Terbunuhnya Kangsa oleh Krisnha

IMG_1158Mungkin di kalangan masyarakat luas sudah mengenal tokoh Kangsa dan Krisnha tersebut, apalagi sudah ada tayangan televisi yang menceritakan kisah dua tokoh tersebut, kali ini saya akan menceritakan cerita ini dari awal mulanya, sejak lahirnya Kangsa hingga terbunuhnya Kangsa. Memang ada dua versi dari cerita tersebut, tetapi saat ini saya akan menceritakan cerita menurut versi Bali yang dimana sering dipentaskan dalam pertunjukan Bali salah satunya pertunjukan wayang, dan juga saya akan menjelaskan struktur dari cerita ini dari tema, amanat dan peran dalam setiap tokoh yang ada dalam cerita ini yang berjudul LEBUR KANGSA.

Awal kisah diceritakan di Jagat Madhura, Sang Basudewa yang baru menikah dengan istri pertamanya yaitu Diah Maerah, setelah pernikahannya Basudewa berniat untuk melakukan tapa yoga samadi dan berangkatlah Basudewa hingga sampai di kerajaan yang bernama Kangsa, rajanya bernama Gorowangsa, karna mendengar bahwa Basudewa baru menikah dan meninggalkan istrinya sendirian, Gorowangsa pun mempunyai niat buruk, yaitu merubah dirinya menjadi Basudewa palsu dan diam-diam tanpa sepengetahuan dari Basudewa asli ke Madhura untuk menemui diah Maerah, sesampainya di Madhura, tanpa basa-basi lagi Basudewa palsu ini pun menyetubuhi Diah Maerah, dan saat itu juga adik dari Basudewa asli yaitu Ugrasena melihat kejadian itu, karna merasa curiga dan merasakan kejanggalan dari gelagat kakaknya lalu di hajarlah Basudewa palsu ini hingga tewas dan mayatnya pun berubah menjadi Gorowangsa, karna melihat itu Ugresena pun mengusir kakak iparnya yaitu Diah Merah karena telah berhubungan dengan orang lain. Setelah diusir Diah Maerah pun tinggal di kerajaan Kangsa dan melahirkan anak laki-laki hasil dari hubungannya bersama Gorowangsa yang bernama Prabu Kangsa, Prabu Kangsa inilah yang saat ini menanyakan siapa ayahnya yang sebenarnya, tetapi ibunya mengatakan bahwa ayah dari Prabu Kangsa adalah Sang Basudewa dari Madhura, karna merasa tidak pernah diurus oleh ayahnya sejak kecil, Prabu Kangsa pun pergi ke Madhura untuk mencari Basudewa yang sebenarnya bukan ayahnya, sesampainya di Madhura Kangsa pun langsung menghajar Basudewa tanpa ampun dan mengkrangkengnya, karena merasa tidak pernah mempunyai seorang anakpun dari Diah Maerah Basudewa pun lalu mengutuk Prabu Kangsa dimana kutukannya berisi “kapan Awatara Wisnu turun ke dunia, lahir dari perut Dewi Dewaki itulah anak yang akan mencabut nyawa dari Prabu Kangsa”. Beruntung sebelum Prabu Kangsa datang mencari Basudewa, Basudewa pun telah menikah dengan dua orang perempuan yang bernama Dewi Dewaki dan Diah Rohini, Hamil Dewi Dewaki inilah yang menjadi musuh berat atau momok Prabu Kangsa, beruntung pada sebelum Prabu Kangsa datang dan saat sumpah itu terjadi, Dewi Dewaki dan Diah Rohini sudah dilarikan ke bawah gunung Maliawan dan bersembunyi, Prabu Kangsa pun kewalahan mencari siapa perempuan yang bernama Dewi Dewaki, lalu Prabu Kangsa mengutus seluruh Pasukannya untuk mencari anak yang lahir dari Dewi Dewaki, Prabu Kangsa pun berubah menjadi Raja yang sangat kejam, karena ketakutannya Awatara Wisnu akan Lahir ke dunia, Prabu Kangsa membuat peraturan agar seluruh wanita dilarang hamil dan menjajah semua daerah yang ada di Madhura, hingga terdengar kabar bahwa ada anak kecil yang sangat kuat tinggal di bawah gunung Maliawan, Kangsa pun mengutus pasukan raksasanya untuk membunuh anak kecil itu yang bernama Krishna, akan tetapi setiap Prabu Kangsa mengutus raksasa, raksasa yang diutus itu pun tak pernah kembali karna terbunuh oleh Krishna, karna berkali-kali seperti itu kesabaran Prabu Kangsa pun tak tertahankan lagi, kali ini Prabu Kangsalah yang akan pergi ke bawah gunung Maliawan tanpa ditemani oleh para pasukan satupun untuk membunuh Krisnha, namun Sri Krishna telah mendengar berita itu dari ibu kunti dan bersiap-siap untuk menghadapi Prabu Kangsa, perang pun tak terelakan lagi. Sri Krishna yang dibantu oleh Pandawa mengatur strategi yaitu Pandawa dan Baladewa diutus untuk pergi ke kerajaan Kangsa untuk menggempur dan menurunkan bendera Raksasa dan Menaikan Bendera Garuda yang bertanda sebagai gencatan senjata dan berperang melawan pasukan Kangsa yang berjaga di seluruh sudut kerajaan Kangsa, sedangkan Sri Krishna menunggu kedatangan Prabu Kangsa yang akan datang ke Maliawan, tetapi dalam perjalanan Prabu Kangsa melihat kepulan asap yang berasal dari kerajaanya, Prabu Kangsa pun kembali ke kerajaannya. Setibanya Prabu Kangsa di kerajaannya terlihatlah para pasukannya yaitu raksasa tewas dibunuh oleh Pandawa dan Baladewa, karena tidak terima Kangsa pun menghajar seluruh pandawa hingga Pandawa mundur, tetapi pada saat yang bersamaan Krishna muncul dan membawa senjatanya yaitu Cakra Sudharsana yang juga sebagai senjata dari Dewa Wisnu,dan Cakra inilah yang memenggal kepala Prabu Kangsa yang akhirnya Tewas tak berdaya

TEMA

Cerita Lebur Kangsa memiliki tema yaitu “kepahlawanan” yang dimana sifat kepahlawanan harus dimiliki dari semua kalangan masyarakat, demi sebuah pengorbanan yang menuntut ketulus ikhlasan demi memberi suatu pertolongan karena manusia adalah makhluk social, selain itu banyak hal yang terkandung dalam cerita ini, keegoisan, ketakutan, dan emosi yang berlebihan itu adalah hal yang perlu diwaspadai karena jika tidak bukan kesenangan yang kita dapatkan melainkan masalah yang timbul karena hasil dari perbuatan kita yang ingin menang sendiri dan melakukan sesuatu hal tanpa berfiri terlebih dahulu.

 

AMANAT

Dimana kejujuran harus selalu dipertahankan,seorang pemimpin seharusnya memiliki jiwa yang bijaksana bukannya ingin selalu menang sendiri dan seorang pemimpin harus bisa menyeslesaikan masalahnya dengan cara musyawarah agar mendapatkan jalan keluar yang tepat bukannya kesalahpahaman yang nantinya akan menimbulkan masalah baru yang tidak diinginkan, jika seorang pemimpin memperlakukan rakyatnya semena-mena di saat itu pemimpin harus siap menerima perlawanan dari rakyatnya sendiri karena seorang pemimpin itu ada karena rakyat yang mengatakannya.

 

PENOKOHAN

penokohan dalam cerita Lebur Kangsa dapat di bedakan menjadi beberapa bagian yaitu:

  1. Tokoh protagonis: Krisnha

Krisnha dimasukan ke dalam tokoh protagonis dan menjadi tokoh utama karena di dalam cerita Lebur Kangsa Krisnha yang menjadi pusat sentral yang berperan penting dalam cerita ini dan juga disini Krisnha adalah yang dari awal cerita muncul hingga yang menutup cerita tersebut adalah Krisnha itu sendiri

 

  1. Tokoh Antagonis: Kangsa

Kangsa di dalam cerita Lebur Kangsa menjadi peran antagonis karena disini Kangsa seorang yang jahat dan tokoh yang menentang tokoh protagonis, disini Kangsa mempunyai sifat yang sangat kejam karena menjadi Raja yang sangat merugikan rakyatnya sendiri.

 

  1. Tokoh Tritagonis: Twalen, Werdah, Sangut dan delem.

Di setiap pementasan wayang yang mengambil cerita Mahabrata dan Ramayana seringkali menggunakan keempat peran tersebut, karena bisa menjadi pelerai, pendamai atau pengantar protagonis dan antagonis

 

Tualen            : ayah dari merdah yang berpihak di kanan yaitu tokoh protagonis dalam cerita Lebur Kangsa yang dimana memiliki sifat yang penyabar, halus akan tetapi mempunyai pemikiran yang sangat luas karena seorang yang tua dan bijak

 

Merdah          : anak dari Tualen yang dimana berpihak mengikuti ayahnya, werdah selalu mengikuti dimana ayahnya berada, memiliki sifat yang tidak bisa diam, gesit, dan lincah.

 

Delem             : merupakan tokoh yang sangat bebas, keras, tidak bisa ditentang/egosi dan sangat mempunyai pikiran yang sangat buruk, selalu mempunyai pemikiran yang selalu membenarkan apapun keinginannya walaupund ia tau perbuatannya yang dia lakukan itu salah dan selalu berada di pihak kiri mengikuti tokoh antagonis.

 

Sangut            : selalu berdampingan dengan delem, dimana juga ikut berpihak di tokoh antagonis akan tetapi walaupun dia ikut di pihak yang selalu bertentangan dengan pihak protagonis, dia mempunyai pemikiran yang bertentangan dengan Delem, walaupun terkadang memiliki sifat yang licik, tetapi terkadang dia juga memikirkan perbuatannya jika perbuatan yang dirasakannya itu salah.

 

  1. Tokoh peran pembantu: Baladewa,Kunti, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sahadewa, Raksasa

Dimasukan ke dalam peran pembantu dikarenakan dalam cerita Lebur Langsa mereka muncul hanya disaat dibutuhkan saja dan menjadi penyelaras dalam hubungan antara peran Protagonis dan peran Antagonis.

Mungkin di kalangan masyarakat luas sudah mengenal tokoh Kangsa dan Krisnha tersebut, apalagi sudah ada tayangan televisi yang menceritakan kisah dua tokoh tersebut, kali ini saya akan menceritakan cerita ini dari awal mulanya, sejak lahirnya Kangsa hingga terbunuhnya Kangsa. Memang ada dua versi dari cerita tersebut, tetapi saat ini saya akan menceritakan cerita menurut versi Bali yang dimana sering dipentaskan dalam pertunjukan Bali salah satunya pertunjukan wayang, dan juga saya akan menjelaskan struktur dari cerita ini dari tema, amanat dan peran dalam setiap tokoh yang ada dalam cerita ini yang berjudul LEBUR KANGSA.

Awal kisah diceritakan di Jagat Madhura, Sang Basudewa yang baru menikah dengan istri pertamanya yaitu Diah Maerah, setelah pernikahannya Basudewa berniat untuk melakukan tapa yoga samadi dan berangkatlah Basudewa hingga sampai di kerajaan yang bernama Kangsa, rajanya bernama Gorowangsa, karna mendengar bahwa Basudewa baru menikah dan meninggalkan istrinya sendirian, Gorowangsa pun mempunyai niat buruk, yaitu merubah dirinya menjadi Basudewa palsu dan diam-diam tanpa sepengetahuan dari Basudewa asli ke Madhura untuk menemui diah Maerah, sesampainya di Madhura, tanpa basa-basi lagi Basudewa palsu ini pun menyetubuhi Diah Maerah, dan saat itu juga adik dari Basudewa asli yaitu Ugrasena melihat kejadian itu, karna merasa curiga dan merasakan kejanggalan dari gelagat kakaknya lalu di hajarlah Basudewa palsu ini hingga tewas dan mayatnya pun berubah menjadi Gorowangsa, karna melihat itu Ugresena pun mengusir kakak iparnya yaitu Diah Merah karena telah berhubungan dengan orang lain. Setelah diusir Diah Maerah pun tinggal di kerajaan Kangsa dan melahirkan anak laki-laki hasil dari hubungannya bersama Gorowangsa yang bernama Prabu Kangsa, Prabu Kangsa inilah yang saat ini menanyakan siapa ayahnya yang sebenarnya, tetapi ibunya mengatakan bahwa ayah dari Prabu Kangsa adalah Sang Basudewa dari Madhura, karna merasa tidak pernah diurus oleh ayahnya sejak kecil, Prabu Kangsa pun pergi ke Madhura untuk mencari Basudewa yang sebenarnya bukan ayahnya, sesampainya di Madhura Kangsa pun langsung menghajar Basudewa tanpa ampun dan mengkrangkengnya, karena merasa tidak pernah mempunyai seorang anakpun dari Diah Maerah Basudewa pun lalu mengutuk Prabu Kangsa dimana kutukannya berisi “kapan Awatara Wisnu turun ke dunia, lahir dari perut Dewi Dewaki itulah anak yang akan mencabut nyawa dari Prabu Kangsa”. Beruntung sebelum Prabu Kangsa datang mencari Basudewa, Basudewa pun telah menikah dengan dua orang perempuan yang bernama Dewi Dewaki dan Diah Rohini, Hamil Dewi Dewaki inilah yang menjadi musuh berat atau momok Prabu Kangsa, beruntung pada sebelum Prabu Kangsa datang dan saat sumpah itu terjadi, Dewi Dewaki dan Diah Rohini sudah dilarikan ke bawah gunung Maliawan dan bersembunyi, Prabu Kangsa pun kewalahan mencari siapa perempuan yang bernama Dewi Dewaki, lalu Prabu Kangsa mengutus seluruh Pasukannya untuk mencari anak yang lahir dari Dewi Dewaki, Prabu Kangsa pun berubah menjadi Raja yang sangat kejam, karena ketakutannya Awatara Wisnu akan Lahir ke dunia, Prabu Kangsa membuat peraturan agar seluruh wanita dilarang hamil dan menjajah semua daerah yang ada di Madhura, hingga terdengar kabar bahwa ada anak kecil yang sangat kuat tinggal di bawah gunung Maliawan, Kangsa pun mengutus pasukan raksasanya untuk membunuh anak kecil itu yang bernama Krishna, akan tetapi setiap Prabu Kangsa mengutus raksasa, raksasa yang diutus itu pun tak pernah kembali karna terbunuh oleh Krishna, karna berkali-kali seperti itu kesabaran Prabu Kangsa pun tak tertahankan lagi, kali ini Prabu Kangsalah yang akan pergi ke bawah gunung Maliawan tanpa ditemani oleh para pasukan satupun untuk membunuh Krisnha, namun Sri Krishna telah mendengar berita itu dari ibu kunti dan bersiap-siap untuk menghadapi Prabu Kangsa, perang pun tak terelakan lagi. Sri Krishna yang dibantu oleh Pandawa mengatur strategi yaitu Pandawa dan Baladewa diutus untuk pergi ke kerajaan Kangsa untuk menggempur dan menurunkan bendera Raksasa dan Menaikan Bendera Garuda yang bertanda sebagai gencatan senjata dan berperang melawan pasukan Kangsa yang berjaga di seluruh sudut kerajaan Kangsa, sedangkan Sri Krishna menunggu kedatangan Prabu Kangsa yang akan datang ke Maliawan, tetapi dalam perjalanan Prabu Kangsa melihat kepulan asap yang berasal dari kerajaanya, Prabu Kangsa pun kembali ke kerajaannya. Setibanya Prabu Kangsa di kerajaannya terlihatlah para pasukannya yaitu raksasa tewas dibunuh oleh Pandawa dan Baladewa, karena tidak terima Kangsa pun menghajar seluruh pandawa hingga Pandawa mundur, tetapi pada saat yang bersamaan Krishna muncul dan membawa senjatanya yaitu Cakra Sudharsana yang juga sebagai senjata dari Dewa Wisnu,dan Cakra inilah yang memenggal kepala Prabu Kangsa yang akhirnya Tewas tak berdaya

TEMA

Cerita Lebur Kangsa memiliki tema yaitu “kepahlawanan” yang dimana sifat kepahlawanan harus dimiliki dari semua kalangan masyarakat, demi sebuah pengorbanan yang menuntut ketulus ikhlasan demi memberi suatu pertolongan karena manusia adalah makhluk social, selain itu banyak hal yang terkandung dalam cerita ini, keegoisan, ketakutan, dan emosi yang berlebihan itu adalah hal yang perlu diwaspadai karena jika tidak bukan kesenangan yang kita dapatkan melainkan masalah yang timbul karena hasil dari perbuatan kita yang ingin menang sendiri dan melakukan sesuatu hal tanpa berfiri terlebih dahulu.

 

AMANAT

Dimana kejujuran harus selalu dipertahankan,seorang pemimpin seharusnya memiliki jiwa yang bijaksana bukannya ingin selalu menang sendiri dan seorang pemimpin harus bisa menyeslesaikan masalahnya dengan cara musyawarah agar mendapatkan jalan keluar yang tepat bukannya kesalahpahaman yang nantinya akan menimbulkan masalah baru yang tidak diinginkan, jika seorang pemimpin memperlakukan rakyatnya semena-mena di saat itu pemimpin harus siap menerima perlawanan dari rakyatnya sendiri karena seorang pemimpin itu ada karena rakyat yang mengatakannya.

 

PENOKOHAN

penokohan dalam cerita Lebur Kangsa dapat di bedakan menjadi beberapa bagian yaitu:

  1. Tokoh protagonis: Krisnha

Krisnha dimasukan ke dalam tokoh protagonis dan menjadi tokoh utama karena di dalam cerita Lebur Kangsa Krisnha yang menjadi pusat sentral yang berperan penting dalam cerita ini dan juga disini Krisnha adalah yang dari awal cerita muncul hingga yang menutup cerita tersebut adalah Krisnha itu sendiri

 

  1. Tokoh Antagonis: Kangsa

Kangsa di dalam cerita Lebur Kangsa menjadi peran antagonis karena disini Kangsa seorang yang jahat dan tokoh yang menentang tokoh protagonis, disini Kangsa mempunyai sifat yang sangat kejam karena menjadi Raja yang sangat merugikan rakyatnya sendiri.

 

  1. Tokoh Tritagonis: Twalen, Werdah, Sangut dan delem.

Di setiap pementasan wayang yang mengambil cerita Mahabrata dan Ramayana seringkali menggunakan keempat peran tersebut, karena bisa menjadi pelerai, pendamai atau pengantar protagonis dan antagonis

 

Tualen            : ayah dari merdah yang berpihak di kanan yaitu tokoh protagonis dalam cerita Lebur Kangsa yang dimana memiliki sifat yang penyabar, halus akan tetapi mempunyai pemikiran yang sangat luas karena seorang yang tua dan bijak

 

Merdah          : anak dari Tualen yang dimana berpihak mengikuti ayahnya, werdah selalu mengikuti dimana ayahnya berada, memiliki sifat yang tidak bisa diam, gesit, dan lincah.

 

Delem             : merupakan tokoh yang sangat bebas, keras, tidak bisa ditentang/egosi dan sangat mempunyai pikiran yang sangat buruk, selalu mempunyai pemikiran yang selalu membenarkan apapun keinginannya walaupund ia tau perbuatannya yang dia lakukan itu salah dan selalu berada di pihak kiri mengikuti tokoh antagonis.

 

Sangut            : selalu berdampingan dengan delem, dimana juga ikut berpihak di tokoh antagonis akan tetapi walaupun dia ikut di pihak yang selalu bertentangan dengan pihak protagonis, dia mempunyai pemikiran yang bertentangan dengan Delem, walaupun terkadang memiliki sifat yang licik, tetapi terkadang dia juga memikirkan perbuatannya jika perbuatan yang dirasakannya itu salah.

 

  1. Tokoh peran pembantu: Baladewa,Kunti, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sahadewa, Raksasa

Dimasukan ke dalam peran pembantu dikarenakan dalam cerita Lebur Langsa mereka muncul hanya disaat dibutuhkan saja dan menjadi penyelaras dalam hubungan antara peran Protagonis dan peran Antagonis.

Juli 8, 2014 · Posted in Tak Berkategori  
    

Comments

Comments are closed.