Dalam sejarah manusia lembaga kebenaran yang paling tua adalah agama atau sistem kepercayaan. Manusia percaya kepada agama sebagai kebenaran mutlak yang dipercayai manusia itu bersifat adikodrati atau melampaui kodrat manusia itu sendiri. Sejalan dengan itu lembaga kebenaran yang paling dakat dengan kebenaran agama adalah seni.
Seperti halnya agama yang menjangkau kebenaran mendasar , universal.menyeluruh, dan mutlak serta abadi, senipun juga menjangkau hal-hal tersebut, hanya saja alat untuk mencapai hal itu adalah prasaan dan instuisi.
Lembaga kebanaran berikunya adalah filsafat. Alatnya adalah nalar, logika manusia yang bersifat spekulatif (bukan empirik) dan tidak ada metode yang baku, ciri-ciri lembaga kebenaran ii adalah konseptual, logis, universal, mendasar, menyeluruh, dan mutlak.
berikutnya adalah lembaga kebenaran yang bersifat relatif yaitu ilmu. Alat untuk menemukan kebenarannya adalah nalar, logika, bermetode, dan sistemmatik, sistemnya bersifat empirik atau fakta apa adanya. Tujuanya adalah pembuktian kebenaran secara kusus dan terbatas.
Kesimpulanya, dengan demikian manusia yang lengkap adalah amnusia yang menggunakan semua potensi kejiwaan dirinya dalam mencari dan menemukan kenenaran. Ini berarti bahwa manusia yang manusiawi itu bergerak dalam empat lembaga kebenaran itu secara seimbang. Kalau ini tidak dapat dilakukan, maka sebaiknya harus mempunyai kepercayaan kepada orang yang dipandangnya pakar didalalam lembaga yang tak dikuasainya itu. Hidup ini pendek kebenaran itu abadi.
2 . Kedudukan agama, seni, filsafat, dan ilmu dalam diri manusia.
Lembaga agama, filsafat dan seni adalah media bagi manusia untuk dapat menjangkau dunia atas yang bersifat sepiritual dan rohaniah itu, dalam agama, pemgalaman adalah pengalaman roh, dalam filsafat temuan filsuf dari dunia sana disebut esensi, sementar itu didalam seni temuan para seniman disebut imainasi kreatif, dan dari semua itu ilmu mencakup ketiga lembag tersebut untuk sarana metode kehisupan manusia.
Ilmu seni harus dibedakan dengan seni. Seni itu soal penghayatan, sedanangkan ilmu adalah pemahaman. Seni untuk dinikmati, sedangkan ilmu seni untuk dipahami, banyak jenis seni yang kita ketahi seperti seni rupa, seni teater, seni tari, seni sastra, seni musi, seni arsitekstur dll. Tiap-tiap bidang sen tersebut memiliki ilmunya masing-masing.
Apa sajakah ilmu-ilmu seni itu? Seperti berbagai objek lain dalam lingkungan hidup manusia, seni juga dapat menjadi objek ilmu. Seni dapat ditinjaui dari segi esstetikanya , yang berarti menjadi obek ilmu sekaligus filsafat. Seni jega dapat dianalisi sebagai bentuk formalnya, seni dapat pula menjadi objek sejarah, selain itu ada juga sosiologi seni, antropologi seni, psikologi seni, perbandingsn seni, kritik seni, belum lagi aspek aspek ekonomi seni, soal menejemen seni, pemasaran seni, konservasi seni, sistem sponsor seni, dll. Ilmu-ilmu seni terus berkembang, untuk filsafat seni saja dapat ditulis puluhan buku dari berbagi objek formalnya, belum lagi yang sosiologi seni.
- Taksonomi ilmu-imu seni
Taksonomi adalah pengelompokan suatu hal berdasarkan sauatu tingkatan tertentu , dimana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat dpesifik.
Bagian utama dari ilmu seni
1.FILSAFAT SENI.
2.PENGHAYATAN SENI.
3.KRITIK SENI
4.SENI ILMIAH
5.LEMBAGA SOSIAL SENI.
6.EKONOMI SENI.
7.PENDIDIKAN KESENIMAN
8.PELESTARIAN SENI
9.PAMERAN SENI
- menuju filsafat seni
Dengan memahami filsafat seni, setiap orang dibekali berbagai pilihan untuk memilih filsafat seinya sendiri. Atau setiap orang dipersilahkan membangun sendiri filsafat seninya. Jadi, kita tidak selalu jatuh menjadi pengikut berbagai teori seni yang ada didunia. Kita akan berani tegak dengan pilihan kita yang bebas berdasarkan wawasan seni yang komprehensif. Teori seni bukan lantas menjadi fashion anak-anak muda intlektual, yang pada suatu saat sangat asyik bermain dengannya, dan kemudian lekas ditinggalkan dan dilupakan.
- filsafat seni dan estetika
Bukankah fisafat seni tiu estetika? Lalu apa bedanya? Mari kita ulas bersama-sama. Karya seni tidak selalu indah seperti dipersoalkan dalam estetik, maka diperlukan suatu bidang khus yang benar-benar menjawab tentang apa hakekat seni atau arts itu, dan lahirlah apa yang dinamakan filsafat seni, jadi perbedaan antara estetika dan filsafat seni hanya dalam objek materialnya saj. Estetika mempersoalkan hakekat keindahan alam dan karya seni, sedangka filsat seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni serta artefak yang disebut seni.
7.pokok-pokok filsafat seni.
Pokok-pokok filsafat seni ada enam yaitu benda seni, penciptaan seni, publik seni, konteks seni, nilai-nilai seni pengalaman seni.
- BENDA SENI. Karya seni yang berwujud konkret yang terindra dan teralami oleh manusia, seni terwujud berdasarkan medium tertentu, baik dengan audio, maupun lihatan atau visual dan gabungan keduanya.
- PENCIPTA SENI. Penting atau tidaknya mengetahui maksud seniman dalam karyanya bermula dari pokok soal pencipta seni ini. Begitu pulaprsoalan orisinalitas,keotentika, keunikan, karakter dalam seni, semuanya bermula dari persoalan seniman.
- PUBLIK SENI. Seni bukan hanya masalah penciptaan karya seni, tetapi juga soal komunikasi dengan orang lain.
- NILAI SENI. Seni atau benda seni tak pernah ada, sebab seni itu ada dalam setiap jiwa setiap penanggapnya.
- PENGALAMAN SENI. Kemonikasi seni adalah komunikasi pengalaman yang melibatkan kegiatan pengindraan, nalar, emosi, dan instuisi.
- KONTEKS SENI. Kembali ke nlai seni, apa yang dimaksud kontekstual seni adalah pemahaman seni dari setiap jiwa yang menikmati seni tiu senidiri.
- taksonomi pemasalah estetika’
Pertanyan ontologis tentang hakekat seni dapat didekati dari berbagai aspeknya, yakni aspek benda seni itu sendiri, penciptaan benda seni alias seniman, penerima seni, dan konteks nilai yang menjadi dasar bermainnya aspek seniman, benda seni dan publik seni. Secara ringkas, pola hubungan itu dapat digambarkan sebagai berikut.