GAMELAN SEMARANDHANA DI Br. LUNGSIAKAN

Gamelan-angle-view

Gamelan semarandhana di Br. Lungsiakan , Kedewatan , Ubud , Gianyar telah berada sejak tahun 1993 yang masih digunakan sampai sekarang. Fungsi gamelan semarandhana ialah untuk mengiringi upacara adat. Gamelan ini tergolong dalam gamelan golongan baru/madya. Gamelan ini terdiri dari : kendang, pemade, kantilan, kajar, ugal, ceng-ceng ricik, penyacah, jublag, jegog, gong, kempul, kemong, reong, terompong, bende dan suling. Dari barungan tersebut ada juga yang memakai instrument tambahan seperti gender rambat. Tabuh yang dimainkan dalam barungan gambelan semarandhana diantaranya adalah tabuh lelambatan dan tabuh semar pegulingan contohnya : bapang selisir, lengker, perang condong subandar, dll. Gambelan semaranhana berlaras pelog 7 nada yang terdiri dari 12 bilah gamelan. Jenis-jenis tungguhan Smarandhana di Br. Lungsiakan meliputi sebagai berikut:
•    Dua tungguh jublag
•    Empat tungguh pemade
•    Empat tungguh kantil
•    Satu tungguh ugal atau giying
•    Dua tungguh jegogan
•    Sepangkon ceng-ceng ricik
•    Setungguh riyong
•    Dua bungkul gong (lanang dan Wadon)
•    Sebungkul kempur
•    Sebungkul kenong
•    Sebungkul kajar
Tungguhan gangsa, tungguhan kantil dan tungguhan ugal atau giying dalam satu barung gamelan Smara Dhana menggunakan empat tungguh gangsa, empat tungguhan kantil, dan satu tungguh ugal atau giying dalam satu tungguh gangsa, kantil, dan giying jumlah nadanya adalah 12 nada. Yang  diawali dengan nada ndong  sama seperti Gong Kebyar hanya saja pada nada yang kecil ditambahkan dua nada yaitu nada ndaing dan ndeung, nada ndaing ditaruh disebelah kanan nada dang pada urutan ke 11 dan nada ndeung di tempatkan disebelah kanan deng pada urutan 8. Dalam fungsinya gangsa dan kantil adalah membuat jalinan atau kotekan.
Ugal atau giying adalah salah satu jenis tungguhan gangsa yang bentuknya paling besar diantara jenis tungguhan gangsa termasuk wilayah nada yang digunakan. Dalam pengelompokan jenis-jenis tungguhan dalam gamelan Smara Dhana, tungguhan ugal atau giying dikelompokan dalam salah satu kelompok tungguhan penandan, karena dalam sajian Smara Dhana berfungsi untuk memimpin atau menuntun jalannya sajian gending maupun menentukan  tempo.
Kajar adalah nama dari salah satu tungguhan pencon yang dibuat dari perunggu. Tungguhan kajar adalah tungguhan irama yang menggunakan satu pencon yang nadanya tidak ditentukan atau tidak persis sama dengan nada tungguhan yang lain.nada tungguhan kajar berkisar pada nada ding dan nada dung. Tungguhan kajar digunakan oleh sebagian kecil Barungan gamelan yang ada dibali. Dalam fungsinya kajar adalah memberikan tuntunan tampo atau irama untuk seluruh  tabuhan jenis-jenis yang sebelumnya ditentukan oleh jenis tungguhan kendang, giying, dan sebagainya.
Jegogan atau juga sering disebut jegog digunakan untuk menyebut salah satu jenis tungguhan bilah yang menggunakan bentuk bilah kalor atau usuk. Satu tungguh jegogan Smara Dhana menggunakan tujuh bilah dengan menggunakan bumbung sebagai resonatornya. Dan fungsi jegogan Smara Dhana sama seperti jegogan yang ada pada Barungan gamelan yang ada dibali, yaitu memberikan tekanan pada kalimat-kalimat lagu tertentu, (sebagai salah satu jenis tungguhan pesu-muslih) juga menggunakan pola tabuhan ngapus dan nyele yang digunakan pada gending-gending Smara Dhana.
Jublag adalah salah satu jenis tungguhan bilah yang merupakan salah satu jenis tungguhan yang sama dengan tungguhan jegogan tetapi ukuran jublag lebih kecil, jublag Smara Dhana memakai tujuh bilah dengan menggunakan bumbung sebagai resonatornya, yaitu memberikan tekanan pada kalimat-kalimat lagu tertentu.
Riyong salah satu kelompok pepayasan yang menggunakan bentuk pencon, karena setiap menyajikan gending sebagian besar menggunakan berbagai jenis jalinan. Riyong Smara Dhana berjumlah 14 pencon  dengan penambahan dua nada yang sama seperti jenis tungguhan Smara Dhana yang lainya, riyong Smara Dhana yang ditabuh empat orang, tiap-tiap penabuh riyong menggunakan dua buah atau sepasang panggul yangi kayu, yang bagian tengah sampai ujung panggul dibungkus dengan benang sentul atau kemong, untuk bisa menimbulkan bunyi yang empuk.
Ceng-ceng ricik pada dasarnya sama seperti sama dengan cang-ceng kecek atau gecek. Perbedaan terletak pada ukurannya yang lebih kecil, yaitu bergaris tengah sekitar 8,5cm tungguhan ceng-ceng ricik digunakan pada Barungan Smara Dhana agar disaat meainkan satu lagu bisa memberikan pemanis buat lagu tersebut.
Kemong nama dari salah satu tungguhan yang bahannya dari perunggu berbentuk pencon. Tungguhan kenong yang terdiri  atas sebuah pencon yang nadanya tidak ditentukan secara pasti, serta ditempatkan pada pelawah khusus. Pelawah kenong biasanya disebut dengan sangsangan  yang berbentuk tertentu yang terbuat dari kayu. Tungguhan kenong ditabuh oleh seorang dengan menggunakan panggul yang berbentuk serupa dengan panggul terompong
Kempul nama dari salah  satu tungguhan yang bahannya dari perunggu, berbentuk bentuk bundar dengan menggunakan pencon pada bagian tengahnya. tungguhan kempul ditabuh pada bagian pencon oleh seorang penabuh dengan menggunakan sebuah panggul yang bentuknya sama dengan panggul Gong, hanya ukurannya relatif lebih kecil. Panggul kempul dibuat kayu yang pada bagian ujungnya diberi kain  atau karet dibuat berbentuk bulat dan dibungkus dengan kain.
Gamelan Smara Dhana adalah berbentuk pelawah yang diukir, dan bentuk ukiran menceritakan kisah Ramayana, ukirannya diwarnai dengan berbagai warna seperti hijau, emas, merah, merah muda, kuning tua, biru, coklat dan hitam.
Demikian sedikit penjelasan tentang barungan semarandhana yang berada di Br. Lungsiakan, Kedewatan, Ubud, Gianyar.

SUMBER : hasil wawancara dengan ketua sekeha gong dharma shanti banjar lungsiakan.