About
I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum.
Lahir di Geria Tengah, Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali, 22 Januari 1964. Sejak kecil (berumur 10 tahun) menekuni kesenian, terutama karawitan gender wayang, belajar dari kakak kandung untuk mengikuti ayah mendalang Wayang Kulit seputar wilayah Nusa Penida. Mulai menari setamat SD (1979), belajar kepada Bapak Nyoman Purwa (Desa Lembongan, Nusa Penida), seorang guru tari lulusan Kokar Denpasar (sekarang SMK3 Sukawati). Lulus di SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) Denpasar, Jurusan Pedalangan (1983), melanjutkan Jurusan Pedalangan di ASTI Denpasar hingga menyelesaikan sarjana muda (BA) tahun 1986 dengan skripsi “Kekayonan Wayang Kulit Parwa di Desa Sukawati, Gianyar”. Gelar Sarjana Seni Pedalangan (SSP) di peroleh di STSI (sekarang ISI Denpasar), tahun 1989 dengan skrip “Pakeliran Layar Berkembang, Anugrah”, duet bersama I Ketut Kodi, SSP. Pada bulan september 1994, mengikuti program pascasarjana (S2) Kajian Seni Pertunjukan, Jurusan Ilmu-ilmu Humaniora di UGM Yogyakarta, mendapatkan gelar Magister Humaniora (M.Hum.) bulan Maret 1997, dengan tesis “Wayang Sapuh Leger, Fungsi dan Maknanya dalam Masyarakat Bali”. Berkesempatan pula mengikuti misi kesenian ke Jepang (1990; 1993; 1995); Kapal Pesiar Jepang “Asuka” (1992); Taiwan (1998); Rombongan Cak STSI Dps. ke Switzerland (2001); Rombongan Ramayana ISI Dps. ke India (2004); dan PATA Travel Mart Tailand (2006).
Karya tulis yang dipublikasikan pada Jurnal “Mudra”, STSI Denpasar, antara lain, Wayang Lemah, Refleksi Nilai Budaya dan Agama bagi Masyarakat Bali (1996); Fungsi dan Makna Wayang Sapuh Leger dalam Masyarakat Bali (1989); Simbolisme Kekayonan Wayang Kulit Bali (1999); Perkembangan dan Masa Depan Seni Pedalangan/ Pewayangan Bali (2000); Lakon Antakusuma, Analisis Struktural dan Nilai Budaya (2001); Tradisi dan Inovasi Wayang Ukur Karya Sukasman, Sebuah Kajian dari Aspek Bentuk dan Penyajiannya (2003). Wayang Babad: Repertoar Baru dalam Wayang Kulit Bali (Jurnal “Wayang”, 2002). Pada majalah “Wreta Cita” antara lain, Wayang Ukur, antara Tradisi dan Inovasi (1996); Mahabharata Peter Brook (1996); Makna Kerakyatan dalam Cerita Aji Saka (1997); Mengakses Wayang di Internet (1999); Menelusuri Proses Kreatif Wayang Kulit Babad (2000). Team penulis Ensiklopedi Wayang Indonesia (Senawangi, Jakarta, 1999), Eksistensi Dalang Wanita di Bali: Kendala dan Prospeknya (MSPI, 1999). Tulisan pada “Harian Bali Post”, Dalang Wakul “Pemerkosaan” Seni Pewayangan (14 Februari 1999); Emansipasi Wanita Mendalang, 1&2 (23 dan 30 Desember 2001), Lakon Bhatara Kala, Mitos yang Disakralkan 1s/d 4 (“Harian Koran Bali”, 10, 14, 17, dan 21 Oktober 2003). Kini mengajar pada Jurusan Seni Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dari tahun 1990 sampai sekarang. Sebagai Ketua Jurusan Program Studi Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar, periode 2004-2008.
PESAN:
SEORANG GURU SANGAT SENANG MENGAJARKAN SISWANYA YANG INGIN TAHU DAN RENDAH HATI……………………
”…Saya suka bercanda, tapi saya lebih suka yang bermakna…”