suardianaputra on April 25th, 2018

pembentukan generasi baru sangatlah penting untuk menjaga adat dan budaya yang ada di bali tetap terjaga keunikanya oleh karena itu  banyak pula yang berperan di dalam pembentukan generasi penabuh yang ada di bali. dalam pembentukan generasi ini para seniman sangat berperan penting dalam menunjukan ke generasinya bahwa seni itu harus di jaga dan dilestarikan, budaya asli Bali dan adat yang ada di bali harus tetap hidup. saya sendiripun ikut untuk membentuk generasi tersebut di daerah saya yang bernama Br.samu Desa Mekar Bhuanna, karena menurut saya pembentukan generasi saja tidak cukup untuk mempertahankan apa itu yang namanya adat dan budaya seni di Bali tetapi harus mendalami sesuatu hal yang dilakukan tersebut supaya kelak generasi yang saya ajarkan sekarang ini dapat membentuk generasi baru lagi di masa mendatang yang akan sangat berguna tentunya bagi masyarakat.

hal yang pertama kita ajarkan kepada generasi baru kita adalah :

  1. mengajarkan apa itu seni !
  2. pentingnya seni !
  3. pengaruhnya apabilla tidak dilestarikan !
  4. guna seni di bali !

nah jika seandainya sudah mengajarkan empat hal tersebut maka kita baru bisa mengajarinya ke tahap praktek karawitan. pada tahap sangat awal dalam praktek  saya mengajarkan untuk mengetahui nada-nada yang adadi dalam sebuah gamelan, setelah mereka hafal dengan nada tersebut maka  saya melanjutinya ke tahap tetekep(tutup) dimana disini tahap sulit untuk orang yang pertama kali  menyentuh gamelan, setelah mereka sudah tidak raggu-ragu lagi dalam menutup bilah gamelan saya lanjuti ke tahap pemberian lagu. nah di awal tahap pemberian lagu ini kita harus tau  lagu(gending) apa yang pas untuk tahap pemula ini, disini saya memberikan lagu yang bernama gilak diamana temponya lambat supaya penabuh bisa membiasakan diri untuk menutup bilah gamelan dan mengingat nada gamelan.

nah cukup sekian untuk post saya hari ini semoga pembaca dapat menikmati dan bermanfaat bagi pembaca,  jika ada salah kata atau kalimat saya mohon kritik dan saran yang mendukung dari pembaca, tetap staytuned di blog saya dan akan selalu ada berita tentang karawitan disini, trimakasih.

suardianaputra on Februari 22nd, 2018

Sebelum adanya gong kebyar di banjar ini dahulunya ada satu barungan gamelan gong gede disini. Menurut informasi yang saya dapat dari masyarakat gamelan gong gede ini di beli dengan menggunakan uang kas yang ada di banjar ini untuk memenuhi sarrana upacara adat yang ada di banjar ini. Gamelan gong gede ini funngsinya untuk mengiringi upacara adat yang berlangsung di pura, gamela ini sama sekali tidak pernah dipindahkan dari tempat pertama kali gamelan ini di taruh. Sampai suatu ketika terjadi perpecahan di banjar ini yang mengakibatkan masyarakat saling membenci satu sama lain, dan akhirnya membuat wilayahnya sendiri-sendiri dengan nama tempekan dalem dan tempekann puri, tempekan dalem berada di sebelah utara dan tempekan puri berada di sebelah selatan. Karena terjadinya perpecahan ini kelian dinas di banjar ini pun memuutuskan untuk melebur gamelan gong gede menjadi dua barungan gong kebyar untuk memenuhi kebutuhan upacara adat masing-masing tempekan supaya tidak ada perselisihan di antara dua tempekan ini. Di antara dua tempekan ini persaingan pun terus terjadi dan berusaha menjadi yang terbaik di banjar ini dalam hal menabuh (megamel). Banjar ini sering mengadakan mebarungan antara dua tempekan ini supaya kreativitas antara tempekan ini tersalurkan. Mencegah terjadinya bentrokan atau perpecahan lagi kelian dinas di banjar ini mengadakan rapat untuk meluruskan masalah yang ada di antara dua tempekan ini, kelian pun terus menelusuri, dan terjadinya perpecahan di banjar ini dikarenakan satu orang di tempekan itu dahulunya tidak pernah di ajak menabuh (megamel) setiap adanya upacara agama di pura oleh karena itu salah satu orangg di tempekan itu menjadi tidak cocok dengan kelompok yang berada di tempekan yang satu lagi, dan kelian dinaspun memberi pencerahan kepada ketua di masing-masing tempekan untuk saling berbagi satu sama lain. Dan akhirnya perpecahan di banjar inipun sudah tidak ada dan pada saat upacara agama yang berlangsung di pura di banjar ini sekehe dari kedua tempekan ngaturang ayah dengan cara bergantian, dan banjar samu ini sekarang memiliki 2 barungan gong kebyar yang ada yang pelawahnya biasa satu tetapi sudah di lebur menjadi barungan samara pegulingan dan yang lagi satu menggunakan pelawah yang sudah di ukir dan di prada. Kurang lebih seperti itulah sejarah adanya gong kebyar di banjar samu desa Mekar Bhuana ini.