Gong Kebyar
Gong Kebyar adalah sebuah barungan baru. Sesuai dengan nama yang diberikan kepada barungan ini kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba dan keras, gamelan ini menghasilkan musik-musik keras dan dinamis. Gamelan ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuahan instrumental. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari Gong Gede dengan pengurangan peranan atau pengurangan beberapa buah instrumentnya. Misalnya saja peranan trompong dalam Gong Kebyar di kurangi, bahkan pada tabuh-tabuh tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 9 atau 10. Cengceng kopyak yang terdiri dari 4 sampai 6 pasang di rubah menjadi 1 atau 2 set cenceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan.
Secara konsep Gong Kebyar adalah perpaduan antara Gender Wayang dan Pelegongan. Rasa-rasa musikal maupun pola pukulan instrument Gong Kebyar ada kalanya terasa Gender Wayang yang lincah, Gong Gede yang kokoh atau Pelegongan yang melodis. Pola Gagineman Gender Wayang, pola Gegambangan dan pukulan Kaklenyongan Gong Gede muncul dalam berbagai tabuh Gong Kebyar. Gamelan Gong Kebyar adalah produk kebudayaan Bali modern. Barungan ini diperkirakan muncul di Singaraja pada tahun 1915 (McPhee, 1966 : 328). Desa yang di sebut-sebut sebagai asal pemunculan Gong Kebyar adalah Jagaraga (Buleleng) yang memulai tradisi Tari Kebyar. Ada juga informasi lain yang menyebutkan bahwa Gong Kebyar muncul pertama kali di desa Bungkulan (Buleleng). Perkembangan Gong Kebyar mencapai salah satu puncaknya pada tahun 1925 dengan datangnya seorang penari Jauk yang bernama I Mario dari Tabanan yang menciptakan sebuah Tari Kebyar Duduk atau Kebyar Trompong. Gong Kebyar beralas pelog 5 nada dan kebanyakan instrumennya memiliki 10 sampai 12 nada, karena kontruksi instrumennya yang lebih ringan jika dibandingkan dengan Gong Gede. Tabuh-tabuh Gong Kebyar lebih lincah dengan komposisi yang lebih bebas, hanya pada bagian-bagian tertentu saja hukum-hukum tabuh klasik masih dipergunakan, seperti Tabuh Pisan, Tabuh Dua, Tabuh Telu dan sebagainya.
Barungan yang utama terdiri dari :
• Gangsa Kantilan
Ada empat kantilan di kebyar, dua laki-laki dan dua perempuan. Lihat instrument gender dalam artikel ini. Instrumen ini adalah terdengar tertinggi dalam ansembel kebyar, dengan catatan tertinggi berada di sekitar C7. Ini memiliki 10 kunci, dan berbagai 2 oktaf, dan dimainkan dengan palu kayu.
• Gangsa Pemade
Ada 4 pemade di kebyar, dua laki-laki dan dua perempuan. Instrumen ini juga memiliki 10 kunci, berbagai 2 oktaf, persis 1 oktaf lebih rendah dari kantilan..
• Ugal
Ugal adalah lebih tinggi dari gangsa lain, dan pemain duduk di bangku pendek, sehingga memungkinkan pemain untuk isyarat ensembel visual dengan mudah.
Instrumen ini juga memiliki 15 tombol, dengan 2 oktaf. Catatannya adalah 1 oktaf lebih rendah dari pada gangsa pemade.
• Jegogan
Ada dua jegogan dalam kebyar, satu laki-laki dan satu perempuan. Instrumen ini kisaran satu oktaf, dan satu oktaf di bawah calung satu laki-laki dan satu perempuan.
• Jublag atau Calung
Jublag atau Calung instrument ini, seprti jegog, juga memerlukan tabung bambu beresonansi panjang sehingga sering dimainkan sambil duduk di bangku kecil. Instrumen ini kisaran satu oktaf, di antara pemade dan ugal. Beberapa memiliki 5 kunci (1,2,3,5,dan6).
• Gong Gede
Juga disebut sebagai hanya gong, gong gede terdalam, dan yang paling resonan. Gede tertulis berarti besar. Di anggap instrument yang paling suci dalam kebyar. Karena nada mendalam, menembus melalui ensembel dapat di dengar untuk mil.
• Kempur
Sebuah gong berukuran sedang, kempur ini sangat mirip dengan Gong Gede karena memiliki kualitas yang sangat mirip.
• Reong
Reong instrumen ini terdiri dari 12 ceret dipasang horizontal berturut-turut pada frame. Dimainkan oleh 4 musisi, reong memiliki 2 peran perkusi melodi dan non- melodi.
• Trompong
Trompong ini biasanya tidak di gunakan dalam kebyar, karena dikaitkan dengen genre yang lebih tua seperti gamelan Gong Gede. Ketika di gunakan di posisikan di depan ensebel, menghadap penonton.
• Kajar
Kajar adalah sebagai instrument tempo.
• Kendang
Kendang adalah drum berkepala 2 dari kayu nangka dan kulit sapi. Kendang pasangkan semakin besar, memimpin bagian perempuan (wadon), dan laki-laki(lanang).
• Rebab
Rebab adalah biola lonjakan dimainkan dengan busur. Hal ini hanya kadang-kadang digunakan dalam kebyar seperti yang sering tenggelam oleh metalofon.
Struktur Gong Kebyar
Gong Kebyar merupakan salah satu perangkat/barungan gamelan Bali yang terdiri dari lima nada (panca nada) dengan laras pelog, tetapi tiap-tiap instrument terdiri sepuluh bilah. Gong Kebyar bagi masyarakat Bali sudah tidak asing lagi, karena hamper seluruh desa maupun banjar yang ada di Bali memiliki satu perangkat/barungan Gong Kebyar. Oleh karenanya gong kebyar menjadi satu barungan gamelan tergolong baru jika dibandingkan dengan jenis-jenis yang ada saat ini seperti : Gamelan Gambang, Gong Gede, Slonding, Semara Pegulingan dan masih banyak yang lainnya. Di Bali ada dua macam bentuk perangkat dan gaya utama gamelan gong kebyar yaitu gamelan gong kebyar Bali Utara dan gamelan gong kebyar Bali Selatan. Kedua gamelan gong kebyar ini perbedaanya terletak pada :
• Tungguhan gangsa, Bali Utara bentuk bilah penjain dan dipacek sedangkan Bali Selatan menggunakan bentuk bilah kolorusuk dan digantung.
• Gamelan Bali Utara kedengarannya lebih besar dari suara gamelan Bali Selatan, meskipun dalam patutan yang sama.
Dalam perkembangannya gong kebyar munculah istilah gaya Bali Utara dan gaya Bali Selatan, meskipun batasan istilah ini juga masih belum jelas. Sebagai daerah atau Kabupaten yang termasuk daerah Bali Utara hanyalah Kabupaten Buleleng. Sedangkan Kabupaten Badung, Tabanan, dan lain mengambil gaya Bali Selatan. Disamping itu penggunaan tungguhan gong kebyar di masing-masing daerah sebelumnya memang selalu berbeda karena disesuaikan dengan kebutuhan maupun fungsinya.
Fungsi Gong Kebyar
Sebagaimana kita ketahui lewat literature dan rekaman telah tampak bahwa Gong Kebyar itu telah berfungsi sebagai pembaharu dan pelanjut tradisi. Sebagai pembaharu maksudnya adalah lewat gong kebyar para seniman kita telah berhasil menciptakan gending-gending baru yang lepas dari tradisi yang sudah ada. Sedangkan sebagai pelanjut tradisi maksudnya adalah gong kebyar telah mampu mempertahankan eksistensi reporter gamelan lainnya melalui transformasi dan adatasi. Seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa gong kebyar memiliki fungsi mengiringi tari kekebyaran dan drama.
Barungan Gong Kebyar bisa diklasifikasikan menjadi 3 :
1. Utama = Yang besar dan lengkap
2. Madya = Yang semi lengkap
3. Nista = Yang sederhana