Menganalisa Gong Kebyar

April 7th, 2018

1. Latar Belakang
Gong kebyar adalah sebuah barungan baru. Gong adalah sebuah instrument pukul yang bentuknya bundar yang mempunyai moncol atau pencon di tengah – tengahnya. Kebyar adalah suatu bunyi yang timbul dari akibat pukulan alat – alat gambelan secara keseluruhan dan secara bersama – sama.Sesuai dengan nama yang diberikan kepada barungan ini Kebyar disini bermakna cepat, tiba-tiba, dan keras. Gamelan ini menghasilkan musik-musik keras yang dinamis. Gamelan ini digunakan untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan yang instrumental. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan dari Gong Gede dengan pengurangan peranan, atau pengurangan beberapa buah instrumennya. Misalnya saja peranan trompong dalam Gong Kebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkokan yang berbilah lima dirubah menjadi gangsa gantung yang berbilah sembilan atau sepuluh. Cengceng kopyak yang terdiri dari empat sampai enam pasang dirubah menjadi satu atau dua set cengceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan.
Secara konsep Gong Kebyar adalah perpaduan antara Gender Wayang Gong Gede dan Pelegongan. Rasa-rasa musikal maupun pola pukulan instrumen Gong Kebyar ada kalanya terasa Gender Wayang yang lincah, Gong Gede yang kokoh atau pelegongan yang melodis. Pola Gagineman Gender Wayang, pola Gegambangan dan pukulan Kaklenyongan Gong Gede muncul dalam berbagai tabuh Gong Kebyar. Gamelan Gong Kebyar adalah produk kebudayaan Bali modern. Gamelan gong kebyar yakni sebagai seni musik tradisional di Bali yang diperkirakan muncul di Kabupaten Singaraja yakni pada tahun 1915.
Desa yang di sebut-sebut sebagai asal pemunculan Gong Kebyar adalah Jagaraga (Buleleng) yang juga memulai tradisi Tari Kebyar. Ada juga informasi lain yang menyebutkan bahwa Gong Kebyar muncul pertama kali di desa Bungkulan (Buleleng). Perkembangan Gong Kebyar mencapai salah satu puncaknya pada tahun 1925 dengan datangnya seorang penari Jaukyang bernama I Ketut Mario dari Tabanan yang menciptakan sebuah tari Kebyar Duduk atau Kebyar Trompong, Perkembangan Gong Kebyar di Bali, seperti yang dikutip dalam catatan sukocoterdapat tiga Gamelan kebyar yang berkembang di Bali yaitu :
1. Gamelan kebyar yang bersumber dari Gong Gede,
2. Bersumber dari gamelan palegongan.
3. Murni buatan baru.

Yang pertama memiliki embat yang sesuai dengan embat gamelan gong gede yaitu agak rendah seperti yang banyak terdapat di Bali Utara. kelompok kedua menggunakan embat sama dengan embat gamelan palegongan (sumbernya) yaitu agak tinggi seperti yang sebagian besar terdapat di Bali bagian selatan, Gamelan-gamelan kebyar yang murni buatan baru sebagian besar ber-embat sedang seperti yang terdapat di berbagai daerah di Bali dan diluar Bali. Kenyataan ini menunjukan bahwa belum ada standarisasi embat untuk Gamelan kebyar diBali.
Gong Kebyar adalah sebuah barungan baru. Sesuai dengan nama yang diberikan kepada barungan ini (Kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba dan keras) gamelan ini menghasilkan musik-musik keras dan dinamis. Gamelan ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan instrumental. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari Gong Gede dengan pengurangan peranan, ataupun peniadaan beberapa buah instrumennya. Misalnya saja peranan trompong dalam Gong Gebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 (lima) dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 9 (sembilan) atau 10 (sepuluh).
Ceng-ceng kopyak yang terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) pasang dirubah menjadi 1 (satu) atau 2 (dua) set ceng-ceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan. Secara konsep Gong Kebyar adalah perpaduan antara Gender Wayang, Gamelan, Gong Gede dan Pelegongan. Rasa-rasa musikal maupun pola pukulan instrumen Gong Kebyar ada kalanya terasa Gender Wyang yang lincah, Gong Gede yang kokoh atau Palegongan yang melodis. Pola Gagineman Gender Wayang, pola Gegambangan dan pukulan Kaklenyongan Gong Gede muncul dalam berbagai tabuh Gong Kebyar. Gamelan Gong Kebyar adalah produk kebudayaan Bali modern. Barungan ini diperkirakan muncul di Singaraja pada tahun 1915 (McPhee, 1966 : 328). Desa yang sebut-sebut sebagai asal pemunculan Gong Kebyar adalah Jagaraga (Buleleng) yang juga memulai tradisi tari Kebyar. Ada juga informasi lain yang menyebutkan bahwa Gong Kebyar muncul pertama kali di desa Bungkulan. Perkembangan Gong Kebyar mencapai salah satu puncaknya pada tahun 1925 dengan datangnya seorang penari Jauk yang bernama Mario dari Tabanan yang menciptakan sebuah tari Kebyar Duduk atau kebyar Trompong. Gong Kebyar berlaras pelog lima nada dan kebayakan instrumennya memiliki sepuluh sampai dua belas nada, karena konstruksi instrumennya yang lebih ringan jika dibandingkan dengan Gong Gede. Tabuh-tabuh Gong Kebyar lebih lincah dengan komposisi yang lebih bebas, hanya pada bagian-bagian tertentu saja hukum-hukum tabuh klasik masih dipergunakan, seperti tabuh Pisan, Tabuh Dua, Tabuh Telu dan sebagainya.
Lagu-lagunya seringkali merupakan penggarapan kembali terhadap bentuk–bentuk (repertoire) tabuh klasik dengan merubah komposisinya, melodi, tempo dan ornamentasi melodi. Matra tidak lagi selamanya ajeg, pola ritme ganjil muncul dibeberapa bagian komposisi tabuh.

2. PENGERTIAN GONG KEBYAR
Menurut saya Gong Kebyar bisa disebut barungan gamelan yang cukup di kagumi oleh masyarakat Bali (golongan madya) karena bilah gamelan pada gong kebyar 10 dan hanya mempunyai 5 nada yang berlaras pelog yaitu Dong, Deng, Dung, Dang, Ding nada rendah dan nada tinggi jadi 10 bilah pada instrumen gangsa, kantil dan ugal di salah satu bagian barungan gong kebyar. Di gamelan gong kebyar jublag dan jegog tetap susunan nadanya seperti gamelan gong gede dan palegongan, hanya saja penepatan nadanya yang berbeda, kalau di jublag dan jegog palegongan atau gong gede Ndang tinggi, Ding rendah, Dong, Deng, Dung, dan yang di gong kebyar susanannya Ding rendah, Dong, Deng, Dung, Dang tinggi. Karena banyaknya bilah pada nada gamelan tersebut sesepuh karawitan bali dulu banyak mendapatkan inspirasi yang sangat mendalam dan baik, tabuh yang indah dan sampai sekarang masih di kagumi oleh masyarakat bali menurut analisa saya.

 

3. BENTUK GAMELAN GAYA BALI UTARA DAN BALI SELATAN


Menurut analisa saya, gamelan gong kebyar gaya Bali Utara masih seperti pendahulu gamelan bali dulu yaitu Gong Gede dan Palegongan, instrumen Gangsa, Kantil dan Ugal pada barungan Gong Kebyar Bali Utara di pacek / bisa dibilang di tusuk memakai besi di belakang dan depan bilah tersebut, seperti umumnya berpelawah jongkok atau seperti dbilang gangsa jongkok, karena pelawah gangsa jongkok penepatan bilah pada nada instrumen tersebut di tusuk dengan sebuah besi yang menancap di pelawah gangsa jongkok tersebut. Kenapa bilah Gangsa, Kantil dan Ugal Gong Kebyar Bali Utara di pacek oleh penduhulu di Bali Utara? Mungkin efek nada saat memukul bilah pada instrumen – instrumen itu lebih seru dan semangat atau reng nada yang berbeda dengan bilah yang digantung, karena di Bali Utara lebih lugas atau kecepatan tabuh kekebyaranya ketimbang di Bali Selatan.

 

  • 1 Gangsa Gamelan Gong Kebyar gaya Bali Utara

  • 2. Kantil Gamelan Gong Kebyar gaya Bali Utara

  • 3. Ugal Gamelan Gong Kebyar gaya Bali Utara

Instrumen Jublag dan Jegognya sama seperti Gamelan Gong Kebyar gaya Bali selatan megantung / di gantung megunakan tali khusus untuk gamelan.

  • 1. Jublag dan Jegog Gamelan Gong Kebyar gaya Bali Utara
    Jublag

Jegog

  • 2. Jublag dan Jegog Gamelan Gong Kebyar gaya Bali Selatan

Jublag

Jegog

 

Gong Kebyar gaya Bali Selatan Gangsa, Kantil beserta Ugal pemasangan bilah pada nada di instrumen tersebut berbeda dengan Bali Utara, Bali Selatan lebih mengikuti Gamelan Palegongan, karena di Gangsa Palegongan bilah gangsanya di gantung. Kenapa gak dipacek seperti gangsa jongkok? Mungkin pendahulu di Bali Selatan cendurung kekebyarannya di balut dengan suara nadanya yang lembut karena di Bali Selatan masih cenderung menyukai Gegending tetabuhan Palegongan karena mungkin agar gampang memainkan gending Palegongan agar tidak membawa 2 barungan gamelan, nah karena itu gamelan gong kebyar Bali Selatan ditambahkan dengan Instrumen Gender Rambat ( bagian instrumen yang ada di barungan gamelan Palegongan) instrumen tambahan tersebut hanya digunakan saat memainkan tetabuh palegongan.

  • 1. Gangsa Gamelan Gong Kebyar gaya Bali Selatan

  • 2. Kantil Gamelan Gong Kebyar gaya Bali Selatan

  • 3. Ugal Gamelan Gong Kebyar gays Bali Selatan

 

DAFTAR REFRENSI
http://blog.isi-dps.ac.id/adisetyawan/perkembangan-gong-kebyar-di-bali

Comments are closed.