PENDAHULUAN
Gamelan samapada merupakan sebuah bentuk baru hasil pembaharuan dari gamelan semara pegulingan saih pitu. Samapada menggunakan tangga nada diatonis atau setara dengan nada – nada pada alat musik piano. Gamelan ini diciptakan pada tahun 2012 oleh I Wayan Gede Putra Wirawan, S. Sn selaku pemilik gamelan dan sanggar WYP Art Foundation tempat dimana gamelan samapada berada. Gamelan ini terbentuk karena beliau terinspirasi dari gamelan semara pegulingan yang dimiliki oleh Bapak I Nyoman Windha, S. SKar, MA, dan beliau juga ikut dalam grup JGF ( Jes Gamelan Fusion ). Jes merupakan singkatan dari jegog dan semara pegulingan, fusi dan gamelan. Penggabungan Jegog dengan semara pegulingan mengambil tonika nada diatonis, dengan maksud untuk mudah beradaptasi dengan instrument barat.
Gamelan samapada mempunyai beberapa keunikan. Salah satunya dari bentuk pelawahnya yang sangat sederhana atau tidak diukir, itu semua agar disaat ada job atau ngayah di suatu tempat, kita tidak bingung mencari selah untuk mengangkat gamelan tersebut atau dengan kata lain tidak ada ukiran yang rusak disaat kita lengah menaruh atau mengangkat gamelan tersebut. Berikutnya dari sisi bentuk bilah gangsanya yaitu berbentuk tundun klipes atau tidak isi garis di tengah bilahnya seperti pada bilah gangsa pada umumnya. Dan yang terakhir cara memainkan instrument pemade dan kantilnya. Disini satu instrument pemade dan kantil memiliki 15 buah bilah, karenanya satu instrument tersebut dimainkan oleh dua orang penabuh. Tetapi tidak menutup kemungkinan satu instrument tersebut juga bisa dimainkan oleh satu orang penabuh, itu semua sesuai dengan kebutuhan gending.
Gamelan samapada kini makin berkembang di masyarakat terutama di masyarakat Kota Denpasar. Gamelan samapada juga sudah mulai merilis album yang berjudul “sama pada rasa” yang berisi 5 gending diantaranya Sama pada rasa, Pada liang, Butir pasir, Bintang petang, Tabuh Petegak Bebarongan Barong barongan. Semua itu diciptakan oleh I Wayan Gede Putra Wirawan, S. Sn. Kali ini, penulis akan menganalisa deskripsi, struktur dan makna dari gending Pada liang.
DESKRIPSI
Pada liang merupakan sebuah tabuh inovatif yang dituangkan ke dalam gamelan samapada yang menceritakan kegembiraan / keceriaan bersama – sama. Pada liang terdiri dari 2 kata, yaitu Pada dan Liang. Pada yang berarti semua atau bersama, sedangkan Liang artinya senang, riang gembira, ceria. Pada liang memberikan suasana ceria dan mengajak para penikmat untuk bergembira bersama. Tabuh ini diciptakan oleh I Wayan Gede Putra Wirawan, S. Sn ( selaku pemilik gamelan samapada ) pada tahun 2017 kemarin dalam rangka membuat album baru untuk gamelan samapada yang bertemakan “sama pada rasa”.
STRUKTUR
Struktur dalam gending pada liang ini masih menggunakan konsep tri angga yaitu kawitan, pengawak, pengecet. Namun sedikit ada pengembangan di masing – masing bagian berisi 2 melodi yang berbeda di setiap pengulangannya, dan juga dengan adanya gegineman di bagian awal dan pekaad di bagian akhir. Dalam tabuh ini, lebih banyak menggunakan patet pengenter ageng ( 1 2 3 . 5 6 . ) dan ada sedikit menggunakan patet selisir ( 1 . 3 4 5 . 7 ).
MAKNA
Makna yang terkandung dalam gending pada liang ini yaitu sebagai sebuah ungkapan rasa gembira, riang, dan ceria dari si penggarap.