DEFINISI.
Gong Kebyar adalah sebuah barungan baru. Sesuai dengan nama yang diberikan kepada barungan ini (Kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba dan keras) gamelan ini menghasilkan musik-musik keras dan dinamis. Gamelan ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan instrumental. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari Gong Gede dengan pengurangan peranan, atau pengurangan beberapa buah instrumennya. Misalnya saja peranan trompong dalam Gong Gebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 9 atau 10 . cengceng kopyak yang terdiri dari 4 sampai 6 pasang dirubah menjadi 1 atau 2 set cengceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan.
Gong Kebyar berlaras pelog lima nada dan kebanyakan instrumennya memiliki 10 sampai 12 nada, karena konstruksi instrumennya yang lebih ringan jika dibandingkandengan Gong Gede. Tabuh-tabuh Gong Kebyar lebih lincah dengan komposisi yang lebih bebas, hanya pada bagian-bagian tertentu saja hukum-hukum tabuh klasik masih dipergunakan, seperti Tabuh Pisan, Tabuh Dua, Tabuh Telu dan sebagainya.
PERMASALAHAN
Tujuan saya mengangkat judul “perkembanga gong kebyar di BR DENJALAN” untuk mengetahui sejarah dan perkembanan gong kebyar yang ada di BR DENJALAN, dan saya kurang mengerti barungan yang dibuat ini.
SEJARAH :
Menurut informasi yang saya kumpulkan sejarah tentang adanya gamelan gong kebyar di banjar denjalan ini pertama kalinya bersumberkan dari sukawati yang alamatnya tidak ada yang mengetahui di zaman dulu. menurut I wayan jebeg gamelan gong kebyar ini di dapatkan dari hasil “nyarah”. Dari hasil nyarah itu terdapatkan:
• 2 instrumen gangsa
• 2 instrumen kantilan
• 1 tungguh reong
• 1 tungguh gong
• 1 tungguh kempur
• 1 tungguh terompong
• 1 pasang kendang lanang dan wadon
• 1 instrumen ceng-ceng ricik
• 1 instrumen kajar
• 1 pasang instrument jublag
• 1 instrumen jegog
Dan di zaman itu pula pertama kali terbentuknya sekehe gong di br, denjalan yang dinamakan sekehe gong “jongkok”.
Pada tahun 1942 datang masa penjajahan jepang ke bali, dan masyarakat di
Br, denjalan mempunyai inisyatif bagus untuk mempertahankan barungan gamelan gong kebyar ini dengan cara semua gamelan itu di kubur yang di pelopori oleh:
I wayan jebeg
I made linggir (alm)
I nyoman kaler (alm)
I made regig (alm)
Tempat mengubur barungan gamelan ini ialah di rumahnya masyarakat di br denjalan yaitu di rumahnya “I wayan kondra”. Gamelan ini di kubur di areal rumahnya sendiri seperti di merajan atau sanggah, dan di tebe(hutan yang ada di areal rumahnya I wayan kondra).
Setelah penjajahan jepang usai pada tahun 1944 semua gamelan yang di kubur di angkat kembali namun tidak semua instrument di temukan. Hanya beberapa instrument saja yang di temukan seperti:
1 instrumen gangsa
2 instrumen kantilan
1 tungguh gong
Hanya beberapa instrument itu saja yang bisa di temukan oleh tokoh-tokoh seniman di br denjalan.setelah beberapa instrument gamelan itu di angkat kembali Pada tahun 1945 di bangun kembali sekehe gong kebyar di br denjalan yang di pelopori kembali oleh I wayan jebeg. dan saat itu I wayan jebeg mencari pane yang bisa membuat gamelan yaitu pande gabler(alm), I nyoman tilem(alm), dan bape spleg(alm). Dan beliau yang pertama kalinya membuat barungan gamelan yang ada di br denjalan. Setelah semua komponen gamelan lengkap kembali terbentuknya sebuah sekehe gong kebyar di br denjaan. Pada saat itu nama sekehe gong di br denjalan di rubah kembali menjadi sekehe gong “Chandra metu”.
Dengan semangat yang tinggi para seniman di br denjalan ingin belajar lebih mendalam tentang gong kebyar. Dengan semangat yang tinggi para pelopor seni ini mencari beberapa orang seniman lain dari br lebah denpasar dan seniman-seniman yang ada di desa batubulan untuk melatih sekehe gong Chandra metu ini. Seperti seniman:
Pelatih tari : #. Ni wayan rindi.
Pelatih tabuh : #. I wayan pogog (alm), dari br. lebah denpasar.
#. I wayan sengken (alm), dari br.kehen denpasar.
Berkat beliau ini semua seniman-seniman di banjar denjalan bisa memahami lebih mendalam tentang ilmu gong kebyar dan memainkannya secara maksimal. Pada tahun 1991 dan 1998 sekehe gong Chandra metu ini di tunjuk sebagai duta kabupaten gianyar di ajang festival gong kebyar se bali (PKB) dan mendapatkan juara 1 di ajang PKB. dengan perkembangan sampai saat sekarang gamelan gong kebyar sudah menjadi hal-hal biasa di mata seniman-seniman alam di lingkungan masyarakat br denjalan. Dan sampai sekarang gamelan gong kebyar di br denjalan sangat berkembang pesat dan sekarang di ketuai oleh I dewa putu merta buana.
Dari semua penjelasan di atas saya dapat menarik kesimpulan bahwa adanya gamelan gong kebyar di br denjalan karena dulu sesepuh seniman-seniman di br denjalan ini mendapat gamelan di sukawati dan asal usul alamatnya tidak di ketahui. Ketika dating penjajahan jepang semua gamelan di kubur. Dan membuat sekehe gong “jongkok” pertama kalinya di br denjalan dan setelah berkembang nama sekehe gong di ganti menjadi sekehe gong “Chandra metu”
Demikian sejarah singkat tentang adanya gamelan di br denjalan yang saya ketahui.
NARASUMBER:
NAMA : I WAYAN JEBEG
ALAMAT : BR. BATUR BATUBULAN, SUKAWATI, GIANYAR.