WIRAMA BASANTATILAKA DIKUTIP DARI KAKAWIN RAMAYANA 1 SARGGAH XIV
LATAR BELAKANG :
Wirama Basantatilaka ini tercantum dalam Kakawin Ramayana I Sarggah XIV Hal 254 ( dibatasi hanya sampai pada/bait kesepuluh) yang pesalinnya menggunakan huruf latin dan artinya menggunakan bahasa Indonesia terbitan Dinas Pendidikan Dasar Propinsi Bali Dati I Bali th 1997. Menceritakan tentang Sang Rahwana Prabu Alengka pura yang bersifat adharma dan merasa dirinya paling sakti, sama sekali tidak mau mendengar nasehat dari kerabatnya karena merasa dirinya paling benar di atas dunia ini. Disini dia dinasehati oleh adiknya yang bernama Wibisana dan di yakinkan lagi oleh kakeknya Sang Sumali yang terkenal Berbudi luhur akan tetapi sedikitpun tidak dianggap bahkan Rahwana menjadi bertambah marah.
ISI CERITA
Dikisahkan di dalam peparuman Alengka pura yang dihadiri oleh para menteri, patih tua, para hulubalang, para perwira beserta kerabat Sang Rahwana. Di peparuman inilah Sang Wibisana menasehati Sang Rahwana untuk tidak bermusuhan dengan Sang Ramadewa karena beliau terkenal sangat sakti mandraguna tiada tandingannya diatas dunia. Sepatutnya beliau disembah dan dijadikan sahabat, jika tidak maka akan habislah Sealengkapura.
Akan tetapi sang Rahwana murka, marah bukan kepalang sehingga tidak dapat berkata-kata. Semuanya menjadi hening sunyi tanpa suara. Dalam keheningan itu, pada saat Sang Rahwana terdiam, bersabdalah kakek beliau yang bernama Sang Sumali. Beliau kakek dari pihak ibu sangat pandai menganalisa dan berbudi luhur dan dengan penuh rasa sayang dengan hormat memberikan nasehat. Beliau membenarkan ucapan Sang Wibisana dan mengatakan untuk tidak ragu atau enggan hati mengikutinya karena wajar Sang Rahwana untuk menurutinya demi keselamatan Sang Rahwana sendiri. Andaikata tidak dituruti, niscaya akan hancurlah negeri Alengka.
Alasan Sang Sumali membenarkan Sang Wibisana karena Sang Rama adalah satu-satunya yang bersenjatakan busur di medan perang dan telah banyak membunuh pasukan Alengka. Beliau juga mengatakan bahwa Ramadewa tidak pernah berbuat curang dan tidak bisa berperang di angkasa, namun tidak dapat dikeroyok dan karena kesaktianyalah yang menyebabkan semua kehancuran. Beliau meragukan akan keberadaan Ramadewa yang kemungkinan merupakan muslihat para Dewa, Bhatara dan para Resi untuk menciptakan manusia sangat sakti yang mempunyai pasukan kera yang sangat mengherankan di dunia dan bila berperang dengannya niscaya akan mati serta menyebabkan kehancuran Lengka dan semua raksasa tanpa sisa. Oleh sebab itu Sang Sumali menyarankan untuk menyerah saja.
TOKOH-TOKOH :
– Sang Rahwana, Sang Sumali, Sang Wibisana, Sang Rama
TEMA
Kakawin Ramayanya Sarggah XIV ini menceritakan sepenggalan cerita tentang kesombongan Rahwana yang merasa paling benar dan paling sakti sehingga dia bertindak sekehendak hatinya tanpa menghiraukan penderitaan orang lain di sekelilingnya. Adapun tema kakawin ini adalah : Nasehat seorang adik kepada kakaknya dan nasehat seorang kakek kepada cucunya yang telah menyimpang dari kedharman agar kembali ke jalan yang benar yaitu jalan yang selalu berdasarkan dharma.
PEMBAHASAN PEMENGGALAN KATA (AFIKS, INFIKS DAN SUFIKS)
1. Tatkala => tat + kala = ketika
2. Kahenengang +> Ka + heneng + an = dalam keadaan terdiam
3. Sirang => sira + ng = seseorang
4. Mojar => ma + ujar = berkata
5. Ngaran => Ng + aran = bernama
6. Wuwusnyarinta => Wuwus + nya + ari+ n + ta = turutilah adikmu
7. Pituhun => Pi + tuhu + n = nasehat
8. Hatinta => Hati + n + ta = hatimu
9. Salengka => sa + lengka = Seluruh alengka
10. Sangsayan => Sangsaya + n = Jangan ragu
11. Wanehan => Waneh + an = Tiada lain
12. Balan => Bala + n = Tentara/rakyat
13. Gaganan => Ga + gana + an = Sarana
14. Ginawe => Gawe + in = hasil karya
15. Umatiya => um + mati + ya = natilah dia
16. Binanjra => Bajra + in = dibajra
17. Tinampekan => Tampek + in + an = tersiram
Comments are closed.