Analisa Tabuh Tari Cakrawaka & Palegongan Layar Samas di Br.Karang Suwung, Desa Pedungan

April 7th, 2018

1.Analisa Tabuh Tari Cakrawaka

Komposer Alm.I Nyoman Kaler Br.KarangSuwung, Desa Pedungan, Denpasar Selatan 1968

Saya menganalisa Tabuh Tari Cakrawaka ini dikarenakan tabuh ini sudah saya nyatakan Tua/Klasik dikarenakan tabuh ini di buat pada tahun 1968 di banjar saya sendiri yaitu Banjar Karang Suwung Pedungan. Saya tertarik untuk menganalis tabuh ini karena tabuh ini cukup unik bagi saya karena tabuh ini di bagian pertengahan atau pengawak sangat indah untuk di dengar dan juga belum banyak yang tau dengan tabuh tarian ciptaan Alm.I Nyoman Kaler ini.

 

Alat Instrumen yang di pakai adalah Gong Kebyar, awalnya di Desa Pedungan hanya Banjar Karang Suwung menggunakan Gamelan Plegongan/Bebarongan dikarenakan untuk Upacara Keagamaan di Parerepan Agung Pura Dalem Batu Pageh Desa Pedungan karena mempunyai sebuah Gelungan Legong yang sakral. Alm. I Nyoman Kaler memberi usulan untuk membuat sebuah gamelan yang bisa di pakai selain dari Plegongan bisa juga di pakai dengan tetabuhan lelambatan atau tari – tarian selain legong dan dibuatlah sebuah gamelan yang baru yaitu Gong Kebyar pada tahun 1966 di Banjar Karang Suwung Pedungan.

 

Alm.I Nyoman Kaler memberi sebuah Tabuh Tarian dari Instrumen Gong Kebyar di Banjar saya yang saya inget dari perbincangan saya dengan Kakek saya yang bernama I Ketut Malen. Yang beliau ingat dari cerita Orang Tuanya dahulu yaitu ;Tari Panji Semirang, Tari Wiranata, Tari Margapati, dan ada yang belum dikenal oleh masyarakat umumnya yaitu ; Tari Bad Minton, Tari Gotong Royong, Tari Margarana dan yang saya analisakan Tari Cakrawaka.

 

Tabuh Tari Cakrawaka awalan bagian pertama yaitu kekebyaran  nada awalnya ‘Dung’, penyalit kekebyaran langsung mencari gegending, gangsa,kantil sama bermelodi sesuai gending tidak adanya pola seperti noltol/ngotek atau sebagainya, dari gegending bagian pertama ini 3 kali pengulangan setiap penyalit gegending selalu ada pola jagul kendang yang pelan, setelah yang ketiga lalu mulai gending yang berubah hanya saja kecepatan gending itu lebih cepat dari sebelumnya dan gangsa, kantil, tetap bermain meloda sama seperti ugal, 12 gong dalam ketukan cepat pola gong menggunakan gong gegaboran. Bagian kedua yaitu bapang gendingnya sama seperti tabuh legong lasem kendang wadon megupek sendiri dan mengangsel tabuh tersebut. Bagian ketiga pola gangsa dan kantil yaitu noltol dan instrumen riong mengikuti kendang, di menit 5,40 penyalit sesudahnya gending ketiga terakhirnya kembali bapang tapi hanya sekitar 10 detik, nada akhir Tabuh Tari Cakrawaka ini adalah ‘Ding’.

 

  1. Analisa Tabuh Palegongan Layar Samas versi Seka Legong Karang Masdjati.

Tabuh palegongan ini di ciptakan oleh alm.I Wayan Lotring yang berasal dari Kuta, tahun pembuatannya belum diketahui tetapi kata petuah di Banjar Karang Suwung Pedungan yang mengajarkan dulu di Seka Legong Karang Masdjati ini adalah Alm.I Nyoman Kaler pada tahun 1953, Alm. I Nyoman Kaler  berasal dari Desa Pemogan,

Saya menganalis tabuh ini karena di bagian pengecetnya seperti kekebyaran

Setruktur tabuhnya yaitu kawitan 1, kawitan 2, kawitan 3

Comments are closed.