PERBEDAAN LOGIKA ETIKA DAN ESTETIKA

Logika, etika, dan estetika merupakan bagian dari ilmu filsafat yang mempunyai pengertian sendiri-sendiri. Karena pada hakikatnya logika, etika, dan estetika pada dasarnya merupakan suatu tindakan dimana seseorang mengolah alam pikirnya yang kemudian di wujudkan dalam bentuk tindakan, prilaku, cara pandang, dan lain sebagainya.
Jadi, perbedaan diantara ketiganya (logika, etika, dan esetetika) adalah jika logika pada intinya adalah merupakan segala perkataan atau ilmu yang terkait dengan hal benar-salah. Sedangkan etika intinya adalah sebuah prilaku atau ilmu tentang baik-buruk. Kemudian estetika adalah suatu pola pikir atau cara pandang mengenai hal indah-jelek.
Untuk itu,dapat disimpulkan inti dari perbedaan ketiganya adalah logika merupakan perkataan atau ucpan, etika merupakan tindakan atau prilaku, sedangkan estetika adalah cara pandang atau cara berpikir. Kemudian logika adalah tentang benar dan salah, etika tentang baik dan buruk, sedangkan estetika tentang keindahan dan kejelekan.

GAMBANG

Gamelan Gambang adalah salah satu jenis gamelan langka dan sakral, termasuk barungan alit yang dimainkan hanya untuk mengiringi upacara keagamaan. Di Bali tengah dan selatan gamelan ini dimainkan untuk mengiringi upacara ngaben (Pitra Yadnya), sementara di Bali Timur (Karangasem dan sekitarnya) Gambang juga dimainkan dalam kaitan upacara odalan di Pura-pura (Dewa Yadnya).

Gambar Gamelan Gambang terdapat pada relief candi Penataran, Jawa Timur (abad XV) dan istilah gambang disebut-sebut dalam cerita Malat dari zaman Majapahit akhir. Hal ini menunjukan bahwa Gamelan Gambang sudah cukup tua umurnya. Walaupun demikian, kapan munculnya Gambang di Bali, atau adakah Gambang yang disebut dalam Malat sama dengan Gamelan Gambang yang kita lihat di Bali sekarang ini nampaknya masih perlu penelitian yang lebih mendalam.

Gamelan Gambang, berlaras Pelog (tujuh nada), dibentuk oleh 6 buah instrumen berbilah. Yang paling dominan adalah 4 buah instrumen berbilah bambu yang dinamakan gambang yang terdiri dari (yang paling kecil ke yang paling besar) pametit, panganter, panyelad, pamero dan pangumbang.

Setiap instrumen dimainkan oleh seorang penabuh yang mempergunakan sepasang panggul bercabang dua untuk memainkan pukulan kotekan atau ubit-ubitan, dan sekali-kali pukulan tunggal atau kaklenyongan. Instrumen lainnya adalah 2 tungguh saron krawang yang terdiri dari saron besar (demung) dan kecil (penerus atau kantil), kedua saron biasanya dimainkan oleh seorang penabuh dengan pola pukulan tunggal kaklenyongan.

Daerah-daerah yang dipandang sebagai desanya Gambang di Bali antara lain:

GAMELAN BALI

Gamelan Bali

Gamelan Bali adalah salah satu jenis Gamelan yang ada di Indonésia. Gamelan ini memiliki perbedaan dengan gamelan jawa yaitu bentuk wilah (bilah pada saron) lebih tebal, bentuk pencon (bentuk gamelan seperti bonang) lebih banyak dari pada wilah, ritme lebih cepat.[1]

Rincikan

Réyong

Gamelan bali disebut dengan rincikan dan berikut adalah nama-nama gamelan Bali:

Sedikit tentang saya

Nama saya Anak Agung Gede Agung Aris Pratama, saya sering dipanggil Gung Aris ,saya berasal dari puri satria kawan kec: Dawan kab: Klungkung,saya dilahirkan di Klungkung tanggal 17 04 1994,umur saya sekarang 19th,saya mempunyai 4 saudara ketiga sodara saya laki-laki dan satunya lagi cwek ,saya anak ke dua kembar saya lahir lebih kecil kira-kira10 menit sebelum sodara kembar saya lahir jadi saya adalah anak ke 2 , kakak pertama saya bekerja di sebuah restoran di kuta bali,sodara kembar saya sama seperti saya kuliah di ISI denpasar bahkan kami 1 kelas dan kami kuliah bersama-sama ,adik saya yg laki-laki no 4 bersekolah di SMK pariwisata yapparindo, sedangkan adik saya perempuan no 5 masih bersekolah di SMP Negeri 2 Dawan . saya hobinya bermain gamelan selain gamelan saya juga suka bermain futsal dan membantu usaha ibu dirumah, saya lulusan SMK Negeri 3 sukawati (kokar), SMP Negeri 1 Semarapura dan SD Negeri 1 Paksebali . saya memilih ISI DENPASAR sebagi tempat kuliah karena saya ingin menjadi seorang seniman yg berkualitas untuk selalu melestarikan seni dan budaya bali khusunya seni karawitan.Saya tinggal di Klungkung bersama keluarga saya,hal yang sangat berkesan dalam hidup saya yaitu saya bisa setiap hari membantu orang tua dirumah untuk berusaha sambil menambah pengahasilan demi kelangsungan hidup dan biaya kuliah saya, walaupun terkadang saya merasa lelah tapi saya tidak pernah menyerah karena dengan membantung orang tua saya bisa meringankan sedikit beban beliau yg kini memiliki banyak tanggungan, orang tua saya berharap sekali agar saya bisa tamat kuliah dan nantinya bisa menjadi orang yang berguna dan menjadi seniman yg memiliki kualitas,kedua orang tua saya bernama :
Ayah: Anak Agung Gede Oka Laba ,beliau seorang Pegawai Negeri sipil yang bekerja sebagai guru Agama hindu dan bahasa bali di SMA Negeri 1 Dawan.
Ibu : Anak Agung Istri Ngurah Suryani, beliau bekerja sebagai pengrajin pengangge pura dibali, seperti payung, ider-ider, yg terbuat dari kain beludru yg di prada, selain pengangge pura Ibu saya juga membuat saput kendang yg beraneka macam motif dan saya pun sering membantu beliau bekerja untuk membuat pesanan-pesanan yg beliau terima.

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!

Next entries »