TEMBANG di BALI

pakaian saat lomba utsawa dharma gitaMembahas tentang tembang, mungkin sebagian orang mengartikannya berbeda-beda, ada yang mengatakan tembang itu lagu pop bali yang sering di dengarnya, dan tembang yang dibagi menjadi 4 antara lain : Sekar Rare, Sekar Alit, Sekar Madya, dan Sekar Agung. Mungkin keempat bagian tersebut sudah sering kita dengar, tapi apakah sudah mengerti artinya? Sudah paham bagian-bagiannya? Sebelum saya membahas secara rinci tentang tembang Bali tersebut, coa kita lihat Kebanyakan anak muda zaman sekarang hawam dan tidak memiliki gairah untuk memahami apalagi mempelajari tentang tembang bali ini, mungkin karena era globalisasi yang sangat mempengaruhi gaya pemikiran anak muda zaman sekarang, khususnya di bagian musik, lebih condong menyukai aliran-aliran yang datang dari luar, seperti pop, rock, jazz, dll. Tidak salah kalau kita sebagai anak muda ingin mengikuti zaman agar tidak ketinggalan zaman, akan tetapi jangan sampai menghilangkan atau melupakan jati diri dan warisan dari nenek moyang kita yang dimana memang kita sendiri yang memilkinya, cobalah mencintai milik kita sendiri, hilangkan gengsi yang selalu mempengaruhi pemikiran kita untuk memakai apapun yang kita miliki sekalipun itu tidak mengikuti zaman sekarang, berusahalah bangga akan kebudayaan milik kita yang adi luhung ini.

Sekarang saya akan membahas tentang keempat bagian tembang bali tersebut,

  1. Sekar Rare : adalah nyanyian (gagendingan) yang merupakan hiburan untuk anak-anak, dimana zaman dulu nyanyian sekar rare digunakan untuk anak-anak agar terhibur, dan juga sebagai iringan permainan anak-anak yang isinya ceria dan merakyat, contoh dari tembang ini : meong-meong, galang bulan, juru pencar, semut-semut api, kaki-kaki. Kebanyakan anak zaman sekarang sudah tida mau lagi menyanyikan lagu yang tradisional seperti sekar rae ini, anak-anak zaman sekarang masih kecil sudah menyanyikan lagu-lagu anak muda yang isinya tentang cinta, diharapkan para orang tua juga dapat memperhatikan anak-anaknya dari sejak kecil untuk menyanyikan lagu tradisi ini, mungkin terlihat sepele, akan tetapi lagu-lagu dari sekar rare dapat membuat anak-anak tidak terperosot oleh zaman secara sepontan atau terlalu cepat dewasanya.
  2. Sekar Alit : yang sering dikenal juga dengan macepat ini adalah pupuh yang diikat dengan hukum atau aturan yang tidak bisa diganggu gugat yaitu Padalingsa, yang terdiri dari a).Guru wilang yang berarti jumlah suku kata pada satu baris di dalam satu pupuh dan juga banyaknyua baris dalam satu pupuh tersebut, sedangkan guru ding dong artinya jatuhnya huruf vokal terakhir di setap baris dalam satu buah pupuh. Di setiap pupuh uger-uger tidak boleh salah setiap pupuh padalingsanya tidak boleh salah walaupun syairnya di rumah harus mengikuti aturan padalingsanya. Sebenarnya ada 14 pupuh yang ada di bali, akan tetapi hanya 10 yang populer dan yang diketahui oleh orang-orang, antara lain : pupuh sinom, pupuh ginada, pupuh durma, pupuh ginanti, pupuh maskumambang, pupuh mijil, pupuh pucung, pupuh semarandana, pupuh pangkur, pupuh dangdang, dan yang empat lagi adalah Pupuh Gambuh, Pupuh Demung, Pupuh Megatruh, dan Pupuh Adri. Pupuh juga sering dikatakan dengan Macapat dimana macapat berarti membacanya dengan empat-empat suku kata atau empat-empat ketukan salah satu contoh syair, Eda ngaden awak bisa (pupuh ginada) jika dibaca dengan sistem macapat menjadi Eda ngaden, awa kbisa. dari beberapa macam pupuh diatas setiap satu pupuhnya dapat juga dibagi menjadi beberapa jenis seperti pupuh sinom (sinom lawe, sinom wug payangan, sinom siwagati, sinom kalanguan, dll), jika di pupuh ginada (ginada lingar petak, ginada basur, ginada pakangraras, ginada eman-eman, ginada candrawati, dll), jika di pupuh durma (durma lawe), dan demikian juga yang lainnya dimana juga memiliki versi yang berbeda-berbeda. Pupuh dapat dinyanyikan pada saat upacara-upacara keagamaan, yang dilakukan pada suatu kelompok tertentu yang bernama kelompok Pesantian, pupuh juga terdapat pada tarian Arja, yang dimana di dalam kesenian Arja sangat erat hubungannya dengan pupuh-pupuh tersebut, karena setiap karakter di dalam tarian Arja memiliki hukum atau aturan pupuh-pupuh yang mana saja boleh dinyanyikannya.
  3. Sekar Madya : disini yang dapat dikatakan sekar madya adalah golongan tembang yang mempegunakan bahasa Jawa Tengahan yaitu bahasa yang digunakan di dalam lontar-lontar panji atau malat, Sekar Madya tidak terlalu terikat oleh hukum atau aturan-aturan seperti padalingsa dan guru lagu, hanya disini menggunakan beberapa macam bagian dari Pengawit (pembuka), Pengawak (bagian tengah), Pemawak (bagian yang pendek), dan Penawa (bagian yang panjang). Yang tergolong Sekar Madya adalak Kidung atau Kakidungan, kidung sering dinyanyikan pada saaat upacara keagamaan tepat pada puncak upacara yang dimana bersifat sakral. Beberapa kidung yang diketahui di Bali antara lain : Kidung Warga sari, Kidung Kawitan Warga Sari, Kidung Aji Kembang, Kidung Kaki Tua, Kidung Sidapaksa, dll).
  4. Sekar Agung : tembang yang tergolong Sekar Agung adalah Kekawin, yang dimana kekawin adalah puisi bali klasik yang terdapat dalam sastra Jawa kuno, dilihat dari syairnya kekawin juga banyak diambil dari bahasa Sanskerta yang disesuaikan. Terdapat beberapa uger-uger dalam Kekawin tersebut antara lain : Guru, laghu, wretta, dan matra.

Guru berarti suara yang dipanjangkan dan diolah menurut jenis kekawinnya, Guru dibagi lagi menjadi 3 bagian antara lain : Guru Haswa, Guru Dirgha, dan Guru Pluta.

Lagu berarti suara yang ringan dan pendek dan yang pembacaannya lebih cepat dari syair yang mendapatkan Guru

Wretta berarti banyaknya suku kata atau kalimat dalam satu baris

Matra berarti pembangun Guru Laghu di setiap baris.

Adapun beberapa macam Kekawin seperti Kekawin Ramayana, Kekawin Bharatayudha, Kekawin Arjuna Wiwaha, Kekawin Sutasoma, dll.

 

Demikianlah penjelasan singkat dari saya tentang Tatembangan di Bali, semoga anak muda Bali mau dan tidak malu untuk mengetahui dan mempelajari tentang kebudayaannya sendiri, karena jika sampai itu dihilangkan atau dilupakan, hilanglah Taksu Bali yang selama ini membangun Bali menjadi terkenal sampai saat ini, kalau bukan kita sebagai anak muda Bali yang melestarikan, lalu syapa lagi?.

 

Juli 8, 2014 · Posted in Tak Berkategori  
    

Comments

Comments are closed.