Pada seni petunjukan khususnya di Bali, terdapat berbagai ragam jenis bentuk yang dapat disajikan dalam suatu pementasan. Pada pementasan tersebut, terdapat struktur jalannya pementasan yang akan dapat membawa jalannya pementasan lebih mudah dipahami oleh penonton. Pada seni pertunjukan gamelan di Bali, terdapat beberapa struktur pertunjukan yang menjalin pada pertunjukan tersebut mulai dari tabuh Pategak, hingga penampilan tari-tarian.
Tabuh pategak pada umumnya dapat dimainkan pada awal pertunjukan gamelan maupun acara pertunjukan lainnya yang menggunakan alat musik gamelan. Tabuh pategak ini dapat berbentuk pepanggulan, palegongan, serta bentuk-bentuk gending yang sifatnya instrumentalia. Pada konten ini mengambil tabuh pategak dengan judul “JAGUL” yang diungkapkan menggunakan media Semar Pagulingan Saih Pitu.
Tabuh pategak Jagul ini merupakan salah satu karya yang diciptakan oleh bapak I wayan Lotring (alm), Jagul adalah sebuah bentuk gending dengan gaya palegongan yang didalamnya memuat ragam kotekan yang di adopsi dari gending-gending palegongan. Gending ini dinamakan Jagul, manakala menyaksikan ikan hiu berlompatan di tengah samudera lepas, membuat beliau (I Wayan Lotring) begitu bergejolak, terdengar nyanyian didalam hati dan pikirannya. Sehingga terciptalah gending palegongan dengan judul “JAGUL”.
Gending jagul pada konten ini dibawakan oleh sanggar Sangita Mredangga yang nantinya akan ditampilkan pada acara Pesta Kesenian Bali yang ke-43 dengan tema Wana Kerthi. Gending Jagul ini dibawakan sebagai Tabuh Pategak pada pertunjukan Palegongan yang akan ditampilkan oleh sanggar Sangita Mredangga dan dilanjutkan dengan Gending Liar Samas dan Tari Legong Keraton.