SEJARAH OGOH-OGOH DI BALI

This post was written by asmaraputra on Juli 3, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

 Sejarah Ogoh-Ogoh di Bali

ogoh-ogoh

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi tahun 1986, Ogoh-Ogoh didefinisikan sebagai ondel-ondel yang beraneka ragam dengan bentuk yang menyeramkan. Di lain pihak, ditahun 2003 seorang peneliti yang bernama Laura Noszlopy meneliti “Pesta Kesenian Bali; budaya, politik, dan kesenian kontemporer Indosnesia” untuk Yayasan Arts of Afrika mendefinisikan ogoh-ogoh sebagai berikut Ogoh-ogoh adalah patung yang berukuran besar yang tebuat dari bubur kertas dan bahan pelekat yang biasanya dibuat oleh kaum remaja Bali sebagai suatu bagian dari perayaan tahunan “upacara pembersihan” (ngerupukan), yang dilaksanakan sehari sebelum perayaan Nyepi, tahun baru Hindu atau hari Nyepi.

Perkiraan lain juga muncul dan menyebutkan barong landung yang merupakan perwujudan dari Raden Datonta dan Sri Dewi Baduga (pasangan suami istri yang berwajah buruk dan menyeramkan yang pernah berkuasa di Bali) merupakan cikal-bakal dari munculnya ogoh-ogoh yang kita kenal saat ini. Informasi lain juga menyatakan bahwa ogoh-ogoh itu muncul tahun 70-80’an.. Ada juga pendapat yang menyatakan ada kemungkinan ogoh-ogoh itu dibuat oleh para pengerajin patung yang telah merasa jenuh membuat patung yang berbahan dasar batu padas, batu atau kayu, namun disisi lain mereka ingin menunjukan kemampuan mereka dalam mematung, sehingga timbul suatu ide untuk membuat suatu patung dari bahan yang ringan supaya hasilnya nanti bisa diarak dan dipertunjukan.

Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Sejak tahun 80-an, umat hindu mengusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan acara mengelilingi desa dengan membawa obor atau yang diebut acara ngerupuk. Sebelum memulai pawai ogoh-ogoh para peserta upacara atau pawai biasanya melakukan minum-minuman keras traditional yang dikenal dengan nama arak Pada umumnya ogoh-ogoh di arak menuju sutau tempat yang diberi nama sema(tempat persemanyaman umat hindu sebelum di bakar dan pada saat pembakaran mayat) kemudian ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa tersebut dibakar. Karena bukan sarana upacara, ogoh-ogoh itu diarak setelah upacara pokok selesai dengan diiringi irama gamelan khas bali yang diberi nama BleganjurPatung yang dibuat dengan bahan dasar bambu, kertas, kain dan benda-benda yang sederhana itu merupakan kreativitas dan spontanitas masyrakat yang murni sebagai cetusan rasa semarak untuk memeriahkan upacara ngerupuk. Karena tidak ada hubungannya dengan Hari Raya Nyepi, maka jelaslah ogoh-ogoh itu tidak mutlak ada dalam upacara tersebut. Namun benda itu tetap boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan upacara.

2.1.2 Bentuk Ogoh-Ogoh Di Bali

          Sebenarnya hal ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai kepercayaan yang diyakini oleh orang bali, yaitu hal-hal yang terjadi di dunia ini selalu berpasangan, sebagai contoh ada orang baik dan ada juga orang jahat, ada kematian tapi ada juga bayi yang baru lahir, atau pemahaman lebih sederhananya yaitu ada warna hitam ada juga warna putih, jadi apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu berjalan dengan seimbang, jadi ritual meminum arak bagi orang yang mengarak ogoh-ogoh di anggap sebagai perwakilan dari sifat buruk yang ada di dalam diri manusia.

Bahwa beban dari berat yang mereka gendong adalah sebuah sifat negatif, seperti cerminan sifat-sifat raksasa, ketika manusia menyadari hal ini, mereka tidak akan menahan elemen-elemen ini sendirinya, dan membiarkan elemen ini menjadi tiada seperti abu dan debu yang tertiup angin. Sehingga biasanya, secara tradisional, di akhir pengarakan ogoh-ogoh, masyarakat akan membakar figur raksasa ini, boleh jadi dikatakan membakar (membiarkan terbakar habis) sifat-sifat yang seperti si raksasa.Ketika semua beban akan sifat-sifat negatif yang selama ini mengambil (memboroskan) begitu banyak energi kehidupan seseorang, maka seseorang akan siap memulai sebuah saat yang baru, ketika segalanya menjadi hening, masyarakat diajak untuk siap memasuki dan memaknai Nyepi dengan sebuah daya hidup yang sepenuhnya baru dan berharap menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya bagi dirinya dan segenap semesta.

2.1.3 Fungsi dan Makna Ogoh-Ogoh

          Ogoh-ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta,dan waktu yang maha dasyat,kekuatan itu dapat di bagi dua,pertama kekuatan bhuana agung,yang artinya kekuatan alam raya,dan kedua adalah kekuatan Bhuana alit yang beartikekuatan dalam diri manusia.kedua kekuatan ini dapat digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia bertambah indah. Jadi dari kesimpulan diatas kita bisa mengambil kesimpulan singkat bahwa diatas kekuatan manusia ada kekautan yang lebih besar yaitu kekuatan alan semesta oleh karena itu manusia harus menghargai dan menghormatinya,alam semesta bisa kita ambil contoh kecil yaitu bumi,planet tempat kita tinggal,bila kita tidak menghargai dan menghormati dan terus merusak makasuatau saat bumi kita akan

mendatangkan musibah bagi semua makhluk hidup yang memiliki kehidupan diatasnya.walaupun upacara ogoh ogoh sudah dilaksanakan oleh umat hindudi bali berabad-abad lamanya,tapi makna yang terkandung di dalam upacara tersebut dapat berlaku sepanjang masa.perhormatan terhadap alam semesta tidak tefrkecuali bumi tempat kita hidup sekarang ini bila tidak dirawat atau dihargai maka akan menimbulkan bencana bagi kita,sebagai contoh saat ini kita sering mendengar istilah glbal warming,yang mana hal tersebut disebabkan oleh manusia sendiri yang terus mengeploitasi dan merusak alam di sekitar kita ,mamnusia hanya berfikir untuk mengambil hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan kita,tapi kita tidak memikirkan apa yang akan terjadi bagi bumi dan makhluk-makhluk hidup lainnya yang ada di muka bumi,sehingga suhu di bumi mulai memanas dan menimbulkan perubahan-perubahan yang tidak bisa kita prediksi dan yang pasti memiliki akibat yang sangat buruk dan merugikan bagi makhluk hidup yang ada di bumi kita swendiri.makna dari upacara ogoh-ogoh itulah bila kita pahami akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup makhlup yang ada di muka bumi ini,dan upaccara itu dengan makna yang terkandung di dalamnya sudah dimengerti dan di laksanakan oleh umat hindu di bali dari jaman dahulu kala,sebelum bumi mengalami kerusakan seperti sekarang ini. Ogoh-ogoh di bali bisa kita ambil persamaan dengan ondel-ondel di Jakarta secara bentuk fisik,ogoh-ogoh dan ondel-ondel memiliki persamaan dalam bentuk fisik,yaitu berupa benda yang berbentuk makhluk hidup atau manusia pada umumnya. Jika ondel-ondel mayoritas lebih berbentuk manusia atau boneka manusia dalam bentuk yang lucu atau menghibur,berbeda dengan ogoh-ogoh di bali yang mayoritas berbentuk makhluk yang menyeramkan walau memiliki fisik seperti manusia secara umumnya. Ogoh-ogoh dibuat dengan sosok yang menyeramkan bukannya tanpa sebab,karena

masyarakat bali memiliki persepsi bahwa ogoh-ogoh mempresentasikan sifat jelek atau buruk yang ada di dalam diri manusia,oleh kerena iti masyarakat bali membuat ogoh-ogoh sebelum hari raya nyepi, dimana mereka akan melaksanakan seperti tapabrata selama hari nyepi,maka setelah ogoh-ogoh selesai di buat dan dilanjutkan dengan diarak atau di bawa berkeliling kota atau desa,waktu untuk mengarak ogoh-ogoh pada sore hari disebut Pangrupukan setelah itu ogoh-ogoh wajib dibakar sebagai symbol telah hilangnya sifat jelek atau buruk di dalam diri manusia,sehingga mereka siap melakukan tapabrata pada hari raya nyepi keesok harinya. Hari raya nyepi di bali merupakan salah satu hari raya yang sangat penting di bali,dimana mereka di wajibkan untuk merenungkan segala perbuatan mereka selama satu hari penuh,seperti bersemedi atau melakukan tapabhrata selama satu hari penuh,mungkin di agama islam kita mengenal dengan istilah tafakur, sebelum masyarakat bali melaksanakan nyepi penting untuk mereka untuk mengusir roh-roh jahat yang akan menhgganggu proses meditasi atau perenungan mereka,baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam diri kita sendiri. dalam hari nyepi bila saatnya tiba.walaupun roh-roh jahat bersifat mengganggu d tapi masyarakat bali sangat percaya bahwa alam terdiri dari hal yang baik dan buruk,menciptakan dan menghancurkan,ada hitam ada juga putih, jadi segala sesuatu di alam selalun hidup dan berjalan berdampingan,ujadi walaupun roh jahat bersifat mengganggutetapi mereka tetap menghormatinya karena itu merupakan bagian dari alam semesta ini,jadi mereka membuat ogoh-ogoh dengan bentuk menyeramkanpun bukan bermaksud untuk menghina tapi lebih ikepada menghormati keberadaan dari roh atau pengaruh jahat yang ada di alam ini Sebelum memulai pawai ogoh-ogoh para peserta upacara atau pawai biasanya melakukan minum-minuman keras traditional yang dikenal dengan nama arak,mabuk karena minum arak di bali bukan sesuatu

yang dilarang malah itu adalah hal yang dianjurkan oleh agama mereka,sebagqaimana kita tahu masyrakat bali yang mayoritas beragama hindu memiliki banyak sekali Dewa,begitu pula prilaku yang jahat mereka memiliki dewa untuk hal tersebut,yaitu Dewa atau Batara Kala.sebenarnya hal ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai kepercayaan yang diyakini oleh orang bali,yaitu hal-hal yang terjadi di dunia ini selalu berpasangan,sebagai contoh ada orang baik dan ada juga orang jahat,ada kematian tapi ada juga bayi yang baru lahir.atau pemahaman lebih sederhananya yaitu ada warna hitam ada juga warna putih,jadi apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu berjalan dengan seimbang.jadi ritual meminum arak bagi orang yang mengarak ogoh-ogoh di anggap sebagai perwakilan dari sifat buruk yang ada di dalam diri manusia danakan dihilangkan bersamaan dengan dibakarnya ogoh-ogoh. Hampir semua ogoh-ogoh di buat dengan wajah yang mengerikan seperti wajah setan-setan di film horror made in Indonesia,atau wajah manusia yang sudah terkenal karena perbuatan jahatnya,seperti ogoh-ogoh berwajah osama bin laden ,george bush dan beberapa wajah koruptor di Indonesia,untuk hal ini saya sangat setuju,seharusnya dimasukan ke sqalah satu pasal di undang-undang anti korupsi,pasti merupakan salah satu syok theraphy yang sangat ampuh,karena selain diri sendiri tapi keluarga dan teman-temannyapun ikut malu , seperti di cina para koruptor di pajang di lapangan dengan baju bertulisan koruptor dan di perlihatkan di lapangan pusat kota untuk dijadikan tontonan,jadi secara konsep hamper sama dengan ogoh-ogoh yang diarak keliling kota

Sumber: Koran “BALIPOST”

Comments are closed.

Next Post:
Previose Post: