wayanwidnyana on Oktober 16th, 2013

               Nama: I Wayan Widnyana

Nim:201202048

      Jurusan: Karawitan;III

 

Biografi  Seniman

I WAYAN RUGA

Tokoh seniman tua karawitan Bali.   Seorang pengajar dan praktisi bidang karawitan dan pedalangan

Profil.Seniman    

I Wayan ruga  yang  istilah balinya akrab disapa jro mangku beliau lahir dari (banjar timbul,desa ,pupuan tegallalang Gianyar) beliau berasal dari keluarga yang sedarhana, Ketika dia berumur sembilan tahun di era 1960-an, tidak terlalu gampang bagi anak-anak untuk sempat belajar karawitan secara suntuk. Maklum, ekonomi negara yang morat-marit saat itu menjadikan kebanyakan orang lebih mengutamakan tuntutan isi perut dibanding belajar bermain gamelan ,yang pada masa itu diyakini belum memberi hasil materi secara memadai,dan begitu juga I wayan ruga di masa mudanya mepelajari gender  wayang dan seni pedalangan.

 

 

 

I wayan ruga  didesanya yang juga menekuni seni karawitan Bali. Di sela-sela waktunya beliau mambantu ibunya sebagai petani dan membantu sang ayah di sawah.,I wayan ruga tetap menyisihkan waktunya untuk belajar bermain gamelan, memainkan alat-alat gamelan tradisi Bali. Begitulah, lama-kelamaan bakat I wayan ruga tampak kelihatan berkembang. la banyak mendapat tuntunan dari masyarakat untuk mebina seni di desanya khususnya di bidang tabuh gong kebyar dan belia juga menjelaskan dan mengatakan Terus terang, saya tidak bisa menutupi kecintaan saya pada gamelan bali atau karawitan bali .

I Wayan ruga menekuni hobinya bermain gamelan bali khususnya  gender wayang beliau juga  Dalam hal seni karawitan, bliau mempunyai pandangan yang sangat terbuka, untuk mengembangkannya, hingga sampai sekarang beliau masih aktif menjalani hobinya ,sehingga beliau senang dan menyimpan  wayang kulit dan wayang tersebut di sakralkan dan beliau juga menyimpan  instrument gamelan untuk deipentaskan bila ada upacara agama atau seperti misalnya tumpek wayang

I wayan ruga mempunyai 4 orang anak yang semuanya sudah bersetatus suami istri dan anaknya yang ke empat juga senang bermain gamelan bali, dan anaknya laki-laki yang ke empat pernah menempuh pendidikan sampai  ke SMKI atau yang di sebut dengan sekolah kokar  karena ekonominya yang morat-marit sehingga I wayan ruga tidak mampu melanjutkanya anaknya keperguruan tinggi.

 

karena seninya tapa mengnyam pendidikan atau yang di juluki dengan seniman alam ,dan I wayan ruga juga sehari –harinya sebagai jro mangku dan beliau sering membantu bila ada orang lain memiliki  upacara agama di desanya ,untuk menhaturkan banten,dan sampai sekarang juga beliau masih aktif menjalankan seninya dan sering sekali orang lain datang kerumahnya untuk belajar menjadi seorang dalang dan ,belajar bermain kendang,atau belajar bermain gender wayang,dan beliau juga masih aktif mengikuti organisasi di masyarakatnya  atau di desanya   I Wayan ruga sukses menekuni hobinya bermain gamelan bali beliau juga   Dalam hal seni karawitan, bliau mempunyai pandangan yang sangat terbuka, untuk mengembangkannya, hingga sampai sekarang beliau masih aktif menjalani hobinya

 

Deskripsi.Profesi:

Foto seniman

 

Seniman Karawitan dan pedalangan

Data diri seniman:

Nama      :I  Wayan Ruga

Tgl,lahir :05,Agustus-1950

Alamat  : Banjar,Timbul,Desa  

   Pupuan,Kec,Tegallalang,Gianyar,Bali.

Umur    : 75,Tahun

 

NAMA        : I WAYAN WIDNYANA

NIM            :201202048

JURUSAN:SENI KARAWITAN  III

 

Latar Belakang

Untuk mengungkap sejarah asal mula suatu kesenian seperti seni gong kebyar di Banjar Mumbi,ds,pupuan ,Tegallalang,Gianyar, sungguh tidak mudah. Kesulitan-kesulitan yang menyebabkannya adalah kurangnya data-data mengenai gamelan tersebut dan hampir tidak ada data-data tertulis yang memuat tentang gamelan gong kebyar tersebut.

Namun demikian dari beberapa informasi yang penulis hubungi, telah berhasil penulis kumpulkan sejumlah informasi baik dari anggota sekaa maupun informan-informan luar yang mampu memberikan keterangan mengenai data-data tentang asal mula dari gamelan gong kebyar ini.

Gamelan Kebyar yang hingga kini masih aktif dimainkan oleh masyarakat Bali. Barungan-barungan ini didominir oleh alat-alat instrument pukul, tiup dan beberapa instrumen Instrumen-instrumen ini ada yang dibuat dari bambu, kayu dan perunggu (krawang). Gamelan-gamelan ini sebagian besar milik kelompok masyarakat, hanya beberapa saja diantaranya merupakan milik pribadi/perorangan. Berdasar jumlah pemain atau penabuhnya, gamelan Bali dapat dikelompokkan barungan alit (kecil), madya (sedang) dan barungan ageng (besar). Baruangan gamelan alit pada umumnya dimainkan oleh 4-10 orang, ruangan madya antara 11-25 orang, sedangkan barungan ageng memerlukan diatas 25 orang. Dilihat dari usia barungan dan latar belakang sejarahnya, para pakar karawitan Bali membagi jenis-jenis gamelan yang ada didaerah ini kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu gamelan golongan tua, gamelan golongan madya, gamelan golongan modern.

Gamelan kebyar merupakan satu bentuk karya dari gamelan golongan madya  seni budaya yang ekspresif dan dinamis diterima masyarakat dan berkembang ke seluruh Bali, bahkan sampai keluar Bali. Sebagai karya baru, kebyar mampu menampung berbagai inspirasi yang muncul sari bentuk-bentuk seni tradisional yang telah ada.

 

2. Gamelan Gong Kebyar secara umum  dan yang ada di Banjar mumbi,desa  pupuan Tegallalang ,Gianyar

Pemberian nama “Kebyar” terhadap karya seni tersebut tepat, karena perangkat gamelan baru itu betul mampu mengekspresikan karakter kebyar, yaitu keras, lincah, cepat, agresif, mengejutkan, muda, enerjik, gelisah, semangat, optimis, kejasmanian, ambisius, dab penuh emosional.

Gamelan baru pelog pancanada ini pada awalnya merupakan sebuah pengembangan dari asambel Gamelan Gong Gede, sebuah orkes agung gaya kuno yang sangat diperlukan pada hari-hari besar atau upacara odalan di pura. Gamelan tradisional ini merupakan sebuah asambel gamelan yang paling lengkap di Bali yaitu dengan banyak menggunakan instrument yang dimainkan kurang lebih enam puluh orang penabuh. Dalam perkembangannya menjadi Gamelan Kebyar ada beberapa instrument Gamelan Gong Gede yang dihilangkan, dikurangi, diubah bentuknya, dan ada pula yang tidak mengalami perubahan. Instrument yang dihilangkan

Secara pasti kapan terjadi perubahan dari Gamelan Gong Gede menjadi Gamelan Kebyar pada saat ini belum diketahui. Namun demikian ada satu informasi Anak Agung Gede Gusti Jelantik (Bupati Buleleng) yang dituturkan kepada Colin McPchee pada tahun 1937 yang menyebutkan bahwa Gamelan Kebyar pertama kali didengar dikalangan masyarakat umum pada bulan Desenber 1915 ketika tokoh gamelan di Bali Utara menyelenggarakan kompetisi Gamelan Kebyar di Jagaraga Buleleng. Data ini mendekati apa yang dikatakan Made Bandem bahwa Gamelan Kebyar telah terwujud di Bali pada tahun 1914. ini berarti masyarakat bali Slatan, meraka lebih dahulu terbuka terhadap pengaruh-pengaruh modern, khususnya setelah Bali sepenuhnya dapat dikuasai pemerintah Belanda.

Nah sekarang saya akan membicarakan sejarah berdirinya gamelan gong kebyar yang ada di desa saya yaitu dibanjar Mumbi Desa pupuan Tegallalang ,gianyar ,awal mulanya gong kebyar yang di desa saya yaitu karna adanya banjar petak yang sekarang disebut petak,Gianyar

 

 

3. Instrumental Gamelan Kebyar

Gamelan ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan instrumental. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari Gong Gede dengan pengurangan peranan, ataupun peniadaan beberapa buah instrumennya. Misalnya saja peranan trompong dalam Gong Gebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 (lima) dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 9 (sembilan) atau 10 (sepuluh). Ceng-ceng kopyak yang terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) pasang dirubah menjadi 1 (satu) atau 2 (dua) set ceng-ceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan.

Barungan Gong Kebyar bisa diklasifikasikan menjadi 3 :

  1. Utama = Yang besar dan lengkap
  2. Madya = Yang semi lengkap
  3. Nista = Yang sederhana

Foto gamelan gong kebyar:

 

 

 

Barungan yang utama terdiri dari:

Jumlah Satuan Instrumen
2 buah  Giying , atau Ugal
4 buah pemade
4 buah Gangse  kantilan
1 tungguh reyong berpencon 12
1 tungguh terompong berpecon 10
2 buah kendang besar (lanang dan wadon
1 buah Kempur
1 buah kajar
2 buah gong besar (lanang dan wadon)
1 buah kemong (gong kecil)
1 buah babende (gong kecil bermoncong pipih)
1 buah kempli (semacam kajar)
3 buah suling bambu
1 pangkon Ceng-ceng

 

 

 

 

 

 

 

Instrumen gamelan gong kebyar yang ada dibanjar mumbi,pupuan,Gianyar. yaitu hanya ada:

1.Dua kendang ( lanang dan wadon)

2.Trompong                                          9. Bende

3.Dua ugal                                           10. Riong

4.Empat pemade                                   11.Sepasang gong( lanang wadong)

5.Empat kantilan                                  12. Bende.dan Kempur.

6.Sepasang jublag/calung                       14. Kajar

7.Sepasang jegogan                               15. Kempli dan ceng-ceng.

8.3 buah suling

 

Dilihat dari embat-nya (warna suaranya) terdapat tiga Gamelan kebyar yang berkembang di Bali yaitu:

  • Gamelan kebyar yang bersumber dari Gong Gede,
  • dari gamelan palegongan,
  • dan yang murni buatan baru.

Yang pertama memiliki embat yang sesuai dengan embat gamelan gong gede yaitu agak rendah seperti yang banyak terdapat di Bali Utara, kelompok kedua menggunakan embat sama dengan embat gamelan palegongan (sumbernya) yaitu agak tinggi seperti yang sebagian besar terdapat di Bali bagian selatan, Gamelan-gamelan kebyar yang murni buatan baru sebagian besar ber-embat sedang seperti yang terdapat di berbagai daerah di Bali dan diluar Bali. Kenyataan ini menunjukan bahwa belum ada standarisasi embat untuk Gamelan kebyar di Bali.Embat gamelan gong kebyar yang di Taro yaitu embat gamelan pelegongan saih slisir. Gending yang diketahui antara lain: tabuh gilak,tabuh telu,tabuh besik dan tabuh pat yang diwariskan dari kakek-kakek  yang sudah tiada hingga sekarang masih lestari gending-gendingnya.

 

4. Perkembangan Gamelan Gong Kebyar

Dalam periode tahun 1970 sampai dengan 1990an, seni karawitan Bali mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Kemajuan seni karawitan Bali pada waktu itu memperlihatkan dua sisi yang menarik dan sangat menentukan masa depan dari seni karawitan di daerah ini.

Di satu sisi telah terjadi penyebaran gamelan keseluruh Bali, bahkan keluar daerah serta keluar negeri. Kondisi ini diikuti oleh munculnya komposisi-komposisi karawitan baru yang semakin rumit dengan teknik permainan yang semakin kompleks.

Kesimpulan

Dilihat dari sejarah, instrumental dan perkembangan Gong Kebyar di masa yang akan datang, bentuk-bentuk seni karawitan dan barungan gamelan Bali baru akan terus bermunculan. Adanya “kebiasaan” dikalangan seniman Bali untuk terus mencoba, mencari dan menggali ide-ide baru, baik dari dalam seni budaya tradisi mereka maupun dari unsur luar yang senafas, sangat memungkinkan akan terwujudnya perkembangan seni karawitan Bali yang lebih baik di masa yang akan datang.

Saran

Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

  1. Gong Kebyar harus selalu dilestarikan karena genggong adalah salah satu musik yang diwarikan oleh nenek moyang kita.
  2. Sebaiknya para orang tua mewarikan  kepada para pemuda proses bembuatan Gong Kebyar dan teknik bermain gong kebyar.

 

DAFTAR INFORMEN

Nama: I Nyoman  Jengo

Umur :45 Tahun

Alamat:banjar Mumbi,desa pupuan tegallalang ,Gianyar

 

wayanwidnyana on Oktober 16th, 2013
wayanwidnyana on April 29th, 2013

Ensamble Besar (Gambelan Semara Pegulingan)

Gamelan dengan gamelan semara aturu ini adalah barungan madya, yang bersuara merdu sehingga banyak dipakai untuk menghibur raja-raja pada zaman dahulu. Karena kemerduan suaranya, gamelan Semar Pagulingan (semar=semara, pagulingan=peraduan) konon biasa dimainkan pada malam hari ketika raja-raja akan ke peraduan (tidur). Kini gamelan ini bisa dimainkan sebagai sajian tabuh instrumental maupun mengiringi tari-tarian/ teater.

Masyarakat Bali mengenal dua macam Semar Pagulingan:

1 Semar Pagulingan yang berlaras pelog 7 nada
2 Semar Pagulingan yang berlaras pelog 5 nada

1. Bentuk Fisik

Kedua jenis Semar Pagulingan secara fisik lebih kecil dari barungan Gong Kebyar terlihat dari ukuran instrumennya. Gangsa dan trompongnya yang lebih kecil dari pada yang ada dalam Gong Kebyar.

Ensamble gamelan Semar Pagulingan (milik ISI Denpasar) meliputi:

Jumlah Satuan Instrumen
1 buah trompong dengan 12 pencon
4 tungguh gangsa gantungan pemade
4 tungguh gangsa gantungan kantil
2 tungguh jegogan
2 tungguh jublag, masing-masing berbilah 7
2 buah kendang kerumpung
2 buah kajar
2 buah kleneng
1 buah gong
1 pangkon kecek
1 buah gentorag
1-2 buah rebab
1-2 buah suling

Instrumen yang memegang peranan penting dalam barungan ini adalah trompong yang merupakan pemangku melodi. trompong mengganti peran suling dalam Panggambuhan, dalam hal memainkan melodi dengan dibantu oleh rebab, suling, gender rambat dan gangsa barangan. Sebagai pengisi irama adalah Jublag dan jegogan masing-masing sebagai pemangku lagu, sementara kendang merupakan instrumen yang memimpin perubahan dinamika tabuh. Gending-gending Semar Pagulingan banyak mengambil gending-gending Panggambuhan.

2. Bahan

Sama seperti gambelan lain pada umumnya, ensamble ini di buat oleh kayu dan gamelan Semar Pagulingan Saih Pitu dalam orkestra tradisional Bali didominasi alat-alat perkusi yang digantung pada “pelawah”, yakni tabung bambu pemantul gema. Ukiran pelawah ada berbagai jenisnya sesuai dengan selera masing-masing dan ukurannya yang bebeda-beda, ada juga pelawah yg tidak memiliki ukiran-ukiran.

Di sini sangat menunjukan nilai klasik pada gambelan tersebut, jelas yang lebih murah harganya adalah yang tidak diukir, tetapi sekarang kebanyakan yang memakai pelawah yang diukir supaya terlihat lebih indah. Bumbung/bambu yang di jepitkan pada selah pelawah merupakan sumber gema dari setiap nada tersebut, ukurannya pun berbeda, yang di sebelah kiri lebarnya lebih besar dan yang disebelahnya ukurannya akan sedikit lebih kecil kemudian panjangnya tetap sama.

3. Sistem Pengolahan Bunyi

Sistem penglolahan bunyinya adalah sama seperti gambelan-gambelan pada umumnya dengan cara memukul nada-nada tersebut yang mempunyai istilah ngumbang dan ngisep, ngumbang berarti lebih keras dan ngisep berarti agak lbih kecil suaranya. Ngumbang lebih dominan memukul gegebug polos, dan ngisep  memukul gegebug sangsih atau bias dibilang dengan istilah suara II. Dalam hal ini gegebug mempunyai istilah tersendiri yang berartiyang digunakan untuk menyebutkan teknik menabuh dalam gambelan Bali.

4. Sistem Notasi

Sistem notasi dalam alunan gambelan Semar Pagulingan berupa 7 rentetan nada dasar yaitu :

1                      2                      3                      4                      5                      6                      7

nding           ndong                  ndeng     ndeung            ndung          ndang            ndaing

Dalam notasi Bali, gambelan Semar Pegulingan mempunyai banyak Patet, tetapi di sini saya hanya ingin memperjelaskan patet dari Pelog, Selendro, Tembung dan Sunaren.

Pelog               :           1          2          3          –           5          6          –

nding    ndong   ndeng    –        ndung   ndang   –

Selendro          :           –           2          3          –           5          6          7

–             ndung   ndang    –        nding   ndong   ndeng

Tembung         :           1          2          –           4          5          6          –

ndung  ndang      –       nding    ndong  ndeng    –

Sunaren           :           1          –           3          4          5          –           7

ndang      –       nding   ndong   ndeng    –        ndung

Mohon maaf disini saya tidak menampilkan dalam notasi Balinya karena belum terlalu memahaminya.

5. Settingnya

Di dalam ensamble Semar Pagulingan memiliki setting atau penempatan yang berbeda-beda, tetapi disini saya memakai setting pada umumnya yang lebih mudah.

Keterangan ;

Terompong

Kendang

Suling/Rebab

Kecek

Kajar

Gangsa

Kantil

Jublag

Jegogan

Gong,gentorag,kleneng

6. Teknik

Sama seperti teknik permainan di ensamble gong kebyar dan hanya terdapat sedikit perbedaan. Berikut ini adalah teknik-teknik dalam ensamble Semar Pagulingan disetiap instrumennya :

  • Terompong

Dengan cara Neliti yang berarti memukul nada secara melodi, Nyilih Asih berarti memukul nada secara bergantian antara tangan kanan dan tangan kiri, Nyekati berarti pukulan yang banyak melepas dari pukulan pokoknya dan bertemu pada pukulan akir, Ngamad berarti memukul dengan membelakangi pokok gending, Nguluin berarti memukul dengan mendahului melodi pokok dan Nerumpuk berarti memukul satu nada secara beruntun. Disini Terompong berfungsi sebagai pembawa melodi, membuat fariasi dan memperjelas gending, yang teknik sikapnya seperti memanggang sate.

  • Kendang

Disini kendang yang di pakai adalah kendang Kerumpung atau kendang pelegongan yang teknik permainannya lebih sulit dari pada kendang biasa yang disini istilahnya disebut dengan Milpil berarti jalinan pukulan antara tangan kanan dan tangan kiri. Fungsi kendang itu sendiri adalah Disini kendang yang di pakai adalah kendang Kerumpung atau kendang pelegongan yang teknik permainannya lebih sulit dari pada kendang biasa yang disini istilahnya disebut dengan Milpil berarti jalinan pukulan antara tangan kanan dan tangan  kiri. Fungsi kendang itu sendiri adalah sebagai penghubung bagian lagu, membuat angsel-angsel, mengendalikan irama gending

  • Suling/Rebab

Teknik permainannya adalah dengan cara ditiup, sama seperti suling biasa pada umumnya dan Rebab adalah alat musik yang di gesek juga sama seperti biola yang fungsinya sebagai pembawa melodi.

  • Kajar

Kajar Semar Pagulingan itu berbeda dengan kajar Gong Kebyar, perbedaanny berada pada pencon tersebut yang cara tekniknya bisa memukul pencon dan juga bisa memukul pinggiran dari pencon tersebut yang berfungsi sebagai pemain tempo dan juga mengikuti pukulan kendang.

  • Gangsa/Kantil

Teknik permainnya disini hanya memakai sistem Ubit-ubitan, Norot, Asu Anuntun Saji berarti pukulan yang terjalin mendahului dari pukulan pokok. Yang berfungsi sebagai member angsel, membuat jalinan motif-motif tertentu, mengsi rongga-rongga antara pukulan jublag.

  • Jublag/Jegog

Tekniknya adalah dengan Neliti, Nyelah, Ngempur/sama seperti kempur yang berfungsi sebagai menentukan jatuhnya pukulan jegog, dan jegog berfungsi sebagai bass dalam esamble Semar Pagulingan tersebut.

  • Gentorag

Adalah alat musik seperti kerincingan yang tekniknya dengan cara digoyangkan bersamaan dengan pukulan gong.

Demikian Teknik-teknik permainan dalam ensamble Semar Pagulingan yang sedikit saya ketahui.

wayanwidnyana on April 29th, 2013

Ensabel (Gambelan Semara Pegulingan)

Gamelan dengan gamelan semara aturu ini adalah barungan madya, yang bersuara merdu sehingga banyak dipakai untuk menghibur raja-raja pada zaman dahulu. Karena kemerduan suaranya, gamelan Semar Pagulingan (semar=semara, pagulingan=peraduan) konon biasa dimainkan pada malam hari ketika raja-raja akan ke peraduan (tidur). Kini gamelan ini bisa dimainkan sebagai sajian tabuh instrumental maupun mengiringi tari-tarian/ teater.

Masyarakat Bali mengenal dua macam Semar Pagulingan:

1 Semar Pagulingan yang berlaras pelog 7 nada
2 Semar Pagulingan yang berlaras pelog 5 nada

1. Bentuk Fisik

Kedua jenis Semar Pagulingan secara fisik lebih kecil dari barungan Gong Kebyar terlihat dari ukuran instrumennya. Gangsa dan trompongnya yang lebih kecil dari pada yang ada dalam Gong Kebyar.

Ensamble gamelan Semar Pagulingan (milik ISI Denpasar) meliputi:

Jumlah Satuan Instrumen
1 buah trompong dengan 12 pencon
4 tungguh gangsa gantungan pemade
4 tungguh gangsa gantungan kantil
2 tungguh jegogan
2 tungguh jublag, masing-masing berbilah 7
2 buah kendang kerumpung
2 buah kajar
2 buah kleneng
1 buah gong
1 pangkon kecek
1 buah gentorag
1-2 buah rebab
1-2 buah suling

Instrumen yang memegang peranan penting dalam barungan ini adalah trompong yang merupakan pemangku melodi. trompong mengganti peran suling dalam Panggambuhan, dalam hal memainkan melodi dengan dibantu oleh rebab, suling, gender rambat dan gangsa barangan. Sebagai pengisi irama adalah Jublag dan jegogan masing-masing sebagai pemangku lagu, sementara kendang merupakan instrumen yang memimpin perubahan dinamika tabuh. Gending-gending Semar Pagulingan banyak mengambil gending-gending Panggambuhan.

2. Bahan

Sama seperti gambelan lain pada umumnya, ensamble ini di buat oleh kayu dan gamelan Semar Pagulingan Saih Pitu dalam orkestra tradisional Bali didominasi alat-alat perkusi yang digantung pada “pelawah”, yakni tabung bambu pemantul gema. Ukiran pelawah ada berbagai jenisnya sesuai dengan selera masing-masing dan ukurannya yang bebeda-beda, ada juga pelawah yg tidak memiliki ukiran-ukiran.

Di sini sangat menunjukan nilai klasik pada gambelan tersebut, jelas yang lebih murah harganya adalah yang tidak diukir, tetapi sekarang kebanyakan yang memakai pelawah yang diukir supaya terlihat lebih indah. Bumbung/bambu yang di jepitkan pada selah pelawah merupakan sumber gema dari setiap nada tersebut, ukurannya pun berbeda, yang di sebelah kiri lebarnya lebih besar dan yang disebelahnya ukurannya akan sedikit lebih kecil kemudian panjangnya tetap sama.

3. Sistem Pengolahan Bunyi

Sistem penglolahan bunyinya adalah sama seperti gambelan-gambelan pada umumnya dengan cara memukul nada-nada tersebut yang mempunyai istilah ngumbang dan ngisep, ngumbang berarti lebih keras dan ngisep berarti agak lbih kecil suaranya. Ngumbang lebih dominan memukul gegebug polos, dan ngisep  memukul gegebug sangsih atau bias dibilang dengan istilah suara II. Dalam hal ini gegebug mempunyai istilah tersendiri yang berartiyang digunakan untuk menyebutkan teknik menabuh dalam gambelan Bali.

4. Sistem Notasi

Sistem notasi dalam alunan gambelan Semar Pagulingan berupa 7 rentetan nada dasar yaitu :

1                      2                      3                      4                      5                      6                      7

nding       ndong             ndeng              ndeung        ndung               ndang            ndaing

Dalam notasi Bali, gambelan Semar Pegulingan mempunyai banyak Patet, tetapi di sini saya hanya ingin memperjelaskan patet dari Pelog, Selendro, Tembung dan Sunaren.

Pelog               :           1          2          3          –           5          6          –

nding    ndong   ndeng    –        ndung   ndang   –

Selendro          :           –           2          3          –           5          6          7

–             ndung   ndang    –        nding   ndong   ndeng

Tembung         :           1          2          –           4          5          6          –

ndung  ndang      –       nding    ndong  ndeng    –

Sunaren           :           1          –           3          4          5          –           7

ndang      –       nding   ndong   ndeng    –        ndung

Mohon maaf disini saya tidak menampilkan dalam notasi Balinya karena belum terlalu memahaminya.

5. Settingnya

Di dalam ensamble Semar Pagulingan memiliki setting atau penempatan yang berbeda-beda, tetapi disini saya memakai setting pada umumnya yang lebih mudah.

Keterangan ;

Terompong

Kendang

Suling/Rebab

Kecek

Kajar

Gangsa

Kantil

Jublag

Jegogan

Gong,gentorag,kleneng

6. Teknik

Sama seperti teknik permainan di ensamble gong kebyar dan hanya terdapat sedikit perbedaan. Berikut ini adalah teknik-teknik dalam ensamble Semar Pagulingan disetiap instrumennya :

  • Terompong

Dengan cara Neliti yang berarti memukul nada secara melodi, Nyilih Asih berarti memukul nada secara bergantian antara tangan kanan dan tangan kiri, Nyekati berarti pukulan yang banyak melepas dari pukulan pokoknya dan bertemu pada pukulan akir, Ngamad berarti memukul dengan membelakangi pokok gending, Nguluin berarti memukul dengan mendahului melodi pokok dan Nerumpuk berarti memukul satu nada secara beruntun. Disini Terompong berfungsi sebagai pembawa melodi, membuat fariasi dan memperjelas gending, yang teknik sikapnya seperti memanggang sate.

  • Kendang

Disini kendang yang di pakai adalah kendang Kerumpung atau kendang pelegongan yang teknik permainannya lebih sulit dari pada kendang biasa yang disini istilahnya disebut dengan Milpil berarti jalinan pukulan antara tangan kanan dan tangan kiri. Fungsi kendang itu sendiri adalah Disini kendang yang di pakai adalah kendang Kerumpung atau kendang pelegongan yang teknik permainannya lebih sulit dari pada kendang biasa yang disini istilahnya disebut dengan Milpil berarti jalinan pukulan antara tangan kanan dan tangan  kiri. Fungsi kendang itu sendiri adalah sebagai penghubung bagian lagu, membuat angsel-angsel, mengendalikan irama gending

  • Suling/Rebab

Teknik permainannya adalah dengan cara ditiup, sama seperti suling biasa pada umumnya dan Rebab adalah alat musik yang di gesek juga sama seperti biola yang fungsinya sebagai pembawa melodi.

  • Kajar

Kajar Semar Pagulingan itu berbeda dengan kajar Gong Kebyar, perbedaanny berada pada pencon tersebut yang cara tekniknya bisa memukul pencon dan juga bisa memukul pinggiran dari pencon tersebut yang berfungsi sebagai pemain tempo dan juga mengikuti pukulan kendang.

  • Gangsa/Kantil

Teknik permainnya disini hanya memakai sistem Ubit-ubitan, Norot, Asu Anuntun Saji berarti pukulan yang terjalin mendahului dari pukulan pokok. Yang berfungsi sebagai member angsel, membuat jalinan motif-motif tertentu, mengsi rongga-rongga antara pukulan jublag.

  • Jublag/Jegog

Tekniknya adalah dengan Neliti, Nyelah, Ngempur/sama seperti kempur yang berfungsi sebagai menentukan jatuhnya pukulan jegog, dan jegog berfungsi sebagai bass dalam esamble Semar Pagulingan tersebut.

  • Gentorag

Adalah alat musik seperti kerincingan yang tekniknya dengan cara digoyangkan bersamaan dengan pukulan gong.

Demikian Teknik-teknik permainan dalam ensamble Semar Pagulingan yang sedikit saya ketahui.