Saat ini teknologi fotografi telah berkembang pesat, mulai dari penemuan kamera obscura yang ditemukan oleh Leonardo da Vinci sampai penemuan kamera digital yang dikeluarkan oleh beberapa pabrik besar pembuat kamera. Seiring dengan hal itu peranan fotografi juga semakin luas, yaitu sebagai pendukung ilmu pengetahuan yang lain, seperti desain komunikasi visual. Dari sini timbullah istilah Fotografi Desain yang sering menjadi pertanyaaan di kalangan orang yang akan terlibat dalam jurusan Desain Komunikasi Visual.Pembahasan terdiri dari dua pokok bahasan, yaitu fotografi dasar dan fotografi desain.
Perkembangan fotografi telah dimulai sejak zaman Aristoteles, dan masih terus berkembang dengan demikian pesatnya. Mulai dari kamera obscura yang masih digunakan untuk menggambar hingga kamera digital yang dapat dihubungkan dengan komputer, sehingga prosesnya dapat menghemat waktu dan biaya. Berbagai pengembangan cara manipulasi gambar,tidak hanya bisa dilakukan manual di laboratorium fotografi saja, tapi sudah dapat dilakukan dengan bantuan teknologi komputer.Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, peranan fotografi menjadi semakin luas. Perkembangan fotografi dimulai dengan penemuan kamera obscura yang hanya digunakan untuk mengabadikan citra alam. Pengabadian citra alam tersebut dengan cara menggambar, bukan memotret.
MENGENAL FOTOGRAFI DAN FOTOGRAFI DESAIN
Fotografi memiliki peranan besar sebagai pendukung desain komunikasi visual untuk mengkomunikasikan suatu produk atau jasa kepada khalayak sasaran. Dengan melihat foto suatu produk, seseorang dapat mengenali produk yang bersangkutan dengan lebih baik, dari pada membayangkan saja. Melalui ini, diharapkan dapat memberikan gambaran singkat mengenai apa perbedaan antara fotografi dan fotografi desain.
KAMERA
Kamera yang beredar di pasaran terdapat beberapa jenis berdasarkan cara pengoperasiannya, yaitu kamera otomatik, semi otomatik, dan manual. Kamera otomatik bisa dipakai tanpa harus mempelajari cara kerja kamera yang rumit, biasanya banyak dipakai oleh orang-orang awam untuk kebutuhan praktis. Kamera semi otomatik memerlukan sedikit pengetahuan mengenai cara kerja kamera sebelum kita memakai kamera tersebut, biasanya dipakai oleh para penggemar fotografi. Sedangkan kamera manual memerlukan pemahaman yang mendetail mengenai cara kerja kamera sebelum kita mulai memakainya, biasanya dipakai oleh para penggemar dan profesional fotografi. Kedua jenis kamera yang terakhir inilah yang paling banyak dipakai dalam pendidikan jurusan desain komunikasi visual, karena pada jurusan ini diajarkan bagaimana menggunakan kamera secara manual.
PEMOTRETAN
Ada banyak teknik pemotretan yang dapat dipelajari dan sangat mungkin dikembangkan lebih lanjut dengan kamera-kamera manual maupun semi otomatis. Bagian paling awal dari pemotretan adalah kita mengenal bagian-bagian dari tubuh kamera dan fungsinya, seperti penggunaan diafragma (bukaan), shutter (rana), dan lain-lain. Sehingga, bila kita memotret kita tak perlu lagi dipusingkan dengan bagaimana cara mengoperasikan kamera. Shutter atau rana berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya sinar atau cahaya yang masuk ke kamera dan mengenai bidang film. Shutter atau rana dinyatakan dengan angka-angka B, 1,2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000, 2000, B (atau T) artinya bila kita menekan tombol, maka shutter atau rana akan membuka, dan pada waktu kita lepaskan tekanan, shutter akan menutup. 2 artinya ½ sekon. 100 artinya 1/100 sekon, dan seterusnya. B (Bulb) atau T (Time) akan digunakan apabila dibutuhkan pencahayaan melebihi waktu 1 detik. Makin besar shutter (rana) membuka, maka semakin banyak sinar yang akan masuk, dan sebaliknya. Diafragma berfungsi membuka dan menutup lebar lensa sepenuhnya, sehingga cahaya dapat masuk ke kamera dan mengenai bidang film. Angka bukaan diafragma dinyatakan dengan angka f/1,4, f/2, f/2.8, f/4, f/5,6, f/8, f/8, f/11, f/16, f/22. Fungsi diafragma dan shutter (rana) hampir sama. Perbedaannya dapat dilihat pada hasil pemotretan:
Makin kecil angka difragma, contoh f/1,4, maka makin besar bukaan, sehingga makin banyak cahaya yang masuk. Akibatnya, latar belakang foto tampak lebih kabur. Makin besar angka diafragma, contoh f/22, maka makin kecil bukaan, sehingga makin sedikit cahaya yang masuk. Akibatnya latar belakang foto tampak jelas. Makin kecil angka kecepatan shutter (rana), contoh 15 (1/15 detik), maka makin lambat kecepatan rananya, sehingga makin banyak cahaya yang masuk. Akibatnya obyek pemotretan tampak seakan-akan bergerak. Makin besar angka kecepatan shutter (rana), contoh 2000 (1/2000 detik), maka makin cepat kecepatan rananya, sehingga makin sedikit cahaya yang masuk. Akibatnya, obyek pemotretan tampak seakan-akan beku, tidak bergerak. Teknik-teknik pemotretan dasar antara lain memotret dengan menggunakan latar belakang (background) atau latar depan (foreground) kabur, latar belakang dan latar depan jelas semua. Teknik pemotretan semacam ini dapat dipelajari dengan menguasai pemakaian diafragma yang telah dijelaskan pada alinea sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan freeze, movement, panning, dan lain-lain yang menuntut penguasaan bagian-bagian tubuh kamera secara mendalam. Cara pemotretan freeze, movement, dan panning adalah sebagai berikut:
MENGENAL FOTOGRAFI DAN FOTOGRAFI DESAIN
Cara pemotretan freeze adalah membidikkan kamera pada obyek yang bergerak dengan memilih angka shutter yang besar, misalnya 2000, tanpa dibantu dengan alat penyangga kamera (tripod). Cara pemotretan movement adalah membidikkan kamera pada obyek yang bergerak dengan memilih angka shutter yang kecil, misalnya f/15, dan dibantu dengan alat penyangga kamera (tripod). Cara pemotretan panning adalah membidikan kamera dengan mengikuti gerakan obyek. Angka shutter dipilih yang kecil, mulai f/30. Pemotretan ini dilakukan tanpa bantuan alat penyangga kamera (tripod). Pengambilan lokasi pemotretan dapat berlangsung di dalam (indoor) atau di luar ruangan (outdoor). Di dalam ruangan (indoor), kita dapat memanfaatkan studio foto untuk pemotretan model, atau produk dengan berbagai peralatan studio, seperti lampu-lampu studio, layar yang dipakai sebagai latar belakang (background), table top, dan lain-lain. Pencahayaan di studio fotografi dapat diperoleh dari lampu-lampu studio, lilin, atau cahaya jendela. Pencahayaan memotret di luar ruangan (indoor) diperoleh dari cahaya matahari, atau dengan bantuan lampu kilat (flash).
FOTOGRAFI DESAIN
Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, fotografi pun makin luas peranannya pada berbagai bidang ilmu pengetahuan dan profesi, antara lain pada disiplin desain komunikasi visual. Pada bidang desain komunikasi visual, foto sangat berkaitan erat dengan iklan (seperti iklan majalah, iklan surat kabar, brosur, katalog, poster, dan lain-lain). Foto dalam Desain Komunikasi Visual digunakan untuk membantu proses komunikasi, menggambarkan suatu keadaan dan, atau produk (contohnya, foto iklan lensa dimana lensa tersebut mempunyai kualitas wide , zoom dan ketajaman gambar yang di ambil saat 2 orang cewek duduk melihat indahnya suasana di sana). Dengan demikian, diharapkan Pada jurusan Desain Komunikasi Visual, terdapat mata kuliah fotografi yang mengajarkan teknik-teknik dasar fotografi dan dilanjutkan dengan peranan fotografi dalam desain komunikasi visual. Bagian inilah yang disebut Fotografi Desain, yang merupakan penggabungan antara fotografi dan desain komunikasi visual.
sasaran dapat lebih mengenal suatu produk atau jasa melalui foto tersebut, dari pada sasaran hanya membayangkan suatu produk atau jasa tersebut. Foto dibuat berdasarkan suatu konsep desain untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan keinginan desainer atau pengguna. Biasanya, dibuat untuk keperluan suatu iklan (suatu pesan mengenai suatu produk/jasa yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, dan ditujukan kepada sebagian atau keseluruhan masyarakat). Foto harus produktif (dalam arti membangkitkan minat), komunikatif, dan menghasilkan respon melalui daya tarik visualnya dalam mendukung suatu iklan. Dalam menghasilkan foto yang mendukung suatu iklan, komunikator visual harus memperhatikan bagaimana konsep desainnya dan kemudian merancang foto yang sesuai dengan konsep desain tersebut. Langkah-langkah dalam pemikiran konsep desain dan perancangan foto sebagai berikut:
Pertama, konsep desain terbentuk berdasarkan pembicaraan dengan klien mengenai kelebihan-kelebihan apa yang ingin ditampilkan, bagaimana janji-janji yang akan diberikan, dan sebagainya. Dari sini, diharapkan mendapatkan informasi yang mencukupi untuk membuat alternatif pemikiran desain. Kedua, kita merancang foto, dalam arti kita mencipta suatu rupa foto yang mempunyai maksud tertentu melalui pemecahan masalah tersebut dengan melibatkan pemikiran, perasaan, dan keterampilan. Pembuatan foto semacam ini memiliki keterikatan dengan berbagai tuntutan (seperti pemesan, teknis, komunikasi, biaya), kebebasan terbatas (membuat foto yang tidak asal indah/bagus), mengemban tugas tertentu (sesuai dengan konsep), bisa dibuat perorangan atau pun berkelompok (team work), dan tujuan akhirnya adalah keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diemban (sesuai dengan konsep). Adapun pedoman dalam merancang tersebut adalah 5W 1H (Where, What, When,Who, Why, How). Who yang dimaksud disini adalah si pemberi pesan dan penerima pesan (khalayak sasaran). What yang dimaksud adalah pesan apa yang akan disampaikan untuk menjual suatu produk/jasa. Why yang dimaksud misalnya mengapa disampaikan ke khalayak sasaran. Where, dimana akan dipasarkan. When, kapan akan dipasarkan. How yang dimaksud adalah bagaimana cara menyampaikan pesan melalui foto yang dibuat. Selain beberapa pedoman yang telah disebutkan di atas, sebagai seorang fotografer yang mendukung suatu kegiatan promosi produk atau jasa, ada baiknya kita mengerti tata krama dan tata cara periklanan di suatu negara atau daerah khalayak sasaran. Hal ini penting untuk diperhatikan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita/klien inginkan, antara lain seperti kegagalan promosi.Di Indonesia (bila iklan itu dipakai untuk khalayak sasaran di Indonesia), berlaku tata krama dan tata cara periklanan Indonesia untuk seluruh perusahaan periklanan, bioskop, perusahaan radio, dan surat kabar di Indonesia. Dimana di dalamnya memuat bahwa iklan itu harus jujur, bertanggung jawab, tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, tidak boleh menyinggung perasaan dan atau merendahkan martabat agama, tata susila, adat, budaya, suku, golongan, dan lain-lain. Tahapan membuat suatu iklan yang perlu disimak, antara lain sebagai berikut:
Klien datang ke suatu biro iklan dengan masalah-masalah produk atau jasa. Di sini dibicarakan mengenai keluhan/masalah, kelemahan, keunggulan, pesaing/kompetitor, khalayak sasaran, dan lain-lain dari produk yang bersangkutan. Dibuat suatu pemikiran atau konsep desain (problem solving) dari masalah-masalah diatas.
Diskusi dengan klien mengenai problem solving.
Mendesain.
Persetujuan desain dengan klien.
Perbaikan desain (bila diperlukan).
Persetujuan desain perbaikan dengan klien.
Final Artwork (FA).
Color Separation (Separasi warna) dan Proof.
Cetak.
Berikut diberikan sebuah contoh iklan majalah obat pereda demam untuk anak-anak merk Tempra produksi MeadJohnson. Ada tiga macam foto yang digunakan untuk membantu proses komunikasi, yaitu foto seorang anak yang mengalami demam (tampak cemberut), foto setelah si anak tersenyum kembali karena sembuh berkat obat pereda demam yang diiklankan, dan foto kemasan (packaging) obat pereda demam anak-anak tersebut. Dalam pembuatan foto ini ada beberapa pedoman pemikiran dalam merancang desain visual:
Who, siapa si pemberi dan penerima pesan ? Si pemberi pesan adalah produsen obat pereda demam anak-anak, dan para orangtua yang mempunyai anak di bawah usia dewasa(berdomisili di Indonesia) sebagai khalayak sasarannya.
What, apa yang akan disampaikan untuk menjual produk/jasa kepada khalayak sasaran ? Pesan yang akan disampaikan untuk menjual produk obat pereda demam anak-anak tersebut adalah keefektifan obat pereda demam tersebut menurunkan demam anak Anda, sehingga membuat anak Anda ceria kembali.
Why, mengapa pesan disampaikan ke khalayak sasaran ? Iklan obat pereda demam anak-anak disampaikan ke khalayak sasaran agar khalayak sasaran mengetahui, mengenal, dan diharapkan membeli produk obat pereda demam anak-anak tersebut.
Where, dimana akan dipasarkan ? Dalam iklan ini yang dimaksud yang dimaksud adalah dipasarkan di wilayah Indonesia.
When , kapan akan dipasarkan. Hal ini berkaitan dengan kapan (jangka waktu) iklan tersebut dipakai untuk mendukung pemasaran suatu produk.
How, bagaimana cara menyampaikan pesan melalui foto yang dibuat ? Cara menyampaikan pesan melalui pendekatan emosional, karena yang lebih memperhatikan perkembangan anak adalah ibu-ibu rumah tangga (biasanya).
Dengan melihat sebuah foto, khalayak sasaran (pemirsa) akan lebih mudah mengingat dan mengerti efek positif produk tersebut, daripada bila ia hanya membayangkan saja bagaiamana wujud produk tersebut. Fotografi desain tidak hanya berkaitan dengan media cetak seperti yang disebutkan di atas, tapi juga dapat dikaitkan dengan pembuatan slide suara.
KESIMPULAN
Fotografi dalam desain komunikasi visual tidak berdiri sendiri, tapi mendukung fungsi utama dari desain komunikasi visual itu sendiri, yaitu untuk berkomunikasi antara produsen produk atau jasa kepada khalayak sasarannya. Dan untuk itu, fotografi dalam desain komunikasi visual memerlukan pemecahan dari berbagai masalah yang timbul, seperti masalah komunikasi (pesan dapat ditangkap atau tidak oleh khalayak sasaran), masalah artistik (keindahan dari foto itu sendiri), masalah teknis (masalah pencetakan, lebih baik dicetak di atas kertas koran, art paper ?), dan masalah biaya (besar biaya biasanya telah ditentukan berdasarkan persetujuan dengan klien).