Archive for the 'Tak Berkategori' Category

Sejarah Munculnya Gong Kebyar di Bali

Posted in Tak Berkategori on Juni 28th, 2013 by ptariwiguna

Dalam tulisan-tulisan mengenai gamelan bali terdahulu secara umum telah dikemukakan oleh masing-masing penulisnya bahwa gamelan gong kebyar ini baru muncul pada permulaan abad XX, yang pertama kali diperkirakan muncul di daerah Bali Utara tepatnya sekitar tahun 1915 di desa Jagaraga.

Namun kenyataan yang diungkapkan oleh Beryl de Zoete dan Walter Spies dalam bukunya yang berjudul “ Dance and Drama in Bali “ mengatakan bahwa I Ketut Mario yang sudah lahir sekitar tahun 1900 sudah menari sisia dalam calonarang di tahun 1906. Dalam ungkapan selanjutnya sama sekali tidak ada menyinggung masalah gong kebyar atau tari kekebyaran. Dari ungkapan ini kiranya dapat diketahui bahwa Bapak I Ketut Mario yang dikenal sebagai salah seorang tokoh dalam gong kebyar sampai dengan 1906 ( perang puputan Badung ) masih menjadi penari sisia dalam pencalonarangan yang dapat diartikan bahwa sampai tahun 1906 itu Bapak Mario belum mengenal tari kebyar dan berarti bahwa gamelan gong kebyar belum ada pada tahun 1906 itu. Menurut Colin McPhee dalam bukunya “ Musik in Bali ” ada menyebutkan bahwa untuk pertama kalinya gamelan gaong kebyar diperdengarkan didepan umum adalah pada bulan Desember 1915 dimana ketika itu tokoh-tokoh gong Bali Utara mengadakan kompetisi yang pertama kali untuk gong kebyar di Jagaraga. Colin McPhee sendiri mengakui bahwa apa yang dikemukakan itu adalah hasil interviunya dengan A.A Gde Gusti Jelantik mantan Regen Buleleng ( Colin McPhee, 1966 : 328 ). Apabila diperhatikan baik-baik apa yang dikemukakan Colin McPhee maka akan nampak bahwa tahun 1915 itu adalh saat kompetisi yang pertama kali di Bali Utara yang menampilkan bentuk-bentuk kekebyaran dan sudah tentu sekaa-sekaa yang ikut ambil bagian dalam kompetisi ini sudah menciptakan bentuk-bentuk kekebyaran satu atau dua tahun sebelumnya bahkan mungkin beberapa tahun sebelumnya. Adalah mustahil apabila gong-gong yang ditampilkan dalam kompetisi di tahun 1915 dengan mengambil tempat Di Jagaraga itu menciptakan bentuk-bentuk kekebyaran beberapa jam atau beberapa hari sebelumnya. Lain dari pada ungkapan Colin McPhee ini dapat diketahui juga bahwa desa Jagaraga yang selama ini dianggap sebagai daerah asal mula munculnya gamelan gong kebyar di Bali Utara pada tahun 1915 ternyata hanya dijadikan tempat kompetisi gong kebyar pada tahun 1915 tersebut di atas. Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Beryl de Zoete, Walter Spies dan Colin McPhee diatas maka kiranya dapat ditarik suatu batas pemunculan gong kebyar di Bali yakni diantara tahun 1906 sampai tahun 1915 dengan kata lain sesudah tahun 1906 dan sebelum tahun 1915 dan tempat pemunculannya pertama kali bukan di desa Jagaraga .
Setelah ditelusuri lebih mendalam, didapatkanlah beberapa data yang dapat dijadikan suatu pegangan guna mengetahui asal mula dari pada gamelan gong kebyar ini. Informasi pertama datangnya dari Bapak I Nyoman Rembang seorang guru karawitan pada Sekolah Menengah Karawitan Indonesia ( SMKI ) Denpasar yang dulunya bernama KOKAR Bali, mengatakan bahwa berdasarkan hasil wawancaranya dengan Bapak I Gusti Bagus Sugriwa yang berasal dari desa Bungkulan Buleleng mengatakan bahwa lagu-lagu gong kebyar diciptakan pertama kali oleh I Gusti Nyoman Panji di desa Bungkulan pada tahun 1914 dan ketika itu dicoba untuk ditarikan oleh Ngakan Kuta yang berdomisili di desa Bungkulan. Informasi ini menunjukan bahwa pada tahun 1914 di desa Bungkulan telah diciptakan lagu-lagu kekebyaran. Hanya saja belum diketahui bagaimana bentuk lagu kebyar yang diciptakan ketika di Bungkulan itu dan bagaimana pula bentuk gamelan gong kebyar yang telah menampilkan motif-motif kekebyaran itu.
Selanjutnya I Gusti Bagus Arsaja, BA. ( guru SMKI ) Denpasar dalam kertas kerja bandingannya ats kertas kerja dari Bapak I Wayan Dibia yang berjudul Sejarah Perkembangan Gong Kebyar di Bali, mengatakan bahwa di desa Bungkulan telah diciptakan lagu-lagu ( tabuh ) kekebyaran sekitar tahun 1910. Apa yang dikemukakan oleh I Gusti Bagus Arsaja, BA. ini bila dihubungkan dengan adanya kompetisi gong kebyar di Jagaraga tahun 1915 ternyata dapat selisih waktu lima tahun. Batas waktu tersebut kiranya batas waktu yang masuk akal oleh karena sampainya suatu sekaa kepad arena kompetisi adalah cukup memakan waktu untuk pematangannya. Waktu empat sampai lima tahun untuk proses pemantapan kiranya dapat diterima.
Berdasarkan uraian diatas beserta beberapa argumentasi sebagaimana dikemukakan diatas keranya telah dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa gamelan gong kebyar pertama kali muncul di Bali Utara ( Buleleng ) sekitar tahun 1914 di desa Bungkulan dan bentuk-bentuk kekebyaran sudah diciptakan antara tahun 1910 sampai 1914 yang dipelopori oleh I Gusti Nyoman Panji.
Di ringkas dari buku Mengenal Jenis-jenis Pukulan Dalam Barungan Gamelan Gong Kebyar
oleh ;  Pande Gede Muatika. SSKar, I Nyoman Sudiana. SSKar, I Ketut Partha. SSKar.

Prosesi Pembukaan PKB XXXV Tahun 2013

Posted in Tak Berkategori on Juni 28th, 2013 by ptariwiguna

Prosesi pawai Pesta Kesenian Bali ke XXXV Tahun 2013 akan diramaikan oleh banyak tim kesenian dari 9 Kabupaten kota se Bali dan luar Bali dengan diawali oleh pentas Siwa Natya Raja yang dibawakan oleh SMKN 5 Denpasar

Siwa Natyaraja adalah sinar suci Ciwa (Tuhan) sebagai raja-dirajanya seni. Dengan gerakan-gerakan tangan gaibnya, menari-nari di atas Nandi wahana kecintaannya, melahirkan ritme dan keharmonisan baik di alam makro (bhuana agung) maupun alam mikro (bhuana alit). Semua Gerakan yang tampak, merupakan pancaran kekuatan suci, yang kemudian menyatu sehingga terciptalah alam semesta ini.

Siwa dengan kekuatan sinar sucinya, yang memancar ke seluruh penjuru dunia, dalam wujud yang berbeda, sebagai dewata nawasanga. Ketika kekuatan sucinya memberi spirit kepada seluruh dewa mata angin, melahirkan aneka ragam suara, sebagai sumber dari seni musik; dan gerak tangan (mudra) yang berbeda, melahirkan berbagai gerak tari. Semua kekuatan tersebut bersinergi, menyatu, membangun keharmonisan di jagat raya ini.

Berikut tim kesenian dari Papua, dan disambung dari Kb, Karangasem yang menampilkan barisan 1 terdiri dari kelompok identitas 11. Barisan ke 11 (dua) Kreasi Gebogan, Barisan lll (tiga) kreasi jajan sarad dan pertunjukan pragmen tari Bodhi Satwa, di barisan IV (empat).  Selanjutnya tim kesenian dari Kb Jembrana. Yang membawa papan nama dan umbul umbul lambang daerah,  baleganjur dan jajan sarad.  Gebogan bunga , gebogan janur dan gebogan buah. Bandrangan, Tedung, Mobil hias serta profil seniman tua. Disusul kemudian Kab, Buleleng dengan  mengawali pawai ini ada seorang putri membawa plang nama Kabupaten Buleleng, diapit oleh sepasang Teruna-Teruni mengenakan pakaian khas Deeng. Pakaian jenis ini, kerap dikenakan saat upacara Ngaben di Buleleng. Berikutnya kreasi “Jajan Sarad”. mobil hias yang mengisyaratkan proses pembelajaran tentang tari ini, dikelilingi oleh Barisan pengaman Tradisional Bali”Pecalang”.  Semua prosesi, diiringi dengan Gamelan Angklung khas Buleleng, yang dibawakan oleh Sekaa Angklung Desa Ambengan Buleleng.

Disusul dari Kab, Gianyar denagn membawa plakat Kabupaten Gianyar dan Lambangnya. Iringan Gong Beri, Uparengga, tampilan busana adat Bali barisan kreasi gebogan, iringan tabuh semara pagulingan, mobil hias denagn profil seniman tua, dan kreasi jajan sarad. Muncul kemudian tim kesenian Kota Denpasar dengan khas patung Catur Muka. Tampilnya para remaja putri dengan balutan rias modifikasi. Panji – panji ciri khas budaya yang ada dalam tatanan adat dan agama tersaji sebagai sebuah prosesi oleh tarian Baris brending Kota Denpasar. Mobil hias tertata dengan memuat tokoh – tokoh, seniman budayawan yang telah menjadikan Denpasar ini ajeg dengan budaya dan gerakan berkeseniannya, maestro yang ditampilkan adalah juga empunya kerawitan Bali Bapak I Wayan Berata, demikian juga dengan seniman dan budaya lainnya.

Sebagai penutup ditampilkan barungan gambelan Baleganjur dalam bentuk Orkestra Adi Mredangga. Berikutnya tampil partisipan kesenian dari Sumenep. Disusul dari Kabupaten Bangli. Tari Kreasi Kang Ci-Wie (putri Cina) dengan Raja Jaya Pangus. Namun, fenomena cinta kasih yang dianggap terlarang itu diketahui oleh permaisuri raja, dan tidak direstui. Kemudian sang permisuri mengutuk kedua pasangan tersebut menjadi Barong Landung, sebagaimana diwarisi sampai saat sekarang ini dan sajian menarik lainnya. Muncul di belakangnya dari kabupaten klungkung. Sajian menarik antara lain Pragmentari Panca Datu.

Panca Datu, adalah lima unsur logam mulia yang kini dijadikan material dalam upacara mapedagingan. Upacara penanaman “panca datu” untuk pertama kali dilaksanakan di Besakih (Basukian), setelah Rsi Markandya gagal melakukan kegiatan membuka hutan untuk pamukiman dan pasraman. Untuk tidak terulang lagi, maka pada kedatangan yang kedua kalinya, beliau melaksanakan upacara keselamatan di lereng gunung To Langkir (Gunung Agung), Tempat yang bersejarah tersebut, diberi nama Besukian (Besakih), yang berarti keselamatan, dengan inti upacara yaitu penanaman “Panca Datu”, dengan menggunakan lima jenis logam mulia, yaitu: emas, perak, perunggu, besi dan tembaga. Setelah kegiatan upacara keselamatan dilaksanakan, kegiatan merabas hutan dilanjutkan kembali. Tempat di mana kegiatan tersebut dilaksanakan, kini diberi nama Desa Taro, yang berasal dari kata taru yang berarti pohon.

Disusul dari Lampung Barat dan Kabupaten Badung. Menarik dari sajiannya antara lain, Tari sekar Jepun yang digagas oleh Ketua Tim Penggerak PKK (Ny. Ratna Gde Agung), sebagai transformasi dari “Sekar Jepun” sebagai mascot Kab. Badung. Nyeraye Kanti adalah jalan yang sangat mulia demi sebuah penyelamatan dan kesejahteraan rakyat. Nyeraya Kanti antara Baginda raja Mengwi dengan Baginda Raja Semarapura adalah untuk memohon pusaka “Kinarantaka memimis Ki Seliksik “untuk memerangi Ki Balian Batur yang telah menyebabkan rakyat Mengwi ditimpa musibah/Gering/Grubug. Dengan Pusaka “Ki Narantaka Memimis Ki Seliksik”, pasukan Mengwi dipimpin langsung oleh Baginda Raja Mengwi beserta punggawa kerajaan menuju Teledu Nginyah, untuk menggempur kekuatan Ki Balian Batur.

Kekuatan dan kesaktian Ki Balian Batur memang teruji. Namun, berkat anugerah Hyang Dewi Danu, dengan menggunakan “Ki Narantaka”, Balian Batur dapat ditundukkan. Pragmentari, Nyeraye Kanti adalah jalan yang sangat mulia demi sebuah penyelamatan dan kesejahteraan rakyat. Nyeraya Kanti antara Baginda raja Mengwi dengan Baginda Raja Semarapura adalah untuk memohon pusaka “Kinarantaka memimis Ki Seliksik “untuk memerangi Ki Balian Batur yang telah menyebabkan rakyat Mengwi ditimpa musibah/Gering/Grubug. Dengan Pusaka “Ki Narantaka Memimis Ki Seliksik”, pasukan Mengwi dipimpin langsung oleh Baginda Raja Mengwi beserta punggawa kerajaan menuju Teledu Nginyah, untuk menggempur kekuatan Ki Balian Batur. Kekuatan dan kesaktian Ki Balian Batur memang teruji. Namun, berkat anugerah Hyang Dewi Danu, dengan menggunakan “Ki Narantaka”, Balian Batur dapat ditundukkan. Disusul Kab Tabanan. Suguhannya antara lain, Tektekkan: adalah alat musik tradisional terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara dipukul. Tektekkan dulunya dipakai sebagai sarana untuk mengusir bencana, tetapi seiring perkembangan jaman, tektekkan Penarukan Kerambitan dikemas dalam bentuk seni pertunjukan dengan lakon calonarang. Dikhir pawai akan ditutup dengan tampilan dari tim kesenian negara Timor Leste dan dari STIKOM Bali serta Universitas Udayana.

Musik Pop

Posted in Tak Berkategori on Juni 28th, 2013 by ptariwiguna

SEJARAH MUSIK POP DI INDONESIA

Musik pop di Indonesia diawali oleh sebuah grup yang cukup terkenal pada tahun 1970-an. Nama grup ini adalah koes plus. Grup ini menjadi legendaris di Indonesia karena puluhan lagu, bahkan ratusan lahir dari kelompok musik ini, dari yang versi pop, pop jawa, irama melayu, dangdut, pop anak-anak, lagu berbahasa Inggris, irama keroncong, folk song, dan hard beat. Baru-baru ini namanya diabadikan sebagai kelompok musik dengan lagu terbanyak di Museum RecordIndonesia (MURI). Lagu mereka sungguh sederhana baik dalam syair, musik, maupun melodi. Ciri khasnya adalah perpaduan suara antara vokalis mereka (Yon dan Yok) yang khas. Lagu-lagu mereka masih tetap digemari sampai sekarang.

Sejarah dan Perkembangan Musik Pop di Indonesia

Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.

Musik pop dibedakan atas musik pop anak-anak dan musik pop dewasa. Musik pop anak umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Tema syair musik pop anak-anak biasanya berkisar pada hal-hal yang mendidik, seperti mencintai orang tua, Tuhan, Sekolah, dan Tanah Air.

Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya lebih kompleks dengan alunan melodinya lebih bebas dengan improvisasinya lebih banyak, namun ringan. Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi, dari kehidupan remaja, percintaan, sampai masalah kritik sosial.

Beberapa musisi dan grup band pop indonesia antara lain, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, Melly Goeslaw, grup band Peterpan, Ada Band, Kla Project dan sebagainya. Serta dengan artis indonesia antara lain, Kris dayanti, Ari laso, Ruth Sahanaya, dan lain-lain.

Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok Koes Bersaudara. Koes Bersaudara menjadi pelopor musikpop and rock ‘n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.

Sekitar tahun 1976, Koes Plus mulai redup, mungkin karena generasi yang berganti dan selera musik masyarakat yang terusberkembang. Sekitar 1978, Koes Plus benar-benar lesu. Kelesuannya digantikan oleh penyanyi solo ataupun grup yang terus menerus berganti dari tahun ke tahun. Sekitar tahun 1970 sampai 1980-an musik pop Indonesia dihiasi oleh kelompok musik antara lain Koes Plus, Mercy’s, Panber’s, D’Lloyd. Selanjutnya, akhir-akhir ini masuk kelompok-kelompok musik baru seperti Gigi, Sheila On 7 Peterpan, dan Radja.

Inilah gambaran bahwa musik pop akan sangat terkenal dalam kurun waktu tertentu dan akan segera menghilang. Setelah menghilangnya Koes Plus sebagai pelopor musik pop di Indonesia, maka muncul lagi generasi musik pop berikutnya.

PERKEMBANGAN MUSIK POP DI INDONESIA

Dulu musik di Indonesia banyak diisi oleh band dari Malaysia dan Singapura. Akan tetapi, sejak tahun 1960, Indonesia mulai berkreasisendiri dengan diprakarsai oleh band Koes Bersaudara (koes plus).Sejak saat itu mulai muncul band-band pop di Indonesia. Sekarangtelah banyak penyanyi dan band Indonesia yang terkenal di AsiaTenggara seperti Krisdayanti, Rossa, Ungu, Wali, dan Peterpan.

TOKOH MUSIK POP

Musik pop sebenarnya adalah nama musik secara umum. Dengan demikian tokohnya pun kadang susah dibedakan antara musik pop dengan musik yang lainnya.

Penyanyi pop pria yang terkenal dari luar negri: Elton Jhon, Jesse McCartney, Michael Jackson Ricky Martin, Robbie Williams, justin biber dll.

Penyanyi pop wanita yang terkenal dari luar negri: Chantal Kreviazuk, Celine Dion, Madonna, Mariah Carey, Whitney Houston,selena gomes dll.

Grup musik popular dari luar negri: The Beatles, Bee Gees, Duran Duran, Boyzone, Westlife,1 Direction dll.

Penyanyi pop solo yang terkenal dari Indonesia: Big Slamet, Hetty Koes Endang, Ruth Sahanaya, Krisdayanti, Agnes Monica, dll.

Grup musik popular dari Indonesia: Koes Plus, Ada Band, Mercy’s, Gigi, Peter pan,Wali, Ungu dll…

Musik pop atau Musik populer adalah nama bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial. Musik Pop pertama kali berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1920 di mana rekaman pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison. Ragtime di Amerika Serikat sejak 1890. Musik Ragtime atau Cincang-Babi, adalah musik Amerika yang dipengaruhi oleh etnis Afrika-Amerika dan musik klasik Eropa. Musik ini mulai terkenal di daratan Amerika sekitar tahun 1890 hingga 1920. Musik ini mempuyai tempo atau irama yang cepat dengan dominasi sinkopasi, namun ada juga yang berirama agak lamban.
Biasanya musik ini dimainkan khusus dengan piano, gaya cincang-babi, dan para pianis dan pencipta antara lain Scott Joplin (1868-1917), James Scott (1885-1938), dan Joseph Lamb (1887-1959).
Setelah Perang Dunia I berakhir (1918), maka musik baru di benua Amerika lahir yang disebut dengan Musik Populer. Musik ini terutama sebagai musik lantai dansa yang pada waktu itu menjadi populer sekali dan digemari oleh masyarakat seluruh dunia. Musik Amerika Latin lahir sejak 1857
Ciptaan-ciptaan pencipta pada waktu itu dengan pengaruh latin adalah antara lain dari George Bizets Hababera dari opera Carmen (1875); Scott Joplin’s Mexican Serenade, Solace (1902); Maurice Ravels Rapsodie Espagnole (1907), dan Bolero (1928).
Musik pop latin dimulai sejak dansa latin dikenal, yaitu sejak tahun 1920 juga. Dansa Tango menjadi salah satu balroom dance yang terkenal pada tahun 1920 di Amerika maupun Eropa, di mana lagu Tango yang bertangga nada minor dan melankolik, serta step dansa yang agresif. Setelah itu tahuj 1930 dan 1940 berkembang menjadi salah satu musik yang digemari di dunia, dengan tokoh seperti Xavier Cugat, Peres Prado, dlsb. Irama yang berkembang pada waktu itu adalah Rhumba, Samba, Conga, Salsa, Mambo, dlsb.

Halo dunia!

Posted in Tak Berkategori on April 15th, 2013 by ptariwiguna

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!