MEMBANDINGKAN DAN MENGKRITISI TEKNIS PEMENTASAN DALAM KARYA GARAPAN LAKON DEWA RUCI DENGAN DALANG: KI MANTAB SOEDARSONO & KI ENTUS

This post was written by puturekayasa on Januari 6, 2012
Posted Under: Tak Berkategori

Sinopsis Lakon

 

          Dalam Lakon DewaRuci ini menceritakan mengenai Bima yang sedang berguru kepada pendeta Durna. Ia disuruh mencari air yang bisa menyucikan dirinya. Bima lalu ke Ngamarta, memberitahu dan pamitan kepada saudara-saudaranya. Yudisthira diminta oleh ketiga adiknya supaya menghalangi keinginan Bima. Bima tidak dapat dihalangi, lalu pergi berpamitan dan minta petunjuk kepada pendeta Durna.

Bima menghadap pendeta Durna. Pendeta Durna memberitahu, bahwa air suci berada di hutan Tikbrasara. Bima lalu berpamitan kepada raja Doryudanan dan pendeta Durna. Bima meninggalkan kerajaan Ngastina, masuk ke hutan. Setelah melewati hutan dengan segala gangguannya, perjalanan Bima tiba di gunung Candramuka. Bima mencari air suci di dalam gua dan membongkari batu-batu. Tiba-tiba bertemu dengan dua raksasa bernama Rukmuka dan Rukmakala. Bima diserang. Ke dua raksasa mati dan musnah oleh Bima. Mereka berdua menjelma menjadi dewa Indra dan dewa Bayu. Kemudian terdengar suara, memberi tahu agar Bima kembali ke Ngastina. Di tempat itu tidak ada air suci. Bima segera kembali ke Ngastina.

Bima tiba di Ngastina menemui pendeta Durna yang sedang dihadap oleh para Korawa. Mereka terkejut melihat kedatangan Bima. Semua yang hadir menyambut kedatangan Bima dengan ramah. Pendeta Durna menanyakan hasil kepergian Bima. Bima menjawab bahwa ia tidak menemukan air suci di gunung Candramuka. Ia hanya menemukan dua raksasa dan sekarang telah mati dibunuhnya. Pendeta Durna berkata, bahwa air suci telah berada di pusat dasar laut. Bima percaya dan akan mencarinya. Dengan basa-basi Duryodana memberi nasihat agar Bima berhati-hati. Bima berpamitan kepada pendeta Durna dan Doryudana. Bima menemui saudara-saudaranya di kerajaan Ngamarta, ia minta pamit pergi mencari air suci.Yudisthira dan adik-adiknya sangat sedih, lalu memberitahu kepada Prabu Kresna raja Dwarawati. Kresna datang di Ngamarta, memberi nasihat agar para Pandhawa tidak bersedih hati. Dewa akan melindungi Bima. Bima minta diri kepada Kresna dan keluarga Pandhawa. Banyak nasihat Kresna kepada Bima, tetapi Bima teguh pada keinginannya. Para Pandhawa mencoba menghalang-halanginya, tetapi tidak berhasil menahannya.

 

 

  1. Pementasan Dalang: Ki Manteb Soedarsono

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gambar 1.1  Latar Pembuka dalam pementasan Ki Manteb)

Video ini adalah pementasan oleh Dalang Ki Manteb Soedarsono yang diunggah pada situs (http://www.youtube.com/watch?v=IJGE3m7BEng&feature=related). Video ini diunggah oleh wisanggeni2004 18 Maret 2007.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gambar 1.2 Adegan Saat Bima berhadapan dengan Raksasa)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gambar 1.3 Naga Basuki menjaga Tirta Amerta)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gambar 1.3 Adegan Saat Bima bertemu dengan Dewa Ruci)

Di lihat dari segi struktur pertunjukannya, Pementasan yang digarap oleh Dalang Ki Manteb Soedarsoeno menggunakan konsep pementasan yang moderen dengan menggunakan tehnik pencahayaan lampu. Berbeda dengan pertunjukan tradisi yang ada di Bali yang kebanyakan masih menggunakan lampu Blencong. Teknologi pencahayaan menggunakan lampu sorot dengan memanfaatkan tehnik pencahayaan dari dua arah. Di belakang layartempat kidalang memainkan wayang menggunakan lampu sorot biasa, sedangkan dari depan layar, ki dalang memanfaatkan teknologi proyektor untuk menampilkan skrin latar yang lebih atraktif dan lebih berwarna. Dan dalam awal pertunjukan, konsep pementasan yang di suguhkan tidak terpaku pada pakem pertunjukan yang ada. Namun Ki Dalang mencoba menyuguhkan suatu suasana baru pada penonton, dengan menggunakan tehnik pencahayaan yang lebih dinamis, canggih, dan terkesan modern sehingga mampu membawa penonton kedalam suasana yang disuguhkan. Tampak pekayonan Jawa mengapit pada skrin yang disuguhkan. Sangat dinamis dan atraktif dalam pementasannya.  Secara struktur pertunjukan, Dalang Ki Manteb Soedarsoeno memang telah mumpuni dibidangnya. Mungkin karena Jam terbang yang dia miliki dengan kru yang lengkap serta prasarana yang mendukung membuat pertunjukannya tampak apik dan elegan.

 

 

  1. Pementasan Dalang: Ki Entus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gambar 2.1 Cuplikan Dalang Ki Entus)

 

Berbeda dengan lakon yang di sajikan oleh Dalang Ki Entus. Video ini adalah pementasan oleh Dalang Ki Entus yang diunggah pada situs (http://www.youtube.com/watch?v=XBCTK8asb2I). Video ini diunggah oleh anmaro888  20 Maret 2009. Sepertinya pementasan ini dilakukan di panggung terbuka yang ada di sekitaran Gedung Art Center Bali.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gambar 2.2 Penggunaan Kelir Setengah Bola )

Di lihatdari segi struktur pertunjukannya, Pementasan Dalang Ki Entus memang berbeda dari yang lain. Pementasan Dalang Ki Entus menggunakan Konsep inovativ yang terkadang terkesan begitu nyeleneh dan nyentrik. Tampak pada penampilannya kali ini ia menggunakan Kelir yang berbentuk setengah lingkaran seperti Bola Dunia. Ia berusaha menampilkan suatu pertunjukan yang baru dan dinamis bagi penonton. Teknologi pencahayaan menggunakan lampu sorot dengan latar tanpa menggunakan gambar latar Dan dalam awal pertunjukan, konsep pementasan merujuk pada pakem yang ada. Ki Dalang mencoba menyuguhkan suatu suasana perpaduan antaratradisi dan moderen yang ingin di suguhkan pada penonton. Dalam pementasannya, Ki dalang menggunakan beberapa perpaduan music yang cenderung modern namun tetap bernuansa etnik. Hal ini

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gambar 2.3 Tata Cahaya dalam pementasan )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gambar 2.4 Ki Entus memainkan Gunungan )

 terlihat dari berbagai irama lagu-lagu pesinden yang berbahasa Indonesia namun tetap kental dengan tradisi etniknya. Dalam mengkomunikasikan garapannya, ki entus juga cenderung menggunakan bahasa Indonesia mengingatsasaran penontonnya yang kebanyakannya tidak memahami bahasa Jawa. Dalam pembukaannya, ki entus menggunakan Gunungan yang telah ia modifikasi sendiri menyerupai Gunungan Bali. Tak lupa ia menggunakan wayang golek sebagai perwujudan dirinya dalam mendeskripsikan suatu adegan. Tata Panggung ang apik dan pencahayaan yang begitu dramatic membuat pertunjukan itu terkesan indah dan memukau.

 

Sumber Referensi :

–          www.google.com

–          http://kamusjawa.com/sinopsis-cerita-wayang-lakon-dewa-ruci.html

Sumber Data :

–         http://www.youtube.com

Reader Comments

Trackbacks

  1. A片  on Agustus 19th, 2022 @ 4:26 am
Previose Post: