adat Bali. Kata angklung sendiri untuk menyebutalat berupa bambu yang digunakan sebagai media keluarnya sumber bunyi – bunyian. Di era belakangan ini gamelan angklung mengalami perubahan yang bukan saja dari bentuk fisik instrumentasi, tetapi juga terjadi perkembangan repertoar dan fungsi, di dalam konteks kehidupan social masyarakat di Bali. Dan saat ini gamelan angklung telah diangkat untuk ajang sebuah kreativitas, lahan seni artistic bagi seniman – seniman kreatif dengan tampil sebagai angklung kebyar dan angklung dengan kreativitas seni modern. Dan di beberapa Daerah di Bali baik organisasi, maupun pemaksan dadya dan sebagainya tidak jarang gamelan angklung juga mengiringi tari – tarian untuk menggantikan gamelan lainnya dalam rangka upacara Dewa Yadnya termasuk juga gamelan kekebyaran yang dewasa ini sedang digemari di Bali.  Sekhe angklung sekar emas merupakan salah satu sekhe yang ada di kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Menurut, Bapak I Wayan Semur selaku ketua sekhe Angklung sekar emas sejarah gamelan angklung yang ada di kabupaten Tabanan, angklung tersebut pertama kalinya muncul di sanggar seni mas putra baru sekitar tahun 2002. Awalnya sekitar tahun 1980, sanggar seni mas putra baru hanyalah sekhr tarian saja. Setelah berselang beberapa tahun kemudian permintaan masyarakat atau pengupah mencari tarian langsung penabuh untuk melaksanakan upacara panca yadnya, supaya gamelan tersebut  bisa digunakan pada semua upacara yadnya, untuk mengiringi tari – tarian tersebut maka, sanggar – sanggar seni mas putra baru berinisiatip membeli angklung kebyar. Mengapa sanggar mas putra baru memilih angklung kebyar, karena angklung kebyar bisa digunakan untuk mengiringi tarian walau lebih sulit, dapat digunakan di pura dan juga dapat digunakan di tempat orang yang sedang melaksanakan upacara pitra yadnya atau manusa yadnya. Gambelan angklung adalah gamelan khas bali yang sering digunakan dalam prosesi atau upacara kematian. Gambelan angklung menggunakan laras slendro dan tergolong barungan madya yang di bentuk oleh insrtumen berbilah dan berpencon dari krawang, kadang – kadang ditambah dengan angklung kocok (yang ukuran kecil). Di Bali selatan gambelan ini hanya menggunakan 4 (empat) nada, sedangkan di Bali utara menggunakan 5 (lima) nada. Berdasarkan konteks penggunaan gambelan ini serta materi tabuh yang dibawakan angklung dapat dibedakan menjadi yaitu ada Angklung klasik dan ada juga angklung kebyar. Angklung klasik di mainkan untuk mengiringi upacara (tanpa tari – tarian) contohnya seperti hanya mengiringi upacara pitra yadnya atau disebut dengan istilah Bali (ngaben). Dan Angklung kebyar di mainkan untuk mengiringi pegelaran tari atau drama. Satu barung gambelan angklung bisa berperan sebagai keduanya, karena sering kali menggunakan penabuh yang sama. Di kalangan masyarakat yang luas gambelan ini dikenal sebagai pengiring upacara Pitra Yadnya (ngaben). Di sekitar Denpasar dan beberapa tempat lainnya, penguburan mayat diiringi dengan gambelan angklung yang menggantikan fungsi gambelan gong gede, gong kebyar, semarandhana, semarpagulingan dan yang lainnya yang dipakai untuk mengiringi upacara Dewa Yadnya (odalan) atau juga upacara lainnya. Karena tradisi di Bali khususnya sangat ikdentik dengan ritual, makanya Bali tidak terlepas dari bunyi gamelan seperti angklung, gong kebyar dan yang lainnya karena fungsi gamelan itu sendiri adalah untuk mengiringi upacara.Sekhe angklung sekar emas selain menampilkan tabuh – tabuh juga menampilkan tari – tarian. Adapun tarian- tarian yang dipentaskan dengan iringan angklung kebyar  sekhe mas antara lain, Tari Barong, Baris Tunggal, Jauk manis, Panyembrahma, dan Tari calonarang dll. Respon masyarakat pendukung dan penikmatsini cukup besar dalam pentas kesenian tersebut. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran penonton yang membludak. Selain itu angklung ditemukan pula sering digunakan untuk mengiringi wayang kulit di beberapa Daerah di Bali. Jadi kesenian angklung sampai saat ini memiliki arti penting baik dalam konteks kebutuhan masyarakat yang menunjang atau berfungsi upacara maupun social ekonomi dan hiburan. Adapun bagian dari dari gamelan angklung.

. Adapun tarian- tarian yang dipentaskan dengan iringan angklung kebyar  sekhe mas antara lain, Tari Barong, Baris Tunggal, Jauk manis, Panyembrahma, dan Tari calonarang dll. Respon masyarakat pendukung dan penikmatsini cukup besar dalam pentas kesenian tersebut. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran penonton yang membludak. Selain itu angklung ditemukan pula sering digunakan untuk mengiringi wayang kulit di beberapa Daerah di Bali. Jadi kesenian angklung sampai saat ini memiliki arti penting baik dalam konteks kebutuhan masyarakat yang menunjang atau berfungsi upacara maupun social ekonomi dan hiburan. Adapun bagian dari dari gamelan angklung.Kantilan ini berfungsi sebagai pemanis dalam permainan atau gending angklung tersebut. Instrument ini juga menggunakan alat pukul panggul atau juga menggunakan panggul gender. Jublag angklung adalah instrument yang juga mempunyai 4 (empat) bilah nada yang terdiri dari nada (ndeng, ndung, ndang, nding) tetapi nadanya lebih rendah dengan gaya selendro. Jublag ini berfungsi sebagai penanda dalam gending angklung itu sendiri. Instrument ini menggunakan alat pukul panggul tetapi ukurannya lebih besar dan di bawah panggul itu menggunakan karet agar suara jublag terdengar lebih merdu. Reong angklung adalah instrument yang berpencon dengan nada selendro dan dimainkan oleh 4 (empat) orang pemain atau penabuh. Instrument ini menggunakan alat pukul panggul tetapi panggul ini dililit dengan benang dengan tujuan agar suara reong tersebut bisa lebih merdu. Kendang angklung, biasanya kalau untuk mengiringi upacara kematian kendang angklung yang digunakan adalah kendang yang berukuran kecil karena lagu yang dimainkan adalah lagu yang bersifat sedih tetapi dalam angklung kebyar biasanya menggunakan kendang yang ukurannya lebih besar karena bentuk lagunya lebih bersemangat dan juga berbentuk kekebyaran. Instrument ini dimainkan oleh 2 (dua) pemain atau orang penabuh. Kalau menggunakan kendang berukuran kecil cara memainkannya hanya memukul bagian samping kanan yang diameternya lebih besar atau mukaknya saja, tetapi kalau menggunakan kendang besar cara memainkannya menggunakan 2 (dua) tangan dengan memukul bagian samping kendang dengan motif pukulan seperti gegilak, dll. Tawa – tawa angklung merupakan alat sebagai tempo yang membawa lagu itu cepat atau pelan. Kempur angklung merupakan suatu alat untuk menunjukkan lagu itu sudah habis, tetapi kalau angklung kebyar biasanya menggunakan gong, karena jenis lagunya berbentuk kekebyaran. Ada juga instrument kecek dan suling yang menjadi bagian dari gamelan angklung tersebut.

 

 

 

 

 

Sumber : wawancara dari bapak I Wayan Semur selaku ketua sekhe angklung sekar emas kabupaten tabanan : 2014.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments are closed.

Next Post:
Previose Post: