Dalam permainan Gender Wayang nilai estetis yang terkandung di dalamnya cukup banyak, dilihat dari sisi bentuk gamelannya sudah menarik terutama di kedua tungguh instrument ini memiliki telinga yang fungsinya sebagai pengikat tali yang berperan untuk menggantung bilah gender tersebut, dan juga bisa dilepas bila ingin mengganti lalinya. Dari segi ( Pelawah ) atau tungguhan Gender di Br. Batan Buah ini sudah berkembang yaitu tidak memakai alas bawah dari tungguhan Gender ini, di mana bambu-bambu yang terdapat di tungguhn Gender ini langsung menyentuh lantai dan terkadang masyarakat umum yang kurang paham dengan berkesenian menganggap itu klasik atau kuno, tetapi pernyataan itu tidak benar menurut narasumber itu sudah berkembang dan yang klasik itu iyalah yag memakai alas bawah yang fungsinya sebagai pelindung bambunya agar pada saat mengmbil Gender ini terlindung dari benturan dan agar tidak pecah. Berikutnya nilai estetis dalam memainkan Gender Wayang ini terdapat pada cara pemukulan gamelan ini, dimana mata melihat permainan gamelan ini sangat indah dan rumit yaitu tangan kanan bermain (ngotek ) menghiasi melodi yang ada dan temponya cepat atau sedang serta tangan kiri juga sering disebut dengan ( Jegogan ) dengan tempo sedang ataupun pelan, jegogan ini berperan sebagai penuntun jalannya gending atau sebagai melodinya dan tangan kanan dan kiri itu bermain secara terpisah, terkadang bertemu dan kadang tidak. Dari segi pendengaran telinga kita, suara yang di hasilkan pada saat memainkan Gender Wayang ini sangat baik dan terasa lengkap, karena dengan hanya sepasang gamelan ini dapat mengeluarkan suara yang rampak / ramai yaitu bermelodi dan di hiasi dengan pukulan yang bertempo cepat ( ngotek ) dan saling isi mengisi dari pukulan yang memberikan ruang yang kosong.