Sebelum adanya gong kebyar di banjar ini dahulunya ada satu barungan gamelan gong gede disini. Menurut informasi yang saya dapat dari masyarakat gamelan gong gede ini di beli dengan menggunakan uang kas yang ada di banjar ini untuk memenuhi sarrana upacara adat yang ada di banjar ini. Gamelan gong gede ini funngsinya untuk mengiringi upacara adat yang berlangsung di pura, gamela ini sama sekali tidak pernah dipindahkan dari tempat pertama kali gamelan ini di taruh. Sampai suatu ketika terjadi perpecahan di banjar ini yang mengakibatkan masyarakat saling membenci satu sama lain, dan akhirnya membuat wilayahnya sendiri-sendiri dengan nama tempekan dalem dan tempekann puri, tempekan dalem berada di sebelah utara dan tempekan puri berada di sebelah selatan. Karena terjadinya perpecahan ini kelian dinas di banjar ini pun memuutuskan untuk melebur gamelan gong gede menjadi dua barungan gong kebyar untuk memenuhi kebutuhan upacara adat masing-masing tempekan supaya tidak ada perselisihan di antara dua tempekan ini. Di antara dua tempekan ini persaingan pun terus terjadi dan berusaha menjadi yang terbaik di banjar ini dalam hal menabuh (megamel). Banjar ini sering mengadakan mebarungan antara dua tempekan ini supaya kreativitas antara tempekan ini tersalurkan. Mencegah terjadinya bentrokan atau perpecahan lagi kelian dinas di banjar ini mengadakan rapat untuk meluruskan masalah yang ada di antara dua tempekan ini, kelian pun terus menelusuri, dan terjadinya perpecahan di banjar ini dikarenakan satu orang di tempekan itu dahulunya tidak pernah di ajak menabuh (megamel) setiap adanya upacara agama di pura oleh karena itu salah satu orangg di tempekan itu menjadi tidak cocok dengan kelompok yang berada di tempekan yang satu lagi, dan kelian dinaspun memberi pencerahan kepada ketua di masing-masing tempekan untuk saling berbagi satu sama lain. Dan akhirnya perpecahan di banjar inipun sudah tidak ada dan pada saat upacara agama yang berlangsung di pura di banjar ini sekehe dari kedua tempekan ngaturang ayah dengan cara bergantian, dan banjar samu ini sekarang memiliki 2 barungan gong kebyar yang ada yang pelawahnya biasa satu tetapi sudah di lebur menjadi barungan samara pegulingan dan yang lagi satu menggunakan pelawah yang sudah di ukir dan di prada. Kurang lebih seperti itulah sejarah adanya gong kebyar di banjar samu desa Mekar Bhuana ini.