Sejarah Gender Tunjuk
Posted Under: Tak Berkategori
Sebelum dalang Tunjuk memiliki seperangkat gender, telah ada sebelumnya sepasang gender milik dalang Pan Suda. Setelah I Made Durya menjadi dalang, atas binaan dari raja Tabanan dan punggawa Penebel maka beliau ditugaskan mempelajari gending-gending gender ke Sukawati pada penabuh gendernya dalang Krekek kira-kira tahun 1915. Kemudian I Made Durya, sedikit demi sedikit membuat wayang untuk koleksinya sendiri, kemudian pada 1925 beliau membuat seperangkat gender wayang di desa Tihingan, Klungkung yang dibantu oleh ahli karawitan dari desa Buruan (Penebel) yang bernama Pekak Lilir. Pada jaman itu, Pekak Lilir dikenal dan terkenal di wilayah Tabanan sebagai ahli karawitan termasuk gambang, gender wayang, angklung, dan gong. Sejak keluarga dalang Tunjuk memiliki perangkat gender wayang, menurut informasi dari tetua yang ada di keluarga dalang Tunjuk katanya sekitar 4 kali gender yang dimilikinya pernah dipangur. Yang mengerjakan hal tersebut ialah Pekak Lilir. Setelah Pekak Lilir tiada, ada keturunannya yang bisa juga melaras/memangur yang bernama Pan Sukana atau akrab dipanggil Pan Suk. Dan juga Pan Muliastra dari Buruan. Dan menurut informasi dari I Nyoman Sumandhi yang merupakan cucu dari I Made Durya, bahwa beliau pernah melihat resonator (bumbung) dari gambelan gender wayang yang ada di rumahnya tersebut pernah diganti sekali. Akibat seringnya gender itu dipakai untuk mengiringi pementasan wayang kulit ke daerah Pupuan (Sanda, Batungsel, Pupuan, Pujungan) dan cara membawanya yaitu dengan cara menaruhnya di atas bus sehingga suatu ketika saat melakukan perjalanan ke daerah Pupuan untuk pentas wayang, gender itu pernah jatuh di jalan raya yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada pelawahnya. Jadi pelawahnya yang mengalami kerusakan diperbaiki oleh sekaha wayang di rumahnya.