TEKTEKAN DI KERAMBITAN

salah satu kesenian tradisional yang berasal dari desa Kerambitan Tabanan ini yaitu Tektekan, berasal dari alat musik sederhana yang terbuat dari batang bambu, dipadukan dengan sejumlah alat musik tradisional lainnya, mampu menyuguhkan pementasan seni yang indah, sebuah budaya luhur yang berkembang dengan baik dan masih terjaga lestari sampai sekarang ini.

Kesenian tradisional Tektekan, dari segi etimologi berasal dari kata “Tek” ini dikarenakan bunyi yang dihasilkan didominasi dari suara tek…tek…tek sehingga menjadilah Tektekan. Musik atau kesenian tradisional Bali ini berasal dari alat sederhana, yaitu sebuah kentongan (kulkul) yang berasal dari batang bambu, kentongan tersebut dipukul menggunakan pemukul dari bambu ataupun kayu. Untuk menjadi sebuah penampilan seni, maka kentongan tersebut dimainkan oleh sekitar 30 – 40 orang dengan ritme seperti suara “cak” pada pementasan tari kecak, tektekan dipadukan dengan alat musik tradisional lainnya seperti ceng-ceng, kendang, seruling, kempur dan seperangkat alat gamelan lainnya.

Baleganjur puputan badung

Puputan badung

Puputan adalah tradisi masyarakat bali erupa tindakan perlawanan bersenjata habis-habisan sampai mati demi kehormatan tanah air. Istilah ini berasal dari kata “puput” yang berarti tanggal/putus/habis/mati.

Perang puputan badung adalah sebuah bentuk perlawanan masyarakat badung terhadap ekspedisi militer belanda V di badung dengan dipimpin oleh raja badung yaitu i gusti ngurah denpasar dan dengan pasukannya.

Sejarah ini adalah cerminan terhadap generasi saat ini akan perjuangan masyarakat badung yang rela mengorbankan segenap jiwa dan raganya untuk membela tanah kelahirannya.

Festival desa tibubiu

Karya ini terinspirasi dari semangat anak – anak muda yg ingin belajar mengenal gamelan dengan belajar dari nol, dari sini si penata membuat sebuah garapan Baleganjur yg berjudul Bayu ming rasa dengan nuansa keceriaan anak – anak muda bermain gamelan dengan menggunakan teknik dasar dengan permainan pola pola yg tidak terlalu rumit. Dan pola mendasar untuk di mainkan oleh anak – anak yang baru mengenal gamelan dari nol. Maka dari itu penggarap memberikan permainan pukulan yang sangat mendasar.

Parade ogoh ogoh desa Tibubiyu ke rambutan tabanan

Diceritakan seorang Dewi yg bernama Dewi sita yg di culik oleh rahwana, lalu di cari oleh suaminya Rama yg memerintahkan Hanoman dan pasukannya untuk mencari Dewi sita dan membunuh rahwana, Cerita ini diambil / diangkat dari cerita pewayangan Ramayana, yang menceritakan tentang Dewi sita yang di culik oleh rahwana dan peperangan, pembakaran hutan atau yang di kenal dengan bahasa Bali alas nandaka oleh Hanoman dan pasukan kera untuk menyelamatkan Dewi sita yang di culik oleh rahwana, yang di bawakan oleh br. Tegal temu kaja desa tibubiu pada parade ogoh ogoh nyepi caka.

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!